• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiganda, R. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Kelapa Sawit. Dalam S. Mangoensoekarjo (Eds.). Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya Tanaman Perkebunan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

. 2002. Field management on fertilizer application at oil palm plantation. Seminar on Fertilizer Management for Oil Palm, Organized by PT Sentana Adidaya Pratama, Canadian Potash Exporter (Canpotex), Potash and Phosphate Institut (PPI) and Indonesian Oil Palm Research Institut (IOPC). Bali. P. 40.

Andayani, D. 2008. Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di PT Era Mitra Agro Lestari (BSP Group), Sarolangun, Jambi. Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 70 hal.

Darmosarkoro, W. 2003. Defesiensi dan Malnutrisi Hara pada Tanaman Kelapa Sawit. Dalam W. Darmosarkoro. E.G Sutarta, dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. PPKS. Medan.

Ditjenbun. 2011. Ekspor Produk Kelapa Sawit Terus Naik. http://ditjenbun.deptan.go.id/index.php/component/content/article/36-news/203-ekspor-produk-kelapa-sawit-terus-naik.html [30 Januari 2012].

Ditjenbun. 2011. Luas Perkebunan dan Produksi Kelapa Sawit di Seluruh Indonesia. www.ditjenbun.deptan.go.id/index.php/ teknik-budidaya.html. [ 30 Januari 2012].

Fauzi, Y., E. Widyastuti, I. Satyawibawa, dan R. Hartono. 2008. Kelapa Sawit: Budidaya Pemanfaatan Hasil Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.

Febriana, R. 2009. Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Sari Aditya Loka I (PT Astra Agro Lestari, Tbk.), Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi. Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 97 hal.

Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia , Edisi 2. Pusat Penelitian Marihat Bandar Kuala Pematang Siantar. 362 hal.

 

Mangoensoekarjo, S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 408 hal.

Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Managemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

Poeloengan, Z., M.L. Fadli, Winarna, S. Rahutomo, dan E.S. Sutarta. 2003. Permasalahan Pemupukan pada Kelapa Sawit. Dalam W. Darmosarkoro, E.G. Sutarta, dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. PPKS. Medan

Qomar, T.R. 2010. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Skripsi. Program Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 80 hal.

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen, dan Pengolahan.Yogyakarta:Kanisius

Sutarta, E.S., S. Rahutomo, W. Darmosarkoro, dan Winarna. 2003. Peranan Unsur Hara dan Sumber Hara pada Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Dalm W. Darmosarkoro, E.G. Sutarta, dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. PPKS. Medan.

Winarna, W. Darmosarkoro, dan E.S Sutarta. 2003. Teknologi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Dalam W. Darmosarkoro, E.G. Sutarta, dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. PPKS. Medan.

                       

LAMPIRAN

 

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL)

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis (satuan/HK) Lokasi Penulis Karyawan Standar

13 Februari 2012 Orientasi Lapang Divisi III 14 Februari 2012 Orientasi Lapang Divisi II dan III

15 Februari 2012 Field Visit (Panen) Blok O30

16 Februari 2012 Mengutip Brondolan (Panen) 2 ha 6 ha 3 ha Blok M28, M24 17 Februari 2012 Cek Brondolan Jatuh dan Simulasi Divisi II

LSU

18 Februari 2012 Perawatan Manual 7 jam 7 jam 7 jam Blok M20 19 Februari 2012 LIBUR

20 Februari 2012 Piringan Manual 7 jam 7 jam 7 jam Blok M20

21 Februari 2012 Pemupukan RP Blok K16,L16,K17

22 Februari 2012 Aplikasi Jangkos 3 ton 7 ton 7 ton Blok M22, M23

23 Februari 2012 Pemupukan RP Blok K17,K18

24 Februari 2012 Pemupukan RP Blok k18,K19

25 Februari 2012 Pemupukan RP Blok L23,M23

26 Februari 2012 LIBUR

27 Februari 2012 Penguntilan Pupuk Borate 7 jam 7 jam 7 jam Gudang Pupuk 63

 

