• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adrianto, Umar H., dan Toknok B., 2015. Pola Penyebaran Pohon Gofasa (Vitex Cofassus Reinw. Ex Blume) Di Kawasan Tahura Palu. Jurnal Warta Rimba. 3(2): 15-20.

Anuar A. F. A. 2019. Karakteristik Iklim Mikro Di Bawah Tegakan Sengon-Kacang Panjang Dan Jabon–Buncis. Jurnal Hut Trop. 3(2): 70-77.

Arsyad M. 2017. Asosiasi Antar Spesies Famili Palmae Di Kawasan Air Terjun Bajuin Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Bioeksperimen. 3(1).

Barbour, G.M., J.K. Busk and W.D. Pitts. 1987.Terrestrial Plant Ecology. New York: The Benyamin/Cummings Publishing Company, Inc.

Barbour, B.M., J.K. Burk, dan W.D. Pitts. 1999. Terrestrial plant ecology. The Benjamin/Cummings. New york.

Boer, E. and A.B. Ella. 2001. Plant producing exudates. PROSEA No. 18. Bogor.

Djufri, 2002. Penentuan Pola Distribusi, Asosiasi, dan Interaksi Spesies Tumbuhan Khususnya Padang Rumput di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Jurnal Biodiversitas. 3(1): 181-188.

Florensius M., Herawatiningsih R. dan Dewantara I., 2018. Ekologi Dan Potensi Pohon Nyatoh (Palaquium Spp) Di Hutan Sekunderareal Iuphhk - Hti Pt.

Bhatara Alam Lestari Kabupaten Mempawah. Jurnal Hutan Lestari. 6(2):

311-317.

Heriyanto M. N. dan Bismark M. 2014. Sebaran dan Potensi Keruing (Dipterocarpus spp.) di Pulau Siberut, Sumatera Barat. Jurnal Buletin Plasma Nuftah. 20(2): 85-92.

Hidayat dan Rahayuni, 2019. Asosiasi Interspesies Tumbuhan Kayu Lasun (Dysoxylum Alliaceum) Di Pusat Penelitian Ketambe. Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar Raniry.

Hidayat, S. dan Juhaeti, T. 2013. Asosiasi Alstonia Spp Di Taman Nasional Ujung Kulon. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. 15(1): 44-48.

Indriyanto. 2006. Ekologi hutan. Jakarta: PT. Bumi Kasara.

Istomo dan A. Pradiastoro. 2010. Karakteristik tempat tumbuh pohon-pohon gunung (D. retusus) di kawasan hutan lindung G. Cakrabuana, Sumedang, Jabar. J. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 8(1):1-12.

Istomo dan Afnani M. 2014. Potensi Dan Sebaran Jenis Meranti (Shorea Spp.)

Kurniawan A. Undaharta E. K. N. Dan Pendit R. M. I. 2008. Asosiasi Jenis-Jenis Pohon Dominan di Hutan Dataran Rendah Cagar Alam Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Biodiversitas. 9(3): 199-203.

Lembaga Biologi Nasional-LIPI Bogor, 1983. Jenis-Jenis Keruing.

Ludwig JA and JS Reynold. 1988. Statistical Ecology, 127. J. Wiley & Sons, New York. United States of America.

Ly, V., Nanthavong, K., Pooma, R., Luu, H.T., Nguyen, H.N., Vu, V.D., Hoang, V.S., Khou, E. & Newman, M. 2017. Dipterocarpus hasseltii. The IUCN Red List of Threatened Species.

Malik A. A., S. P. J., Anggreany R., Sari W. M., Walid A., 2020.Keanekaragaman Hayati Flora Dan Fauna Di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Tnbbs) Resort Merpas Bintuhan Kabupaten Kaur. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sains. 1(1).

Metananda A. A., Zuhud M. A. E., dan Hikmat A., 2015. Populasi, Sebaran Dan Asosiasi Kepuh (Sterculia Foetida L.) Di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Jurnal Media Konservasi. 20(3): 277-287.

Mueller-Dombois D and HH Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology, 93-94. John Wiley and Sons, New York.

