• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adisarwanto T, Wudianto R. 1999. Meningkatkan Hasil Panen Kedelai di Lahan Sawah, Kering dan Pasang Surut. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Andrianto TT, Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Yogyakarta (ID): Absolute Pr.

Agung T, Rahayu AY. 2004. Analisis efisiensi serapan N, pertumbuhan, dan hasil beberapa kultivar kedelai unggul baru dengan cekaman kekeringan dan pemberian pupuk hayati. Agrosains. 6(2): 70-74.

Asadi BD, Arsyad M, Zahara H, Darmidjati. 1997. Pemuliaan kedelai untuk toleran naungan dan tumpangsari. Buletin Agrobio. 1:15–20.

Baharsjah JS. 1980. Penaungan naungan pada beberapa tahap perkembangan dan populasi tanaman terhadap pertumbuhan, hasil dan kedelai (Glycine max, L) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Baharsjah JS, Suardi D, Las I. 1985. Hubungan iklim dengan pertumbuhan kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. hlm 87-102. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 2008. Potensi dan ketersediaan lahan untuk pengembangan kedelai di Indonesia. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. 2008. Galur harapan kedelai tahan virus kerdil. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian. 30(2): 2008.

[Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2005. Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbi-umbian. Malang (ID): Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

[Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2008. Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbi-umbian. Malang (ID): Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. hlm 171. [Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2012.

Galurikedelaiitoleraninaungani[internet].i[diunduhi2013iNovi22].iTersediai

pada:i http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/info-teknologi/1329-dena-1-dan-dena-2-calon-varietas-unggul-kedelai-toleran-naungan.html.

[Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2013. Pelatihan budidaya kedelai di kawasan hutan jati Boyolali Jawa

Tengahi[internet].i[diunduhi2014iJuni26].iTersediaipada:ihttp://balitkabi.litb ang.deptan.go.id/varietas-unggul/vu-kedelai/876-pelatihan-budidaya-kedelai-di-kawasan-hutan-jati-boyolali-jawa-tengah.html

Ballare CL. 1999. Keeping up with the neighbours: phytochrome sensing and other signalling mechanisms. Trends Plant Sci. 4:97-102.

[Balittan] Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian. 1993.

Budidaya Kedelai di Lahan Pasang Surut [internet]. [diunduhi2014iMeii9]. Tersediaipada:ihttp://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/budidaya _kedelai.pdf.

[Balittan] Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian. 2000. Teknologi produksi kedelai [internet]. [diunduhi2014iJun 25]. Tersedia pada: http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0163.pdf.

[BLSDLP] Balai Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Jakarta (ID): BLSDLP.

[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor. 2014. Data Iklim Bulanan dan Data Curah Hujan Tahun 2014. Bogor (ID): BMKG.

Board JE, Kang MS, Harville BG. 1997. Path analysis identify selection criteria for yield of late planted soybean. Crop sci. 37(1): 879-884.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi padi, jagung, dan kedelai. [internet]. [diunduhi2013iNovi22].iTersediaipada:ihttp://www.bps.go.id/brs_file/aram_ 01jul13.pdf

Buckman OH, Brady NC. 1982. Ilmu Tanah. Soegiman, penerjemah. Jakarta (ID): Bhratara Karya Aksara. Terjemahan dari: Nature and Properties of Soils. [Deptan] Departemen Pertanian. 2000. Penanganan pasca panen [internet].

[diunduhi2014iMeii9].iTersediaipada:ihttp://agribisnis.deptan.gp/id/web/pust aka/.

[Dinpertan] Dinas Pertanian. 2013. Kedelai di Bawah Pohon Jati [internet]. [diunduhi2013iNovi22].iTersediaipada:ihttp://dinpertan.grobogan.go.id/peny uluhan-pertanian/163-kedelai-pohonjati.pdf

Djukri, Purwoko BS. 2003. Pengaruh naungan paranet terhadap sifat toleransi tanaman talas (Colocasia esculenta (L.) Schott). Ilmu Pertanian. 10(2): 17-25.

