• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aline. 2008. Kenali gangguan gejala kelekatan. [Internet] [diunduh 2010 Oktober 7]. Tersedia dari: http//www.tabloidnova.com/

Afifah, D.N. 2007. Faktor yang berperan dalam kegagalan praktik pemberian ASI eksklusif (studi kualitatif di Kecamatan Tembalang) [skripsi] Semarang (ID): Universitas Diponegoro

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2010. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2010

______________________. 2010. Survei Jumlah Suku Bangsa di Indonesia 2010 Bern, R.M. 1993. Child, Family, School, Community Socialization and Support.

United Stated States of America (US) : Harcourt Brace College Publishers Bich, P., Bentley, M.E., Pachon, H., Sripaipan, T., Caulfield, L.E., et al. 2002.

Caregiver styles of feeding and child acceptance of food in rural Vietnam. Food

and Nutrition Journal: 4- 92-98

Budiyanta, E. 2008. Budaya Indonesia terkikis budaya barat. [Internet] [diunduh 2011 Februari 13]. Tersedia dari: http//melayuonline.com/

Brooks, J.B. 2001. Parenting. Third Edition. California (US): Mayfield Publishing Company.

Crittenden, P. 2010. Overview Course: CARE Index. [Internet] [diunduh 2011 Februari 2]. Tersedia dari: http://patcrittenden.com

Demulder, E.K., Denham, S., Schmidt M., Mitchell, J,. 2000. Q-Sort assessment of attachment security during the preschool years: links from home to school.

Developmental Psychology. 36: 274-282

Damon, W., editor. 1998. Handbook Child Psychology: Social, emotion and

personality development. Fifth edition volume three. United State (US):

Publication Development Company of Texas.

Davies, D. 1999., Child Development, a Practitioner’s Guide. New York (ID): The Guilford press

Departemen Kesehatan RI, 2004. Kebijakan Departemen Kesehatan tentang Peningkatan dan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Pekerja Wanita, Departemen Kesehatan RI, Jakarta (ID).

Ervika, E. 2005. Analisis kelekatan pada anak [skripsi] Sumatera Utara (ID): Program Studi Psikologi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.

Fadilla, H.A. 2004. Gaya kelekatan, atribusi, respon emosi dan perilaku marah [disertasi] Yogyakarta (ID) : Program studi psikologi Universitas Gadjah Mada. Favila, A. 1999. Gaya kelekatan dan konsep diri. Jurnal Psikologi 1999. 11:9-17. Froelich, G., Flick H.J., Cynthia, H. 2008. Maternal sensitivity and communication

styles motherzs with depression.Journal of Early Intervention. 31:44-66.

Gangal, P., Bhagat, K., Prabhu, S., Nair, R. 2007. Initiation of Breastfeeding by

Breast Crawl. Mumbai: UNICEF Maharashtra, India

Greenberg, Cicchetti, Cummings, editor. 1990. Attachment in The Preschool Years. London GB): The University of Chicago Press.

Gribble, K.D. 2006. Mental health, attachment and breastfeeding: implications for adopted children and their mothers. International Breastfeeding Journal, 1:5 -10

Grossmann, K., dan Grossmann, K.E. 2009. The impact of attachment to mother and father and sensitive support of exploration at an early age on children’s psychosocial development through young adulthood. Encyclopedia on Early

Childhood Development. 12:1-8

Gunarsa, S., dan Gunarsa, Y. 2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta (ID) : PT BPK Gunung Mulia.

Hajar, I. 2007. Interaksi sosial dalam pendidikan pengasuhan anak pada Suku Punjab.

Jurnal Ilmu pendidikan, 34:20-36.

Hakim, L.L. 2010. Kampung Adat Urug Sukajaya. [Internet] [diunduh 2011 Maret 11] Tersedia dari: http//Radar-bogor.com

Hastuti, D. 2006. Analisis pengaruh model pendidikan prasekolah pada pembentukan anak sehat, cerdas, dan berkarakter. [disertasi] Bogor (ID): Program pascasarjana. Institute Pertanian Bogor.

___________. 2008. Pengasuhan: Teori dan Prinsip serta Aplikasinya di Indonesia. Bogor (ID): Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. Fakultas Ekologi Manusia IPB.

Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan, Edisi kelima. Jakarta (ID): PT Erlangga.

Ijzendoorn, M.H., Vereijken, C.M., Bakermans, M.J., Riksen, J.M. et al. 2004. Assessing attachment security with the attachment q sort: meta-analytic evidence for the validity of the observer aqs. Child Development. 75:1188 – 1213

Illingworth. 1974. The Development of the Infant and Young Child: Normal and

Abnormal. London (GB): Churchill Livingstone.

Jatiningsih. 2004. Analisis alokasi waktu ibu dan pengaruhnya terhadap perkembangan sosial anak pada keluarga nelayan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. [skripsi] Bogor (ID): Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. IPB.

Jacobson, S.W., Jacobson, J.L., Frye, K.F. 1991. Women Incidence and Correlates of Breast-feeding in Socioeconomically Disadvantaged. Pediatrics. 88;728-736 Kemppinen, K. 2007. Early maternal sensitivity: continuity and related risk factors

[disertasi] Kuopio (PH): University Publications d. Medical Sciences.

Kinasih, A.D. 2010. Hubungan antara gaya kelekatan yang aman terhadap orang tua dengan harga diri pada anak usia akhir (late childhood)[skripsi] Yogyakarta (ID): Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Universitas Islam Indonesia. Kusumawati, Y., Mutalazimah. 2004. Hubungan pendidikan dan pengetahuan gizi

ibu dengan berat bayi lahir di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Infokes. 8: 5-14 Latifah, M., Alfiasari, Hernawati, N. 2009. Kualitas tumbuh kembang, pengasuhan

orang tua dan faktor risiko komunitas pada anak usia prasekolah wilayah pedesaan di Bogor. Jur. Ilm. Kel. dan Kons. 2: 30-47.

________ E. 2007. Pengaruh pemberian ASI dan stimulasi psikososial terhadap perkembangan sosial emosi anak balita pada keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja [skripsi] Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. IPB.

Megawangi, R. 2007. Semua Berakar pada Karakter “Isu Permasalahan Bangsa”, Depok (ID) : PT Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Mills, K. 2007. Infant and parent fator associated with early maternal sensitifity: a caregiver-attachment system approach. Journal infant behavior and

development 30: 144-126.

Nurdianti W. 2010. Gangguan dan Kelainan Seputar Persalinan. [internet] [diunduh 2011 Januari 18]. Tersedia dari: http//www.infokesehatan.com

Papalia, D.E., Old, S.W. 2009. Perkembangan Manusia Ed ke-10. Marswendsdy B, penerjemah; Widyaningrum, editor. Jakarta (ID): Penerbit Salemba Humanika. Terjemahan dari Human Development ed 10th

Santrock, J.W. 1997. Child Development. Fifth Edition. New York (US) : Brown and Brenshmark Publishers.

____________. 2009. Child Development. Twelfth Edition. New York (US): MC Graw Hill Companies Inc.

Saputra, L.E. 2010. Pengaruh gaya pengasuhan orang tua dan kecerdasaran emosional terhadap perilaku bullying remaja sekolah menengah pertama [skripsi. Bogor (ID): Departemen Ilmu keluarga dan Konsumen. Fakultas Ekologi Manusia. IPB Sastroasmoro, S. 2007. Membina Tumbuh Kembang Bayi dan Balita. Jakarta (ID):

Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Sevon, E. 2009. Maternal responsibility and changing relationality at the beginning of motherhood [disertasi] Jyvaskyla (PH): University of Jyvaskyla.

Simamora, J. 2010. Indonesia miliki 36 rekor dunia. [Internet] [diunduh 2011 Februari 4]. Tersedia dari: http//koranbaru.com

Small. 1998. Breastfeeding, culture, and attachment. [Internet] [diunduh 2011 Januari 19]. Tersedia dari: http//www.attachmentacrosscultures.org

Suririnah. 2004. Air Susu Ibu (ASI) Memberi Keuntungan Ganda Untuk Ibu dan Bayi. [Internet] [diunduh 2011 Januari 18]. Tersedia dari: http://www.InfoIbu.com

________. 2007. Anda termasuk ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi? [Internet] [diunduh 2011 Januari 18]. Tersedia dari: http//www.InfoIbu.com

Vasta, Haits, dan Miller. 1999. Child Psychology: the Modern Science. New York (US): Jhon Wiley dan Sons Inc.

