• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ambarwati DVS. 2008. Studi biologi reproduksi ikan layur (super famili trichiuroidea) di Perairan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Intitut Pertanian Bogor.

Anwar N. 2008. Karakteristik fisika kimia perairan dan kaitannya dengan distribusi serta kelimpahan larva ikan di Teluk Palabuhanratu [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Azhar A. 2011. Optimasi Pemanfaatan Ruang Untuk Ekowisata Bahari dengan Aplikasi Marxan dan Willingness To Pay: Studi Kasus Kecamatan Betoambari Kota Baubau[tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

Ball IR dan Possingham HP. 2000. MARXAN (V1.8.2) : Marine Reserve Design Using Spatially Explicit Annealing, a Manual book. Australia

Ball IR dan Possingham HP. 2001. The design of marine protected areas: adapting terrestrial techniques. Proceedings from the international congress on modelling and simulation. 2: 769-774.

Ball IR dan Possingham HP. 2004. Marxan-A Resesrve System Tool [tehubung berkala]. http://ecology.uq.edu.aumarxan.htm[24 Maret 2011]

[BLH] Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi. 2003. Profil Pencemaran Sungai di Teluk Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi. Laporan Akhir. 70 halaman.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Pedoman Umum Pengelolaan Pulau-pulau kecil yang berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jendral Pesisir dan Pulau-pualu kecil.

Darmawan A Dan Barnawi M, 2007. Pengantar Marxan. Materi Perangkat Lunak Marxan Untuk Perancangan dan Pengelolaan Kawasan Perlindungan Laut. The Nature Conservancy–Coral Triangel Centre. Bali

Darmawan A Dan Darmawan A, 2007. Pengantar Marxan. Materi Perangkat Lunak Marxan Untuk Perancangan dan Pengelolaan Kawasan Perlindungan Laut. The Nature Conservancy–Coral Triangel Centre. Bali

Done TJ dan RE Reichelt. 1998. Integrated coastal zone dan fisheries ecosystem management: generic goals dan performance indices. Ecological Applications 8 (Supplement): S110-118.

Diamond JM. 1975. The island dilemma: Lessons of modern biogeographic studies for the design of nature reserve. Biol. Conserv. 7: 127-145.

Fernandes L, Day J, Lewis A, Slegers S, Kerrigan B, Breen D, dan Cameron D. 2005. Establishing representative no-take areas in the Great Barrier Reef: large-scale implementation of theory on marine protected areas. Conservation Biology, 19 : 1733-1744.

Firmansyah F. 2009. Identifikasi Wilayah Konservasi dengan Menggunakan Perangkat Lunak Marxan di Pulau Maratua dan Pulau Kakaban, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur [skripsi]. Bogor : Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor

Furry NR. 2011. Jenis, Kelimpahan, dan Distribusi Larva dan Juvenil Ikan di Muara Sungai Cimaja dan Citiis, Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Menejemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor

Gaselbarcht L, Torres R. 2005, Florida Marine Assessment prioritazation of marine/estuarine site and problem adversely affecting marine/estuarine habitat and associated species pf greatest conservation need.

Hartami P. 2008. Analisis Wilayah Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Untuk Kawasan Budidaya Perikanan Sistem Keramba Jaring Apung [tesis]. Sekolah Pasca Sarjana Ipb.

Ila L. 2010. Kajian Kawasan Konservasi Laut Batuaga Siompu, Liwutongkidi, dan Kadatua (Basilika) Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara dengan aplikasi marxan [tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Jenkins AP dan Boseto D. 2007. Freshwater Fishes of Tetepare Island. Wetland internasional

Loos SA. 2006. Exploration of MARXAN for Utility in Marin Protected Area Zoning. Thesis Master Degree. Departement of geography. University of Victoria

Marpaung HTY. 2011. Penerapan Perbandingan Dua Planning Unit Berbeda (Heksagon Dan Managament Unit) Perangkat Lunak Marxan Dalam Perancangan Wilayah Larang Ambil Taman Nasional Wakatobi, Kabupaten Wakatobi Propinsi Sulawesi Tenggara [skripsi]. Bogor : Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor

Meerman CJ. 2005. Protected Areas System Assessment and Analysis : Marxan Analysis.p12.