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis (satuan/HK) Lokasi Penulis Karyawan Standar

28 Februari 2012 Penguntilan Pupuk Borate 7 jam 7 jam 7 jam Gudang Pupuk 29 Februari 2012 Semprot Piringan (BSS) 1.5 ha 3 ha 3 ha Blok L22,L23 1 Maret 2012 Semprot Piringan (BSS) 1.8 ha 3 ha 3 ha Blok L20,L21

2 Marte 2012 Pemupukan Borate Blok K20,K21

3 Maret 2012 Pengambilan Data Sekunder Kantor Kebun 4 Maret 2012 LIBUR

 

Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Lokasi Jumlah KHL yang Luas Areal yang Lama Kegiatan

diawasi (orang) diawasi (ha) (Jam)

5 Maret 2012 Mandor Pupuk (MOP) 15 32.18 7 Blok L22,L21 6 Maret 2012 Pengambilan Data Sekunder 5 Kantor Kebun

7 Maret 2012 Mandor Pupuk (MOP) 15 14.51 7 Blok M19

8 Maret 2012 Mandor Pupuk (MOP) 9 24.48 7 Blok K20

9 Maret 2012 Mandor pupuk (RP) 18 67.4 8 Blok M20,M21 10 Maret 2012 Pengambilan Data Sekunder 6 Kantor Kebun 11 Maret 2012 LIBUR

12 Maret 2012 Aplikasi Jangkos 10 11.64 7 Blok K14

13 Maret 2012 Mandor Until Pupuk (Borate) 4 7 Gudang Pupuk

14 Maret 2012 Krani Divisi 10 Kantor Kebun

15 Maret 2012 Krani Divisi 10 Kantor Kebun

16 Maret 2012 Krani Divisi 10 Kantor Kebun

17 Maret 2012 Krani Divisi 7 Kantor Kebun

18 Maret 2012 LIBUR

19 Maret 2012 Krani Transportasi 3 7 Blok L22,L21 65

 

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Lokasi Jumlah KHL yang Luas Areal yang Lama Kegiatan

diawasi (orang) diawasi (ha) (Jam)

20 Maret 2012 Membantu Administrasi Kebun 8 Kantor Kebun 21 Maret 2012 Membantu Administrasi Kebun 8 Kantor Kebun 22 Maret 2012 Membantu Administrasi Kebun 7 Kantor Kebun 23 Maret 2012 LIBUR

24 Maret 2012 Mandor Until Pupuk (Borate) 4 7 Gudang Pupuk 25 Maret 2012 LIBUR

 

Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Lokasi

Jumlah Mandor Luas Areal Lama Kegiatan yang diawasi (orang) yang diawasi (ha) (jam)

26 Maret 2012 Traksi Gudang 9 Kantor Kebun

27 Maret 2012 Penguntilan Pupuk RP 1 7 Gudang Pupuk 28 Maret 2012 Proses Pengolahan CPO (PKS) 9 PKS SAGM

29 Maret 2012 Administrasi Kebun 7 Kantor Kebun

30 Maret 2012 Pemupukan RP 2 62.15 8 K07 dan K14 31 Maret 2012 Pemupukan RP 2 87.40 8 M08, M09, N09 1 April 2012 LIBUR

2 April 2012 Pemupukan RP 2 91.50 9 K 11, K12, K13 3 April 2012 Pengambilan Data Sekunder 7 Kantor Divisi II

4 April 2012 Administrasi BMS 1 7 Kantor BMS

5 April 2012 Pemupukan RP 2 88.70 9 K28, M28, M29 6 April 2012 LIBUR

7 April 2012 Administrasi Kantor BMS 1 7 Kantor BMS 8 April 2012 LIBUR

9 April 2012 Administrasi Kantor BMS 1 7 Kantor BMS 67

 

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Lokasi

Jumlah Mandor Luas Areal Lama Kegiatan yang diawasi (orang) yang diawasi (ha) (jam)

