• Tidak ada hasil yang ditemukan

Allard RW. 1960. Pemuliaan Tanaman. Bandung (ID). Rineka Cipta.

Amrullah. 2015. Pengaruh Nano Silika terhadap Pertumbuhan, Respon Morfofisiologi dan Produktivitas Tanaman Padi (Oryza sativa L.) [disertasi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

[Balithi] Balai Penelitian Tanaman Hias. 2007. Panduan Karakterisasi Tanaman Hias Anggrek. Jakarta (ID): BALITHI.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Publikasi laporan tanaman hias 2014 (produksi anggrek) [internet]. [diunduh 2014 Januari 12]. Tersedia pada:

http://www.bps.go.id

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Publikasi laporan tanaman hias 2014 (ekspor anggrek) [internet]. [diunduh 2014 Januari 12]. Tersedia pada:

http://www.bps.go.id

[PIOC] Pupuk Ion Organik Cair - Ciremai. 2014. Sumber Unsur Hara Silika (Si) untuk Pertanian (Ilmu Pertanian) [Internet]. [diunduh 2015 Oktober 26]. Tersedia pada http://pioc-Ciremai.page4.me.

Balfas R. 2010. Kutu Perisai Aspidiella Hartii Cock. (Hemiptera : Diaspididae)

pada Tanaman Jahe dan Pengendaliannya. Bogor (ID) : Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.

Darmono DW. 2004. Bertanam Anggrek. Depok : Penebar Swadaya.

Dixon JB, Weed SB. 1989. Silica in Soil : Quartz and disorder silica polymorphs. Drees LR, Wilding LP, Smeck NE, Senkayi A, editor. Minerals in Soil Environments. Madison (US). SSSA.

Dixon JB, Schulze DG. 2002. Silica minerals. Monger HC, Kelly EF, editor. Soil Mineralogy with environmental applications. Madison (US) : SSSA.

Epstein E. 1999. Silicon. Annual Review of Plant Physiology and Plant Molecular Biology 50: 641-664.

Fatimah, Sukma D. 2010. Studi filogenetik dan identifikasi molekuler anggrek

Phalaenopsis sp. menggunakan marka microsatelit. Di dalam : Utama MS, Susila AD, Poerwanto R, Antara NS, Putra NK, Susrusa KB, editor.

Prosiding Seminar Nasional Hortikultura Indonesia 2010. [Internet]. [Universitas Udayana Denpasar-Bali, 25-26 November 2010]. Bali (ID) :

27

Univ. Udayana. Hlm 122; [diunduh 2015 jan 24]. Tersedia pada : http://www.ftp.unud.ac.id/tip/wp-content/uploads/2011/11/Penentuan-bahan-pengisi.pdf.

Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo H penerjemah. Jakarta (ID) : UI Press.

Hanafiah KA. 1991. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi Cetakan ke-5. Jakarta (ID) : Raja Grafindo Persada.

Hassan RH, Sarawan, I Gusti RS. 2012. Respon tanaman Anggrek Dendrobium

sp. terhadap pemberian paclobutrazol dan pupuk organik cair. J. Berkala Penelitian Agronomi (1) : 71-78.

Hayati E, Mahmud T, Fazil R. 2012. Pengaruh jenis pupuk organik dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai (Capsicum annum L.). J. Floratek 7(2).

Hew CS dan Young JWH. 1997. The Physiology of Tropical Orchids in Relation to the Industry. Singapore (SG) : World Scientific.

Irawan B, Purbayanti K. 2008. Karakterisasi dan kekerabatan kultivar padi lokal di desa Rancakalong kecamatan Rancakalong kabupaten Sumedang.

Seminar Nasional PTTI. [Internet]. [Univ. Padjajaran Bandung; 21-23 Oktober 2008]. Bandung (ID) : Univ. Padjajaran [diunduh 2014 Maret 14]. Tersedia pada : http:// jurnal.umsu.ac.id/index.php.

Iswanto H. 2001. Anggrek Phalaenopsis. Jakarta (ID) : Agromedia Pustaka. Iswanto H. 2010. Petunjuk Praktis Merawat Anggrek. Jakarta (ID) : Agromedia

Pustaka.

Jenny J, Rondonuwu, Pioh DD. 2009. Kebutuhan hara tanaman hias anggrek. Soil environment 7(1):73-79.