Novitasari, Abidin Z. dan Lusyiani. 2020. Rendemen Pengolahan Finir Kayu Keruing (Dipterocarpus Spp) Pada Kelas Diameter Dan Mesin Rotary Berbeda Di Pt. Korindo Ariabima Sari Pangkalan Bun. Jurnal Sylva Scienteae. 3(1): 160-169.

P. Vebri O. Dibah F. dan Yani A. 2017. Asosiasi Dan Pola Distribusi Tengkawang (Shorea Spp) Pada Hutan Tembawang Desa Nanga Yen Kecamatan Hulu Gurung Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Hutan Lestari.

5(3): 704-713.

Papilaya M. P. 2016. Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) dengan pohon jenis-jenis dominan di Hutan Kota Ambon Sebagai

26

Informasi Dasar Pengolahan Kawasan. Prosiding Konser Karya Ilmiah Nasional. 2.

Pertiwi P. M. 2018. Analisis Asosiasi Antarorganisme Komunitas Tumbuhan Di Hutan Pendidikan Gunung Walat (Hpgw). Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Pakuan.

Pradiastoro A. 2004. Kajian tempat tumbuh alami palahlar gunung (Dipterocarpus retusus BI) di kawasan hutan lindung Gunung Cakrabuana, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pratama R. F., Arifin F. Y. dan Fitriani A. 2021. Studi Komposisi, Struktur, Dan Asosiasi Tumbuhan Sekitar Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia) Di Areal Iuphhk Pt. Austral Byna Kalimantan Tengah. Jurnal Sylva Scienteae.

4(1): 72-83.

Pratiwi A., Oktorini Y., dan Arlita T. 2017. Persebaran Pohon Dipterocarpaceae Di Sepanjang Jalur Utama Patroli Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau. Jom Faperta UR. 4(1).

Purwaningsih. 2004. Sebaran Ekologi Jenis-jenis Dipterocarpaceae di Indonesia.

Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor. Kawasan Ekowisata Tangkahan, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Dipterokarpa. 8(2): 65-72.

Sari, N. 2009. Upaya Mempertahankan Jenis-Jenis Dipterokarpa Dalam Menunjang Pembangunan Hutan Tanaman Di Kalimantan. Prosiding PAPSI. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda.

Saridan A. dan Noor M. 2013. Asosiasi Dan Sebaran Jenis Pohon Penghasil Minyak Keruing Di Pt. Hutan Sanggam Labanan Lestari, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa. 7(2): 85-92.

Saridan, A., A. Kholik, dan T. Rostiwati. 2011. Potensi dan sebaran spesies pohon penghasil minyak keruing di Hutan Penelitian Labanan, Kalimantan Timur. J. Penelitian Dipterocarpa 5(1):11-22.

Setiarno, 2017. Keragaman Floristik Dan Status Keterancaman Kepunahan Jenis Tumbuhan Di Kawasan Air Terjun Bunbun Kabupaten Murung Raya.

Jurnal Hutan Tropika. 12(2): 22-31.

Siappa H., Hikmat A., dan Kartono P. A., 2016. Komposisi Vegetasi, Pola Sebaran Dan Faktor Habitat Ficus Magnoliifolia (Nunu Pisang) Di Hutan Pangale, Desa Toro, Sulawesi Tengah. Jurnal Buletin Kebun Raya. 19(1):

33-46.

Simorangkir H. R., Mansjoer S. S., dan Bismark M., 2009. Struktur dan Komposisi Pohon di Habitat Orangutan Liar (Pongo abelii), Kawasan Hutan Batang Toru, Sumatera Utara. Jurnal Primatologi Indonesia. 6(2):

10-20.

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif : Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Usaha Nasional. Surabaya.

Soerianegara, I dan A. Indrawan. 1982. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sofiah S., Setiadi D., dan Widyatmoko D., 2013. Pola Penyebaran, Kelimpahan Dan Asosiasi Bambu Pada Komunitas Tumbuhan Di Taman Wisata Alam Gunung Baung Jawa Timur. Jurnal Berita Biologi. 12(2).

Sofian, M. (2008). Assosiasi dan Sebaran Jenis Pohon Penghasil Buah Tengkawang (Shorea pinanga R.Scheffer) pada KHDTK Labanan, Kabupaten Berau Hutan Alam Labanan, Kabupaten Berau. Skripsi Program Studi Pertanian. Jurusan Manajemen Hutan. Universitas Tujuh Belas Agustus 1945. Samarinda.

