• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tokoh fiksi dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh periferal atau tokoh tambahan (bawahan). Tokoh sentral

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dini, Nh. 2001. Jepun Negerinya Hiroko. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Harjanti, Y.D.O. Dian. 2006. “Unsur-unsur Intrinsik Novel Memoar Seorang

Geisha Karya Arthur Golden serta Implementasinya dalam Pembelajaran

Sastra di SMA”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

KBBI Edisi V. 2016. Dari kbbi.kemdikbud.go.id. Diunduh pada tanggal 17-03-2019.

Kosasih. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Belitbang, Kemendikbud.

Kamil, Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Rahmanto. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

Setyaningsih, Yuliana Tutik. 2009. “Unsur Intrinsik Cerpen Monumen Karya Nh. Dini dan Implementasinya dalam Pembelajaran Cerpen di SMP Kelas IX Semester 1”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryaman, Maman, dkk. 2018. Buku Guru Bahasa Indonesia Edisi revisi 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Diunduh di

Bukupaket.com pada tanggal 21 Juli 2019.

Suryanto, Awan. 2006. “Unsur Intrinsik Novel Biola Tak Berdawai Karya Seno Gumira Ajidarma serta Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Tarigan, Henry Guntur. 2012. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Pradopo, Rachmat Djoko. 2014. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press. Waluyo, Herman J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: UNS Press.

2011. Pengakajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS Press.

Wijaya, Tri. 2019. Panduan Praktis Menyusun Silabus, RPP, dan Penilaian Hasil

119

macam apakah yang menjadi idamanku (halaman 18, bab 1 ).

3) Dan hasil dari pertemuanku dengan kedua suster itu ternyata sangat menyenangkan hatiku. Aku belajar memasak makanan Prancis di asrama atau susteran Kobe (halaman 56, bab 2). 4) “Oku-san tidak bawa jas hujan? Hiroko bertanya ketika aku akan berangkat pagi itu (halaman 77, bab 3). 5) Yoshiko-san hanya tinggal bersama kami dua bulan (halaman 116, bab 4).

6) Sebelum meninggalkan Jakarta tahun itu, aku pergi ke rumah H.B. Jassin untuk pamitan dan menyerahkan naskah cerita panjang berjudul Hati Yang Damai (halaman 147, bab 5).

Aku (Dini) dapat dinyatakan sebagai tokoh sentral atau tokoh utama.

Seperti layaknya burung yang melolohi anaknya. Lintang dapat menelannya dengan baik. Dia bisa menghabiskan setengah persegi ukuran biskuit Petit Beurre yang telah kukunyah dan menjadi sangat lembek (halaman 194, bab 6). 8) Hari itulah aku berkenalan dengan Mireille, wanita asal Pulau Korsika yang bakal menjadi sahabat seumur hidupku (halaman 232, bab 7). 9) Anakku sudah merangkak dan berdiri tegak. Kata Tante Un dia pasti akan segera bisa berjalan (halaman 263, bab 8).

10) Tepat ketika aku harus mulai latihan pentas untuk bazar WIC, adik Masaẻ datang. Remaja itu mirip dengan kakaknya, hanya tubuhnya lebih tinggi dan rambutnya panjang, dijalin sampai

disuapi oleh anak itu (halaman 286, bab 9).

11) Beberapa hari sebelum kami pamit, Tante Un berulang kali memberiku nasihat, “Hati-hati di Hongkong ya, Dini! Anakmu jangan kamu titipkan kepada singkẻk- singkẻk di sana. Mereka tidak dapat dipercaya” (halaman 317, bab 10).

2. Tokoh Utama Tambahan

Tokoh

Yves Tokoh utama tambahan pada novel

Jepun Negerinya Hiroko ialah Yves

Coffin (suaminya Dini). Peran Yves sangatlah menonjol dalam cerita, tetapi tidak melebihi tokoh Aku (Dini) yang selalu ada dalam cerita. Berikut kutipan yang membuktikan.

