• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.

Anthoni, N. 2009. Komoditas Kopi pdf/JHCN54009710.pdf . Diakses tanggal 8 Maret 2014.

Arifah, N. 2012. Standart Molases Untuk Ternak. .http://nurularifah3.blogspot. c om/2012/06/standar-molases-untuk-ternak-tgs-spmp.html

Aritonang, D., M.A. Harahap. Y.C. Raharjo. 2004. Pengaruh Penambahan Biovet dalam Ransum dengan Berbagai Kandungan Protein dan Energi terhadap Pertumbuhan Anak Kelinci Rex. Media Peternakan IPB. [10 Maret 2014].

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2011. Medan.

Blakely, J. dan D.H. Bade, 1991. Ilmu Peternakan. Terjemahan Bambang Srigandono. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Campbell, J.R dan J.F. Lasley. 1985. The Science of Animals that Serve Humanity. McGrow-Hill Book Company, New York.

Cheeke, R. B., N. M. Patton and G. S. Templeton. 1982. Rabbit Production. Fifth Edition. The Interstate Printers and Publishers, Inc, Danville,Illinois. Pdf. Aritonang et al. 2003. Laju Pertumbuhan Kelinci Rex, Satin dan Persilangannya yang Diberi Lactosym@ dalam Sistem Pemeliharaan Intensif. [10 Maret 2014].

Cheeke, R.B., N.M. Patton, S.D. Lukefahr and J.I. Mcniit. 1987. Rabbit production. Sixth Edition. TheInterstate Printers and Publisher, Inc. Danville, Illinois. Pdf. Aritonang et al. 2003. Laju Pertumbuhan Kelinci Rex, Satin dan Persilangannya yang Diberi Lactosym@ dalam Sistem Pemeliharaan Intensif. [10 Maret 2014].

Compost Center. 2009. Guidelines Training on Compost: A Takakura Method USU Press. Medan.

Damika. 2006. Karakteristik Lactobacillus casei De Blas. C. J. Wiseman, 1998. The Nutrition of The Rabbit. CABI Publishing. New

Lokal Peranakan New Zeland White yang Diberi Pakan Silase atau Pelet Ransum Komplit. Institut Pertanian Bogor-Press. Bogor.

Dinas Pertanian Kabupaten Karo tahun 2005. Disitasi skripsi Manalu, H. 2003. Analisa Finansial Usaha Tani Wortel (Studi Kasus: Desa Suka Dame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo). USU-Press. Medan.

Dinas Pertanian Bidang Perkebunan Kabupaten Karo. 2008. Disitasi Skripsi Arta. H. S. 2009. Analisa Usaha Tani Kopi di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. USU-Press. Medan.

Gorgulu, M., A. Siuta, E. Ongel, S. Yurtseven, H. R. Kutlu, 2003. Effect of probiotic on growing performance and health of pedet. Pakistan Journal of Biological Science, 6 (6) : 651654.

Handajani, H. 2007. Peningkatan Nilai Nutrisi Tepung Azolla Melalui Fermentasi. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1997. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.

Hustamin, R. 2008. Panduan Memelihara Kelinci Hias. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Intannursiam. 2010. Dedak Padi dan Penyimpanannya. Dalam tanggal 20 Maret 2012.

Laboratorium Biokimoa dan Enzimatik Balai Penelitian Pasca Panen Pertania Bogor. 2003. Disitasi Skripsi Manik. A. J. F. 2012. Pemanfaatan Kulit Daging Buah Kopi Fermentasi Pada Ransum Terhadap Peformans Babi Jantan Yorkshire Umur 2-4 Bulan. USU Press. Medan.

Laboratorium Nutrisi Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih. 2014. Sumatera Utara.

Lebas F., P. Coudert, R. Rouvier dan H. de Rochambean.(1986). The Rabbit, Husbundry, Health and Production.Food of Agriculture Organisation of the United States. Rome. Dalam Skripsi Yani, A. (2006) Penggunaan EM4 (Effective Microorganisme) Untuk Meningkatkan Performans Ternak Kelinci. UMM Press. Malang.

Magdalena. 2013. Subtitusi Dedak Padi Dengan Daging Buah Kakao Fermentasi Dalam Ransum Pellet Terhadap Peformans Kelinci Rex JantanLepas Sapih. USU-Pers. Medan.

