• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agni. 2005. Pemberian berbagai tingkat ampas teh (Camellia sinensis) terhadap kecernaan bahan kering, kecernaan protein dan retensi nitrogen domba lokal jantan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Arora SP. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Murwani R, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada Pr.

Astuti OS. 2006. Pengaruh penambahan UMMB dan SPM terhadap kadar progesterone air susu dan performans reproduksi sapi perah laktasi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

BATAN. 2005. Urea molasses multinutrient block (UMMB) [Internet]. [diunduh

2013 Okt 10]. Tersedia pada:http://www.

Infonuklir.com/Tips/atomos_ummb.htm.

Budiman. 2007. Pengaruh berbagai kombinasi jerami padi dengan daun gamal (Gliricidia maculata) terhadap kualitas silase. Bul NMT. 6(1):47-53. Chaerani L. 2004. Pemberian ransum suplemen yang mengandung ikatan ampas

tahu dengan seng dan tembaga untuk meningkatkan produksi susu sapi perah di Pangalengan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Churh DC. 1979. Rumen Microbiology in Digestive Physiology and Nutrition of

Ruminant. 2 nd ed. Vol. 1.Porland. Oregon. p. 184 - 185.

22

Danirih. 2004. Evaluasi nutrisi dua macam feed block supplement (FBS) berdasarkan metabolisme dan populasi mikroba rumen [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Dehority BA, Burk A. 2003. Rumen Microbiology. Nottingham (GB): Nottingham Univ Pr.

Department of Dairy Science. 1969. General Laboratory Procedures. Madison (US): University of Wisconsin.

Despal 1993. Evaluasi nutrisi daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis LINN) menggunakan teknik in sacco dan in vitro dengan pembanding beberapa legum pohon [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Dixon RM. 1986. Maximazing the rate of fibre digestion in the rumen. In :

Proceedings of The Seventh Annual Workshop of The Australian-Asian Ruminant Feeding Systems Utilizing Fibrous Agricultural Residues. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Pudoc (PH): Cornell University.

Goel G, Makkar HPS, Becker K. 2008. Changes in microbial community structure, methanogenesis and rumen fermentation in response to saponin-rich fractions from different plant materials. J Appl Microbiol. 105: 770-777.

Hartadi H, Reksohadiprojo S, Tillman AD. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Yogyakarta (ID) .Gadjah Mada University Pr.

Haryanti NP. 2005. Hubungan fermentabilitas dan kecernaan beberapa legum pohon dengan penyerapan mineral Ca dan P pada domba lokal jantan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Haryanto B, Budiarsana IGM, Inounu I, Diwyanto K. 2002. Panduan Teknis Sistem Integrasi Padi-Ternak. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.

Hungate RE. 1966. The Ruminant and Its Microbes. New York (US): Academic Pr.

Irawan B. 2002. Suplementasi Zn dan Cu organik pada ransum berbasis limbah agroindustri untuk pemacu pertumbuhan domba [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Jouany JP. 1991. Defaunation of the rumen. Di dalam : Jouany JP, editor. Rumen Microbial Metabolism and Ruminant Digestion. Paris (FR) : INRA. Hlm 239-261 .

Kalbande VH, Thomas CT. 2001. Effect of feeding bypass on rumen fermentation profile of crossbred cows. Asian Aust J Anim Sci. 14:974-978.

Kamra DN. 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Scie. 89(1): 124–135. Lubis DA. 1963. Ilmu Makanan Ternak. Jakarta (ID): PT Pembangunan.

Lubis MH. 1992. Laju degradasi bahan kering dan bahan organik Setaria splendida, rumput lapang, dan alang-alang (Imperta cylindrica) dengan teknik in situ [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Makkar HPS. 2003. Effect and fate of tannins and strategies to overcome detrimental effect of feeding tannin-rich feeds. Small Rum Res. 49:241– 256.

McDonald P, Edwards RA, Greenhalgh JFD, Morgan CA. 2002. Animal Nutrition. Ed ke-6. New York (US): Ashford Colour Pr.

23 Nuraeni S. 1993. Perlindungan protein ampas tahu dengan gambir dari degradasi dalam rumen dan efek perpaduannya dengan beberapa sumber energi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nurvianty AW. 2006. Uji Pakan komplit untuk ternak ruminansia secara in vitro. [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Nasional Jakarta.

