Adisarwanto, T. dan R. Wudianto. 2002. Meningkatkan Hasil Panen Kedelai di Lahan Sawah, Lahan Kering, dan Pasang Surut. Penebar Swadaya. Jakarta. 84 hal.
Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Terjemahan dari: Plant Pathology. Penerjemah: M. Busnia dan T. Martoredjo. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. 695 hal.
Andreoli, C. and A. A. Khan. 1999. Matriconditioning integrated with gibberellic acid to hasten seed germination and improve stand establishment of pepper and tomato. Pesq. Agropec. 34:1953-1958.
Astuti, D. 2009. Pengaruh Matriconditioning Plus Minyak Cengkeh terhadap Viabilitas, Vigor, dan Kesehatan Benih Padi (Oryza sativa) yang Terinfeksi Alternaria padwickii (Ganguly) M. B. Ellis. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. 41 hal Azam-Ali, S. N., A. Sesay, S. K. Karikari, F. J. Massawe, Manjarrez. J. A.,
Bannayan. M., and K. J. Hampson. 2001. Assessing the potential of an underutilized crop-a case study using bambara groundnut. Expl Agric. 37:433-472.
Copeland, L.O. and M.B. McDonald. 2001. Principle of Seed Science and Technology. 4th ed. Kluwer Academic Publisher. Massachusetts. 467p. Dazzo, F. B and G. L. Truchet. 1984. Attachment of nitrogen-fixation bacteria to
roots of host plant, p. 65-91. In N. S. Subba Rao (Eds). Current Development in Biological Nitrogen Fixation. Edward Arnold Publisher Ltd. Maryland. 351p.
Department of Agriculture, Forestry, and Fisheries Republicof South Africa. 2009. Production Guideline for Bambara Groundnuts. Directorate Agricultural Information Services. Pretoria. 9p.
Faisal. 2005. Perlakuan Benih Menggunakan Matriconditioning plus Inokulan Mikroba untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan Nitrogen, Pertumbuhan, dan Hasil Tanaman Kedelai. Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 79 hal.
Gobat, J. M., M. Aragno, W. Matthey. 2004. The Living Soil Fundamentals of Soil Science and Soil Biology. Translated from: Le Sol Vivant, Bases Pedologie Biologi des Sols (Second edition). Translated by: V. A. K. Sarma. Science Publisher Inc. New Hampshire, USA. 602p.
Hamid, M. N. 2009. Menggali Potensi Genetik Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 34 hal.
Handayani, D. 1999. Pengaruh Perlakuan Matriconditioning dan Fungisida pada Dua Tingkat Vigor Benih Cabai (Capsicum annuum L.) terhadap Viabilitas dan Vigor Benih, Pertumbuhan dan Hasil. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 45 hal. Hartadi, S., S. Kabirun, S. Wedhastri, dan J. Widada. 2000. Simbiosis Ganda
Tanaman Kedelai dengan Rhizobium dan Mikoriza Vaskuler Arbuskular (MVA) pada Lahan Masam. Prosiding Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Produksi Kedelai di Indonesia. Direktorat Teknologi Tinggi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kerjasama Kementerian Pendidikan Sains, Riset, dan Teknologi Jerman. Jakarta. Hal 133-136.
Hartini, R. 1997. Pengaruh Kondisi Simpan dan Perlakuan Invigorasi Pasca Penyimpanan terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kedelai (Glicine max L.) pada Beberapa Periode Simpan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 47 hal.
Heller, J., F. Begemann, Joseph N.N. 1997. A Global Mapping of Bambara Groundnut. Proceeding of the Workshop on Conservation and Improvement of Bambara Groundnut (Vigna subterranea (L.) Verdcourt). International Plant Genetic Resources Institute. Zimbabwe. Vol 10.
Ilyas, S. 2006. Seed treatments using matriconditioning to improve vegetable seed quality. Bul. Agron. 34(2):124-132.
Ilyas, S., M. Surahman, S. Saraswati, L. Gunarto, dan T. Adisarwanto. 2003. Peningkatan Mutu Benih dan Produktivitas Kedelai dengan Teknik Invigorasi Benih Menggunakan Matriconditioning dan Inokulan Mikroba. Laporan Hasil Penelitian. Kerja sama Lembaga Penelitian IPB dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif Pusat. Bogor. 61 hal.