10 April 2012 Pemupukan RP 2 28.50 7 Blok M26 11 April 2012 Administrasi Kantor BMS 1 7 Kantor BMS

12 April 2012 Krani Divisi 9 Kantor Kebun

13 April 2012 Krani Divisi 7 Kantor Kebun

14 April 2012 Review Pengamatan Magang 7 Kantor Divisi II

15 April 2012 LIBUR

16 April 2012 Supervisi Dosen 5 Metro Pundu

17 April 2012 Pengambilan Data Sekunder 7 Kantor Divisi II 18 April 2012 Melengkapi Administrasi 8 Kantor Kebun

Kantor Kebun

19 April 2012 Review Pengamatan Magang 8 Kantor Divisi III 20 April 2012 Pengambilan Data Sekunder 7 Kantor Kebun 21 April 2012 Administrasi Klinik Kebun 5 Klinik Kebun 22 April 2012 LIBUR

23 April 2012 Administrasi Kantor BMS 6 Kantor BMS 68

 

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Lokasi

Jumlah Mandor Luas Areal Lama Kegiatan yang diawasi (orang) yang diawasi (ha) (jam)

24 April 2012 Review BSS 7 Kantor BSS

25 April 2012 Review BSS 7 Kantor BSS

26 April 2012 Presentasi 3 Kantor Kebun

27 April 2012 Field Visit 8 Blok L 23

28 April 2012 Administrasi Kantor Kebun 7 Kantor Kebun 29 April 2012 LIBUR

30 April 2012 Review Pengamatan Magang 6 Kantor Kebun

1 Mei 2012 Review Pengamatan Magang 6 Kantor Kebun

2 Mei 2012 Review Pengamatan Magang 6 Kantor Divisi II 3 Mei 2012 Review Pengamatan Magang 7 Kantor Divisi II 4 Mei 2012 Pengambilan Data Sekunder 4 Kantor Kebun 5 Mei 2012 Pengambilan Data Sekunder 4 Kantor Kebun 6 Mei 2012 LIBUR

7 Mei 2012 Review Draf Skripsi 5 Kantor Kebun

8 Mei 2012 Ujian 2 Kantor Kebun

 

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Lokasi

Jumlah Mandor Luas Areal Lama Kegiatan yang diawasi (orang) yang diawasi (ha) (jam)

9 Mei 2012 Administrasi Kebun 8 Kantor Kebun

10 Mei 2012 Administrasi Kebun 9 Kantor Kebun

11 Mei 2012 Administrasi Kebun 6 Kantor Kebun

12 Mei 2012 Administrasi Kebun 9 Kantor Kebun

13 Mei 2012 LIBUR

 

Lampiran 4. Peta Kebun Bangun Koling Estate (BKLE)

 

Keterangan: BK= MM < 60 mm, BL= MM 60-100 mm, BB= MM > 100 mm

Q = % →Q = ,

, % 7,4%

Menurut klasifikasi Schmidt Ferguson tipe iklim kebun BKLE termasuk kelas A

BULAN TAHUN Rata-Rata 2007 2008 2009 2010 2011 HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM JANUARI 13 232,6 13 484,0 14 298,3 16 471,0 14 415,8 14 380,3 PEBRUARI 16 467,9 11 511,0 13 246,0 13 285,5 6 292,0 12 360,5 MARET 15 349,5 13 404,0 18 800,5 16 318,5 10 233,8 14 421,3 APRIL 19 698,0 14 469,5 14 558,0 11 198,5 12 373,0 14 459,4 MEI 10 201,6 7 145,5 10 293,0 15 437,1 8 208,5 10 257,1 JUNI 14 162,5 9 277,5 7 245,0 18 464,8 6 105,0 11 251,0 JULI 12 235,9 13 119,0 6 242,0 15 414,8 4 81,0 10 218,5 AGUSTUS 6 680,0 17 439,8 1 17,0 12 201,0 2 8,5 8 269,3 SEPTEMBER 1 12,0 12 271,0 2 26,0 13 532,3 4 62,8 6 180,8 OKTOBER 13 489,0 18 615,0 10 544,0 16 427,8 8 233,5 13 461,9 NOVEMBER 12 327,0 18 362,5 20 546,5 18 404,3 9 342,0 15 396,5 DESEMBER 19 382,0 22 369,5 22 850,8 12 363,8 11 249,3 17 443,1 JUMLAH 150 4.238 167 4.468 137 4.667 175 4.519 94 2.605 145 4.099 BK 1,0 - 2,0 - 1,0 0,8 BL 2,0 0,4 BB 11,0 12,0 10,0 12,0 9,0 10,8