Pada kutipan (12), (13), dan (14) tokoh Yves diceritakan. Tokoh Yves berperan cukup banyak di dalam cerita, tetapi tidak melebihi tokoh utama. Tokoh Yves diceritakan pada bab pendahuluan, bab 1, 2, 3, 4, 6, 7, dan 10. Maka

sangat. Pergantian dan perubahan kelakuannya secara tiba-tiba sangat membingungkan, walaupun aku terus berusaha menekan kepekaanku yang keterlaluan (halaman 16, bab pendahuluan).

13) Sebelum berangkat ke Jepang, Yves pernah bertanya kepadaku rumah macam apakah yang menjadi idamanku (halaman 18, bab 1).

14) Yves tidak pernah memberitahuku berapa gajinya. Untuk keperluan rumah tangga dan pribadiku sehari-hari, dia membukakan rekening di bank yang sama dengan dia. Uang yang dia berikan kepadaku tidak banyak (halaman 38, bab 1).

Utama Miskum, Tante Un, dan Lintang (anaknya tokoh Dini)

(Dini), walaupun porsi penampilan hanya beberapa peristiwa saja. Berikut kutipan yang membuktikan.

15) ... Kuperhatikan, di antara yang hadir, hanya ada dua wanita yang yang berkain batik dan berkebaya: Mbakyu Miskum dan aku sendiri (halaman 45, bab 1)

16) “Saya memanggil Tante ini siapa?

Mosok sudah kenal lima menit saya

belum juga tahu namanya.”

“Lho! Bu Miskum tidak

memberitahukan namaku?” nyata dia terkejut. Lalu melanjutkan, “Panggil Tante Un, atau kalau pakai ejaan lama ya Oen. Suamiku dari keluarga Restoran Oen di Semarang. Kalau aku sendiri Pearl. Kamu boleh panggil apa saja

mbakyu Miskum diceritakan pada

bab 1, 2, 5, dan 8. Kutipan (16) tokoh Tante Un diceritakan. Tokoh Tante Un diceritakan pada bab 1, 2, 6, 10. Sementara, kutipan (17) tokoh Lintang diceritakan. Tokoh Lintang diceritakan pada bab 5, 6, 8, dan 10. Hal itu membuktikan bahwa tokoh-tokoh tersebut sebagai tokoh tambahan utama. Kemunculannya tidak melebihi tokoh utama, tetapi cukup menunjang peran tokoh utama Aku (Dini).

17) Anak sulungku Lintang lahir tanggal 16 Feberuari, hari Kamis pukul 18.40. waktu itu hujan salju turun dengan deras. Kain gorden di jendela tidak ditarik dengan sempurna sehingga aku bisa melihat salju yang terbawa angin memukul-mukul kaca (halaman 162, bab 5). 4. Tokoh Tambahan (yang memang tambahan)

Tokoh yang berperan sebagai tokoh tambahan (yang memang) tambahan ialah Nakajima-san (sopir konsulat), Serge (tuan konsulat) dan istrinya Hilda, Hiroko (pembantu pertama), Drs. Sumiskum, Michiko-san, Tuan Hoo (Insinyur bagian mesin), Tuan Levy, Vandermersch, dan Nyonya Fontier (tiga dosen Prancis), Hiroko Numazawa (Hiroko Daimaru), Yoshiko, Emiko,

Tokoh-tokoh tersebut diceritakan dalam novel hanya beberapa peristiwa saja, untuk menghidupkan jalan cerita saja. Selain itu, peran meraka juga kurang mempengaruhi peran tokoh utama Aku (Dini).

