• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsumsi pakan

Konsumsi pakan dihitung setiap hari berdasarkan selisih antara jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah sisa pakan. Pakan yang diberikan selama penelitian ini adalah pakan hasil formulasi yang disesuaikan dengan perlakuan, pakan diberikan secara berkala dan air minum diberikan secara ad-libitum. Rataan konsumsi pakan dalam bahan kering dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 5. Rataan Konsumsi Pakan dalam Bahan Kering (gram/ekor/hari)

Perlakuan Ulangan TOTAL RATAAN±sd 1 2 3 4 5 P0 109.01 107.87 105.86 103.20 103.67 529.61 105.92±2.54c P1 100.59 99.28 99.57 96.73 97.93 494.11 98.82±1.51b P2 97.92 96.84 94.68 95.94 96.44 481.82 96.36±1.19ab P3 93.88 95.37 91.50 92.79 93.33 466.86 93.37±1.42a TOTAL 401.40 399.37 391.60 388.66 391.37 1972.40 RATAAN 100.35 99.84 97.90 97.16 97.84 98.62±1.39 Keterangan: Notasi huruf yang berbeda pada kolom rataan menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0,01)

Tabel 5 menunjukkan rata-rata konsumsi pakan kelinci (gram/ekor/hari) dari masing-masing perlakuan selama penelitian adalah P0 = 105,92, P1 = 98,82, P2 = 96,36 dan P3 = 93,37. Konsumsi pakan tertinggi secara kuantitatif dicapai pada perlakuan P0 (Kulit Ubi Fermentasi 0% + Rumput Lapangan) dan yang terendah pada perlakuan P3 (Kulit Ubi Fermentasi 30% + Rumput Lapangan). Berdasarkan hasil analisis ragam dapat diketahui bahwa penggunaan kulit ubi kayu fermentasi dalam pakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan.

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan maka dilakukan Uji Tukey. Dari hasil uji Tukey didapat rataan konsumsi pakan pada perlakuan P0

memberikan nilai rataan yang berbeda terhadap perlakuan P1, P2, dan P3. Konsumsi bahan kering pakan cenderung menurun dan lebih rendah dari pada perlakuan P0 (Kulit Ubi Fermentasi 0% + Rumput Lapangan).

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa rataan umum konsumsi pakan adalah sebesar 98,62 gram/ekor/hari. Angka tersebut lebih rendah daripada angka rata-rata konsumsi pakan yang diharapkan pada pemeliharaan kelinci menurut Herman (2000) yang menyatakan bahwa pemenuhan pakan kelinci dihitung berdasarkan konsumsi bahan kering. Kebutuhan bahan kering menurut NRC (1977) yaitu untuk hidup pokok 3-4% dari bobot badan dan untuk pertumbuhan normal 5-8% dari bobot badan. Berat rataan kelinci yaitu 2068,4 gram, maka berdasarkan data NRC kebutuhan bahan kering untuk pertumbuhan yaitu 5-8% dari berat badan kelinci yaitu sekitar 103,42-165,47 gram/ekor/hari. Hal ini mungkin disebabkan karena tingkat palatabilitas terhadap ransum rendah dan perbedaan bobot badan kelinci. Hal ini sesuai dengan pernyataan Piliang (2000) yang menyatakan bahwa konsumsi ransum dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah palatabilitas ransum, bentuk fisik ransum, bobot badan, jenis kelamin, temperatur lingkungan, keseimbangan hormonal dan fase pertumbuhan.

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan dihitung setiap minggunya berdasarkan selisih antara penimbangan bobot badan akhir dengan penimbangan bobot badan awal per satuan waktu dalam satuan gram/ekor/hari. Rataan pertambahan bobot badan kelinci new Zealand white selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Table 6. Rataan Pertambahan Bobot Badan Kelinci New Zealand White (gram/ekor/hari)

Perlakuan Ulangan TOTAL RATAAN±sd

1 2 3 4 5 P0 29.84 28.13 28.33 28.77 28.39 143.46 28,69±0,68d P1 26.73 26.04 26.76 26.16 26.37 132.06 26,41±0,35c P2 24.37 25.28 24.47 25.08 25.55 124.75 24,95±0,51b P3 23.22 23.18 23.14 23.18 23.08 115.81 23,16±0.05a TOTAL 104.16 102.64 102.69 103.20 103.39 516.09 RATAAN 26.04 25.66 25.67 25.80 25.85 25,80±0,18

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda pada kolom rataan menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0,01)

Tabel 6 menunjukkan rata-rata pertambahan bobot badan kelinci (gram/ekor/hari) dari masing-masing perlakuan selama penelitian adalah P0 = 28,69, P1 = 26,41, P2 = 24,95 dan P3 = 23,16. Pertambahan bobot badan

kelinci tertinggi secara kuantitatif dicapai pada perlakuan P0 (Kulit Ubi Fermentasi 0% + Rumput Lapangan) dan yang terendah pada perlakuan P3 (Kulit Ubi Fermentasi 30% + Rumput Lapangan). Berdasarkan hasil analisis ragam dapat diketahui bahwa penggunaan kulit ubi kayu fermentasi dalam pakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan kelinci.