Lampiran 5. Data Curah Hujan Kebun BKLE Tahun 2007-2011

 

Lampiran 6. Struktur Organisasi Kebun Bangun Koling Estate

 

Lampiran 7. Peta Jenis Tanah Kebun BKLE

 

  Lampiran 8. Peta Status Hara Daun Kebun BKLE

 

Lampiran 9. Struktur Organisasi Kebun Wilayah IV

 

Lampiran 10. Biaya Pemupukan TM Tahun 2011

   

Koling Estate, PT.Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Group, Kotawaringin East, Central Kalimantan

Abstract

The internship was done in Bangun Koling Estate, Bumitama Gunjaya Agro for three months beginning on 13 Februari 2012 to 13 Mei 2012. The internship covers activity concerning both technical and manajerial aspect such as worker, foreman, and as an assistant.The purpose of this internship program is to improve technical and managerial skill. The data were gained are primary data (direct method) and secondary data (indirect method). Primary data are all information which was gained directly from observation by the writer on the field covering accuracy of variety, accuracy of time, accuracy of dosage, accuracy of fertilization method, accuracy of fertilization where, deficiency ditermined by direct discussion with labors and staff about palm oil. Secondary data was gained from office garden files, oscar office files, and literary study. The secondary data gained were climate data, productivity, fertilizer recommendation and realization, organization structure and matters pertain to man power. From the data gathered then it is analyzed by using descriptive method. Based on the observation, fertilization in plantation of Bangun Koling Estate in general has fulfilled the accuracy of fertilization method and accuracy of variety precises.

Key words :Oil Palm, accuracy of fertillization, dosage, time.

WILLY CANDRA. Studi Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Tanaman Menghasilkan (TM) di Perkebunan Bangun Koling Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Grup, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Dibimbing oleh SUDRADJAT).

Kegiatan magang mempunyai tujuan untuk memperoleh pengalaman kerja, keterampilan teknis dan manajerial pada perusahaan perkebunan kelapa sawit. Selain itu tujuan khusus magang yaitu memperdalam pengetahuan mahasiswa dalam penanganan permasalahan dan teknik budidaya kelapa sawit khususnya pada aspek manajemen pemupukan, sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan efektivitas pemupukan pada tanaman menghasilkan kelapa sawit. Magang dilaksanakan di perkebunan Bangun Koling Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada bulan Februari-Mei 2012.

Studi ini dilaksankan selama tiga bulan dari tanggal 13 Februari sampai 13 Mei 2012. Metode yang digunakan dalam studi ini yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan bekerja secara langsung di lapangan sesuai dengan jenjang jabatan yang ada di kebun. Selain itu juga dengan wawancara kepada karyawan lapangan dan staf kebun. Metode tidak langsung dengan mendapatkan data sekunder kebun dan arsip kebun berupa laporan harian, bulanan, dan tahunan. Pengamatan secara khusus yaitu dengan mengambil data primer dan sekunder kemudian dianalisis baik secara deskriptif maupun kuantitatif.