Wahyuni. 2002. Sosiologi Umum. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Press.

Yunita, P. 2009. Hubungan antara kelekatan terhadap orang tua dengan identitas diri pada remaja pria delinquent di lembaga pemasyarakatan anak Kutoarjo [skripsi] Semarang (ID): Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Lampiran 1 Sebaran contoh berdasarkan riwayat kehamilan

Riwayat kehamilan Tidak Ya

n % n %

Keadaan kesehatan

Ibu meningkatkan jumlah makan ketika kehamilan anak 28 46,7 32 53.,3 Ibu lebih banyak makan daging ayam/ sapi/ ikan selama

kehamilan anak 29 48,3 31 51,7

Ibu lebih banyak makan sayuran selama kehamilan anak 10 16,7 50 83,3 Ibu minum susu selama kehamilan anak 41 68,3 19 31,7 Ibu mengkonsumsi vitamin untuk meningkatkan kesehatan 20 33,3 40 66,7 Ibu melakukan olahraga selama kehamilan 42 70,0 18 30,0 Ibu memeriksakan kondisi kehamilan kepada paraji/bidan/

dokter di posyandu 8 13,3 52 86,7

Ibu diimunisasi tetanus ketika kehamilan anak 24 40,0 36 60,0 Ibu memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat) Ibu Hamil 36 60,0 24 40,0 Ibu hamil dalam keadaan normal (tidak mengalami kelainan

seperti terlilit tali pusar, hamil diluar kandungan, hamil

anggur dll) 3 5,0 57 95,0

Ibu sering mual dan muntah selama kehamilan anak 34 56,7 26 43,3 Keadaan psikologis

Ibu telah merencanakan kehamilan anak sebelumnya 22 36,7 38 63,3 Ibu merasa bahagia pada saat mengetahui kehamilan anak 6 10,0 54 90,0 Ibu merasa stres atau cemas selama kehamilan anak 21 35,0 39 65,0 Ibu menjadi lebih sering sedih selama kehamilan anak 22 36,7 38 63,3 Ibu merasa lelah karena beban kerja yang berat selama

kehamilan anak 26 43,3 34 56,7

Ibu merasa takut atau khawatir selama kehamilan anak 24 40,0 36 60,0 Suami memberikan perhatian yang lebih saat ibu hamil 8 13,3 52 86,7 Keluarga besar memberikan perhatian yang lebih saat ibu

hamil 9 15,0 51 85,0

Perilaku pengasuhan selama kehamilan

Ibu mengelus-elus perut ibu 10 16,7 50 83,3

Ibu mengajak berbicara anak didalam kandungannya 28 46,7 32 53,3 Ibu memijit payudara untuk persiapan menyusui 29 48,3 31 51,7 Ibu memperdengarkan solawat/ doa-doa untuk anak yang

berada didalam kandungan 6 10,0 54

90,0 Ibu mempersiapkan kebutuhan bayi sejak anak berada di

dalam kandungan 38 63,3 22

36,7 Ibu mengadakan ritual khusus untuk anak saat hamil 4 6,7 56 93,3

Lampiran 2 Sebaran contoh berdasarkan sensitivitas ibu Sensitivitas Ibu Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering n % n % n % n % Ekspresi Wajah

Ibu memandang wajah anak sedang berbicara 1 1,7 11 18,3 20 33,3 28 46,7 Ibu menunjukkan ekspresi marah ketika anak

mengganggu ibu saat bekerja 4 6,7 9

15,0 23 38,3 24 40,0 Ibu tersenyum ketika anak memperlihatkan

perbuatan yang baik 0 0,0 16 26,7 17

28,3 27 45,0 Ibu tidak berekspresi/ kaku/ dingin saat anak

menunjukkan keberhasilannya 15 25,0 24

40,0 18 30,0 3 5,0 Ibu cuek saat anak datang dari bermain 9 15,0 20 3,3 23 38,3 8 13,3

