• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Nevi Y. Perbedaan biokompatibilitas saponin dari buah sapindus rarak DC dengan larutan NaOCl 5% sebagai bahan irigasi saluran akar. Proceedings RDM&E-III FKG-USU. Medan. Abstrak.

2. Walton RE. Prinsip dan praktik ilmu endodonsia. Alih bahasa. Narlan Sumawinata. Ed ke-3. Jakarta: EGC, 2008 : 244.

3. Johnson WT, NoblettWC. Cleaning and shaping. In: Walton RE, Torabinejad M. Endodontics principles and practice. 4th ed. India: Thomson Press,2009: 263. 4. Esterla C, Ribeiro R.G, Esterla CRA, Pecora JD, Sousa-Neto MD. Antimicrobial

effect of 2% sodium hypochlorite and 2% chlorhexidine tested by different methods. J Braz Dent. 2003; 14(1): 58-62.

5. Kebijakan Strategis Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional (Jakstra Ipteknas) 2000–2004. (8 Oktober 2009).

6. Heyne K. Tumbuhan berguna Indonesia. Alih bahasa : Badan Litbang Kehutanan Jakarta. Jilid III. Jakarta: Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan, 1987: 1250-1.

7. Dyatmiko W, Soeharto S, Moegijanto L, dkk. Aktivitas biologic zat kandungan buah Sapindus rarak DC sebagai anti mikroba dan mulloscuide. Surabaya: Lembaga Penelitian UNAIR, 1983: 1-18.

8. Siti NA. Penggunaan buah lerak Sapindus rarak De Candole sebagai

insektisida. <http://www.digilib.litbang.depkes.co.id/php?id=jkpkbppk-gdl-res-1998-nunik-1127-lerak> (12 Agustus 2009).

9. Nevi Y, Fadhlina I. Efek antibakteri buah lerak terhadap Streptococcus mutans. Maj Kedokteran Gigi (Dent.J). 2009; 14(1): 53-8.

10. Nevi Y, Sanny. The antimicrobial effect of Lerak properties as intracanal irrigants on Fusobacterium nucleatum. Faculty of Dentistry Trisakti University, Proceedings of the 9th Scientific Forum, 2008: 84.

11. Risya DM. Efek antibakteri ekstrak lerak dalam pelarut etanol terhadap Enterococcus faecalis. Skripsi. Medan: FKG USU, 2010:24-7.

12. Nevi Yanti, Juni F. Efek antifungal berbagai sediaan dari buah lerak terhadap Candida albicans. Proceeding ASyiah-DMII PSKG FK UNSYIAH, Banda Aceh, 2011.

13. Nevi Y. Sitotoksisitas larutan saponin dari buah Sapindus rarak DC. Maj Kedokteran Gigi (Dent.J). 1999: 32(2).45-8.

14. Yuliati A. Viabilitas sel fibroblast BHK-21 pada permukaan resin akrilik rapid heat cured. Dental journal 2005; 38 : 68–72.

15. Khoswanto, Christian. Uji sitotoksisistas dentin kondisioner asam sitrat 50% menggunakan MTT assay. Dental journal 2008; 41: 103 – 106.

16. Walter LD. Oral histology: cell structure and function. 1986 : 145-147.Kitamura H, Oda M, AH John. Colour atlas of human oral histology. U.S.A: 1999 -106. 17. Munadziroh E. Uji sitotoksisitas bahan cyanoacrylate veneer dengan MTT assay.

Indonesian journal of dentistry. 2004:11(2):67.

18. Supino Rosa. MTT assays. In: S. O’Hare and C K Atterwill, eds. Methods in molecular biology: in vitro toxicity testing protocols. Totowa, NJ: Humana press, : 137-149

19. Grossman, Louis I. ilmu endodontik dalam praktek. Alih bahasa. Rafiah Abiyono. Ed ke-11. Jakarta: EGC, 1995 : 47,196-211.

20. Haapasalo M et all. Irrigations in endodontics. Dent Clin N Am 54 (2010) 291– 312

21. Anonymous. Penelitian tentang lerak.

(Juni, 9, 2009).

22. Tarigan, R. Perawatan pulpa gigi (endodonti). Ed 2. Jakarta: EGC,2004: 66. 23. Juni F. Efek antifungal berbagai sediaan dari buah lerak terhadap Candida

albicans (penelitian in vitro). Skripsi. Medan:FKG USU,2007:11-2.

24. Estikasari SW. Pengembangan prosedur pembuatan bahan baku saponin dari buah lerak (Sapindus rarak DC) dan evaluasi saponin sebagai komponen utama sampo. Agustus 2009).

25. Nevi Yanti, Fitrah UB. Efek analgetik ekstrak lerak sebagai bahan pereda nyeri gigi. Dentika Dent J. 2010:15 (1): 53.