Elfarisna. 2000. Adaptasi kedelai terhadap naungan: studi morfologi dan anatomi [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Evans JR. 1987. The relationship between electron transport components and photosynthetic capacity in pea leaves grown at different irradiances. Aust J Plant Physiol. 15:93-106.

Gani JA.2000. Kedelai varietas unggul. Mataram (ID): Lembar informasi pertanian (Liptan).

Handayani T. 2003. Pola pewarisan sifat toleran terhadap intensitas cahaya rendah pada kedelai (Glycine max L. Merr) dengan penciri spesifik karakter anatomi, morfologi dan molekuler [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Harjadi B, Pramono IB. 2012. Hubungan antara bentuk tajuk dengan zona

perakaran dalam sistem pola agroforestri: studi kasus lahan miring di Pulutan Wetan Wonogiri. Di dalam: tidak diketahui, editor. Pembaharuan agroforestri Indonesia: benteng terakhir kelestarian, ketahanan pangan, kesehatan dan kemakmuran. Seminar Nasional Agroforestri III [internet]. [2012 Mei 29, Universitas Gajah Mada]. [diunduh 2014 Mei 19]. Tersedia pada:http://bptaciamis.dephut.go.id/publikasi/file/Beni%20H%20dkk.pdf Hidema J, Makino A, Kurita Y, Mae T, Ohjima K. 1992. Changes in the Level of

Chlorophyll and Light-harvesting Chlorophyll a/b Protein PS II in Rice Leaves Agent Under Different Irradiances from Full Expansion Through Senescense. Plant Cell Physiol. 33(8): 1209-1214.

Jones HG. 1992. Plant and Microclimate: a Quantitative Approach to Environmental Plant Physiology. 2nd ed. New york (US): Cambridge University Press.

Jufri A. 2006. Mekanisme adaptasi kedelai (Glycine max (L.) Merrill) terhadap cekaman intensitas cahaya rendah. [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kamsiati. 2006. Diversifikasi pengolahan kedelai dalam rangka peningkatan konsumsi kacang-kacangan di Kalimantan Tengah [internet]. Kalimantan Tengah (ID): Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah. [diunduhi2013iNovi22].iTersediaipada:ihttp://kalteng.litbang.deptan.go.id/in d/images/data/diversifikasi-kedelai.pdf

Karamoy L. 2008. Relationship between climate and soybean (Glicine max L. Merrill) growth. Soil Environment. 7(1): 65–68.

Khumaida N. 2002. Studies on adaptability of soybean and upland rice to shade stress [disertasi]. Tokyo: The University of Tokyo.

Kirana R, Gaswanto R, Hidayat IM. 2009. Budidaya dan produksi benih kedelai sayur [internet]. [diunduh 2014 Jun 25]. Tersedia pada:ihttp://hortikultura.litbang.deptan.go.id/index.php?bawaan=teknologi/isi _teknologi&id_menu=4&id_submenu=19&id=27

Kisman. 2008. Pola pertumbuhan awal tanaman kedelai pada kondisi cekaman intensitas cahaya rendah dan pemberian inhibitor plastida (uji cepat toleransi kedelai terhadap cekaman naungan). CropAgro. 8: 1-2.

Koswara S. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai : Menjadikan Makanan Bermutu. Jakarta (ID): Pustaka Sinar Harapan Pr.

Krisnawati H, Varis E, Kallio M, Kanninen M. 2011. Paraserianthes falcataria

(L.) Nielsen: Ekologi, Silvikultur Dan Produktivitas. Bogor (ID): CIFOR. Kushery I, Aziz SA. 2006. Pengaruh jenis tanaman penolak organisme

pengganggu tanaman terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr) yang diusahakan secara organik. Bul. Agron. 34 (1): 39–45.

Lautt BS. 2003. Fisiologi toleransi padi gogo terhadap naungan: tinjauan karakteristik fotosintesis dan respirasi [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Lawlor DW. 1987. Photosynthesis: metabolism, control, and physiology. Singapore: Longman Singapore Publisher Ltd.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. 2nd Ed. Bogor (ID): IPB Pr.

