• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agustini S. 1989. Pemberian berbagai taraf konsentrasi Hydrasil pada jagung (Zea

mays L.) varietas Arjuna dan Hydrida C1. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Alnopri, Prasetyo dan Ganefianti D.W. 2009. Penampilan morfologi dan isoenzym peroksidase kopi Arabika dataran rendah. J. Akta Agrosia. 12(1): 15-20.

Alnopri, Prasetyo dan Hermawan B. 2011. Idiotipe kopi Arabika tanaman belum menghasilkan pada lingkungan dataran rendah dan menengah. Agrovigor. 4(2): 62-69.

Amami M.S. 1988. Efisiensi penggunaan air pada pembibitan kopi dalam kantong plastik. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Annisa. 2013. Kopi dan variannya. http:// ditjenbun .pertanian. go .id /bbpptpmedan/ berita- 209- kopi- dan -variannya-.html [14 Maret 2015]. Ardiani I. 2012. Pengaruh pemberian pupuk k dengan berbagai dosis terhadap

pertumbuhan awal bibit sagu di persemaian dengan sistem polibag. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ardiyani F. dan Arimarsetiowati R. 2010. Perkembangan metode perbanyakan tanaman kopi di Indonesia. Prosiding Simposium Kopi. Bali 4-5 Oktober 2010.

28

Arga A.P. 1990. Pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh Hydrasil dan pupuk daun Bayfolan terhadap pertumbuhan setek batang vanili (Vanilla planifolia Andrews). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ashari S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 490 hal.

[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2016. Data iklim tahun 2015-2016. Stasiun Klimatologi Darmaga. Bogor.

Budianto E.A., Badami K. dan Arsyadmunir A. 2013. Pengaruh kombinasi macam zpt dengan lama perendaman yang berbeda terhadap keberhasilan pembibitan sirih merah secara stek. Agrovigor. 6(2).

Ernawati Rr., Arief R.W. dan Slameto. 2008. Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal. Agro Inovasi, Bogor, ID.

Fahmi Z.I. 2014. Kajian pengaruh auksin terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman. http : //ditjenbun. pertanian. go. Id/ bbpptpsurabaya / berita- 729- kajian- pengaruh- auksin- terhadap--perkecambahan- benih- dan- pertumbuhan-tanaman.html. [12 April 2015].

Fahruddin F. 2011. Pengaruh konsentrasi dan frekuensi pemberian BAP (Benzyl

Adenin Purine) terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.).

Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Gardner F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta.

Gisbert C., Prohens J., Raigón M.D., Stommel J.R., and Nuez F. 2011. Eggplant relatives as sources of variation for developing new rootstocks: Effects of grafting on eggplant yield and fruit apparent quality and composition. Sci Hort 128:14- 22.

Harfati Y.P. 2015. Perbanyakan secara asal biji dan vegetatif (stek pucuk) balsa (Ochroma bicolor). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hartmann H.T., and Kester D.E. 1983. Plant Propagation. Fourth edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Huawei L., Jiang D., Bernd Wollenweber B., Dai T. and Cao W. 2010. Effects of shading on morphology, physiology and grain yield of winter wheat. Europ. J. Agronomy. 33: 267-275.

Kementerian Pertanian. 2013. Statistika Pertanian 2013. Pusat Data dan Informasi Pertanian.

Kozlowski T.T. 1997. Responses Of Woody Plants To Flooding And Salinity. Tree Physiology Monograph 1: 1-29.

Kumalasari Y. 2011. Pengaruh kombinasi sambung batang dan auksin terhadap pertumbuhan bibit kopi Robusta (Coffea canephora) dan kopi Arabika (Coffea arabica). Skripsi. Universitas Jember.

Muliasari A.A., Wachjar A. dan Supijatno. 2015. The growth of Arabica coffee (Coffea arabica L.) asal biji on combination of inorganic-organic fertilizers and shading level. Asian Journal of Applied Sciences. (3): 739-746.