Kebun Bangun Koling Estate (BKLE) terletak di desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Letak geografis kebun BKLE yaitu pada koordinat diantara 112.01°-113.09°BT dan 1.45°-1.85°LS. Luas areal kebun yang diusahakan yaitu 2530 ha. Iklim pada kebun BKLE menurut klasifikasi Schmidth-Ferguson termasuk tipe iklim A (sangat basah). Rata-rata curah hujan selama lima tahun terakhir adalah 4 099 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan yaitu 145 hari per tahun. Produksi

hingga tahun 2011 menjadi 21 892 ton TBS.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di kebun BKLE terhadap manajemen dan keefektifan pemupukan diperoleh hasil untuk tingkat ketepatan dosis, ketepatan waktu, dan ketepatan tempat masih belum sesuai rekomedasi pemupukan dan belum mencapai standar kebun. Walaupun untuk ketepatan dosis untilan pupuk sudah mencapai standar kebun. Kriteria ketepatan jenis dan ketepatan cara sudah tercapai sesuai SOP yang telah ditetapkan perusahaan. Realisasi pemupukan di kebun ini belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan rekomendasi, hal ini dapat diketahui dengan masih cukup banyak tanaman yang mengalami defisiensi hara. Dalam penggunaan tenaga kerja pemupukan masih belum efisien sehingga berdampak pada menurunnya efesiensi biaya dan waktu.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas tanaman perkebunan unggulan di Indonesia. Prospek pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia ini masih prospektif. Tanaman ini merupakan salah satu penghasil devisa non migas terbesar bagi negara kita. Pada sektor perkebunan, kelapa sawit merupakan komoditas ekspor yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian negara. Volume ekspor minyak kelapa sawit menunjukan data yang terus meningkat setiap tahunnya. Ekspor minyak kelapa sawit pada tahun 2008 mencapai 18,141,006 ton dengan nilai US$ 14,110,229 dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan dengan volume ekspor 20,615,958 ton dengan nilai US$ 12,626,595 (Ditjenbun, 2011).

Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek cerah karena seiring dengan berjalannya waktu, industri-industri yang berbasis bahan baku produk kelapa sawit meningkat pesat. Peningkatan produksi minyak sawit sejalan dengan pertambahan luas areal perkebunan kelapa sawit dan produksi tandan buah segarnya. Data menunjukan pada tahun 2008 terdapat 7,363, 847 ha luas areal kelapa sawit dengan produksi CPO sebesar 18,141,006 ton dan tahun 2010 meningkat menjadi 8,430,027 ha dengan produksi CPO 20,615,958 ton (Ditjenbun, 2011).

Produktivitas yang sesuai dengan standar kelas lahan kelapa sawit dapat dicapai melalui kegiatan pemeliharaan. Menurut Febriana (2009) pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan pengendalian gulma, pemeliharaan piringan, pemeliharaan pasar pikul, pemeliharaan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), pemeliharaan gawangan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pemupukan sendiri merupakan faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas kelapa sawit.

Kemampuan tanah dalam penyediaan unsur hara secara terus-menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan hara harus diimbangi dengan penambahan unsur hara yang dilakukan melalui

 

pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman dan produksi, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit.

Pemupukan pada perkebunan kelapa sawit dapat dibagi menjadi dua yaitu, pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Perbedaan pemupukan ini didasarkan pada tujuan pemupukannya. Pemupukan pada TBM lebih ditujukan untuk memacu pertumbuhan vegetatifnya, sedangkan pemupukan pada TM ditujukan untuk mendukung pertumbuhan generatif. Secara umum pemupukan bermanfaat menyediakan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan produksi yang maksimal dapat tercapai (Qomar, 2010).

Pemupukan dapat meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil (Pahan, 2010). Selain itu, pemupukan sangat bermanfaat dalam melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi. Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, kondisi visual tanaman. Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadwal umur tanaman. Peningkatkan produktivitas tanaman dapat dilakukan dengan pemupukan yang efektif dan efisien dalam manajemen pemupukan. Manajemen pemupukan yang baik meliputi penentuan jenis pupuk, dosis pupuk, metode pemupukan, waktu pemupukan, frekuensi pemupukan, dan pengawasan mutu pupuk.