Marwoto, Suharsono, Supriyatin. 1999. Hama kedelai dan komponen pengendalian hama terpadu. Bogor (ID): Balitkabi. No 4-1999. 50 p.

Marwoto. 2007. Dukungan pengendalian hama terpadu dalam program bangkit kedelai. Malang (ID): Indonesia. Iptek tanaman pangan. 2(1)

McNellis TW, Deng XW. 1995. Light control of seedling morphogenetic pattern.

The Plant Cell. 7:1749-1761.

Melati M, Andriyani W. 2005. Pengaruh pupuk kandang ayam dan pupuk hijau

Calopogonium mucunoides terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai panen muda yang dibudidayakan secara organik. Buletin Agronomi. 33(2): 8–

15.

Morelli G, Ruberti I. 2002. Light and shade in the photocontrol of Arabidopsis growth. Trends Plant Sci. 7:399-404.

Murty YS, Sahu G. 1987. Impact of low light stress on growth and yield of rice. Di dalam: Dey SK, Baig MJ, editor. Weather and rice, Proceedings of International workshop on Impact of Weather Parameters on Growth and Yield of Rice. Los Banos (Phillippines): IRRI.

Nugrayasa O. 2013. Problematika harga kedelai di Indonesia. [internet]. [diunduh 2013 Nov 22]. Tersedia pada: μ//s . . / / l−10045−. ml

Okada TW, Tengkano, Djuarso T. 1988. An outline of soybean pest inIIndonesia in Faunestic aspects. Jurnal Balittan. 1988. 37 p.

[Puslitbangtan] Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2010. Kedelai varietas lokal Grobogan. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

[Puslitbangtan] Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2012. Produksi kedelai. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Riyanto HD, Pamungkas BP. 2010. Model pertumbuhan tegakan hutan tanaman sengon untuk pengelolaan hutan. Tekno Hutan Tanaman. 3(3): 113-120. Salisbury FB, Ross CW. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Ed ke-4. Lukmad DR,

Niksolihin S, penerjemah. Bandung (ID): ITB Pr. Terjemahan dari: Plant Physiology. Belmont (US): Wadsworth, Inc.

Buckman HO, Brady NC. 1982. Ilmu Tanah. Soegiman, penerjemah. Jakarta (ID): Bhratara Karya Aksara. Terjemahan dari: Nature and Properties of Soils. Sito J. 2010. Budidaya kedelai dengan PMMG rhizo-plus. [internet]. [diunduh

2013iNovi22].iTersediaipada:ihttp://penyuluhthl.files.wordpress.com/2010/1 1/budidaya-tanaman-kedelai1.pdf.

Sopandie D, Trikoesoemaningtyas, Handayani T, Jufri A, Takano T. 2003. Adaptability of soybean to shade stress: identification of morphological responses. Di dalam: [tidak disebutkan], editor. The 2nd Seminar toward Harmonization between Development and Environmental Conservation in Biological Production; 2003 15-16 Feb; Tokyo University, Tokyo.

Sopandie D, Trikoesoemaningtyas, Khumaida N. 2006. Fisiologi, Genetik, dan Molekuler Adaptasi Terhadap Intensitas Cahaya Rendah: Pengembangan Varietas Unggul Kedelai sebagi Tanaman Sela. Laporan akhir penelitian hibah penelitian tim Pasca Sarjana-HPTP Angkatan II Tahun 2004–2006. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. 159 hlm.

Soverda N. 2002. Karakteristik fisiologi fotosintesis dan pewarisan sifat toleran naungan pada padi gogo [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Staub JM, Deng XW. 1996. Light signal transduction in plants. Photochem

Photobiol. 64: 897-905.

Sullivan JA, Gray JC. 1999. Plastid translation is required for the expression of nuclear photosynthesis genes in the dark and in roots of the pea lip1 mutant.

The Plant Cell. 11:1-21.

Suhartina. 2005. Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbi-umbian. Malang (ID): Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian. Sumarno. 1985. Teknik pemuliaan kedelai. Balai Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. hlm 288.

