• Tidak ada hasil yang ditemukan

AAK, 1980. Pemeliharaan Kelinci. Kanisius. Yogyakarta. AAK, 1983. Hijauan Makanan Ternak. Kanisius. Yogyakarta.

Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia. Jakarta. Anggorodi, R. 1995. Ilmu Ternak Unggas. Gramedia. Jakarta.

Aritonang, D., Harahap, M.A., Raharjo, Y.C. Pengaruh Penambahan Biovet dalam Ransum dengan Berbagai Kandungan Protein dan Energi Terhadap Pertumbuhan Anak Kelinci Rex. Media Peternakan IPB. http://Journal.ipb.ac.id/index.php/mediapeternakan/article/676 [12 april 2011]

Birch,G.G., K.J.Parker and J.T.Worgan. 1976. Food from Waste AppiedScience Publishers, Ltd. London.

Campbell, J.R. dan J.F. Lasley. 1985. The Science of Animal that Serve Humanity. 2nd Ed., Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi. Cheeke, P.R., Gobner and Patton, N.M. 1986. Fiber Utilization in Rabbit. J of

Appl. Rabbit.

Departemen Pertanian. 2011. Pakan Kelinci. http:///cybex.deptan.go.id/penyuluhan/ pakan-kelinci

Devendra, C. 1987. Expanding the Utilization of Agro-industrial by Product and non Conventional Feed Resource In Asia. Symposium on Animal Feed Resources, Asian Productivity Organization, 24-29 August 1987, Tokyo, Japan.

Ensminger, M. E. 1991. Feeds and Nutrition. Second Edition. The Ensminger Publising Company. USA.

Ernawati, D. 2011. Untung Menggiurkan dari Budi Daya Kelinci. CV Andi Offset. Yogyakarta.

Fardiaz. 1989. Fisiologi Fermentasi. PAU IPB dan LSI IPB. Bogor. Ginting, N. 2010. Pembuatan Kompos. USU Press. Medan

Hanafiah, K.A. 2003. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. Palembang.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gajah Mada University Press, Yokyakarta.

Kuswanto, R. K., Sudarmadji, Slamet. 1989. Mikrobiologi Pangan. UGM. Yogyakarta.

Lestari. 1992. Menentukan Bibit Broiler. Peternakan Indonesia.

Manshur, F. 2009. Kelinci Pemeliharaan Kelinci Secara Ilmiah, Tepat dan Terpadu. Nuansa. Bandung.

Margiono, S., Rahayu, Sutriswati Endang. 1992. Molekuler Genetika Mikroba. UGM Press. Yogyakarta.

Masanto, R., dan Agus, A. 2010. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

National Reseach Council. 1977. Nutrient Requirement of Rabbit. National Academic

of Science, Washington.

Nurhayani, H., Nuryati, J., I Nyoman, P. 2000. Peningkatan Kandungan Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses Fermentasi . Departemen Biologi

Fak. MIPA ITB. Bandung. http://journal.fmipa.itb.ac.id/jms/article/viewFile/63/57 JMS Vol. 6 No. 1,

hal. 1 – 12 April 2001

Parakkasi, A. 1983. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press. Jakarta.

Piliang WG. 2000. Fisiologi Nutrisi. Volume I. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Priyatna, N. 2011. Beternak dan Bisnis Kelinci Pedaging. PT Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Purwati, 2005. Retensi Protein Pada Domba Lokal Jantan yang Mendapat Pakan Penguat Pollrd pada Aras Berbeda. Undip press. Semarang.

Purwoko, T. dan I. R. Pramudyanti. 2004. Pengaruh CaCO3 pada Fermentasi Asam Laktat oleh Rhizopus oryzae. Jurnal Mikrobiologi Indonesia 9: 19-22

Rasidi. 2002. 302 Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 1989. Memelihara Ayam Buras. Kanisius. Yogyakarta.

Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta. Reksohadiprojo, S. 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. BPFE. Yogyakarta. Sanford, J.C. and F.G. Woodgate. 1980. The Domestic Rabbit. Thid edition.

Granada. Lonon-Totonto-Sydney-New York.

Sarwono, B. 2007. Kelinci Potong dan Kelinci Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sembiring, P., 2006. Biokonversi Limbah Pabrik Minyak Inti Sawit dengan

Phanerochaete chrysosporium dan Implikasinya Terhadap Performans Ayam Broiler. Disertasi Doktor. Universitas Padjajaran, Bandung.

Septiani, Y. 2004. Studi Karbohidrat, Lemak dan Protein pada Kecap dari Tempe. Skripsi. F. MIPA UNS. Surakarta.