Manshur, F. 2009. Kelinci-Pemeliharaan Secara Ilmiah, Tepat dan Terpadu. Nuansa. Bandung.

Masanto, R., dan A. Agus. 2010. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

_____________. 2013. Kelinci Potong Pembibitan dan Penggemukan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mayasari, N. 2012. Makalah Mikrobiologi Pangan Fakultas Kedokteran. UNDIP Press.

McElhiney, R. R. 1994. Feed Manufacturing Technology IV. American Feed Industry Association, Inc. Arlington, Virginia. Skripsi. Risqiani, A. 2011. Performa Kelinci Potong Jantan Lokal Peranakan New Zeland White yang Diberi Pakan Silase atau Pelet Ransum Komplit. Institup Pertanian Bogor-Press. Bogor.

Murni, R. Suparjo. Akmal. B.L. Ginting . 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Pertanian Jambi.

National Research Council. 1977. Dalam

Parakkasi, A. 1983. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press. Jakarta.

___________. 1999. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa. Bandung.

Pond, W. G., D. C. Church., & K. R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. John Wiley and Sons, New York.

Putra, A.W., 2013. Sejarah Perkembangan Kelinci. Maret 2014.

Sarwono, B. 2001. Kelinci Potond dan Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta.

_________. 2009. Buku Pintar Memelihara Kelinci dan Rodensia. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Siregar, A. 2009. Suplementasi Blok Mulinutrisi Berbasis Hijauan Lapangan Terhadap Kecernaan In Vivo Pada Domba Jantan, Departemen Peternkan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Smith, J dan S. Mangoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta.

Tarigan, L. D. 2013. Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Difermentasi MOL dan

Trichoderma harzianum Pada Berbagai Ransum Terhadap Peformans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih.

Thomas, M., & A. F. B. Van der Poel. 1997. Physical quality of peleted animal feed2. contribution of processes and its conditions. Animal Feed Science and Technology. 61 (1): 89-109.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo, 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.

___________. 1997. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. UGM Press. Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wahyuni, T.H. 2009. Buku Ajar Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. USU-Press.

Medan.

Wheindrata. 2012. Rahasia Beternak Kelinci Ras. Lily Publisher. Surakarta. Wicaksono, P. N., 2007. Pengaruh Campuran Isi Rumen dan Daun Wortel Kering

sebagai Pengganti Wheat Pollard terhadap Penampilan Produksi Kelinci New Zealand White. Universitas Brawijaya. Malang. Hal 4-14.

Winarno, F. G., 1986. Monografi Limbah Pertanian. Kementrian Muda Urusan Pangan, Jakarta.

Wulandari. 2012. Makalah Mikrobiologi Rizhopus sp Diakses tanggal 8 Maret 2014.

LAMPIRAN

1. Pembuatan Inokulen Cair

Sumber: Takakura Method (2009).

Dimasukkan air sumur sebanyak 10 liter ke dalam galon air mineral

Dimasukkan air tebu sebanyak 1,5 liter

Dimasukkan ragi tempe sebanyak 60 gram

Dimasukkan ragi tape sebanyak 60 gram

Dimasukkan yoghurt sebanyak 15 ml

Diaduk seluruh bahan sampai merata

Ditutup dengan kantong plastik dan dibiarkan selama tiga (3) hari

2. Pembuatan Fermentasi Kulit Daging Buah Kopi

Sumber: Takakura Method (2009).

Pembuatan inokulan cair

Pencampuran kulit daging buah kopi fermentasi dengan inokulen cair

Campuran tersebut kemudian ditambah dengan dedak padi dan ditutup menggunakan sabuk kelapa selama 5 hari

Diukur suhunya dengan termometer

Kulit daging buah kopi fermentasi di jemur angin sampai kering

Digiling hingga halus dan siap untuk digunakan

3. Pembuatan Pakan Bentuk Pelet

Bahan baku digiling hingga menjadi tepung denga mesin grinder

Bahan baku

Ditimbang menurut formula yang sudah ditetapkan

Diaduk hingga merata ditempat pengadukan

Ditambahkan air kedalam molasses dengan perbandingan air dengan molasses 1:5 kemudian aduk hingga merata