Norsamsi, Fatonah S. dan Iriani D. 2015. Kemampuan tumbuh anakan tumbuhan nyamplung (Calophyilum inophyllum L.) pada berbagai taraf penggenangan. Biospecies. 8(1): 20-28.

Nugroho A.S. 2013. Pengaruh varietas dan kombinasi pupuk terhadap pertumbuhan dan produktivitas kedelai pada budidaya jenuh air di lahan pasang surut. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

29 Nurbaetun I. 2016. Pengaruh dosis pupuk NPK dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi kacang koro pedang (Canavalia ensiformis). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Paramita P., Toekidjo dan Purwanti S. 2012. Kesesuaian sambung mini tiga kultivar durian (Durio zibithinus L. Ax. Murray) dengan batang bawah berbagai umur. Vegetalika. 1(2): 47-53.

Prastowo B, Karmawati E, Rubijo, Siswanto, Indrawanto C. dan Joni M. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor.

Rai N.I. 2004. Fisiologi pertumbuhan dan pembungaan tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) asal biji dan sambungan. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rusdiana O., Fakuara Y., Kusmana C. dan Hidayat Y. 2000. Respon pertumbuhan akar tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) terhadap kepadatan dan kandungan air tanah podsolik merah kuning. J. Manajemen Hutan Tropika. 6(2): 43-53.

Saefudin dan Wardiana E. 2013. Pengaruh varietas dan tingkat kematangan buah terhadap perkecambahan dan fisik benih kopi Arabika. Bul. Ristri. 4(3): 245-256.

Sakiroh dan Saefudin. 2014. Pengaruh tingkat naungan dan media tanam terhadap persentase pecah mata tunas dan pertumbuhan bibit karet okulasi hijau. J. TIDP. 1(2): 101-108.

Sari I.A. dan Susilo A.W. 2012. Keberhasilan sambungan pada beberapa jenis batang atas dan famili batang bawah kakao (Theobroma cacao L.). Pelita Perkebunan. 28(2): 72-81.

Sims D.A. and Gamon J.A. 2002. Relationships between leaf pigment content and spectral reflectance across a wide range of species, leaf structures and developmental stages. Remote sensing of environment 81:337-354.

Siregar A.P., Zuhry E. dan Sampoerna. 2015. Pertumbuhan bibit gaharu (Aquiluria malaccencis) dengan pemberian zat pengatur tumbuh asal bawang merah. Jom Faperta. 2:1.

Sitompul S.M. dan Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta. 412 hal.

Solikhah U., Munandar D.A. dan Andri P.S. 2015. Karakter fisiologis klon kopi Robusta BP 358 pada jenis penaung yang berbeda. Agrovigor. 8(1): 58-67. Sugito Y. 2012. Ekologi Tanaman. UB Press. Malang. 123 hal.

Suwarto, Mugnisjah W.Q., Sopandie D. dan Makarim A.K. 1994. Pengaruh pupuk nitrogen dan tinggi muka air tanah terhadap pertambahan bintil akar, pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merril). Bul. Agron. 22(2): 1-15.

Wachjar A. dan Prayitno B.S. 1988. Pengaruh pemindahan berbagai stadia kecambah dan konsentrasi pupuk daun Gandasyl D terhadap pertumbuhan bibit kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex Frachner). Bul. Agron. 8(2): 9-15.

Wahid A. 2011. Kompatibilitas sambungan beberapa aksesi jarak pagar (Jatropha

curcas l.) unggulan untuk memacu produksi pada lahan masam. Tesis.

30

Widajati E., Murniati E., Palupi E.R, Kartika T., Suhartanto M.R. dan Qadir A. 2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. IPB Press. Bogor.