Ogimito K, Imai S. 1981. Atlas of Rumen Microbiology. Tokyo (JP): Japan Scientific Societies Pr.

Owens FN, AL Goestch. 1988. Ruminant fermentation. Di dalam : Church DC, editor. The Ruminant Animal Physiology and Nutrition. New Jersey (US) : Engewood Cliffs. hlm 145-171.

Pathak AK. 2008. Various factors affecting microbial protein synthesis in the rumen. Veterinary World. 1(6):186-189.

Putra S. 2006. Pengaruh suplementasi agensia defaunasi segar dan waktu inkubasi terhadap degradasi bahan kering, bahan organik dan produk fermentasi secara in vitro. Anim Prod. 8 (2):121-130.

Putri HA. 2006. Fermentabilitas dan kecernaan in vitro ransum yang diberi urea molases multinutrien blok atau suplemen pakan multinutrien [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rahmawati IGAWD. 2001. Evaluasi in vitro kombinasi lamtoro merah (Acacia villosa) dan gamal (Gliricidia maculata) untuk meningkatkan kualitas pakan pada ternak domba [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sakinah D. 2005. Kajian suplementasi probiotik bermineral terhadap produksi

VFA, NH3, dan kecernaan zat makanan pada domba [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Saputra J. 2011. Kajian in vitro fermentasi dan kecernaan ransum berbasis jerami padi yang dioptimalisasi dengan penggunaan suplemen kaya nutrien [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Saragi MP. 2012. Perbaikan mutu biomineral cairan rumen dengan penambahan mineral makro terhadap aspek populasi bakteri dan protozoa rumen [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sari F. 2012. Teknologi suplementasi dan pakan komplit pada ransum berbasis jerami padi terhadap populasi bakteri dan protozoa rumen [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Setiani E. 2002. Evaluasi in vitro kombinasi ampas the (Camellia sinensis) dengan daun kembang sepatu (Hibricus rosa-sinensis) sebagai pakan domba [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Shultz TA, Shultz E. 1969. Estimation of rumen microbial nitrogen by three analytical methods. J Dairy Sci. 53:781-784.

Sigit NA. 1983. Penilaian protein bahan makanan berdasarkan ketahanan degradasinya oleh mikroba rumen [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Smith OB, Van Houtet MFJ. 2000. The feeding value of Gliricidia sepium. A Review. World Animal Review. 62:57–68.

Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi ketiga. M Syah, penerjemah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Suhartati FM. 2005. Proteksi protein daun lamtoro (Leucaena leucocephala) menggunakan tanin, saponin, minyak dan pengaruhnya terhadap Ruminal

24

Undegradable Dietary Protein (RUDP) dan sintesis protein mikroba. Anim Prod. 7:52–58.

Suryahadi, Bakrie B, Amrullah, Lotulong BV, Laside R. 2003. Kajian Teknik Suplementasi Terpadu untuk Meningkatkan Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah di DKI Jakarta. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Suryahadi, Tjakradidjaja AS, Sunaryo D. 2012. Improving production performance of peranakan ongole cows and nutrient digestibility of rice straw based diet with energy- protein supplementation and complete feed. A Paper presented at 2nd International Seminar on Animal Industries (ISAI). Bogor (ID): Centras, LPPM Institut Pertanian Bogor.

Sutardi T. 1979. Ketahanan protein bahan makanan terhadap degradasi oleh mikroba rumen dan manfaatnya bagi produktivitas ternak. Proceeding Seminar dan Penunjang Peternakan. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Lembaga Penelitian Peternakan.

Sutardi T. 1980. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sutardi T. 1995. Peningkatan Produksi Ternak Ruminansia Melalui Amoniasi Pakan Serat Bermutu Rendah, Depaunasi dan Suplementasi Sumber Protein Tahan Degradasi dalam Rumen. Laporan Penelitian Hibah Bersaing 1/3 Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 1994/1995. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tilley JMA, Terry RA. 1963. A two-stage tehnique for the in vitro digestion of forage crops. J British Grassland Society. 18:104-111.

Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, Lebdosoekojo S. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada Pr.

Van Soest PJ. 1994. Nutritional Ecology of The Ruminant. 2nd Ed. Ithaca Comstock Publishing ssociates a Division of Cornell Pr.

Verite R, Peyround JL. 1989. The PDI Systems. Di dalam: Jarringe R, editor. Ruminant Nutrition. Paris (FR): INRA. hlm 33-46.