Miller B, Foreman D, Fink M, Shinneman D, Smith J, DeMarco M, Soulé M, Howard R. 2003. Southern Rockies Wildlands Network VISION: A science- based approach to rewilding the Southern Rockies. Southern Rockies Ecosystem Project.

Nontji A. 2008. Plankton laut. Jakarta: LIPI Press

Nursid M. 2002. Distribusi dan kelimpahan larva ikan di estuary Segara Anakan, Cilacap Jawa Tengah [tesis]. Program Pascasarjana Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh H. M. Eidman, Koesoebiano, D. G. Bengen, M. Hutomo dan S.Subarjo. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Olii AH. 2003. Kajian faktor fisik yang mempengaruhi distribusi ichthyoplankton (awal aur hidup ikan). Jurnal. Pengantar Falsafah Sains. Program Pascasarjana/ S3, Institut Pertanian Bogor.

Palumbi SR. 2004. Marine Reserves and Ocean Neighborhoods: The Spatial Scale Of Marine Populations And Their Management. Annu. Rev. Environ. Resour. 29:31-68

Pariwono JI, M Eidman, S Rahardjo, M Purba, T Partono, R Widodo, U Djuariah dan JH Hutapea. 1988. Studi up welling di perairan Selatan Jawa. Bogor: Fakultas Perikanan IPB.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 17 Tahun 2008 Tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Peraturan Pemerintah RI No. 60 Tahun 2007 Tentang Kawasan Konservasi Sumberdaya Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Possingham H, I Ball dan Andelman S. 2000. Mathematical methods for identifying representative reserve networks. In Ferson, S. Dan Burgman, M., eds. Quantitative Methods for Conservation Biology. Springer-Verlag, New York. Pp. 291-305.

Rifai S. 2011 . Jenis, Kelimpahan, dan Distribusi Larva dan Juvenil Ikan Di Muara Sungai Citepus dan Sukawayana, Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Menejemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor

Roberts CM dan JP Hawkins. 2000. Fully-protected marine reserves: a guide. WWF Endangered Seas Campaign, 1250 24th Street, NW, Washington, DC 20037, USA dan Environment Department, University of York, York.

Said PM. 2011. Ekologi-Ekonomi Sumberdaya Larva dan Juvenil Ikan di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor

Salm RV. 1984. Marine and Coastal Protected Area : a guide for planners and managers. Gland, Switzerland and Cambridge, UK:IUCN

Sasono AD. 2001. Kebiasaan Makan Ikan Sidat (Anguilla Bicolor) di Desa Citepus Kecamatan Pelabuhan Ratu dan Desa Cimaja, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor

Sharif A. 2009. Studi Dinamika Stok Ikan Layur (Lepturacanthus savala) di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat [Skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Smith B. 2005. A Tutorial for using conservation land-use zoning software (version 1.6)[terhubung berkala]. http://www.kent.ac.uk/anthropology/dice/cluz tut.pdf[20 Juni 2011]

Smith RJ, Eastwood PD, Ota Y, and Coastal Protected Area : A Guide for Planner and Managers. Gland, Switzerland and Cambridge, UK:IUCN

Steward RR, Possingham HP. 2005. Efficiency, Costs, and Trade-off in Marine Reserve System Design. Environmental Modelling and Assessment 10:203- 213.

Undang-Undang RI No.23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Departemen Dalam Negeri. Jakarta

Undang-Undang RI No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Van der Molen J, Rogers SI, Ellis JR, Fox CJ, and McCloghrie P. 2007. Dispersal patterns of the eggs and larvae of springspawning fish in the Irish Sea, UK. Journal of Sea Research, 58: 318-330

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER Hari/Tanggal wawancara : ... Nama Nelayan : ...

Usia : ... Pendidikan : (SD / SMP / SMA / S1 / dll )* Alamat / asal tempat tinggal :...

Jenis nelayan : musiman, sambilan, penuh, * Jenis Alat Tangkap: ...

Spesifikasi: ...

Lokasi daerah Penangkapan: Waktu penangkapan : (malam / siang) ; (tiap hari / mingguan / bulanan / temporal lain) * Keterangan waktu penangkapan : ...

Sebaran frekuensi lama impun : ...

Biaya Penangkapan: ...

Berat hasil tangkapan sekali tangkap: ...

Berat hasil tangkapan per bulan : ...

Jenis larva ikan yg paling banyak ditangkap : ...