Imas, I. dan E. Yuniarti. 2000. Efektivitas Simbiotik Galur Bradyrhizobium
japonicum Toleran Asam–Al dan Kekeringan dalam Lingkungan
Terkendali. Prosiding Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Produksi Kedelai di Indonesia. Direktorat Teknologi Tinggi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kerjasama Kementerian Pendidikan Sains, Riset, dan Teknologi Jerman. Jakarta. Hal 127-132.
Kartika, E. dan S. Ilyas. 1994. Pengaruh tingkat kemasakan benih dan metode konservasi terhadap vigor benih dan vigor kacang jogo (Phaseolus
vulgaris L.). Bul. Agron. 22(2):44-59.
Khan, A. A., H. Miura, J. Prusinski, dan S. Ilyas. 1990. Matriconditioning of Seed to Improve Emergence. Proceeding of the Symposium on Stand Establishment of Horticultural Crops. Minnesota. p 19-40.
Kusnidar, J. 2004. Respon Pertumbuhan Tanaman dan Produksi Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) Varietas Pelanduk dan Gajah terhadap Inokulasi
Rhizobium-iaa Mtms2 RD-59. Skripsi. Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hal.
Linneman, A.R. and S. Azam-Ali. 1993. Bambara groundnut. In J. T. Williams (ed). Pulse and Vegetables. Chapman and Hall. London. 247p.
Madiki, A. 1998. Deteksi Dini Sifat Toleransi dan Peranan Perlakuan Invigorasi Benih dalam Mengatasi Cekaman Oksigen pada Berbagai Galur Padi Sawah (Oryzae sativa L.). Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 61 hal.
Ningsih, S. 2003. Peningkatan Mutu Benih dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) dengan Teknik Invigorasi Benih Menggunakan
Matriconditioning yang Diintegrasikan dengan Inokulan Mikroba. Tesis.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 57 hal.
Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. 411 hal. Purwaningsih, S., S. H. Rahayu, Suciatmih, dan Kuntjoro. 2000. Pengaruh
Inokulasi Bakteri Rhizobium dan Jamur Mikoriza Vesicular Arbuskular (MVA) terhadap Pertumbuhan dan Pembentukan Polong Kedelai Varietas Wilis. Prosiding Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Produksi Kedelai di Indonesia. Direktorat Teknologi Tinggi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kerjasama Kementerian Pendidikan Sains, Riset, dan Teknologi Jerman. Jakarta. Hal 141-144.
Rachmawati, A. Y. 2009. Pengaruh Perlakuan Matriconditioning plus Bakterisida Sintetis atau Nabati untuk Mengendalikan Hawar Daun Bakteri
(Xanthomonas oryzae pv. oryzae) Terbawa Benih serta Meningkatkan
Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa L.). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 39 hal. Rahmawati, N. 2005. Pemanfaatan Biofertilizer pada Pertanian Organik.
Universitas Sumatera Utara. Medan. 21 hal.
Redjeki, E. S. 2007. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Bogor (Vigna
subterranea (L.) Verdcourt) Galur Gresik dan Bogor pada Berbagai Warna
Biji. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Remans, R., L. Ramackers, S. Schelkens, G. Hernandez, A. Garcia, J. L. Reyes, N. Mendez, V. Toscano, M. Mulling, L. Galvez, and J. Vanderleyden. 2008. Effect of Rhizobium-Azospirilium coinoculation on nitrogen fixation and yield of two contrasting Phaseolus vulgaris L. genotypes cultivated across different environments in Cuba. Plant Soil. 312:25-27.
Sadjad, S. 1983. Seeds and seed quality. Training Course Production of Improved Seed. ASEAN - Canada Forest Tree Seed Centre. Bogor. 12p.
Saenong, S. dan Bahar F. A. 1986. Usaha Peningkatan Mutu Fisiologi Benih. Prosiding Lokakarya Teknologi Benih dan Pasca Panen Tingkat Pedesaan. Balai Penelitan Tanaman Pangan. Malang. Hal 56-59.