Widiastuti L., Tohari dan Sulistyaningsih E. 2004. Pengaruh intensitas cahaya dan kadar bominisida terhadap iklim mikro dan pertumbuhan tanaman krisan dalam pot. J. Ilmu Pertanian. 2(2): 35-42.

Wulandari Y.P. 2002. Produksi kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex Froechner) pada berbagai ketinggian tempat dan topografi di Kebun Jollong Pati PT Perkebunan Nusantara IX Jawa Tengah. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

31

33 Lampiran 1. Bagan acak perlakuan

1 17 9 27 22 16 5 36 18 39 34 45 31 10 42 28 4 35 26 2 41 11 23 33 32 48 40 15 29 20 32 14 8 44 12 46 6 30 24 21 13 43 25 37 38 7 19 3 Keterangan: U 1= P1A1/I 18= P2A2/III 35= P3A4/II 2= P1A1/II 19= P2A3/I 36= P3A4/III 3=P1A1/III 20= P2A3/II 37= P4A1/I 4= P1A2/1 21= P2A3/III 38= P4A1/II 5= P1A2/II 22= P2A4/1 39= P4A1/III 6= P1A2/III 23= P2A4/II 40= P4A2/I 7= P1A3/1 24= P2A4/III 41= P4A2/II 8= P1A3/11 25= P3A1/I 42= P4A2/III 9= P1A3/III 26= P3A1/II 43= P4A3/I 10= P1A4/1 27= P3A1/III 44= P4A3/II 11= P1A4/II 28= P3A2/I 45= P4A3/III 12= P1A4/III 29= P3A2/II 46= P4A4/I 13= P2A1/1 30= P3A2/III 47= P4A4/II 14=P2A1/II 31= P3A3/I 48= P4A4/III 15= P2A1/III 32= P3A3/II 16= P2A2/I 33= P3A3/III 17= P2A2/II 34= P3A4/I Keterangan:

P1: kopi Robusta asal biji P2: kopi Arabika asal biji

P3: batang bawah kopi Robusta -batang atas kopi Arabika P4: batang bawah kopi Arabika -batang atas kopi Robusta A1: Hydrasil konsentrasi 0%

A2: Hydrasil konsentrasi 0,05% A3: Hydrasil konsentrasi 0,1% A4: Hydrasil konsentrasi 0,15%

34

Lampiran 2. Kondisi iklim di Kampus IPB Darmaga, Bogor Lokasi : Stasiun Klimatologi Darmaga

Lintang : 06o33’12,8” LS Bujur : 106o44’59,3 BT Elevasi : 207 m Parameter Bulan Rata-rata

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Curah hujan (mm) 415 610 644 558,2 131,8 373 249,5 425,9

Suhu (0C) 26,4 25,7 26,5 26,7 26,3 26,2 21,2 25,6

Kelembaban (%) 86 89 86 85 93 92 92 89,0

Intensitas cahaya

(cal/m2) 316 250 325 337 338 350 358 324,9

35

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Batin, Lampung pada tanggal 26 Januari 1993. Penulis adalah anak pertama dari Bapak Isroil dan Ibu Erlina Niana. Penulis menyelesaikan sekolah di SDN 02 Gunung Madu pada tahun 2005, SMP Satya Dharma Sudjana pada tahun 2008, dan SMAN 1 Terbanggi Besar pada tahun 2011. Penulis diterima di IPB melalui jalur SNMPTN Undangan sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian pada tahun 2011.

Penulis aktif di berbagai organisasi, diantaranya pada tahun 2014-2015 penulis menjadi bendahara Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor (Himagron IPB) Divisi Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Litbangtan), staff art and ceremony pada Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) tahun 2015. Penulis juga pernah tergabung dalam kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen tahun 2014 dan kepanitiaan Agrosportmen V tahun 2015. Tahun 2015-2016 penulis kembali menjadi panitia Fruit Indonesia 2016 bertugas sebagai staff ceremony dan asisten praktikum mata kuliah Pasca Panen.

Dokumen terkait