Migrasi ikan dimana saja larva dan ikan? ...

Jika di daerah ini diadakan pembatasan larang ambil (konservasi) : setuju / tidak* Alasan : ...

Harga Perairan (pelabuhan/ wisata/hotel/DPI/PLTU/pasar/lab) : ...

Info Lain :... Keterangan : * coret yang tidak perlu

Lampiran 2. Perbandingan tiap skenario BLM

skenario BLM score harga (cost) Panjang batas

(km) Luas (km 2) skenario 1 10 112095890 103000000 9095,89 10623,94 100 168012100 103000000 6501,21 9702,444 250 187837500 103170000 3386,7 10498,54 500 213767500 103780000 2199,75 10387,64 1000 287405000 108730000 1786,75 10801,64 5000 908605000 124300000 1568,61 10507,94 10000 1663050000 128560000 1534,49 10507,94 skenario 2 10 271119610 253120000 17999,61 26062,33 100 353513400 253600000 9991,34 27473,66 250 387834250 254060000 5350,97 27135,7 500 465556000 255950000 4192,12 26860,17 1000 646361000 266780000 3795,81 29237,63 5000 1954240000 312700000 3283,08 27581,78 10000 3614990000 326460000 3288,53 27471,03 skenario 3 10 271225530 253200000 18025,53 26582,88 100 352432500 253480000 9895,25 27124,34 250 386719750 253840000 5315,19 27655,44 500 466708500 256460000 4204,97 27260,07 1000 646014000 266170000 3798,44 29914,04 5000 1962475000 314290000 3296,37 27591,29 10000 3629990000 332960000 3297,03 27670,32

67

No Lokasi Nama

koordinat

Anguilla

sp. Congridae Gobiidae Trichiuridae ikan lain2 DD (X) DD (Y) 1 laut Cimandiri 7,0000 106,4100 1 1 1 2 laut Cimaja 6,9641 106,4816 1 1 3 laut Citepus 6,9683 106,5100 1 1 1 4 laut Citiis 6,9547 106,4443 1 1 1 5 laut Sukawayana 6,9679 106,5005 1 1 1

6 maura sungai Cimandiri 7,0300 106,5500 1 1 1

7 maura sungai Cimaja 6,9620 106,4811 1 1

8 maura sungai Citepus 6,9657 106,5120 1 1 1

9 maura sungai Citiis 6,9531 106,4449 1 1

10 maura sungai Sukawayana 6,9640 106,5033 1 1

11 muara sungai Cikaret 6,9556 106,4539 1

12 muara sungai Cigenteng 6,9571 106,4566 1

13 muara sungai Cipawenang 6,9563 106,4628 1

14 muara sungai Cihaur 6,9614 106,4884 1

68

Lampiran 4. Perbandingan Hasil desain marxan tiap BLM

BLM Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

10

69 500

70

Lampiran 4. (lanjutan)

1000

72

Lampiran 5. Target Konservasi Yang Tercapai

Skenario 1. Conservation

Feature Feature Name Target

Amount Held Occurrence Target Occurrences Held Separation Target Separation Achieved Target Met 1 ANGUILLA 9100000 38000000 0 38 0 0 yes 2 CONGRIDAE 0.200000 1000000 0 1 0 0 yes 3 LAYUR 7100000 44000000 0 44 0 0 yes 4 GOBIIDAE 100200000 101000000 0 101 0 0 yes 5 NG 1000000 3000000 0 3 0 0 yes 6 FG_TEPI 57280000 65000000 0 65 0 0 yes 7 FG_TENGAH 44160000 58000000 0 58 0 0 yes Skenario 2. Conservation

Feature Feature Name Target

Amount Held Occurrence Target Occurrences Held Separation Target Separation Achieved Target Met 1 ANGUILLA 36.400.000 37.000.000 0 37 0 0 yes 2 CONGRIDAE 0.800000 1.000.000 0 1 0 0 yes 3 LAYUR 28.400.000 40.000.000 0 40 0 0 yes 4 GOBIIDAE 250.500.000 251.000.000 0 251 0 0 yes 5 NG 4.000.000 4.000.000 0 4 0 0 yes 6 FG_TEPI 143.200.000 145.000.000 0 145 0 0 yes 7 FG_TENGAH 143.520.000 144.000.000 0 144 0 0 yes