Saraswati, R., R. D. Hastuti, N. Sunarlim, dan S. Hutami. 2000. Penggunaan
Rhizo–plus General I untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman
Kacang-Kacangan. Prosiding Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Produksi Kedelai di Indonesia. Direktorat Teknologi Tinggi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kerjasama Kementerian Pendidikan Sains, Riset, dan Teknologi Jerman. Jakarta. Hal 121-126. Sesay, A. 2009. Influence of flooding on bambara groundnut (Vigna subteranea
L.) germination: Effect of temperature duration and timing. African Journal of Agricultural Research. Vol.4(2):100-106.
Setyaningsih, M. C. 2002. Pengaruh Tingkat Masak, Penyimpanan dan Invigorasi terhadap Perubahan Fisiologis Benih Adas (Foeniculum vulgare Mill.). Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 63 hal. Sugiharto, A., H. J. D. Latupapua, Suciatmih, dan S. Widawati. 2000. Pengaruh
Pemberian Inokulan Tunggal dan Gabungan Rhizobium dan Mikoriza pada Kedelai (Glycine max) di Wamena-Irian Jaya. Prosiding Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Produksi Kedelai di Indonesia. Direktorat Teknologi Tinggi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kerjasama Kementerian Pendidikan Sains, Riset, dan Teknologi Jerman. Jakarta. Hal 137-140.
Subba Rao, N. S. 1981. Biofertilizer in Agriculture. Oxford and IBH Publishing co. London. 466p.
1994. Soil Microorganism and Plant Growth. Oxford and IBH Publishing co. London.
Suryani, N. 2003.Pengaruh Perlakuan Matriconditioning plus Fungisida pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.) dengan Berbagai Tingkat Kontaminasi Colletotricum capsici (syd.) Butl. Et Bisby terhadap Viabilitas dan Vigor Benih. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 hal.
Swanevelder, C. J. 1998. Bambara-Food for Africa. Government Printer, National Departement of Agriculture Republic of South Africa-ARC Grain Crops Institute. Pretoria. 16p.
Untari, M. 2003. Pengaruh Perlakuan Minyak Cengkeh terhadap Tingkat Kontaminasi Cendawan Patogenik Tular Benih Colletotricum capsici (syd.) Butl. Et Bisby dan Viabilitas Benih Cabai Merah (Capsicum
annuum L.). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian bogor. 52 hal.
Van der Maesen dan Somaatmadja. 1989. Plant Research of South-East Asia No. 1 Pulses. Pudoc, Wageningen. p75.
Waemata, S dan S. Ilyas. 1989. Pengaruh tingat kemasakan, kelembaban relatif ruang simpan dan periode simpan terhadap viabilitas benih buncis
(Phaseolus vulgaris L.). Bul. Agron. 18(2):27-34.
Wongvarodom, V. and S. Naulkong. 2006. Responses of bambara groundnut seed to accelerated aging. Nat. Sci. Vol 40 :848-853.
Yunitasari, M. dan S. Ilyas. 1994. Kemungkinan penggunaan beberapa media padatan sebagai media matriconditioning benih cabai (Capsicum annuum L.). Keluarga Benih 5 (2):29-34.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data iklim bulan Juni sampai Oktober 2010 di Darmaga Bogor
Bulan Temperatur (oC) RH Curah hujan
(mm/bulan) 07.00 13.00 18.00 Rata-rata 07.00 13.00 18.00 Rata-rata Rata-rata Juni 23.35 30.03 26.81 25.89 95.79 67.71 84.12 85.85 303.40 Juli 23.08 30.52 26.42 25.78 94.94 62.61 81.82 83.58 270.40 Agustus 23.03 30.87 26.08 25.75 95.30 61.27 84.01 83.97 477.60 September 23.11 30.21 24.73 25.29 95.55 64.94 90.12 83.75 601.00 Oktober 23.40 29.20 25.50 25.40 94.00 68.00 86.00 86.00 436.20
Sumber : Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Darmaga Bogor Lampiran 2. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap daya berkecambah