Lestari S. 1985. Mengenal dan Bertanam Anggrek. Semarang (ID) : Aneka Ilmu. Marzuki I, Uluputty MR, Aziz SA, Surahman M. 2008. Karakterisasi

morfoekotipe dan proksimat pada banda (Myristica fragans Houtt.). Bul Agron. 36(2): 145-151.

Ma JF, Takahashi E. 2002. Soil, fertilizer and plant silicon research in Japan.

Elsevier Science. 281

Mattjik NA. 2010. Budi Daya Bunga Potong dan Tanaman Hias. Bogor (ID) : IPB Press.

Mukherjee SK. 1986. Chemical Technology for Producing Fertilizer Nitrogen in the year 2000. [Internet]. [Diunduh 2015 Nov. 01]. Tersedia pada http://cms.1m-bio.com/bagan-warnadaun-bwd/.

Nesiaty S, Maloedyn S. 2007. Kiat Sukses Membungakan Anggrek. Jakarta (ID) : Agro Media Pustaka.

Nursandi F. 1997. Karakterisasi Keturunan Hasil Persilangan Anggrek

Phalaenopsis Berdasarkan Morfologi dan Pola Pita Isozim [catatan penelitian].

Orchid Society of South East Asia. 1998. Orchid Growing In The Tropics. Timber Press, Malaysia. 207 p.

Purwantoro A, Ambarwati E, Setyaningsih F. 2005. Kekerabatan antar anggrek spesies berdasarkan sifat morfologi tanaman dan bunga. Ilmu Pertanian 12 (1): 1-11.

28

Puspitasari DT. 2006. Pengaruh perlakuan pemupukan terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman anggrek Dendrobium sp. Var Thouchai Viroj [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Puspaningtyas DM, Mursidawati S, Sutrisno, Asikin J. 2003. Anggrek Alam di Kawasan Konservasi Pulau Jawa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Bogor, Bogor. 164 hal.

Rahmatia D, Pitriana P. 2007. Pengayaan Seri Flora dan Fauna ‘Bunga

Anggrek’. Jakarta (ID) : Ganesha Ecxact.

Roidah IS. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Kesuburan Tanah.

J.Univ. Tunlungagung BONOROWO 1(1) : 39-40.

Sander D. 1979. Orchids and Their Cultivation. Dorset (9) : Blandford Press. Sandra E. 2003 Membuat Anggrek Rajin Berbunga. Jakarta (ID). Penebar

Swadaya.

Sandra E. 2007. Membuat Anggrek Rajin Berbunga. AgroMedia. Jakarta.

Santi A, Suciantini, Goenadi DH. 1996. Pengaruh waktu pemupukan dan konsentrasi asam humik terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium white candi. J. Hort. 6(1) : 29-34.

Santi TK. 2005. Pengaruh dosis pupuk mamigro dan kerapatan populasi terhadap pertumbuhan bibit anggrek Cattleya. J. Ilmiah Progresive. 2(5) : 2.

Sarwono B. 2002. Mengenal dan Membuat Anggrek Hibrida. Depok (ID) :Agro Media Pustaka.

Sastrapradja S, Irawati, Nasution RE. 1977. Evaluasi dan pemanfaatan anggrek-anggrek alam Indonesia. Buletin Kebun Raya. III (1): 17-20.

Sastrapradja S. 1980. Jenis-jenis Anggrek. Jakarta (ID) : Lembaga Biologi Nasional LIPI.

Sheehan TJ. 1992. Orchids, di dalam: Larson R.A, editor. Introduction Floriculture 2nd ed. California: Academic Press Inc.

Sitompul SM, Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta (ID). Gadjah Mada University Press.

Soedjono S. 1997. Pemuliaan Tanaman Anggrek. Jakarta (ID) : Pusat Penelitian Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): IPB Press.

Soeryowinoto SM. 1974. Merawat Anggrek. Kanisius. Yogyakarta. 89 hal [internet]. [diunduh 2015 Jan 16]. Tersedia pada: http://books.google.co.id. Sommer AL. 1986. Studies concerning the essential nature of aluminium and

silicon for plant growth. Univ. California Public. Agr. Sci. 5:57-81.