Ekspresi bicara Ibu berbicara dengan nada suara tinggi saat

menyuruh anak melakukan sesuatu 6 10,0 11

18,3 18 30,0 25 41,7 Ibu berbicara dengan lembut 2 3,3 13 21,7 27 45,0 18 30,0 Ibu membentak anak ketika anak merengek-rengek

menginginkan sesuatu 5 8,3 12

20,0 14 23,3 29 48,3 Ibu dengan segera menjawab saat anak bertanya 1 1,7 5 8,3 20 33,3 34 56,7 Ibu hanya diam saat merespon tangisan anak 24 40,0 13 21,7 4 6,7 18 30,0

Ekspresi kasih sayang Ibu menghindar/ berpaling ketika anak

membutuhkan bantuan ibu 3 5,0 8 13,3 14

23,3 35 58,3 Ibu menyentuh/ mengelus anak sebagai pujian 7 11,7 11 18,3 14 23,3 28 46,7 Ibu mendatangi anak dengan segera saat anak

memanggil-manggil ibu 2 3,3 12 20,0 18

30,0 28 46,7 Ibu membungkuk/ menunduk/ mendekatkan tubuh

agar setara dengan anak ketika berbicara 16 26,7 21 35,0 15

25,0 8 13,3 Ibu menggandeng anak ketika berjalan bersama 9 15,0 9 15,0 18 30,0 24 40,0

Posisi dan kontak fisik

Ibu memeluk ketika anak merasa takut atau sedih 21 35,0 25 41,7 9 15,0 5 8,3 Ibu merangkul anak selama observasi 1 1,7 17 28,3 21 35,0 21 35,0 Ibu menyediakan makanan favorit anak 1 1,7 4 6,7 22 36,7 33 55,0 Ibu mengucapkan kata-kata “sayang” 2 3,3 13 21,7 22 36,7 23 38,3 Ibu memiliki nama panggilan kesayangan 8 13,3 7 11,7 8 13,3 37 61,7

Pengendalian disiplin

Ibu memarahi saat anak tidak menuruti perintah 4 6,7 4 6,7 19 31,7 33 55,0 Ibu mengajarkan kepada anak perilaku yang baik 15 25,0 10 16,7 18 30,0 17 28,3 Ibu melarang anak secara fisik 8 13,3 24 40,0 24 40,0 20 33,3 Ibu mengawasi anak saat anak bermain 7 11,7 23 38,3 19 31,7 11 18,3 Ibu mengarahkan anak untuk makan tepat waktu 7 11,7 6 10,0 19 31,7 28 46,7

Lampiran 3 Sebaran contoh berdasarkan kelekatan emosi Kelekatan Sesuai (-1) Tidak ada kesempatan (0) Tidak Sesuai (+1) n % n % n % Perilaku Eksploratif Anak rewel tanpa alasan yang jelas kepada ibunya

setelah pulang bermain 25

41,7 1 1,7 34 56,7 Anak tidak berhenti menangis setelah ditinggal ibunya

pergi beberapa saat 21 35,0 4 6,7 35

58,3 Anak memilih bermain disekitar rumah yang dekat

dengan ibu 23 38,3 0 0,0 37

61,7 Ibu dengan mudah pergi meninggalkan anak karena anak

lebih menyukai bermain sendiri 13 21,7 2 3,3 45

75,0 Anak tidak mau melakukan aktifitas yang terlihat sulit 33 55,0 7 11,7 20 33,3 Anak jarang meminta ibu untuk membantunya 48 80,0 0 0,0 12 20,0 Anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain

dengan mainan favoritnya daripada mainan yang lainnya 38

63,3 0 0,0 22 36,7 Anak serius atau cekatan ketika bermain jauh dari ibu

atau bermain sendiri 30

50,0 1 1,7 29 48,3 Anak menguji mainan baru secara detil dan mencoba

menggunakannya dengan cara yang berbeda pada setiap

bagian 25 41,7 2 3,3 33

55,0

Anak tidak kenal takut 31 51,7 1 1,7 28 46,7

Respon Kasih sayang Anak mau berbagi dengan ibunya atau segera

memberikan barang yang dipegangnya jika ibu meminta 12 20,0 0 0,0 48

80,0 Anak berhati-hati dan berperilaku lembut dengan

mainan atau peliharaannya, 21 35,0 4 6,7 35

58,3 Anak sering memeluk ibu, tanpa diminta terlebih dahulu

oleh ibu 19 31,7 1 1,7 40

66,7 Anak berpura-pura sebagai orang tua yang memberikan

kasih sayang melalui permainan boneka/

peliharaan/bayi, 19 31,7 2 3,3 39

65,0 Anak merasa nyaman ketika berada dalam pangkuan ibu 15 25,0 1 1,7 44 73,3 Anak menikmati digendong oleh orang dewasa yang