Tujuan

Kegiatan magang ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional mahasiswa sesuai kompetensinya agar dapat memahami dan melaksanakan proses kerja secara nyata, meningkatkan pengetahuan tentang budidaya kelapa sawit dan kemampuan teknis lapangan serta manajerial dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan kebun kelapa sawit. Selain itu, tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah mempelajari manajemen pemupukan tanaman kelapa sawit, mencakup efisiensi dan efektivitas pemupukan yang dilakukan oleh tenaga kerja pemupukan di perusahaan ini.

Botani Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari kelas Angiospermae, ordo Monocotyledonae, famili Arecaceae, dan genus Elaeis (Mangoensoekarjo, 2007). Nama latin kelapa sawit Elaeis berasal dari elaion yang berarti minyak, guineensis berasal dari kata guinea berarti Pantai Barat Afrika, dan Jacq yang merupakan botanis Amerika pemberi nama latin kelapa sawit.

Batang kelapa sawit tidak memiliki cabang dan kambium dengan tipe pertumbuhan primer. Titik tumbuhnya berada pada ujung batang. Tinggi maksimum kelapa sawit yang ditanam di perkebunan mencapai 18 meter, sedangkan yang tumbuh di alam mencapai 30 meter.

Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Perakarannya sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Akar primer tumbuh hingga perbatasan air tanah, sedangkan akar sekunder, tersier, kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah  bahkan akar tersier dan kuarter menuju lapisan atas yang mengandung banyak zat hara.

Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang daun sejajar. Daun membentuk pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7.5 – 9 meter, dimana jumlah anak daun 250 – 400 helai per pelepah.

Syarat Tumbuh

Faktor iklim berpengatuh terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh pada daerah tropis basah (12°LU – 12°LS) dengan ketinggian 0 – 500 meter dpl. Curah hujan yang baik bagi kelapa sawit adalah 2000 – 2500 mm/tahun dengan hujan yang agak merata dan tidak memiliki defisit air. Suhu optimum bagi kelapa sawit berkisar 24 – 28 °C, namun masih dapat tumbuh pada suhu terendah 18 °C dan tertinggi 32 °C (Setyamidjaja, 2006).

 

Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, tekstur ringan, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas. Kemiringan yang paling baik untuk areal pertanaman kelapa sawit adalah 0 - 15°. Kelapa sawit tumbuh baik pada pH 5.0 – 5.6, tetapi tanaman ini masih dapat tumbuh pada pH 4.0 – 6.0.

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit

Manajemen pemupukan yang baik pada kelapa sawit harus mengacu pada konsep efektivitas dan efisiensi. Tujuan dari manajemen aplikasi pupuk di perkebunan kelapa sawit yaitu menciptakan kondisi kesuburan tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit sehingga dapat memberikan produksi yang ditargetkan sesuai dengan produktivitas kelas lahannya (Adiwiganda, 2007). Menurut Andayani (2008) pemupukan merupakan upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup untuk mendorong peertumbuhan vegetatif tanaman dan produksi tandan buah segar (TBS) secara maksimum dan ekonomis, serta untuk ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pemberian pupuk yang tepat dapat meningkatkan produksi untuk mencapai produtivitas standar yang sesuai dengan kelas kesesuaian lahan.

Kegunaan unsur hara

Jenis dan kegunaan unsur hara penting dalam kegiatan pemupukan di perkebunan kelapa sawit. Pengetahuan ini bertujuan untuk meningkatkan ketepatan baik jumlah, saat pemupukan, dan efektivitas pupuk terhadap produksi tanaman. Beberapa unsur hara yang penting bagi kelapa sawit, antara lain:

1. Nitrogen (N), unsur hara ini diperlukan dalam jumlah banyak dan berguna bagi pertumbuhan tanaman, pembentukan protein, sintesis klorofil. Kekurangan unsur N mengakibatkan pertumbuhan tanaman menurun dan produksi daun juga menurun. Gejala kekurangan N adalah pertumbuhan terhambat dan daun tua berwarna hijau pucat kekuningan. Sumber pupuk yang mengandung N adalah Urea atau ZA.