2. Penokohan

No. Tokoh Penokohan Hasil Analisis Keterangan Hasil Anlisis Setuju Tidak Setuju Keterangan 1. Tokoh Aku (Dini) Lembut, baik, hobi membaca dan menulis

Tokoh Aku (Dini) ialah tokoh perempuan yang lembut, baik, dan mempunyai hobi membaca dan menulis. Sifat lembutnya menjadikan dia mudah disenangi atau mudah akrab dengan orang-orang yang baru mengenalnya. Dini juga baik, selalu membantu bersih-bersih rumah, walaupun dia memiliki asisten rumah tangga. Hobi membaca dan menulis membuat tokoh Dini mempunyai karya-karya tulis, salah satu karyanya ialah Namaku Hiroko. Berikut kutpan yang membuktikan.

kekeluargaan, dan kuarahkan pandanganku kepada Yves.

“Nanti kita ngobrol lagi, ya,” kata istri konsul yang baru kukenal itu (halaman 43, bab 1).

19) “Besok pagi aku telpon,” kata istri Konsul Indonesia sambil menunggu giliran untuk bersalaman dengan bosnya Yves suami-Istri. “Kamu harus ke rumahku. Nanti aku bikinkan rujak. Kamu kurus, mulai

ngidam, ya?

“Akan kukirim kendaraan. Aku juga ingin memperkenalkanmu dengan seorang warga yang berasal dari Semarang” (halaman 45, bab 1). 20) “Biasanya saya dan Hiroko-san bergantian. Yang ini tadi saya sendiri,” sahutku (halaman 47, bab 1).

(Dini) mudah akrab dengan siapa saja. Walaupun baru pertama kali ketemu, akan tetapi tokoh Aku cepat menyesuaikan diri, sehingga terkesan mudah akrab.

2).

22) Jika aku sendiri yang pergi ke pasar, di buku pengeluaran hanya kutulis: pasar, belanja sayur, tahu, krupuk, ikan segar dan bumbu-bumbu habis 2.000 yen (halaman 38, bab 1). 23) Dia membacanya, lalu aku juga diharuskan berbuat sama (halaman 168, bab 5).

24) Di waktu itulah bagian-bagian buku Namaku Hiroko sudah aku rancang. Dan untuk menunjukkan kepada orang-orang di Indonesia bahwa aku tetap menulis, kukirimkan satu penggalan novel tersebut ke majalah sastra (halaman 108, bab 3). 25) Rupannya, sementara itu, seorang kenalanku lain, yang dulu pernah mengusahakan penerbitan

(Dini) selalu membantu asisten rumah tangganya membersihkan lingkungan rumah dan pergi ke pasar.

Kutipan (23), (24), dan (25) membuktikan tokoh Aku (Dini) yang hobi membaca dan menulis.

pencetakan Hati Yang Damai di tempat yang sama (halaman 147, bab 5). 2. Tokoh Yves Coffin Baik, Pemarah dan Pelit

Yves adalah seorang diplomat Prancis, yang tidak lain ialah suami dari tokoh Aku (Dini). Yves adalah pria yang baik, tetapi dia juga mempunyai sifat pemarah dan pelit. Berikut kutipan yang membuktikan karakter Yves tersebut.

26) Yves berhati baik, tetapi memiliki sifat-sifat kontradiktif yang mengejutkan bagi orang yang mengenalnya hanya di luar rumah, hanya sepintas lalu (halaman 9, bab pendahuluan).

Kutipan (26), (27), (28), (29), dan (30) membuktikan bahwa Yves adalah pria yang baik, tetapi dia juga mempunyai sifat pemarah dan pelit.

yang pelit dan sangat mengendalikan keinginanku bergenit-genit: peristiwa minta tambahan uang buat baju atau sepatu misalnya (halaman 38, bab 1).

28) Aku tidak sampai hati mengatakan suamiku pelit untuk pakaian (halaman 49, bab 1).

29) Tanpa mengendalikan diri, suamiku membentak dan berteriak memarahinya (halaman 116, bab 4). 30) “Kalau memang salah, ya harus dimarahi!” begitu jawabannya ketika aku mencoba mengingatkan agar dia jangan terlalu kasar terhadap pembantu (halaman 116-117, bab 4).