Sumarno, Hartono. 1983. Kedelai dan Cara Bercocok Tanam. Bogor (ID): Pusat Penelitian Tanaman Pangan Pr.

Supriadi A. 2006. Potensi, kegunaan dan nilai tambah kayu dari hutan rakyat di Kabupaten Bogor. Di dalam: Supriadi, editor. Seminar Aktualisasi Peran Litbang Mendukung Hutan Rakyat Lestari [internet]. [Waktu dan Tempat pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Litbang. hlm 58–63; [diunduh 2013 Jun 25]. Tersedia pada: http://www.dephut.go.id/files/pot_bogor.pdf

Susanto GWA, Adie MM. 2006. Sidik lintas dan implikasinya pada seleksi kedelai. Di dalam: Suharsono et al., editor. Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. [2005; Malang]. Malang (ID): Balitkabi. hlm 12-22.

Tengkano W, Suhardjan T. 1985. Jenis hama utama pada berbagai fase pertumbuhan tanaman kedelai. Di dalam: Sadikin, S, Ismunadji M, Sumarno, Syam M, Manurung SO, Yuswadi, editor. Bogor (ID): Puslitbangtan. p. 295-318.

Taiz L, Zeiger E. 1991. Plant Physiology. Tokyo. The Benyamin/Cumming Publishing Company Inc. p: 219-247.

Taiz L, Zeiger E. 2002. Plant Physiology. Massachusetts (US): Sinauer Associates Inc Pub.

Wahyu G, Sundari T. 2010. Penampilan varietas unggul kedelai di lingkungan naungan buatan. Malang (ID): Balitkabi.

[Warintek] Warung Informasi dan Teknologi Kabupaten Bantul. 2012. Budidaya Pertaniani[internet].i[diunduhi2014iMeii9].iTersediaipada:ihttp://warintek.ba ntulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=59.

Williams CN, Joseph KT. 1976. Climate, Soil and Crop Production in the Humid Tropes. Kuala Lumpur (KL): Oxford University Pr. pp. 177.

Wirawan B, Sri W. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat: Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Yassi A. 2011. Evaluasi pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai

Yulianto, Kushartanti E, Widarto, Handoyo J, Martono, Kuswantono, Warsito, Antonius P. 2013. Pengkajian perbenihan padi dan kedelai [internet]. [diunduhi2014iJuni26].iTersediaipada:ihttp://kalsel.litbang.deptan.go.id/ind/i ndex.php?view=article&catid=4%3Ainfoaktual&id=81%3Atanaman&format =pdf&option=com_content.

Lampiran 1 Deskripsi varietas Argomulyo

Data Deskripsi

Asal : Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I

Nomor Galur : -

Warna hipokotil : Ungu

Warna epikotil : -

Warna bunga : Ungu

Bentuk daun : -

Warna daun : -

Warna kulit polong masak : -

Warna biji : Kuning

Warna buIu : Coklat

Warna hilum biji : -

Tipe tanaman : Determinate

Tinggi tanaman : 40 cm

Umur berbunga : 35 hari

Umur polong masak : 80-82 hari

Percabangan : 3–4 cabang

Kerebahan : Tahan rebah

Bobot 100 biji : -

Percabangan : 3–4 cabang

Kandungan protein : 39.4 %

Kandungan lemak : 20.8 %

Daya hasil : 1.5–2.0 t/ha

Rata-rata hasil : -

Ketahanan terhadap penyakit

: Toleran terhadap penyakit karat daun

Keterangan lain : Sesuai untuk bahan baku susu

Pemulia : RPP. Rodiah, C.Ismail, Gatot, Sunyoto, dan Sumarno

Tahun dan nomor SK pelepasan

Lampiran 2 Deskripsi varietas Grobogan

Data Deskripsi

Asal : Pemurnian populasi Lokal Malabar

Grobogan

Nomor Galur : -

Warna hipokotil : Ungu

Warna epikotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Bentuk daun : Lanceolate

Warna daun : Hijau agak tua

Warna kulit polong masak : Coklat

Warna bulu batang : Coklat

Warna kulit biji : Kuning muda

Warna biji : Kuning

Warna hilum biji : Coklat

Tipe tanaman : Determinate

Tinggi tanaman : 50-60 cm

Umur berbunga : 30–32 hari

Umur polong masak : ±76 hari

Percabangan : -

Bobot 100 biji : ±18 g

Kandungan protein : 43.9 %

Kandungan lemak : 18.4 %

Potensi hasil : 3.4 t/ha

Rata-rata hasil : 2.77 ton/ha

Daerah sebaran : Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah beririgasi baik.