Suharno, Mawardi I, Setiabudi, Lunga N, Tjitrosemito S. 2007. Efisiensi penggunaan Nnitrogen pada tipe vegetasi yang berbeda di stasiun penelitian Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat. J. Biodiversitas (8): 287-294.

Suparmana dan Suatika G. 1990. Anggrek Cattleya. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.

Suwandi, Chan F, 1982. Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit yang Telah Menghasilkan dalam Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) oleh Lubis, A. U, A. Jamin, S. Wahyuni dan IR. Harahap. Pusat Penelitian Marihat Pematang Siantar. Medan. Hal 19 – 21.

Syahid A. 2009. Koefisien keragaman [Internet]. [diunduh 2015 November 01]. Tersedia pada: download/12897928/KoefisienKeragamanKK.pdf,html.

29

Tisdale SL, Nelson WL, Beaton JD. 1995. Soil Fertily and Fertilizer 4thEd. Co. New York : MacMillan Publ.

Voronkov MG, Zelchan GI, Lykevic AY. 1978. Silicon and Life. Zinatne : Riga. Widiastoety D, Santi A. 1997. Pembibitan dan budidaya anggrek. Buku

Komoditas (3) : 21-27. Balai Penelitian Tanaman Hias. 71 hal.

Wijaya EW. 2006. Pengaruh Beberapa Komposisi Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Vegetatif Anggrek Dendrobium sp. [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

30

LAMPIRAN

Lampiran 1 Novelgro SILIKA Deskripsi Produk :

Tanaman memiliki lapisan sel terluar yang merupakan sel silika atau yang sering dikenal dengan Phytolith. Sel tersebut bersifat keras seperti batu. Sebagai contoh sel silika pada sekam padi jika dibakar akan menjadi abu gosok. Sel silika tersebut menjadi semacam temeng pelindung dari serangan serangga atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Novelgro Silika bukan pestisida, tetapi merupakan unsur hara. Terbuat dari pasir silika yang diproses sedemikian rupa hingga terlarut dalam air.

Unsur Silika (Si) adalah salah satu unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, terutama yang bersifat akumulator Si. Tanaman akumulator Si membutuhkan unsur Si dalam jumlah besar untuk pertumbuhannya, seperti famili Gramineae contohnya padi, tebu, bambu, rumput, gandum, sorgum, jagung, dan lain sebagainya.

Selain untuk memenuhi kebutuhan unsur Si pada tanaman, unsur Si meningkatkan fotosintesa, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, salinitas, alkalinitas, cuaca ekstrim, defisiensi, keracunan unsur hara, dan juga merupakan pelindung alami tanaman terhadap serangan Organisma Pengganggu Tanaman (OPT).

Novelgro Silika sangat cocok untuk program Pengendalian Hama Terpadu (HPT), karena ia bekerja tidak dengan meracuni OPT, namun dengan membentuk benteng ketahanan fisik tanaman terhadap serangan OPT. Sehingga tidak menyebabkan kekebalan OPT seperti yang disebabkan oleh fungisida dan insektisida pada umumnya. Serta tidak meninggalkan residu bahan beracun dan berbahaya pada tanaman dan lingkungan.

Cara Kerja Novelgro Silika :

Novelgro Silika merupakan nutrisi silika terlarut dalam air yang mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi Silika tersebut akan dibawa oleh jaringan tanaman ke lapisan sel terluar (epidermis) untuk membentuk lapisan yang keras (cuticle). Ketika sel-sel silika tersebut melapisi seluruh permukaan sel terluar, termasuk dengan bulu-bulu tanaman, maka selain dinding sel sulit ditembus oleh sengat OPT, bulu-bulu tanaman yang telah menjadi lebih keras akan menjadi seperti kawat berduri yang akan menghambat serangan OPT atau bahkan membunuh OPT.