Miskum Akrab di Jepang. Oleh karena itu, mereka tinggal di Jepang. Mbakyu Miskum sangat baik terhadap tokoh Dini, selalu membantunya dalam penyesuaian hidup di Jepang. Dia juga orangnya ramah dan mudah akrab. Berikut kutipan yang membuktikan tokoh

Mbakyu Miskum orang baik.

31) “Nanti kita ngobrol lagi ya, ya,” kata istri Konsul yang baru ku kenal itu (halaman 43, bab 1).

32) “Kamu harus ke rumahku. Nanti aku bikinin rujak. Kamu kurus, mulai ngidam, ya?” (halaman 45, bab 1).

33) “Aaaaah,” wanita yang ramah itu memiringkan kepala dengan luwes sambil berkata menggoda, “ini kejutan.

Pada Kutipan (31), (32), dan (33) membuktikan bahwa tokoh Mbakyu Miskum sangat baik terhadap tokoh Dini, selalu membantunya dalam penyesuaian hidup di Jepang. Dia juga orangnya ramah dan mudah akrab.

4. Tokoh Tante Un

Mudah Akrab dan Baik Hati

Tante Un ialah teman dari Mbakyu Miskum yang dikenalkan pada Dini. Tante Un tidak berbeda sifatnya dengan Mbakyu Miskum mudah akrab serta baik hati. Berikut kutpan yang membuktikan.

34) Tante Un menunjukkan makanan Jepang yang bisa kucoba dan kemudian ternyata kusukai. Dia juga mengantarkan aku membeli bahan-bahan cita, lalu membawaku sekaligus ke tukang jahit yang dia kenal (halaman 49, bab 1).

35) Tante Un, meskipun tidak melalui perantaraan hubungan dengan siapapun, persamaan daerah asal sudah cukup mendasari rasa kedekatan kami

Pada kutipan (34), (35), dan (36) membuktikan bahwa Tante Un mudah akrab serta baik hati.

negeri dianggap sebagai saudara. Lebih-lebih sesama kota asal (halaman 50, bab 1).

36) “Ya sembarang saja, Din! Asal bergerak-gerak...,” Tante Un memberiku semangat (halaman 74, bab 2).

5. Tokoh Michiko

Baik dan Mudah Akrab

Michiko ialah salah satu sahabat tokoh Aku (Dini) selain Mbakyu Miskum dan Tante Un. Dia dianggap sebagai adik perempuan oleh Yves suaminya Dini. Michiko orangnya baik, tidak berbeda dengan sahabat-sahabatnya Dini yang lain. Berikut kutipan yang membuktikan.

37) Maka selain Tante Un dan

Mbakyu Miskum, sahabatku orang

38) Sepulangku dari perjalanan pengantin, Michang menjeputku dan mengajakku ke rumahnya. Sesuai dengan kesepakatan ketika kami berkenalan di bulan Mei, aku akan turut “hadir” di saat-saat dia belajar merangkai bunga atau ikebana.

Sepekan sekali, di rumahnya, seorang

sensei atau guru datang mengajar

Michang bagaimana mengatur bunga secara artistik. Kursus pribadi semacam itu sangat mahal. Aku sungguh beruntung karena Michang sudi mengundangku untuk belajar secara pasif bersama dia dab adik-adiknya (halaman 51, bab 1).

39) Pada masa itulah Michiko-san lebih sering datang dan tidur di rumah kami. Dia membantu menyiapkan

Michiko orangnya baik, tidak berbeda dengan sahabat-sahabatnya Dini yang lain.

makanan Jawa dan Prancis (halaman 119, bab 4) 6. Tokoh Hiroko Daimaru Perempuan Mandiri dan Baik Hati

Numazawa atau Hiroko Daimaru ialah salah satu teman akrabnya Dini yang ada di Jepang. Dia perempuan yang mapan, hidup mandiri dan baik terhadap Dini. berikut kutipan yang membuktikan.