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan maka dilakukan Uji Tukey. Dari hasil uji Tukey didapat rataan bobot badan pada perlakuan P0 (Kulit Ubi Fermentasi 0% + Rumput Lapangan) memberikan nilai rataan yang berbeda terhadap perlakuan P1, P2, dan P3. Pertambahan bobot badan kelinci cenderung menurun dan lebih rendah dari pada perlakuan P0 (Kulit Ubi Fermentasi 0% + Rumput Lapangan).

Hal ini berbanding lurus dengan tabel konsumsi. Pada perlakuan P0 tingkat konsumsi lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lain dan

menghasilkan pertambahan bobot badan yang lebih besar juga dibandingkan perlakuan lain. Thalib et al., (2001) menyatakan bahwa pertambahan bobot tubuh ternak sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan, maksudnya penilaian pertambahan bobot tubuh ternak sebanding dengan ransum yang dikonsumsi.

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa rataan umum pertambahan bobot badan adalah sebesar 25,8 gram/ekor/hari. Angka tersebut lebih rendah daripada angka rata-rata pertambahan bobot badan yang diharapkan pada pemeliharaan kelinci menurut Reksohadiprojo (1984) untuk periode 8-14 minggu yaitu 33,2 gram/ekor/hari. Penurunan pertumbuhan bobot badan dipengaruhi oleh penurunan tingkat konsumsi. Ensminger (1991) mengatakan bobot badan dapat menentukan penampilan ternak tersebut serta keturunannya, bobot badan dapat bervariasi karena dipengaruhi oleh bangsa, umur, genetik, pakan, suhu, lingkungan dan sebagainya.

Konversi Pakan

Konversi pakan dihitung dengan cara membandingkan banyak jumlah pakan yang dikonsumsi, dengan pertambahan bobot badan yang dicapai setiap minggunya berdasarkan pengukuran dikandang dan nilai yang diperoleh. Rataan konversi pakan kelinci new Zealand white yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan Konversi Pakan Kelinci New Zealand White

Perlakuan Ulangan TOTAL RATAAN±sd 1 2 3 4 5 P0 3.65 3.83 3.74 3.59 3.65 18,46 3,69±0,10a P1 3.76 3.81 3.72 3.69 3.71 18,71 3,74±0,05ab P2 4.02 3.83 3.87 3.82 3.77 19,31 3,86±0,09b P3 4.04 4.11 3.95 4.00 4.04 20,16 4,03±0,06c TOTAL 15,48 15,59 15,28 15,11 15,18 RATAAN 3,87 3,70 3,82 3,78 3,79 3,86±0,15

Tabel 7 menunjukkan rata-rata konversi pakan kelinci dari masing-masing perlakuan selama penelitian adalah P0 = 3,69, P1 = 3,74, P2 = 3,86 dan P3 = 4,03. Konversi pakan kelinci terendah secara kuantitatif dicapai pada perlakuan P0 (Kulit Ubi Fermentasi 0% + Rumput Lapangan) dan P1 (Kulit Ubi Fermentasi 10% + Rumput Lapangan) serta konversi pakan yang tertinggi dicapai pada perlakuan P3 (Kulit Ubi Fermentasi 30% + Rumput Lapangan). Berdasarkan hasil analisis ragam dapat diketahui bahwa penggunaan kulit ubi kayu fermentasi dalam pakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan konversi pakan kelinci.

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan maka dilakukan Uji Tukey. Dari hasil uji Tukey didapat rataan konversi pakan kelinci pada perlakuan P0 (Kulit Ubi Fermentasi 0% + Rumput Lapangan) memberikan nilai rataan yang tidak berbeda terhadap perlakuan P1, namun memberikan nilai rataan yang berbeda dengan perlakuan P2 dan P3. Konversi pakan kelinci cenderung meningkat dan lebih tinggi dari pada perlakuan P0 (Kulit Ubi Fermentasi 0% + Rumput Lapangan).

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa penambahan kulit ubi fermentasi dalam ransum tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap konversi ransum sampai pada level 20% dan memberikan pengaruh yang berbeda pada level 30%.

Perbedaan nilai konversi ransum kelinci yang diberi perlakuan P3 dibandingkan dengan perlakuan lainnya dapat disebabkan antara lain oleh tingkat palatabilitas kelinci untuk mengomsumsi ransum yang akan menghasilkan pertambahan bobot badan. Campbell dan Lasley (1985) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konversi ransum adalah genetik, umur, berat badan, tingkat konsumsi makanan, pertambahan bobot badan perhari, palatabilitas dan hormon.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang dilakukan selama penelitian maka dapat digambarkan pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Rekapitulasi hasil penelitian

Perlakuan Konsumsi Ransum Pertambahan

Bobot Badan Konversi Ransum P0 P1 P2 P3 105,92c 98,82b 96,36ab 93,37a 28,69d 26,41c 24,95b 23,16a 3,69a 3,74ab 3,86b 4,03c

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada kolom rataan menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0,01)

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi ransum antara perlakuan terdapat perbedaan yang sangat nyata.

Ini menunjukkan bahwa kelinci new Zealand white yang diberi perlakuan penambahan kulit ubi yang difermentasi Rhizopus sp, Saccharomyces sp dan

Lactobacillus sp dalam ransum menurunkan tingkat konsumsi dan tingkat pertambahan bobot badan, juga memiliki tingkat efisiensi dalam pakan yang rendah. Hal ini disebabkan oleh palatabilitas yang rendah (kurang disukai ternak).

Dokumen terkait