Setiawan, N. 2009. Daging dan Telur Ayam Sumber Protein Murah. Unpad. Bandung.

Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soetrisno, N. S., 1996. Bunga Rampai Tempe Indonesia. Yayasan Tempe Indonesia. Jakarta

Sorenson dan Hesseltine. 1986. Validatian of An in Development Toxicity Screen in The Mouse. Teratol Mutagen. 6: 361-374

Susilorini, T.E., et al. 2008. Budidaya Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suyatno. 2011. Pengolahan Fisik Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Ternak. http://suyat-reproter.blogspot.com/2011/05/pengolahan-fisik-kulit-ubi-kayu-sebagai.html

Renilaili. 2011. Pengaruh Vitamin B dan Nitrogen dalam Peningkatan Kandungan Protein Kulit Ubi Kayu Melalui Fermentasi. Universitas Bina Darma. Palembang.

Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu Budidaya dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta. Thalib, A., B. Haryanto, H. Hanid, D. Suherman & Mulyani. 2001. Pengaruh

kombinasi defaunatior dan probiotik terhadap ekosistem rumen dan performan ternak domba. J. Ilmu Ternak dan Veteriner, 6 (2):83-88.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1981. Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema pengolahan kulit ubi untuk mengurangi kadar HCN

Kulit Ubi

Dicacah

Dikukus sampai suhu 100 0C

Dijemur dibawah sinar matahari selama 12 jam

Lampiran 2. Skema pengolahan inokulan cair

Dimasukkan air sumur sebanyak 10 liter ke dalam galon air mineral

Dimasukkan air tebu sebanyak 1,5 liter

Dimasukkan ragi tempe sebanyak 60 gram

Dimasukkan ragi tape sebanyak 60 gram

Dimasukkan yougurt sebanyak tiga sendok teh

Diaduk bahan sampai merata

Ditutup dengan kantong plastik dan dibiarkan selama 3 hari

Lampiran 3. Skema pengolahan kulit ubi fermentasi menggunakan mikroorganisme lokal

Kulit Ubi yang telah dikurangi kadar HCN

Ditambahkan air untuk menambah kelembaban

Ditambahkan inokulan cair yang mengandung mikroorganisme lokal dan ditambah vitamin b-complex

Diingkubasi selama 5 hari

Dikeringkan/ diangin-anginkan

Lampiran 4. Skema pembuatan pakan dalam bentuk pelet

Bahan baku

Bahan baku digiling hingga menjadi tepung

Ditimbang menurut formulasi yang sudah ditetapkan

Diaduk hingga rata di tempat pengadukan

Penambahan bahan baku cairan (kalau dibutuhkan)

Diaduk kembali hingga bahan cair tersebut tercampur rata keseluruhan bagian

Bahan baku berbentuk adonan

Adonan dimasukkan ke alat pencetak pelet

Dihasilkan pelet dengan ukuran 3-5 mm

Pelet dioven selama 12 jam dengan temperatur 50 0C dan pelet siap diberikan sebagai pakan kelinci

Lampiran Analis Ragam Konsumsi

SK DB JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 3 429.98 143.33 47.06 3.24 5.29

Galat 16 48.72 3.05

Total 19 478.70

Lampiran Uji Tukey

hasil Tukey HSD perlakuan N Subset 1 2 3 P3 5 93.3740 P2 5 96.3640 96.3640 P1 5 98.8200 P0 5 105.9220 Sig. .066 .158 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 3,040.

Lampiran Grafik Konsumsi

105,92 98,82 96,36 93,37 86 88 90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 P0 P1 P2 P3

Lampiran Analis Ragam Pertambahan Bobot Badan

SK DB JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 3 82,151 27,384 130.71 3.24 5.29

Galat 16 3,352 0,209

Total 19 85,503

Lampiran Uji Tukey

Lampiran Analis Ragam Konversi

SK DB JK KT Fhitung F0,05 F0,01 Perlakuan 3 0.34 0.11 19.11 3.24 5.29 Galat 16 0.09 0.006 Total 19 0.43 Hasil Tukey HSD perlakuan N Subset 1 2 3 4 P3 5 23.16 P2 5 24.95 P1 5 26.41 P0 5 28.69 Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.

Lampiran Uji Tukey Hasil Tukey HSD perlakuan N Subset 1 2 3 P0 5 3.6920      P1 5 3.7400  3.7400    P2 5   3.8640    P3 5     4.0280  Sig. .012 .017

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = .006.

Lampiran Grafik Konversi

3,69 3,74 3,86 4,03 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9 4 4,1 P0 P1 P2 P3

Dokumen terkait