• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdullah Y. 2008. Efektivitas ekstrak daun paci-paci Leucas lavandulaefolia untuk pencegahan dan pengobatan infeksi penyakit MAS Motile Aeromonad Septicaemia ditinjau dari patologi makro dan hematologi ikan lele dumbo Clarias sp.[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Affandi R, UM Tang. 2002. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru (ID): Unri Press. Albert A. 1973. Selective Toxicity.Chapman & Hall, London.

Angka SL, Priosoeryanto BP, Lay BW, Harris E. 2004. Penyakit motile aeromonad septicaemia pada ikan lele dumbo (Clarias sp.): upaya pencegahan dan pengobatannya dengan fitofarmaka. Forum Pascasarjana. 27(4): 339-350.

Angka SL. 2005. Kajian penyakit Motile Aeromonad Septicaemia (MAS) pada ikan lele dumbo (Clarias sp.): patologi, pencegahan, dan pengobatannya dengan fitofarmaka [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Austin B, Austin DA. 1993. Bacterial Fish Pathogens, Disease in Farm and Wild

Fish. Ed ke-2. London: Ellis Herwood.

Ayuningtyas AK. 2008. Efektivitas campuran meniran Phyllanthus niruri dan bawang putih Allium sativum untuk pengendalian infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Auburn University 4 th Printing, International Centre for Aquaculture Experiment Station. Auburn.

Cascon A, Fregenada J, Aller M, Yugueros J, Temprano A, Hermanz C, Sanchez J, Rodriguez-Apracio L, Naharr G. 2000. Cloning, characterization and insertional activation of a major extracellar serine protease gene with elastolytic activity from A. hydrophila. Journal Fish Diseases, 23:49-59.

22

Cipriano RC. 2001. Aeromonas hydrophila and motile aeromonas septicemias of fish. Fish Disease Leaflet 68. Washington DC.

Deshmukh, Wadegaonkar, Bhagat RP, Wadegaonkar PA. 2011. Tissue specific expression of Anthraquinones, flavonoids and phenolics in leaf, fruit and root suspension cultures of Indian Mulberry (Morinda citrifola L.). Plant Omics Journal, 4(1):6-13.

DJPB [Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya]. 2013. Statistik menakar target air tawar tahun 2013. http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=847[1 September 2014].

Dwidjoseputro D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta (ID): Djambatan. Emerson KR, Russo RC, Lund RE, Thurston RV. 1975. Aqueous ammonia

equilibrium calculations: effect of pH and temperature. J. Fish. Res. Board Can, 32: 2377–2383.

Fathurrahmah. 1992. Efek anthelmintik beberapa tanaman obat terhadap cacing Raillentina spp secara in vitro [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hadie W, Emmawati L, Lusiastuti AM. 2010. Peningkatan produksi benih ikan patin di unit pembenihan rakyat (UPR) melalui penerapan kekebalan bawaan (Maternal Immunity). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.

Hadioetomo RS. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi dalam Praktek. Jakarta (ID): PT Gramedia.

Hafsah S. 1994. Pengaruh penyuntikan Freud’s Complete Adjusvant dan bakteri Aeromonas hydrophila galur virulen L38 terhadap ikan lele dumbo (Clarias sp.) dewasa [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Handfield M, Simartd P, Coullard M, Letarte R. 1996. Aeromonas hydrophila isolated from food and drinking water: hemaglutination, hemolysis and cytotoxity for a human intestinal cell line (Ht-29). Applied and Environmental Mikrobiology, 62: 3459-3461.

Harborne JB. 2006. Metode Fitokimia, Edisi ke-2. Bandung (ID): ITB.

Hendi. 2006. Diferensial leukosit ayam yang diinfeksi Eimeria tenella setelah pemberian sari buah mengkudu (Morinda citrifolia) dengan dosis bertingkat melalui air minum [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Herissuparman E. 2000. Studi aktivitas ekstrak chloroform buah mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai anthelmintika pada domba yang diinfeksi Haemonchus contortus [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta (ID): Badan Litbang

Kehutanan.

Hildasari D. 1998. Penapisan kandungan kimia dan uji efek anthelmintic buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap cacing lambung (Haemonchus contortus) secara in vitro [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Staley JT, Williams ST. 1998. Bergey’s Manual

of Determinative Bacteriology. Williams & Wilkins. Baltimore.

Kabata Z. 1985. Parasites and Disease of Fish Cultured in the Tropics. Taylor and Francis Press, London and Philadelphia.

Lay BW. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.