baru dikenal 20 33,3 9 15,0 31

51,7 Anak bertindak kasar pad a ibu saat aktif bermain seperti

menabrak, memukul, menggigit dll 27

45,0 0 0,0 33 55,0 Anak dengan mudah menumbuhkan rasa sayang

terhadap tamu yang berkunjung kerumah 32 53,3 2 3,3 26

43,3 Anak dengan cepat menyambut ibu dengan senyuman

lebar ketika ibu memasuki ruangan 21 35,0 3 5,0 36

60,0

Kelekatan Sesuai (-1) Tidak ada kesempatan (0) Tidak Sesuai (+1) n % n % n % Kesadaran Sosial Ketika anak terganggu atau terluka, anak merasa

nyaman dengan orang dewasa selain ibu, 26 43,3 11 18,3 23

38,3 Anak lebih tertarik pada orang dibandingkan benda atau

mainan 35 58,3 1 1,7 24

40,0 Anak tertawa dan tersenyum dengan mudah kepada

orang yang berbeda, 29 48,3 0 0,0 31

51,7 Anak dengan cepat dekat dengan orang dewasa yang

baru dikenal, yang awalnya membuat dia malu, 34 56,7 0 0,0 26

45,0 Anak bersedia menunjukkan mainan atau menunjukkan

apa yang dapat anak lakukan 29 48,3 4 6,7 27

26,7 Ketika keluarga dikunjungi, anak ingin mendapatkan

perhatian dari orang dewasa yang baru dikenalnya 42 70,0 2 3,3 16

63,3 Anak meniru sejumlah perilaku atau cara yang dilakukan

dari melihat perilaku ibu 22 36,7 0 0,0 38

61,7 Jika tamu menyetujui sesuatu yang dilakukan anak,

maka anak mengulang hal tersebut lagi 17 28,3 6 10,0 37

65,0 Anak bermain dengan asyiknya sampai dia tidak melihat

atau mendengar orang berbicara dengannya 17 28,3 4 6,7 39

53,3 Anak siap berbagi barang dengan orang dewasa yang

baru dikenal, jika mereka meminta 22 36,7 6 10,0 32

48,3

Lampiran 4 Hasil Uji Korelasi Pearson

RKH RPER ASI SENa1 SENb SENc SENd SENe TSENS PE KKS KS TKEL UMNAKt Pearson Correlation .018 -.015 .040 -.060 -.063 -.096 .052 -.151 -.087 -.014 .082 -.053 -.005

Sig. (2-tailed) .891 .911 .762 .650 .632 .466 .693 .250 .510 .913 .535 .689 .973

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

BESKEL Pearson Correlation

-.089 -.012 -.157 -.136 -.276* -.129 .116 -.143 -.161

-.260* -.043 -.108 -.169 Sig. (2-tailed) .497 .928 .230 .299 .033 .326 .378 .277 .220 .045 .743 .410 .196

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

UMIST Pearson Correlation

-.072 .221 -.225 -.228 -.129 .036 .018 -.081 -.112

-.287* -.059 -.159 -.213 Sig. (2-tailed) .584 .089 .083 .080 .326 .785 .892 .539 .394 .026 .656 .225 .102

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

DIKBU Pearson Correlation .002 .134 .288* -.145 -.001 -.216 -.317* -.225 -.251 -.197 -.165 -.180 -.231 Sig. (2-tailed) .985 .307 .026 .267 .994 .098 .014 .084 .053 .131 .209 .170 .076

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TOTPHSL Pearson Correlation .054 .099 -.224 -.083 .259* .030 -.087 -.015 .031 -.151 -.045 -.145 -.151 Sig. (2-tailed) .684 .450 .085 .528 .046 .822 .511 .911 .815 .251 .733 .269 .249

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TOTRKH Pearson Correlation 1 .186 .083 .267* .046 .183 .205 .060 .217 .162 .186 .149 .209 Sig. (2-tailed) .154 .529 .039 .729 .163 .115 .650 .096 .216 .156 .256 .109