Susetyo, 2009. Keadaan Tegakan dan Pertumbuhan Shorea spp pada Areal Bekas Tebangan Dengan Teknik Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (Diareal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah).

Departemen Silvikutur. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian.

tangkahan/. Diakses pada 17 Desember 2020 pukul 02.50 WIB. Trihangga A.

2011. Ekowisata Tangkahan. https://gunungleuser.or.id/ekowisata- Wahyudi. 2002. Pola penyebaran ekologis jenis eboni Makassar (Diospyros

celebica Bakh.) di hutan Amaro Kabupaten Barru. Makassar: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin.

Warsodirejo P. P., Hasibuan S. A., Listiana L., dan Ritonga A., 2020. Abundance Study Of Koompassia Excelsa In Maintaining Conservation Of Ecosystems In Tangkahan Langkat Nature Reserve, North Sumatra.

Jurnal Bioscience. 4(1): 21-30.

Winara A. dan Murniati, 2018. Pola Sebaran, Kelimpahan Populasi Dan Karakteristik Habitat Jalawure (Tacca Leontopetaloides) Di Kabupaten Garut. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 15(2): 79-89.

28

WisnubrotoS. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya.Yogyakarta.

Wulandari R., Kustiawan W., Sukartiningsih, dan Simarangkair S. A. B. D. 2016.

Asosiasi Eboni (Diospyros Celebica Bakh.) Dengan Jenis Pohon Lain Pada Sebaran Alamnya Di Sulawesi Tengah. Jurnal Warta Rimba. 4(1):

139-145.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisis Vegetasi di Kawasan Tangkahan, Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

A. Semai

30

38 Salam 3 10,90 0,40 0,01 0,39 0,80

32

38 meranti bunga 49 44,54 11,21 0,36 10,49 29,00 50,71 39 meranti gembung 10 9,09 2,28 0,08 2,36 1,19 5,84