40) Sudah lebih dari sepuluh tahun dia hidup mandiri. Tepat seperti yang kutulis dalam bukuku, dia berasal dari sebuah desa di Pulau Kyushu.

Ketika bertemu denganku, dia sudah lebih mapan karena berkenalan dan menjadi kekasih seorang pengusaha (halaman 88, bab 3).

41) Di waktu aku membeli sesuatu di sana, dia meminjamkan kartunya

Kutipan (40) dan (41) membuktikan bahwa Hiroko Daimaru ialah perempuan yang mandiri dan baik hati.

obral, Hiroko mengajakku ke gudang, melihat atau memilih lebih dahulu benda atau baju yang bakal disajikan kepada khalayak (halaman 87, bab 3)

7. Tokoh Hiroko (Asisten Rumah Tangga)

Baik hati Hiroko-san merupakan asisten rumah tangga yang pertama Yves dan Dini. Dia yang membantu Dini untuk menyesuaikan diri hidup di Jepang. Dia hanya bekerja empat bulan di rumahnya Dini. Dini juga tersinpirasi sedikit dari Hiroko asisten rumah tangganya itu dalam pembuatan buku yang berjudul Namaku Hiroko.

Sepenuhnya terinspirasi dari salah satu sahabatnya Hiroko Daimaru. Sifat hiroko tidak jauh berbeda dengan salah satu sahabatnya itu. Berikut kutipan yang membuktikan.

Pada kutipan (42) membuktikan bahwa Hiroko (asisten rumah tangga) sangat baik terhadap Dini, sifatnya tidak berbeda dengan sahabat-sahabat tokoh Dini lainnya.

kepala rumah tangga kami. Ini kusengaja sebagai ungkapan terima kasihku kepada gadis Jepang pertama yang membantuku menyesuaikan diri di negeri itu dan di masa-masa awal hidupku berumah tangga. Apalagi kebersamaanku dengan dia ternyata hanya berlangsung empat bulan. Tunangannya mendesak agar mereka segera menikah (halaman 91, bab 3).

8. Tokoh Masaẻ

-san

Gesit dalam bekerja, cepat belajar dan dapat dipercaya

Masaẻ-san merupakan pembantu baru Dini yang menggantikan pembantu yang sebelum-sebelumnya sudah bekerja di rumahnya Dini. Masaẻ-san pembantu yang lumayan gesit dalam bekerja, cepat belajar, dan dapat

43) Di awal bulan Januari itu Masaẻ-san mulai bekerja di rumah kami. Dia diantar oleh Pẻre Valade datang makan siang seadanya. Untung aku selalu mempunyai simpanan masakan Indonesia di dalam freezer, tinggal kutambah dengan sup, krupuk dan satu macam tumisan atau oseng-oseng (halaman 152-153, bab 5) 44) Setelah kami selesai makan, Masaẻ-san langsung membenahi dapur dan makan masakanku dengan lahap. Aku senang dia tidak ragu-ragu menerima makanan yang belum pernah ia rasakan. Dan dia menyukainya walaupun masakaku mengandung bawang putih. Kebanyakan orang Jepang tidak suka bumbu tersebut.

Kutipan (43), (44), dan (45) membuktikan bahwa Masaẻ

-san pembantu yang lumayan

gesit dalam bekerja, cepat belajar, dan dapat dipercaya.

buat keperluan sebulan, sama seperti Hiroko. Yoshiko tidak pernah kuberi uang lebih daripada apa yang dibutuhkan ketika berangkat ke pasar (halaman 153, bab 5).

45) Masaẻ-san cepat belajar. Belum sampai sebulan, dia sudah pandai memasak beberapa makanan Prancis dan Indonesia. Cita rasanya seperti aku, suka pedas dan asin, sehingga aku sering-sering mengingatkan agar suguhan untuk tamu lebih diperhatikan ukuran garam serta togarasinya (halaman 153-154, bab 5). 9. Tokoh Lintang Berkulit putih dan cantik seperti boneka.