23

Madduluri S, Rao K, Babu, Sitaram B. 2013. In vitro evaluation of antibacterial activity of five indegenous plants extract against five bacterial pathogens of human. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5(4): 679-684.

Mulia DS, Arif H. 2012. Efektivitas ekstrak daun sirih dalam menanggulangi ikan patin yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Penelitian, 9(2).

Naim R. 2004. Senyawa antimikroba dari tanaman. http/www.kompas.com. [27 Januari 2015].

NRC. 1993. Nutrient Requirement of Fishes. National Academic of Sciences. Washington DC.

Nursal M, Nganro MR. 1997. Pengaruh ekstrak akar Achantus illicifolius terhadap pertumbuhan Vibrio parahaemolyticus. Jurnal Biosains, 2(1).

Olga, Rini RK, Akbar J, Isnansetyo, Sembiring L. 2007. Protein Aeromonas hydrophila sebagai vaksin untuk pengendalian MAS (Motile Aeromonas Septicaemia) pada jambal siam (Pangasius hypophthalmus). Jurnal Perikanan, IX (1): 17-25.

Pleczar MJ, ECS Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.

Rahman MF. 2008. Potensi ekstrak daun pepaya pada ikan gurame yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rahman MH, Somsiri T, Tajima K, Ezura Y. 2004. Distribution of Aeromonas sp. emphasizing on a newly identified species of Aeromonas sp. T8 isolated from fish and aquatic animals in Southeast Asia. J. Biol Sci, 7: 258–268. Reed LJ, Muench H. 1938. A simple method of estimating fifty percent endpoints.

Am. J. Hygiene, 27(3): 493-497.

Satrija F. 1998. Study on the use of Carica papaya L. Latex and Morinda citrifolia L. fruit against gastrointestinal nematodes of sheep. Final Report-Young Academic Program URGE Batch I.

SNI [Standar Nasional Indonesia]. 2002. Ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus). Badan Standarisasi Nasional.

Soemardji AA, Soegiarto, Sigit. 1994. Dekok daun Morinda citrifolia L. sebagai obat cacing. Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII dan Muktamar PERHIPBA VI di Bogor.

Sundana, Mariyono. 2002. Teknik pencegahan dan pengobatan penyakit bercak merah pada ikan air tawar yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Buletin Teknik Pertanian, 7(1).

Suprapto. 2006. Tubuh kebal dengan herbal. http://www.depkes.go.id [28 Januari 2014].

Suzuki Y, Iida T. 1992. Fish granulocytes in the process of imflamation. Annual Review of Fish disease, 2: 149-160.

Swann L, White RM. 1989. Diagnosis and treatment of Aeromonas hydrophila infection of fish. Aquaculture extension, Purdue University.

Syamsir E. 2008. Perbedaan endotoksin dan eksotoksin. http:// ilmupangan.com/2008/04/perbedaan-endotoksin-dan-eksotoksin.htm [27 Januari 2015].

24

Taufik P. 1984. Faktor kualitas air dapat mempengaruhi timbulnya suatu penyakit pada ikan. Majalah Pertanian No.3, tahun ke-31. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.

Taufik P. 2001. Ketahanan ikan baung Mystus nemurus terhadap patogen Aeromonas hydrophila. Jurnal Sains Akuatik, 4(2): 6-12.

Waha MG. 2002. Sehat dengan Mengkudu (Noni- Morinda citrifolia). Jakarta (ID): Mitra Sitta Falah Group.

Wahjuningrum D, Angka SL, Lesmanawati W, Sa’diyah, Yuhana M. 2007. Prospek mahkota dewa Phaleria macrocarpa untuk pencegahan penyakit motile Aeromonad septicaemia pada ikan patin Pangasionodon hypophthalmus. Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(1): 109–117.

Wahjuningrum D, Ashry N, Nuryati S. 2008. Pemanfaatan ekstrak daun ketapang Terminalia cattapa untuk pencegahan dan pengobatan ikan patin Pangasionodon hypophthalmus yang terinfeksi Aeromonas hydrophila. Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(1): 79-94.

Wahjuningrum D, Kurniawan D, Setyotomo K, Setiawati M. 2012a. Penggunaan campuran tepung meniran dan bawang putih dengan metode repeleting dalam pakan untuk pencegahan dan pengobatan Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 11(1):11-16.