Wahyuni DS. 2008. Fermentabilitas dan degradabilitas in vitro serta produksi biomassa mikroba ransum komplit kombinasi rumput lapang, konsentrat dan suplemen kaya nutrien [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Wallace RJ, Atasoglu C. 2003. Metabolism and De Novo Syntheis of Amino Acids

by Rumen Microbes. Di dalam: D’Mello IPF, editor. Ed ke-2. Cambrige (US): CABI.

Widodo F, Wahyono, Sutrisno. 2012. Kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, produksi VFA dan NH3 pakan komplit dengan level jerami padi berbeda secara in vitro. J Anim Agri. 1(1): 215-230.

Widyobroto BP. 1992. Pengaruh konsentrat dalam ransum terhadap kecernaan dan sintesis N mikrobia di dalam rumen pada sapi perah produksi tinggi. Bul Peternakan Edisi Khusus : 241-249.

Wina S, Muetzel, Hoffmann EM, Makkar HPS, Becker K. 2005. The impact of saponin-containing plant material on ruminal production-A review. J Agri Food Chem. 53 : 8093–8115.

Yulistiani D, Gallagher JR, Van Burneveld R. 2003. Intake and digestibility of untreated and urea treated rice straw base diet. JITV. 8(1): 8-16.

25 Lampiran 1 Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap konsentrasi amonia

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01 Total 47 1240.79 26.40 Kelompok 3 1189.11 396.37 314.19 2.89 4.44 ** Perlakuan 11 10.05 0.91 0.72 2.09 2.84 ns Pakan 3 3.99 1.33 1.05 2.89 4.44 ns Waktu Inkubasi 2 0.34 0.17 0.13 3.28 5.31 ns Pakan*Waktu 6 5.72 0.95 0.76 2.39 3.41 ns Galat 33 41.63 1.26

** sangat berbeda nyata (P<0.01), * berbeda nyata P(0.05), ns tidak signifikan; SK: sumber keragaman, Db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F.

Lampiran 2 Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap konsentrasi VFA total

SK Db JK KT Fhit F0.05 F0.01 Total 47 99130.18 2109.15 Kelompok 3 28664.88 9554.96 6.07 2.89 4.44 ** Perlakuan 11 18524.26 1684.02 1.07 2.09 2.84 ns Pakan 3 3743.49 1247.83 0.79 2.89 4.44 ns Waktu Inkubasi 2 12836.89 6418.44 4.08 3.28 5.31 * Linier 1 6790.13 6790.13 4.31 4.14 7.47 * Kuadratik 1 6046.76 6046.76 3.84 4.14 7.47 ns Pakan*Waktu 6 4091.59 323.98 0.21 2.39 3.41 ns Galat 33 56337.82 1573.97

** sangat berbeda nyata (P<0.01), * berbeda nyata P(0.05), ns tidak signifikan; SK: sumber keragaman, Db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F.

Lampiran 3 Uji ortogonal polinomial pengaruh waktu inkubasi terhadap konsentrasi VFA

Waktu Inkubasi (jam)

Komponen 1 3 5 c q JK

2604.03 1990.01 2137.89

Linier -1 0 1 -466.138 2 6790.13

Kuadratik 1 -2 1 761.898 6 6046.76

26

Lampiran 4 Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap populasi bakteri total

SK Db JK KT Fhit F0.05 F0.01 Total 47 1.53 0.03 Kelompok 3 0.06 0.02 0.51 2.89 4.44 ns Perlakuan 11 0.23 0.02 0.56 2.09 2.84 ns Pakan 3 0.06 0.02 0.53 2.89 4.44 ns Waktu Inkubasi 2 0.01 0.004 0.11 3.28 5.31 ns Pakan*Waktu 6 0.16 0.03 0.72 2.39 3.41 ns Galat 33 1.24 0.04

** sangat berbeda nyata (P<0.01), * berbeda nyata P(0.05), ns tidak signifikan; SK: sumber keragaman, Db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F.

Lampiran 5 Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap populasi protozoa total

SK Db JK KT Fhit F0.05 F0.01 Total 47 0.98 0.02 Kelompok 3 0.44 0.15 12.37 2.89 4.44 ** Perlakuan 11 0.15 0.01 1.17 2.09 2.84 ns Pakan 3 0.02 0.01 0.51 2.89 4.44 ns Waktu Inkubasi 2 0.102 0.05 4.31 3.28 5.31 * Linier 1 0.102 0.10 8.59 4.14 7.47 ** Kuadratik 1 0.0003 0.0003 0.03 4.14 7.47 ns Pakan*Waktu 6 0.03 0.01 0.46 2.39 3.41 ns Galat 33 0.39 0.01

** sangat berbeda nyata (P<0.01), * berbeda nyata P(0.05), ns tidak signifikan; SK: sumber keragaman, Db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F.