Sifat lain : Polong masak tidak mudah pecah, dan pada saat panen daun luruh 95–100% saat panen >95% daunnya telah luruh

Pemulia : Suhartina, M. Muclish Adie

Pengusul : Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan,

BPSB Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah.

Tahun dan nomor SK pelepasan

Lampiran 3 Deskripsi varietas Pangrango

Data Deskripsi

Asal : Hasil persilangan varietas lokal Lampung X Davros pada tahun 1983

Nomor Galur : B 8306-4-4

Warna hipokotil : Ungu

Warna epikotil : -

Warna bunga : Ungu

Bentuk daun : -

Warna daun : Hijau

Warna kulit polong masak : Coklat

Warna kulit biji : Kuning

Warna biji : Kuning

Warna buIu : Coklat

Warna hilum biji : Coklat

Tipe tanaman : Determinate

Tinggi tanaman : ±65 cm

Umur berbunga : ±40 hari

Umur polong masak : ±88 hari

Percabangan : 3–4 cabang

Kerebahan : Tahan rebah

Bobot 100 biji : ±10 g

Bentuk biji : Bulat hingga agak bulat

Kandungan protein : ±39 %

Kandungan minyak : ±18 %

Daya hasil : 1.5–2.0 t/ha

Rata-rata hasil : -

Rata-rata hasil tumpang sari dengan jagung

: ± 1,4 t/ha (hasil tertinggi 2,0 t/ha)

Ketahanan terhadap penyakit

: Tahan karat daun

Pemulia : Asadi, Darman MA., Sumarno, Hafni Zahara,

dan Nurwita Dewi Tahun dan nomor SK

pelepasan

Lampiran 4 Deskripsi varietas Wilis

Data Deskripsi

Asal : Hasil seleksi keturunan persilangan Orba X No. 1682

Nomor Galur : B 3034

Warna hipokotil : Ungu

Warna bunga : Ungu

Warna batang : Hijau

Warna daun : Hijau tua

Warna kulit polong masak : Coklat tua

Warna biji : Kuning

Warna buIu : Coklat tua

Warna kulit biji : Kuning

Warna hilum : Coklat tua

Tipe tanaman : Determinate

Tinggi tanaman : ±50 cm

Umur berbunga : ±39 hari

Umur polong masak : 85-90 hari

Bentuk biji : Oval, agak pipih

Bobot 100 biji : ±10 g

Kandungan protein : 37.0 %

Kandungan minyak : 18.0 %

Rata-rata hasil : 1.6 t/ ha

Kerebahan : Tahan rebah

Ketahanan terhadap penyakit

: Agak tahan karat daun dan virus

Benih penjenis : Dipertahankan di Balittan Malang dan Bogor

Pemulia : Sumarno, Darman M Arsyad, Rodiah dan Ono

Sutrisno Tahun dan nomor SK

pelepasan

Lampiran 5 Analisis tanah plot ternaungi

Parameter Plot ternaungi (N1)

pH : 6.30 C-Org (%) : 1.81 N (%) : 0.22 P2O5 (ppm) : 5.00 Ca (cmol/kg) : 14.39 Mg (cmol/kg) : 2.43 K (cmol/kg) : 1.48 KTK (cmol/kg) : 19.76

Tekstur : Berliat (halus)