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TOTRPER Pearson Correlation .186 1 .039 -.277* -.073 -.157 -.160 -.162 -.234 -.043 -.150 -.100 -.126 Sig. (2-tailed) .154 .768 .032 .579 .232 .222 .216 .072 .744 .253 .446 .337

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TOTASI Pearson Correlation .083 .039 1 -.249 -.399** -.180 -.127 -.141 -.313* -.237 .013 -.273* -.232 Sig. (2-tailed) .529 .768 .055 .002 .169 .335 .282 .015 .068 .923 .035 .074

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TOTSENS Pearson Correlation

.217 -.234 -.313* .743 ** .668** .825** .598** .725** 1 .500 * * .518** .459** .624** Sig. (2-tailed) .096 .072 .015 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

STOTKPE Pearson Correlation .162 -.043 -.237 .571** .271* .278* .225 .424** .500** 1 .195 .683** .810** Sig. (2-tailed) .216 .744 .068 .000 .036 .032 .083 .001 .000 .135 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

STOTKKS Pearson Correlation .186 -.150 .013 .307* .298* .531** .464** .245 .518** .195 1 .258* .579** Sig. (2-tailed) .156 .253 .923 .017 .021 .000 .000 .060 .000 .135 .047 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

STOTKS Pearson Correlation

.149 -.100 -.273* .450** .365** .347** .116 .350** .459** .683 * * .258* 1 .895** Sig. (2-tailed) .256 .446 .035 .000 .004 .007 .378 .006 .000 .000 .047 .000 N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TOTKEL Pearson Correlation

.209 -.126 -.232 .568** .409** .486** .315* .436** .624** .810*

* .579** .895** 1

Sig. (2-tailed) .109 .337 .074 .000 .001 .000 .014 .000 .000 .000 .000 .000

Lampiran 5 Budaya yang terkait dengan riwayat perkembangan anak No Riwayat perkemban gan anak Budaya 1. Riwayat Kehamilan

- Tidak boleh duduk didepan pintu

- Tidak boleh makan di piring besar, nanti bayinya besar - Tidak boleh makan cabe

- Tidak boleh makan baso nanti bayinya besar - Tidak boleh mandi lama nanti persalinannya lama

- Saat mandi, orang hamil harus didahulukan takut lahirnya lama - Ketika melihat orang yang cacat harus mengucapkan amit-amit

- Tidak boleh mempersiapkan perlengkapan bayi sebelum melahirkan, apabila ibu ingin mempersiapkan kebutuhan bayi maka harus disimpan dirumah tetangga

- Terdapat ritual atau selametan saat kehamilan pada 4 dan 7 bulan. Saat selametan tersebut, ibu membagi-bagikan asinan dan makanan kepada tetangga. Karena terdapat anggapan masyarakat Kampung Adat Urug yang selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Tuhan seperti halnya anak - Dukungan sosial dari keluarga besar dan masyarakat selama kehamilan anak

sangat tinggi karena hampir seluruh masyarakat Kampung Adat Urug ini masih terikat dalam hubungan kekerabatan dan kekeluargaan.

2. Riwayat Persalinan

- Sebagian besar ibu melahirkan dengan bantuan paraji yang jarak rumahnya sangat jauh dari perkampungan, hal ini menyebabkan terdapat beberapa ibu yang melahirkan senidiri.

- Ketika memasak, ibu harus mengetahui mana ujung kayu atas dan bawah, apabila ujungnya bawah dimasukan ke kompor maka terdapat kepercayaan bahwa akan mengalami persalinan sungsang

- Setelah bayi melahirkan anak diberikan kalung yang dibuatkan oleh paraji yang berasal dari benang hitam yang dipilin. Kalung ini dibuat untuk menjaga anak dari gangguan setan.

3. Riwayat pemberian ASI

- Anak yang baru lahir harus dipuasakan terlebih dahulu sebelum diberi air susu, paling tidak satu malam sampai 3 hari sehingga tidak ada ibu yang melakukan Inisiasi Dini Menyusui

- Ada beberapa ibu yang beranggapan bahwa kolostrum itu kotor sesuai dengan anjuran yang diberikan nenek moyang

- Masyarakat adat memiliki kepercayaan bahwa anak yang baru lahir harus diberikan madu terlebih dahulu sebagai prelaktal. Hal ini dipercaya akan mengurangi sakit pada mulut bayi sebelum ia mendapatkan ASI.