2. Phospor (P), merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak, berperan dalam proses transfer energi sebagai penyusun ADP/ATP maupun 4

 

penyusun kode genetik tanaman, memperkuat perakaran dan batang tanaman, serta meningkatkan mutu buah. Kekurangan P menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan daun berwarna keunguan. Sumber unsur hara P antara lain pupuk SP-18, rock phosphat, SP-36.

3. Kalium (K), unsur ini juga diperlukan dalam jumlah banyak, penting untuk penyusunan minyak, pengaktifan enzim, mengangkut hasil fotosintesis dan mempengaruhi jumlah dan ukuran tandan. Kekurangan unsur K akan terjadi pada daun tua karena K diangkut ke daun muda. Gejalanya akan timbul bercak transparan, lalu megering. Sumber unsur hara K adalah pupuk KCl. 4. Magnesium (Mg), diperlukan dalam jumlah cukup banyak, berfungsi dalam

proses fotosintesis, respirasi tanaman, dan pengaktifan enzim. Kekurangan unsur Mg ditandai dengan gejala ujung daun tua nampak kekuningan jika terkena sinar matahari, sedangkan daun yang terlindung tidak terjadi hal tersebut. Sumber hara Mg adalah kapur dolomit.

Ketepatan pemupukan

Pupuk adalah sumber hara utama yang menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Oleh sebab itu, pemupukan perlu dilakukan secara efisien dan efektif karena biaya yang di butuhkan dalam pemupukan tidaklah sedikit. Menurut Darmosarkoro (2003) biaya pemupukan kurang lebih 24% dari total biaya produksi atau sekitar 40-60% dari total biaya pemeliharaan. Pemupukan yang efektif dan efisien harus memperhatikan 5T yaitu tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, tepat jenis, dan tepat tempat.

Tepat dosis. Pemupukan yang optimal adalah pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (tepat dosis). Tepat dosis artinya pupuk harus diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Dosis pupuk yang berlebih tidak hanya membuat biaya pemupukan semakin tinggi, tetapi juga merugikan tanaman. Beberapa kisaran dosis pemupukan tanaman kelapa sawit menghasilkan pada tanah mineral dapat dilihat pada Tabel 1.

 

Tabel 1. Kisaran Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan pada Tanah Mineral

Kelompok Umur (tahun)

Jenis dan Dosis Pupuk (kg/pohon)

Urea SP-36 MOP Kieserite

3 – 8 2 1.5 1.5 1

9 – 13 2.75 2.25 2.25 1.5

14 – 20 2.5 2 2 1.5

21 – 25 1.75 1.25 1.25 1

Sumber: Lubis (2008)

Tepat waktu. Pemupukan yang efektif dilakukan pada saat tanah mengandung cukup air yaitu pada awal musim hujan atau akhir musim hujan. Biasanya pemupukan di lakukan dua kali dalam setahun. Waktu pemupukan harus disesuaikan dengan keadaan tanaman dan juga curah hujan. Pagi sampai siang hari adalah waktu yang tepat untuk aplikasi pemupukan pada kelapa sawit (Qomar, 2010).

Tepat jenis. Jenis pupuk yang sering digunakan pada perkebunan kelapa sawit yaitu pupuk urea atau ZA (unsur N), rock phosphate atau SP-36 (unsur P), MOP atau KCl (unsur K), Dolomit atau Kieserit (unsur Mg), dan HGF-Borat (unsur B). Pupuk yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kelapa sawit.

Tepat cara dan tempat. Aplikasi pupuk pada tanaman menghasilkan untuk kelapa sawit dibedakan atas sifat masing-masing seperti :

(a) Nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai batas bokoran. (b) P2O5 dan MgO (Phosphate dan Magnesium) ditaburkan sekitar 25 cm dari

tanaman sampai ujung bokoran. Namun apabila Rock phosphate yang digunakan, tempat penaburan pupuknya adalah disekitar gawangan di pinggir 

Dokumen terkait