Wahjuningrum D, Widiani I, Nuryati S. 2012b. Lama pemberian pakan mengandung tepung meniran phyllanthus niruri dan bawang putih allium sativum untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 11(2):179-189. Wati RA. 2009. Efektivitas pemberian ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia

Lignosae) sebagai pengganti antibiotik terhadap performa ayam broiler yang diinfeksi Salmonella typhimurium [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Widdhiasmoro NP. 2000. Kajian efektivitas anthelmintika ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap cacing Hymenolepsis nana pada mencit putih (Mus musculus albinus) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Wiryanti I. 2004. Tanggap kebal dan tampilan produksi ayam pedaging yang

diberi ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Yuhana M, Normalina, Sukenda. 2008. Pemanfaatan ekstrak bawang putih Allium sativum untuk pencegahan dan pengobatan pada ikan patin Pangasionodon hypophthalmus yang diinfeksi Aeromonas hydrophila. Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(1): 95-107.

Zoleta JMR, Balito MBR, Caparaz MFM, Izon EC, Ponio JI, Termonio RMG, Uayan MB. 2014. Effect of crude extracts of Morinda citrifolia leaves to blood glucose level of allonxan-induced male mice. Peer Reviwed Journal, 1.

Zonneveld NZA, Huisman EA, Bonn JH. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka utama.

25

LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan nilai LD50

Kepadatan

bakteri Mati Hidup

Nilai akumulasi Mati (ekor) Hidup (ekor) Rasio kematian (%) 107 7 3 14 13 51,85 106 5 5 7 10 41,18 105 2 5 2 5 28,57 Selang proporsi =K K %−K %− w % = ,8 − , 8,8 − = ,

Log negatif LD50 = Log negatif nilai di atas 5 % + selang proporsi = -Log 107 + 0,17

= 6,82

Maka LD50= 106,82 CFU/mL ≈ 107 CFU/mL

Lampiran 2 Gambar hasil uji zona bening (hambat) di sekitar kertas cakram yang diberi ekstrak tepung daun mengkudu

A B C D

26

Lampiran 3 Analisis statistik kelangsungan hidup ikan patin

ANOVA

Sumber keragaman Jumlah kuadrat DB Kuadrat tengah F P

Perlakuan 6426,66 4 1606,67 37,07 0,00 Galat 433,33 10 43,33 Jumlah 6860,00 14 Uji Tukey Perlakuan N α = 0,05 1 2 3 Tukey BNJa K+ 3 40,00 2% 3 60,00 1% 3 61,67 0,5% 3 83,33 K- 3 100,00 Sig. 1,00 1,00 0,07

Lampiran 4 Analisis statistik nafsu makan ikan patin sebelum uji tantang

ANOVA

Sumber keragaman Jumlah kuadrat DB Kuadrat tengah F P

Perlakuan 5,89 4 1,47 53,73 0,00 Galat 0,27 10 0,03 Total 6,17 14 Uji Tukey Perlakuan N α = 0,05 1 2 Tukey BNJa 2% 3 3,34 K+ 3 3,42 K- 3 3,45 1% 3 4,53 0,5% 3 4,81 Sig. 0,93 0,30

27

Lampiran 5 Analisis statistik nafsu makan ikan patin setelah uji tantang

ANOVA

Sumber keragaman Jumlah kuadrat DB Kuadrat tengah F P

Perlakuan 7,11 4 1,78 18,37 0,00 Galat 0,97 10 0,10 Total 8,08 14 Uji Tukey Perlakuan N α = 0,05 1 2 Tukey BNJa K+ 3 2,64 1% 3 2,70 2% 3 2,78 0,5% 3 3,37 K- 3 4,47 Sig. 0,10 1,00

Lampiran 6 Analisis statistik konversi pakan ikan patin sebelum uji tantang

ANOVA

Sumber keragaman Jumlah kuadrat DB Kuadrat tengah F P

Perlakuan 0,77 4 0,19 2,50 0,11 Galat 0,77 10 0,07 Total 1,55 14 Uji Tukey Perlakuan N α = 0,05 1 Tukey BNJa K+ 3 4,15 K- 3 4,18 0,5% 3 4,46 1% 3 4,66 2% 3 4,68 Sig. 0,21

28

Lampiran 7 Analisis statistik konversi pakan ikan patin setelah uji tantang

ANOVA

Sumber keragaman Jumlah kuadrat DB Kuadrat tengah F P

Perlakuan 2,75 4 0,69 41,09 0,00 Galat 0,17 10 0,02 Total 2,92 14 Uji Tukey Perlakuan N α = 0,05 1 2 Tukey BNJa K+ 3 0,29 2% 3 0,36 1% 3 0,36 0,5% 3 0,45 K- 3 1,43 Sig. 0,60 1,00

29

Dokumen terkait