- Selain itu terkadang ibu memberikan pisang kadut atau nasi sebelum bayi diberikan ASI hal ini menyebabkan tidak anak yang diberikan asi secara eksklusif oleh ibu sampai 6 bulan

- Ada kepercayaan bahwa laki-laki diberikan ASI sampai usia 1,5 tahun, sedangkan anak perempuan sampai usia 1 tahun agar anak menjadi pintar - Cara-cara khas yang dilakukan untuk menyapih anaknya yaitu menggunakan

obat samiloto, obat merah, lipstik, daun pare, buah mahoni, dan jamu pait. - Tidak ada larangan untuk menyusui dimana saja sehingga banyak ibu yang

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

Perkampung Adat Urug Pertanian sebagai inti kebudayaan

Papan Kampung sebagai cagar budaya Bagian bangunan dari Rumah Adat

Lumbung Padi keluarga Padi/ pare yang di jemur

Ibu menumbuk padi dengan membawa anaknya

“Ngarempug” yaitu menunbuk bersama dengan menggunakan nada

Alat dapur tradisional (Seeng) Kamar mandi umum

Anak laki-laki diajarkan untuk mencari kayu bakar

Anak perempuan diajarkan untuk melakukan urusan domestik

Kebersamaan saat makan bersama Acara keagamaan berupa pengajian

Hiburan Seren tahun berupa Dangdutan Seren Tahun dimeriahkan pedagang

Acara posyandu Ibu hamil memeriksakan kehamilannya

Ekspresi kasih sayang ibu Ekspresi wajah ibu

Anak diajak bermain bersama ibu Ibu menyusui dimana saja

Perilaku Eksplorasi anak dengan mainan Anak bereksplorasi dengan teman

Respon kasih sayang anak Anak melakukan aktivitas sulit

Anak malu terhadap peneliti (kesadaran sosial yang rendah)

Anak mudah dekat dengan peneliti (Kesadaran sosial yang baik)

RIWAYAT PENULIS

Penulis merupakan seorang putri pertama Bapak Mamiek Sukardi S.Ag, M.Pd dan Ibu Surtini yang dilahirkan tanggal 2 Agustus 1989 di Cianjur. Penulis memiliki dua orang adik-adik bernama Muhammad Dwi Anggara dan Norma Maulita Puspitasari. Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Cianjur, dan diterima menjadi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan sebuah takdir mengantarkan penulis untuk mengenyam ilmu di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).

Suratan yang telah dituliskan Allah merupakan suatu jalan terbaik bagi penulis, karena di Departemen inilah penulis mampu menempa diri dan mengembangkan potensi. Selama di IPB penulis terlibat di beberapa organisasi yaitu sebagai Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen, anggota Gentra Kaheman dan anggota Himpunan Mahasiswa Cianjur. Selain itu penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kepanitian seperti IPB Art Contest, Conference of

Human Ecology in Indonesia, Olimpiade Mahasiswa IPB, Be Good in Jurnalistic, Family and Consumer Day, Masa Perkenalan Departemen dan Fakultas serta

berbagai kegiatan HIMAIKO.

Berbagai prestasi telah berhasil diukir selama perjalanan pendidikan di IPB yaitu Juara 1 lomba Puisi Greenation, Juara 3 lomba menulis cerpen VISTA, Juara 2 lomba daur ulang CBM, Juara 2 lomba hand made Mother Day. Selain itu penulis menjadi Kandidat Mahasiswa Berprestasi Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen dan berhasil lolos pada PKM GT (Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis) berjudul Pendidikan dan pengembangan karakter pada anak usia dini sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Selama perkuliahan penulis terus mengembangkan kapasitasnya dengan bergabung menjadi Asisten Praktikum Sosiologi Umum, Asisten Praktikum Pendidikan dan Perlindungan Konsumen serta Asisten Guru di Labschool Pendidikan IPB-ISFA. Berbagai pengabdian masyarakatpun telah dilakukan seperti sebagai Guru bantu di SDS 3 Lokpadi, Kab Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Dokumen terkait