31

Lampiran 2 Pupuk Organik Cair BioSugih Tani

Kandungan pupuk organik cair lengkap BioSugih Tani Mineral (ppm dan %wt) : N 1.8 Fe 236 P 0.757 Mn 15.8 K 0.383 Zn 149 Mg 0.129% Cu 2.11 Ca 0.971% B 61.1 S 0.215% Al 308 Na 2.59% Mo 2.08 Asam Amino (mg/100ml) : Asparagin 171.1 Cysteine 35 Glycine 145.8 Valine 106 Methionine 47.9 Leucine 88.1 Phenylalanine 12.6 Tyrosine 36.3 Proline 262 Argenine 75.7 Threonine 3.93 Ammonium 445.6

Alanine 74.7 Acetic Acid 0.159

Isoleucine 74.3 Lactic Acid 0.01

Lysine 21 Glutamac Acid 197

Serine 7.0 Hormon (ppm) : Gibbrelin (G A3) 662000 Zeatin 6840 IAA 104 Mikroba : Azotobacter, Aspergillus, Azospirilium, Lactobacillus, Mychoriza, Saccarimizes. Rhyzobium,

BioSugih Tani merupakan pupuk organik cair lengkap karya seorang pakar pertanian Indonesia dari hasil riset bertahun-tahun. Dibuat dengan proses bioteknologi tinggi yang menghasilkan formula kompleks unsur makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan asam-asam amino, Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) alami, serta mikroba-makroba probiotik terpilih, secara sinergis mampu meningkatkan kesuburan tanah dalam waktu singkat dan meningkatkan hasil produksi tanaman menjadi berlipat

BioSugih dalam hal ini merupakan pupuk organik yang sifatnya hayati sehingga tidak memerlukan lagi penggunaan kimia sama sekali terutama yang terkenal sebagai NPK komposisinya sudah jelas diakui dibeberapa Negara besar terutama di RRC bisa meningkatkan produksi pertanian, antara lain di jeruk, kedelai dan padi. Bahkan jelas bisa menghilangkan penyakit yang dinamakan CVPD, wereng, dan ulat. Karena efek aktifnya obat pemberantas yang disebut trichoderma 3 hari setelah aplikasi, maka khusus untuk pemberantasan ulat

32

seyogyanya digunakan 3 hari sekali dimana butiran-butiran padi sudah keluar, juga di sayur-sayuran digunakan 3 hari sekali agar ulat-ulat yang baru menetas lebih mudah di berantas.

33

Lampiran 3 Pupuk majemuk Grow More 32-10-10 Guaranted Analyses :

Total Nitrogen (N) 32%

3.9% Ammonicial Nitrogen 5.7% Nitrate Nitrogen 10.6% Urea Nitrogen

Available Phosphoric Acid (P2O5) 10%

Soluble Potash (K2O) 10% Calsium (Ca) 0.05% Magnesium (Mg) 0.10% 0.10% Chelated Magnesium Sulfur (S), Combined 0.20% Baron (B) 0.02% Copper (Cu) 0.05% 0.05% Chelated Copper Iron (Fe) 0.10% 0.10% Chelated Iron

Manganese Molybdenum (Mo) 0.0005%

Zinc (Zn) 0.05%

0.05% Chelated Zinc Deskripsi Produk :

Grow More adalah pupuk daun lengkap dalam bentuk kristal berwarna biru, sangat mudah larut dalam air. Dapat diserap dengan mudah oleh tanaman baik itu melalui penyemprotan daun maupun disiram ke dalam tanah, mengandung hara lengkap dengan konsentrasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Pupuk ini adalah pupuk daun lengkap dalam bentuk kristal berwarna biru, sangat mudah larut dalam air. Dapat diserap dengan mudah oleh tanaman baik itu melalui penyemprotan daun maupun disiram ke dalam tanah. Formula ini terutama untuk tanaman muda hingga dewasa pada saat vegetatif tanaman membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang besar. Hal ini disebabkan pada fase tersebut pembentukan sel-sel baru untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman secara umum.

34

Lampiran 4 Vitamin B1 Liquinox Start

Deskripsi Produk :

Liquinox start adalah pupuk cair yang membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk cair yang dibuat untuk menghasilkan produksi maksimal ketika

pencangkokan atau memindahkan/menanam tanaman baru dan untuk

menyehatkan semua jenis tanaman. Mengandung vitamin B1, substansi yang menyerupai hormon, organic yucca extract, zat besi, dan fosfor. Diformulasikan khusus untuk merangsang pertumbuhan akar dan mengurangi stress akibat pemindahan tanaman.

Analisa Terjamin :

Phosphoric Acid (P2O5) 2.00%

Iron (Fe) 0.10%

0.10% Chelated iron

Vitamin B1 (Thiamine Mononitrate) 0.10%

35

Dokumen terkait