Lintang adalah anak sulung dari tokoh Dini. Lahir pada tanggal 16 Feberuari, hari Kamis pukul 18.40. Dia berkulit

46) Anak sulungku Lintang lahir tanggal 16 Feberuari, hari Kamis pukul 18.40. waktu itu hujan salju turun dengan deras. Kain gorden di jendela tidak ditarik dengan sempurna sehingga aku bisa melihat salju yang terbawa angin memukul-mukul kaca (halaman 162, bab 5).

47) “Ya, benar. Hari ini putrinya Bu Salyo datang dari luar negeri. Itu lho,

den Puk yang menikah dengan orang

Belanda-Prancis.”

“Wah, itu anaknya! Cantik sekali! Seperti boneka. Badanya putih” (halaman 342, bab 10).

Pada kutipan (46) dan (47) membuktikan bahwa Lintang berkulit putih dan cantik seperti boneka.

1. Alur Alur maju Alur yang digunakan pengarang pada novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini merupakan alur maju, karena setiap peristwa dalam novel menceritakan keseharian tokoh Dini secara terus menerus, tanpa ada menceritaka kejadian yang sudah lalu. Ini dapat dilihat dalam kutipan.

48) Pada tanggal 9 Juni, di Konsulat Prancis, Tuan Konsul Jenderal menikahkan Yves dan aku. Upacaranya sangat sederhana, karena aku tidak menyetujui pernikahan yang ramai (halaman 8, bab pendahuluan).

49) Aku capek persitegang. Kekesalan hatiku melihat ulahnya hari itu membikinku tidak sabar. Lalu kuputuskan, “Atau kau saja yang

Pada kutipan (48), (49), dan (50) menceritakan tokoh Dini yang awal menikah dengan Yves. Dalam rumah tangga meraka yang tidak hanya kesenangan, tetapi sering terjadinya pertengkaran-pertengkaran kecil antara keduanya. Perkawinan meraka masuk ke tahun kedua, kesabaran tokoh Dini hampir hilang dalam menghadapi suaminya itu, tetapi keluarganya mengingatkanya untuk tetap bersabar. Hal tersebut membuktikan bahwa alur pada novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini ialah alur maju.

kobe naik bis. Sana! Masaẻ!” Aku memanggil dan segera memberinya arahan agar tas bayi dikeluarkan.

“Kamu gila!” kata Yves, suaranya keras dan kasar.

Baru kali itulah dia mengutarakan kata-kata demikian kepadaku. Alangkah besar arti tamu itu baginya. Aku hampir meloncatkan jawaban, “Ya, benar! Aku gila telah memilihmu menjadi suamiku!” Untunglah aku sadar bahwa digendonganku ada sesuatu, ada seseorang yang sejak berusia dua pekan sudah kuajak berbicara. Dia mengerti semua kata-kata kami ucapkan. Dia juga pasti tanggap apa yang sedang terjadi (halaman 209-210, bab 6).

50) Perkawinan kami baru melangkah ke tahun kedua.

dalam menanggapi sikap dasar suamiku yang pemarah dan serba penasaran. Rupanya ibu dan pamanku Iman Sudjahri melihat hal itu. Sebelum meninggalkan keduanya, masing-masing di rumah Sekayu dan di lapangan terbang Kemayoran, mereka menciumku dan berkata, “Sing sabar, yo! Kamu yang lebih muda harus mengalah. Dan ingat anakmu!” (halaman 355, bab 10).

2. Bagian Awal

Eksposisi Paparan awal cerita novel Jepun Negerinya Hiroko dimulai dari perkenalan

tokoh Dini dan Yves waktu Dini masih bekerja di GIA Kemayoran. Kemudian mereka berdua saling mencintai dan memutuskan untuk menikah. Berikut kutipan yang membuktikan.

Prancis. Tuan Konsul Jenderal menikahkan Yves dan aku. Upacaranya sangat sederhana, karena memang aku tidak menyetujui perrnikahan yang ramai (halaman 8, bab pendahuluan).