Lampiran 6 Uji ortogonal polinomial pengaruh waktu inkubasi terhadap populasi protozoa total

Waktu Inkubasi (jam)

Komponen 1 3 5 c q JK

76.34 77.15 78.14

Linier -1 0 1 1.81 2 0.136

Kuadratik 1 -2 1 0.17 6 0.00030

27 Lampiran 7 Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap sintesis protein mikroba

SK Db JK KT Fhit F0.05 F0.01 Total 47 699750.18 14888.30 Kelompok 3 308998.91 102999.64 11.51 2.89 4.44 ** Perlakuan 11 95523.75 8683.98 0.97 2.09 2.84 ns Pakan 3 20767.30 6922.43 0.77 2.89 4.44 ns Waktu Inkubasi 2 40262.99 20131.50 2.25 3.28 5.31 ns Pakan*Waktu 6 34493.46 5748.91 0.64 2.39 3.41 ns Galat 33 295227.51 8946.29

** sangat berbeda nyata (P<0.01), * berbeda nyata P(0.05), ns tidak signifikan; SK: sumber keragaman, Db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F.

Lampiran 8 Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap degradibilitas bahan kering

SK Db JK KT Fhit F0.05 F0.01 Total 47 1822.11 38.77 Kelompok 3 587.58 195.86 7.61 2.89 4.44 ** Perlakuan 11 385.06 35.01 1.36 2.09 2.84 ns Pakan 3 36.43 12.14 0.47 2.89 4.44 ns Waktu Inkubasi 2 203.12 101.56 3.95 3.28 5.31 * Linier 1 128.98 128.98 5.01 4.14 7.47 * Kuadratik 1 74.14 74.14 2.88 4.14 7.47 ns Pakan*Waktu 6 145.51 24.25 0.94 2.39 3.41 ns Galat 33 849.479 25.74

** sangat berbeda nyata (P<0.01), * berbeda nyata P(0.05), ns tidak signifikan; SK: sumber keragaman, Db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F.

Lampiran 9 Uji ortogonal polinomial pengaruh waktu inkubasi terhadap degradibilitas bahan kering

Waktu Inkubasi (jam)

Komponen 1 3 5 c q JK

117.46 107.40 181.70

Linier -1 0 1 64.24 2 128.98

Kuadratik 1 -2 1 84.36 6 74.14

28

Lampiran 10 Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap degradibilitas bahan organik SK Db JK KT Fhit F0.05 F0.01 Total 47 1517.07 32.28 Kelompok 3 602.71 200.90 7.80 2.89 4.44 ** Perlakuan 11 291.79 26.53 1.03 2.09 2.84 ns Pakan 3 28.92 9.64 0.37 2.89 4.44 ns Waktu Inkubasi 2 137.15 68.58 2.66 3.28 5.31 ns Pakan*Waktu 6 125.72 20.95 0.81 2.39 3.41 ns Galat 33 622.56 18.87

** sangat berbeda nyata (P<0.01), * berbeda nyata P(0.05), ns tidak signifikan; SK: sumber keragaman, Db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F.

Lampiran 11 Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap koefisien cerna bahan kering SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01 Total 15 126.77 8.45 Perlakuan 3 15.95 5.32 0.72 6.99 3.86 ns Kelompok 3 44.51 14.84 2.01 6.99 3.86 ns Galat 9 66.31 7.37

** sangat berbeda nyata (P<0.01), * berbeda nyata P(0.05), ns tidak signifikan; SK: sumber keragaman, Db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F.

Lampiran 12 Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap koefisien cerna bahan organik SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01 Total 15 116.12 7.74 Perlakuan 3 11.00 3.67 0.65 6.99 3.86 ns Kelompok 3 54.11 18.04 3.18 6.99 3.86 ns Galat 9 51.01 5.67

** sangat berbeda nyata (P<0.01), * berbeda nyata P(0.05), ns tidak signifikan; SK: sumber keragaman, Db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F.

29

Dokumen terkait