Lampiran 6 Analisis tanah plot tanpa naungan

Parameter Plot tanpa naungan (N0)

pH : 5.70 C-Org (%) : 1.03 N (%) : 0.10 P.tersedia (ppm) : 4.50 P. Ha 25 % (me/100g) : 45.30 Ca (me/100g) : 12.11 Mg (me/100g) : 3.50 K (me/100g) : 0.57 Na (me/100g) : 0.30 KTK (%) : 18.78 KB (me/100g) : 87.70 Al (me/100g) : tr H (me/100g) : 0.12 Fe (me/100g) : 4.54 Cu (ppm) : 2.46 Zn (ppm) : 6.88 Mn (ppm) : 137.37 Pasir : 13.39 Debu : 28.30 Liat : 58.31

Lampiran 7 Data curah hujan harian di daerah Dramaga Bogor pada bulan Januari-April 2014

BMKG

Alamat : Jl. Alternatif IPB-Situgede Cifor Telp. (0251) 8622976 Email. klimat_bgr@yahoo.com

Fax. (0251) 8628468

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

( )

Lokasi : Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor Lintang : 06º31' LS

Bujur : 106º44' BT Elevasi : 207 m

DATA CURAH HUJAN (mm) Tahun 2014 (mm) (mm) (mm) (mm) 1 10.0 4.5 9.7 6.3 2 0.3 5.6 30.4 13 3 0.9 29.6 0.6 3.8 4 - 41.5 1.9 0.3 5 3 2 8 4 0 6

Tgl Januari Februari Maret April

5 3.2 8.4 - 0.6 6 3.3 22.3 10.4 169.1 7 - 1.4 2.6 6.7 8 1.8 0.1 56.4 0 9 36.8 27.4 1.2 0 10 - 15.6 0.1 1.5 11 9.2 4.5 2.1 1.4 12 84.6 - - 1.6 13 102.2 - - 0 13 102.2 0 14 10.0 - 1.9 1.3 15 11.2 1.2 - 6.6 16 29.6 0.0 TTU 0 17 12.0 2.5 23.2 10.6 18 103.3 0.3 21.8 61.7 19 42.8 - 7.8 52.1 20 13.4 - 18.9 11.4 21 47.1 13.5 23.4 0.7 29 0 2 7 4 5 22 44.8 29.0 2.7 4.5 23 19.5 41.0 - 30 24 6.5 19.1 6.5 1.5 25 16.8 29.1 3.3 0 26 - 35.2 TTU 1 27 0.8 4.1 - 31.7 28 22.6 1.5 24.6 35.3 29 26.0 24.4 7.8 30 37 9 7 5 50 4 30 37.9 7.5 50.4 31 5.4

-Keterangan : (-) Tidak ada hujan

(ttu) Curah hujan tidak terukur (0.0)

Bogor, 9 Mei 2014

Kasi Data dan Informasi Kasi Data dan Informasi

Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor

Drs. Hendri Antoro NIP. 196004091983031001

Lampiran 8 Data suhu dan kelembaban bulanan di daerah Dramaga Bogor pada bulan Januari-April 2014

BMKG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

BMKG

Alamat : Jl. Alternatif IPB Situgede-Cifor Telp. (0251) 8621976 Email. klimat_bgr@yahoo.com Kotak Pos 174 Bogor 16115 Fax. (0251) 8628468

Lokasi : Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor

DATA IKLIM BULANAN TAHUN 2014 Lintang : 06º31' LS Bujur : 106º44' BT Elevasi : 207 m 07.00 13.00 18.00 Rata-rata 07.00 13.00 18.00 Rata-rata Kelembaban Udara Bulan Temperatur (°C) Jan 23.1 27.1 25.1 24.6 95 79 89 89 Feb 23.1 27.7 26.2 25.0 96 78 86 89 Mar 23.3 29.7 25.8 25.6 95 69 88 87 Apr 23.6 31.5 26.0 26.2 94 63 87 85 K t *) L d t tid k k k l t k

Keterangan : *) Laporan data tidak masuk karena alat rusak

Bogor, 9 Mei 2014 Kasi Data dan Informasi

Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor

Drs. Hendri Antoro NIP. 196004091983031001

Lampiran 9 Riwayat hidup

Dokumen terkait