52) Sayangnya kehidupan tidak hanya berisi kesenangan saja. Selama dua tahun tinggal di Negeri Sakura bisa dikatakan sebagai masa penyesuaianku hidup berumah tangga. Lebh-lebih hidup dengan cobaan-cobaan yang harus kulewati bagaikan ujian. Untunglah itu merupakan awal tahun-tahun perkawinan, di masa Yves masih memperlihatkan kelembutan serta kesabarannya terhadapku. Sehingga

Konsulat Prancis. Konsulat tersebut bernama Yves, walaupun dia seorang konsulat, tetapi dia menyukai kesederhanaan. Terbukti di acara pernikahan mereka yang sederhana.

Pada kutipan (52) tokoh Dini menyesuaikan diri hidup berumah tangga di Jepang. Dini juga mulai mengetahui sifat-sifat suaminya yang belum dia ketahui sejak masih pacaran. Bagian ekposisi novel Jepun Negerinya

Hiroko diceritakan pada bab

Walaupun yang disebut kesabaran itu amat relatif sifatnya. Karena yang sesungguhnya, semakin aku mengenal suamiku, semakin aku mengetahui sifatnya yang sebenarnya. Yves berhati baik, tetapi memiliki sifat-sifat kontradiktif yang mengejutkan bagi orang yang mengenalnya hanya di luar rumah, hanya sepintas lalu (halaman 9, bab pendahuluan).

3. Inciting Moment

53) Namun begitu kawin, Yves tidak menunjukkan penerimaan sukarela lagi. Kalau tidak membentak marah, dia menanggapiku dengan kata-kata kasar sejenis: “ini sudah sifatku! Mau apalagi?! Apa aku harus berubah di usia setua ini?!

Pada kutipan (53) dan (54) mulainya perdebatan-perdebatan kecil tokoh Dini dengan suaminya Yves. Waktu masih pacaran Yves tidak pernah membentak Dini, namun begitu kawin semuanya berubah, kalau tidak membentak pasti marah.

bab pendahuluan).

54) “Aku bukan ingin mengubah sifatmu,” kataku sambil kembali menyelinapkan tanganku ke dalam genggamannya. “Aku hanya ingin kau menunjukkan cintamu kepadaku dengan cara tidak menghardikku di depan orang banyak, tidak berteriak marah kepada pembantu. Kan aku malu di depan teman-temanmu! Pembantu itu manusia! Dia juga punya harga diri. Kalau kamu berteriak dan mengumpatnya di depan tetangga, tentu saja dia keesokannya akan keluar. Lalu akau yang kesulitan, kamu juga harus membantuku mengurus rumah!” (halaman 10-11, bab pendahuluan).

diceritakan pada bab pendahuluan dan bab 1 (satu).

semangat. Pergantian dan perubahan kelakuannya secara tiba-tiba sangat membingungkan, walaupun aku terus berusaha menekan kepekaanku yang keterlaluan. Kuakui bahwa dua hati yang berjalan bersama mengarungi hari-hari, bulan dan tahun tidak akan selalu menjumpai kemulusan. Di masa remaja dan dewasaku, sudah kulihat dan kusaksikan dari jauh atau dekat kehidupan suami-istri, baik di lingkup keluarga maupun kerabat serta kenalan. Aku memasuki perkawinan karena merasa telah siap mental menghadapi dunia keduaan di dalam rumah tangga. Tetapi setelah mendampingi lelaki seperti Yves beberapa bulan hingga mencapai dua tahun, tetap saja aku tidak dapat memilih jalur sikap mana yang harus kuteguhi

tangga tokoh Dini meningkat. Masalah kecil seperti musik saja Yves tidak mau mengalah dengan Dini, malah membantah keinginannya untuk mengecilkan suara musik tersebut. Konflik dalam rumah tangga tokoh Dini bermunculan satu-persatu sehingga makin meningkat. Peningkatan konflik novel Jepun

Dokumen terkait