26. Mutia P. Efek anti inflamasi ekstrak lerak 0,01% terhadap penurunan sel radang dan perbaikan jaringan. Skripsi. Medan: FKG USU. 2011:35.

27. Wongwerawinit L. In vitro effects of Aloe vera on cell proliferation and collagen synthesis of rat dental pulp cells. Thesis. Thailand: Mahidol University, 2004: 4-59.

29. Thermo Spectronic. Basic UV-Vis Theory, Concepts and Applications

(13 Maret 2011).

30. Liquid bio. Ted macioce Organelles Project.

Lampiran 1. Alur Penyiapan Bahan Coba 1.1 Alur ekstraksi Lerak

Buah lerak 940 gram dicuci, keluarkan bijinya, daging buah dipotong kecil (±3mm).

Potongan daging buah dimasukkan ke dalam lemari pengering hingga rapuh.

Lerak kering seberat 600 gram diblender dan diayak.

520 gram simplisia dimaserasi dengan pelarut etanol destilasi (3jam).

Pindahkan simplisia ke dalam perkolator dan tambahkan etanol destilasi.

Diamkan selama 24 jam, kemudian biarkan menetes.

Disaring dengan kertas Whatman.

Ekstrak cair.

Diuapkan sampai kental dengan vaccum rotavapor selama 5 jam.

Ekstrak kental berwarna cokelat kehitaman.

Disimpan dalam botol kaca tertutup, simpan di tempat sejuk.

1.2 Pengenceran Bahan Coba

Keterangan:

Konsentrasi 100% dibuat dengan melarutkan 1 gram ekstrak lerak dengan 1 ml media RPMI. Selanjutnya diperoleh konsentrasi dibawahnya dengan metode dilusi (pengenceran ganda).

Ekstrak lerak dilarutkan dengan media RPMI-1640 Ekstrak lerak 40% Ekstrak lerak 20% Ekstrak lerak 10% Ekstrak lerak 5% Ekstrak lerak 2,5% Ekstrak lerak 1,25% Ekstrak lerak 0,31% Ekstrak lerak 0,62%

Lampiran 2. Alur pengujian uji sitotoksisitas

Siapkan sel fibroblas dalam media RPMI dan didistribusikan ke dalam sumuran (well) microplate dengan jumlah 75 x 104 sel/ml dalam 150 µ l

Tambahkan bahan uji (ekstrak lerak) ke dalam sumuran masing - masing konsentrasi uji sebanyak 25 µ l

Inkubasi dengan suhu 370C suasana CO2 5% selama 24 jam

Siapkan Reagen MTT, Garam tetrazolium (MTT) dilarutkan dalam Phosphate-Buffered Saline (PBS) 5 mg/ml

MTT ditambahkan langsung pada plate yang berisi sel fibroblas dalam medium kultur10 μl

Diinkubasi + 4 jam pada suhu 370C suasana CO2 5%

Sel fibroblas yang hidup akan terwarnai dengan formazan menjadi biru, sedang yang mati tidak terbentuk warna biru

Seluruh media dalam sumuran dan bahan uji diambil

Ditambah DMSO 50 µ l

Plate diaduk secara mekanis dengan Plate Shaker sampai kristal formazan terlarut Formazan dibaca absorbansinya secara spektrofotometri dengan ELISA reader pada

panjang gelombang 620 nm

Hitung rata-rata % kehidupan sel dari nilai Optical density masing-masing sampel/konsentrasi terhadap nilai kontrol

Buat grafik persentase kehidupan sel terhadap kelompok perlakuan dan kontrol

Lampiran 3. Alur Pikir Alur Pikir

Sel fibroblas

- Tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa mahkota - Berfungsi menghasilkan dan

mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa jika ada penyakit.

Lerak (Sapindus rarak DC)

 Merupakan tanaman industri yang cukup baik untuk dikembangkan.

 Komponen & kandungan→ saponin, alkaloid, polifenol dan flavonoid.

 Aplikasi & kegunaan→ Medis, industry, industri kosmetik

 Daya toksisitas lerak :

- Saponin→ memiliki molekul ampifatik (mengandung regio hidrofilik dan hidrofobik)→ ujung hidrofobik berikatan dengan regio hidrofobik protein→ ujung hidrofilik yang bebas membawa protein ke dalam larutan sebagai kompleks deterjen-protein→ protein membran larut

Dari uraian di atas maka diperlukan bahan alami yang dapat dikembangkan sebagai bahan alternatif irigasi saluran akar yang memiliki khasiat lebih baik, tidak toksik, harga murah dan mudah didapat.

Tujuan penelitian :

Untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak lerak terhadap sel fibroblas sebagai bahan irigasi saluran akar secara in vitro.

Judul penelitian :

Sitotoksisitas Ekstrak Lerak (Sapindus rarak DC) Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar secara in Vitro.

Dokumen terkait