40 meranti merah 3 2,72 0,68 0,02 0,78 0,10 1,57

41 Merbo 2 1,81 0,45 0,01 0,52 0,05 1,03

42 Pakam 9 8,18 2,05 0,07 2,09 0,99 5,14

43 pasak bumi 2 1,81 0,45 0,01 0,52 0,06 1,04

44 rambe hutan 14 12,72 3,20 0,10 3,14 2,31 8,66

45 Rambung 10 9,09 2,28 0,08 2,36 1,18 5,83

46 Rambutan hutan 7 6,36 1,60 0,06 1,83 0,52 3,96

47 rawa-rawa 7 6,36 1,60 0,05 1,57 0,89 4,06

48 Rengas 6 5,45 1,37 0,05 1,57 0,36 3,31

49 Salam 3 2,72 0,68 0,02 0,78 0,12 1,59

50 Seringkut 2 1,81 0,45 0,01 0,52 0,03 1,02

51 Tampu rimba 5 4,54 1,14 0,04 1,31 0,23 2,69

D. Pohon

34

42 Meranti bunga 76 17,27 13,17 0,5 11,85 33,78 36,87

43 Meranti gembung 13 2,95 2,25 0,09 2,15 1,34 6,56

44 Meranti merah 6 1,36 1,03 0,05 1,29 0,43 3,62

45 Merbo 3 0,68 0,51 0,02 0,64 0,02 1,81

46 Pakam 28 6,36 4,85 0,2 4,74 3,34 14,33

47 Pulai 2 0,45 0,34 0,01 0,43 0,02 1,20

48 Rambe hutan 5 1,13 0,86 0,04 1,07 0,07 3,02

49 Rambung merah 3 0,68 0,51 0,01 0,43 0,04 1,38

50 Rambutan hutan 12 2,72 2,07 0,1 2,37 0,40 6,82

51 Rawa-rawa 3 0,68 0,51 0,02 0,64 0,02 1,81

52 Rengas 9 2,04 1,55 0,08 1,93 0,30 5,43

53 Rube manuk 1 0,22 0,17 0,009 0,21 0,003 0,60

54 Salam 3 0,68 0,51 0,02 0,64 0,06 1,81

55 Sementok 2 0,45 0,34 0,01 0,43 0,01 1,20

56 Seringkut 1 0,22 0,17 0,009 0,21 0,004 0,60

57 Tampu rimba 2 0,45 0,34 0,01 0,43 0,01 1,20

58 Tapak gajah 2 0,45 0,34 0,01 0,43 0,01 1,20

Lampiran 2. Asosiasi Keruing Pada Tingkat Semai

No Jenis Oi Di Ji

1 Rambutan hutan 0,158114 0,071429 0,071429 2 Meranti gembung 0,223607 0,111111 0,111111 3 Jambu-jambu 0,129099 0,052632 0,052632

4 Medang 0 0 0

5 Kopi-kopi 0,129099 0,052632 0,052632

6 Baja-baja 0 0 0

36

Lampiran 3. Asosiasi Keruing Pada Tingkat Pancang

No Jenis Oi Di Ji

Lampiran 4. Asosiasi Keruing Pada Tingkat Tiang

No Jenis Oi Di Ji

1 Rawa-rawa 0,188982 0,090909 0,090909 2 meranti bunga 0,086711 0,038462 0,038462 3 jambu-jambu 0,109109 0,052632 0,052632 4 medang 0,109109 0,052632 0,052632 5 damar 0,154303 0,076923 0,076923 6

meranti

gembung 0,169031 0,083333 0,083333 7 damar laut 0,188982 0,090909 0,090909 8 Darah-darah 0,188982 0,090909 0,090909

9 Kayu Putih 0,218218 0,1 0,1

38

42 rambe hutan 0 0 0

43 Rambung 0 0 0

44

Rambutan

hutan 0 0 0

45 Rengas 0 0 0

46 Salam 0 0 0

47 Seringkut 0 0 0

48 Tampu rimba 0 0 0

Lampiran 5. Asosiasi Keruing Pada Tingkat Pohon

No Jenis Oi Di Ji

1 jambu-jambu 0,222566 0,111111 0,133333 2 meranti gembung 0,102598 0,041667 0,041667 3 rawa-rawa 0,132453 0,045455 0,045455 4 damar 0,066227 0,032258 0,032258

5 kuduk lobar 0,229416 0,05 0,05

6 meranti merah 0,102598 0,041667 0,041667 7 damar laut 0,076472 0,035714 0,035714

8 dulpak 0,229416 0,05 0,05

9 Mayang 0,102598 0,041667 0,041667 10 Meranti bunga 0,157895 0,078947 0,088235 11 Sementok 0,162221 0,047619 0,047619 12 Rambutan hutan 0,081111 0,037037 0,037037 13 Damar siput 0,086711 0,038462 0,038462 14 Linggahang (Shorea) 0,229416 0,05 0,05

15 Medang 0,127257 0,0625 0,066667

16 Bendo 0,132453 0,045455 0,045455 17 Mancang hutan 0,114708 0,043478 0,043478 18 Pakam 0,081111 0,037037 0,037037 19 Durian hutan 0,229416 0,05 0,05 20 Manggis hutan 0,229416 0,05 0,05 21 Rambe hutan 0,132453 0,045455 0,045455 22 Salam 0,162221 0,047619 0,047619

40

43 kopi-kopi 0 0 0

44 Langsat hutan 0 0 0

45 malutua 0 0 0

46 mayang susu 0 0 0

47 meranti 0 0 0

48 Merbo 0 0 0

49 Pulai 0 0 0

50 Rambung merah 0 0 0

51 Rengas 0 0 0

52 Rube Manuk 0 0 0

53 Seringkut 0 0 0

54 Tampu rimba 0 0 0

55 Tapak gajah 0 0 0

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Gambar 3. Pembuatan Petak Contoh Gambar 4. Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara

Gambar 5. Keruing Lilin (Dipterocarpus haseltii)

Gambar 6. Keruing Minyak Babi (Dipterocarpus elongatus Korth).

42

Gambar 7. Keruing Daun Lebar (Dipterocarpus constulatus)

Gambar 8. Asosiasi Keruing Dengan Tumbuhan Lain

Gambar 9. Mengambil Titik Ketinggian Keruing

Dokumen terkait