benih kacang bogor
Sumber Keragaman db JK KT F hitung Pr > F Invigorasi (P) 3 8570.7 2856.9 16.5 < 0.0001
Tingkat masak (M) 2 2222.2 1111.1 6.4 0.0060
P*M 6 4064.0 677.3 3.9 0.0073
Galat 24 4160.0 173.3
Total Terkoreksi 35 19016.9
Lampiran 3. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap bobot kering kecambah normal benih kacang bogor
Sumber Keragaman db JK KT F hitung Pr > F
Invigorasi (P) 3 4265297.2 1421765.7 8.65 0.0005 Tingkat masak (M) 2 770038.9 385019.4 2.34 0.1177
P*M 6 2897894.4 482982.4 2.94 0.0271
Galat 24 3945000.0 164375.0
Total terkoreksi 35 11878230.5
Lampiran 4. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap kecepatan tumbuh benih kacang bogor
Sumber keragaman db JK KT F hitung Pr > F Invigorasi (P) 3 110.001 36.667 19.83 < 0.0001 Tingkat masak (M) 2 17.462 8.730 4.72 0.0186 P*M 6 49.878 8.313 4.50 0.0035 Galat 24 44.367 1.848 Total terkoreksi 35 221.707
Lampiran 5. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap indeks vigor benih kacang bogor Sumber keragaman db JK KT F hitung Pr > F Invigorasi (P) 3 12672.0 4224.0 43.80 < 0.0001 Tingkat masak (M) 2 914.7 457.3 4.74 0.0184 P*M 6 1346.7 224.4 2.33 0.0651 Galat 24 2314.7 96.4 Total terkoreksi 35 17248.0
Lampiran 6. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap laju pertumbuhan kecambah kacang bogor
Sumber keragaman Db JK KT F hitung Pr > F
Invigorasi (P) 3 3782.1 1260.7 1.72 0.191 Tingkat masak (M) 2 36.7 18.4 0.03 0.975
P*M 6 8169.9 1361.5 1.86 0.133
Galat 24 16082.3 731.0
Total terkoreksi 35 28329.1
Lampiran 7. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman kacang bogor 5 MST
Sumber keragaman db JK KT F hitung Pr > F
Ulangan 2 1.271 0.636 1.22 0.314 Invigorasi (P) 3 6.243 2.081 4.00 0.021 Tingkat masak (M) 2 0.401 0.200 0.39 0.684 P*M 6 8.485 1.414 2.72 0.059 Galat 22 11.448 0.520 Total terkoreksi 35 27.850
Lampiran 8. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman kacang bogor 9 MST
Sumber keragaman db JK KT F hitung Pr > F
Ulangan 2 2.061 1.030 0.74 0.486 Invigorasi (P) 3 0.738 0.246 0.18 0.910 Tingkat masak (M) 2 0.009 0.004 0.00 0.997 P*M 6 16.596 2.766 2.00 0.109 Galat 22 30.439 1.384 Total terkoreksi 35 49.842
Lampiran 9. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun kacang bogor 5 MST
Sumber keragaman Db JK KT F hitung Pr > F
Ulangan 2 5.016 2.508 1.52 0.242 Invigorasi (P) 3 9.272 3.095 1.87 0.164 Tingkat masak (M) 2 0.894 0.444 0.27 0.766 P*M 6 44.377 7.390 4.47 0.004 Galat 22 36.384 1.654 Total terkoreksi 35 95.943
Lampiran 10. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap jumlah cabang kacang bogor 5 MST
Sumber keragaman Db JK KT F hitung Pr > F
Ulangan 2 0.551 0.275 0.52 0.601 Invigorasi (P) 3 0.254 0.085 0.16 0.922 Tingkat masak (M) 2 0.162 0.081 0.15 0.859 P*M 6 3.981 0.663 1.25 0.318 Galat 22 11.639 0.529 Total terkoreksi 35 16.587
Lampiran 11. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap jumlah polong kacang bogor per tanaman
Sumber keragaman db JK KT F hitung Pr > F
Ulangan 2 182.748 91.374 2.94 0.074 Invigorasi (P) 3 343.929 114.643 3.69 0.027 Tingkat masak (M) 2 191.035 95.517 3.07 0.046 P*M 6 140.287 23.381 0.75 0.614 Galat 22 683.901 31.086 Total terkoreksi 35 1541.901
Lampiran 12. Sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap bobot basah polong kacang bogor per petak
Sumber keragaman db JK KT F hitung Pr > F
Ulangan 2 3.613 1.806 5.84 0.009 Invigorasi (P) 3 3.080 1.027 3.32 0.038 Tingkat masak (M) 2 0.188 0.094 0.30 0.741 P*M 6 3.378 0.563 1.82 0.141 Galat 22 6.803 0.309 Total terkoreksi 35 17.062