73

Conservation

Feature Feature Name Target

Amount Held Occurrence Target Occurrences Held Separation Target Separation Achieved Target Met 1 ANGUILLA 36400000 37000000 0 37 0 0 yes 2 CONGRIDAE 0.800000 1000000 0 1 0 0 yes 3 LAYUR 28400000 40000000 0 40 0 0 yes 4 GOBIIDAE 250500000 251000000 0 251 0 0 yes 5 NG 4000000 4000000 0 4 0 0 yes 6 FG_TEPI 143200000 145000000 0 145 0 0 yes 7 FG_TENGAH 143520000 144000000 0 144 0 0 yes

Lampiran 6. Dokumentasi kondisi lapang pada saat penelitian berlangsung

Muara sungai cimaja Muara sungai cihaur

Muara sungai citiis Muara sungai cipawenang

Lampiran 7. Gambar larva ikan yang terpilih sebagai fitur konservasi Larva Dewasa Anguilla Lepturacanthus (trichiuridae) Congridae Gobiidae

RINGKASAN

Mohammmad Lutfi Abrori. C24070037. Perancangan Kawasan Konservasi Laut Daerah Berdasarkan Potensi Larva Ikan di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dibawah bimbingan Agustinus M. Samosir, dan M. Mukhlis Kamal.

Teluk Palabuhanratu merupakan daerah pengkapan ikan (fishing ground) dan tempat asuhan anak ikan (nursery ground). Potensi larva ikan sangat tinggi sehingga sering menjadi tempat penangkapan larva secara intensif. Larva ikan memegang peranan penting terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan di laut, Oleh karena itu, perlu adanya upaya pengelolaan penangkapan larva. Salah satu konsep pengelolaan perikanan yang berkelanjutan adalah dengan pendekatan konservasi, dimana aspek pemanfaatan tidak dapat dipisahkan dari aspek perlindungan dan aspek pelestarian. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel sumberdaya pesisir yang berhubungan dengan upaya perlindungan di Perairan Teluk Palabuhanratu, menentukan daerah konservasi dan memberikan alternatif ruang kawasan konservasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan ekologis dan sosial dengan program MARXAN, serta data (primer dan sekunder) sumberdaya larva di Teluk Palabuhanratu. Data dibagi menjadi fitur konservasi dan fitur biaya. Fitur konservasi diantaranya yaitu larva Anguilla, Congridae, Trichiuridae, dan Gobiidae, kemudian habitat berupaFeeding ground danNursery ground, sedangkan fitur biaya tersebut antara lain yaitu PLTU, PPN, Jalur kapal, Fishing ground serta Hotel dan Wisata. Lokasi penelitian ini yaitu di muara Sungai Cimandiri, Cimaja, Sukawayana, Citepus dan Citiis.

Penentuan kawasan konservasi ini dibuat menjadi 3 skenario konservasi dengan varisi target yang berbeda dengan tujuan untuk memberikan beberapa opsi zona kawasan. Variasi target yang digunakan pada tiap skenario antara lain 10%, 30% dan 40%. Guna merancang desain kawasan konservasi yang efektif dan mengumpul, tiap skenario diuji dengan 7 macam BLM untuk menentukan yang paling optimal, antara 10 hingga 10000.

BLM optimum yang digunakan yaitu BLM 1000 karena sudah menghasilkan desain yang efektif dan mengumpul. Berdasarkan hasil, rancangan pada skenario 1 menghasilkan luas 10.802 km2 dengan perbandingan sebesar 3% dari total perairan Palabuhanratu yang terletak pada skitar muara Sungai Citepus dan Sukawayana, rancangan pada skenario 2 menghasilkan luas 29.238 km2 dengan perbandingan sebesar 7% dari total perairan Palabuhanratu yang terletak memanjang diantara muara Sungai Citepus hingga muara Sungai Citiis, dan rancangan pada skenario 3 menghasilkan luas 29.914 km2 dengan perbandingan sebesar 7% dari total perairan Palabuhanratu yang terletak memanjang pada muara Sungai Citepus hingga Citiis. Secara keseluruhan, lokasi yang selalu terpilih menjadi kawasan konservasi terletak pada sekitar muara Sungai Citepus. Ketiga skenario tersebut layak dijadikan rekomendasi untuk perencanaan Kawasan Konservasi di Teluk Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat.

Dokumen terkait