Diaduk kembali hingga bahan cair tercampur rata dalam bahan

Bahan baku berbentuk adonan dengan kebasahan 60%

Adonan dimasukkan kealat pencetak pelet

Dihasilkan pellet ukuran 5-7mm

Pelet dioven selama 12 jam dengan temperature 500C dan pelet siap diberikan sebagai pakan kelinci

4. kandungan nutrisi masing-masing bahan pakan

5. Formula Ransum Kelinci dengan kulit daging buah kopi (KDBK)

No Bahan Pakan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 1 KDBK non Fermentasi 30 20 10 0 2 KDBK Fermrntasi 0 10 20 30 3 Tepung Jagung 30,00 30,00 30,00 30,00 4 Dedak padi 5,00 5,00 5,00 5,00 5 Tepung Daun Wortel 15,00 15,00 15,00 15,00 6 Bungkil Kedelai 11,00 11,00 11,00 11,00 7 Bungkil Kelapa 3,60 3,60 3,60 3,60 8 Ultra Mineral 0,50 0,50 0,50 0,50 9 Minyak Makan 0,75 0,75 0,75 0,75 10 Molases 3,00 3,00 3,00 3,00 11 Lysine 0,50 0,50 0,50 0,50 12 Metionin 0,50 0,50 0,50 0,50 13 Urea 0,15 0,15 0,15 0,15 Total 100 100 100 100 Kandungan Nutrisi 1 Energi metabilis/EM (kkal/mg) 2.478,82 2.549,53 2.620,24 2.691,54 2 Protein kasar/PK (%) 15,00 15,21 15,43 15,64 3 Serat kasar/SK (%) 11,94 11,91 11,87 11,84 4 Lemak kasar/LK (%) 2,55 2,56 2,56 2,56 5 Harga pemakaian (Rp) 3188,15 3201,55 3214,95 3228,35 No Bahan PK (%) EM (kkal/mg) SK (%) LK (%) 1. KDBK non Fermentasi 16,06 1901,90 26,59 16,06 2. KDBK Fermentasi 18,19 2612,00 26,24 18,19 3. Tepung Jagung 8,90 3.350,00 2,00 3,50 4. Dedak padi 13,50 1.890,00 13,00 0,60 5. Tepung Daun Wortel 28,65 2.483,42 12,27 1,00 6. Bungkil Kedelai 34,00 2.240,00 6,00 0,90 7. Bungkil Kelapa 18,58 1.540,00 8,80 9,60 8. Ultra Mineral 0,00 0,00 0,00 0,00 9. Minyak Makan 0,00 8.600,00 0,00 0,00 10. Molases 0,65 2.330,00 0,38 0,08 11. Lysine 0,00 0,00 0,00 0,00 12. Metionin 0,00 0,00 0,00 0,00 13. Urea 0,00 0,00 0,00 0,00

6. Grafik rataan konsumsi kelinci dalam bahan kering (BK) selama penelitian (g/ekor/hari)

7. Grafik rataan mingguan pertambahan bobot badan kelinci peranakan rex jantan (g/ekor/hari) selama 8 minggu

8. Grafik rataan konversi ransum kelinci peranakan rex lepas sapih

81,59 78,86 82,70 84,23 0 20 40 60 80 100 P0 P1 P2 P3

Konsumsi Bahan Kering (g/ekor/hari) 38,25 38,10 39,61 40,75 0 10 20 30 40 50 P0 P1 P2 P3

Pertambahan Bobot Badan (g/ekor/hari)

2,13 2,07 2,09 2,07 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 P0 P1 P2 P3 Konversi Ransum

9. Grafik rekapitulasi data peformans kelinci peranakan rex lepas sapih selama penelitian

10. Tabel Income Over Feed Cost (IOFC) Perlakua n Ulanga n Total Rataan U1 U2 U3 U4 U5 P0 39.312 56.603 67.836 66.878 47.551 278.181 55.636 P1 57.331 61.595 52.512 59.060 58.019 288.517 57.703 P2 46.171 63.996 63.266 70.761 55.295 299.491 59.898 P3 63.980 54.662 73.440 71.608 59.937 323.628 64.726 Total 206.79 5 236.85 6 257.055 268.30 8 220.80 2 118.981 6 59.491 81,59 78,86 82,70 84,23 38,25 38,10 39,61 40,75 2,13 2,07 2,09 2,07 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 P0 P1 P2 P3 Konsumsi (g) PBB (g) Konversi

Dokumen terkait