• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis unsur intrinsik novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini dan rancangan pembelajarannya di kelas XII SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis unsur intrinsik novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini dan rancangan pembelajarannya di kelas XII SMA"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL JEPUN NEGERINYA HIROKO KARYA NH DINI DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Disusun Oleh : Nama : Ulian Tuhibbi NIM : 151224084. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL JEPUN NEGERINYA HIROKO KARYA NH DINI DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Disusun Oleh : Nama : Ulian Tuhibbi NIM : 151224084. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Tuhan Yang Maha Esa. 2. Kedua orang tua saya, Miadi Efendi dan Husriana yang selalu memeberikan dukungan, bimbingan serta doa. 3. Adikku M. Nur Iswari dan M. Zamzami yang selalu memberikan dukungan. 4. Keluarga besar H. Pahrul, sahabat, dan semua orang yang telah mendukung proses penyelesaian skripsi ini.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTO “Segala persoalan dalam hidup ini sesungguhnya tidak untuk menguji kekuatan dirimu, tetapi menguji seberapa besar kesungguhanmu dalam meminta pertolongan Allah ” (Ibnu Qayyim Al- Jauziyyah). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Tuhibbi, Ulian. 2019. “Analisis Unsur Intrinsik Novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh Dini dan Rancangan Pembelajarannya di Kelas XII SMA”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini berisi kajian unsur intrinsik novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini dan rancangan pembelajarannya di kelas XII SMA. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Jepun Negerinya Hiroko yang terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat dan rancangan pembelajarannya dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan teknik tulis. Data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini. Hasil analisis menunjukkan terdapat tokoh utama ialah tokoh Aku (Dini), tokoh utama tambahan ialah Yves Coffin (suaminya Dini), tokoh tambahan utama ialah tokoh Mbakyu Miskum, Tante Un, dan Lintang (anaknya tokoh Dini), dan tokoh tambahan (yang memang) tambahan ialah Hiroko Daimaru, Hilda, Masaẻ, dll. Teknik penggambaran tokoh atau penokohan yang digunakan ialah teknik dramatik. Alur yang digambarkan dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini menggunakan alur maju. Terdapat tujuh unsur yang menggambarkan alur yaitu eksposisi, inciting moment, rising action, complication, climax, falling action dan denouement. Latar dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini menggunakan sudut pandang persona pertama “aku” utama. Amanat yang disampaikan dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini adalah jangan pernah melupakan tanah kelahiran sendiri terlebih kebudayaan negara Indonesia. Berdasarkan hasil dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di kelas XII SMA. Peserta didik dapat menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini. Selain itu, hasil dari penelitian ini kemudian dikembangkan oleh peneliti dalam rancangan pembelajarannya dalam bentuk RPP untuk kelas XII SMA.. Kata Kunci: Unsur Intrinsik Novel, Rencana Pembelajaran.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Tuhibbi, Ulian. 2019. “The Analysis of Intrinsic Elements of Nh Dini’s Jepun Negerinya Hiroko Novel and Its Learning Design in 12th Grade of Senior High School.” Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research contains intrinsic elements study of Nh Dini’s Jepun Negerinya Hiroko novel and its learning design in 12th grade of Senior High School. The aim of this research is to describe intrinsic elements contained in the Jepun Negerinya Hiroko novel that consist of theme, character and characterizations, plot, background, point of view, moral value of the story, and its learning design in the form of Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) or Lesson Plan. It is a qualitative research. Data gathering techniques used in this research are reading and writing techniques. The data sources are quotations of sentences or paragraphs in Jepun Negerinya Hiroko novel by Nh Dini. The analysis results show that there is main character namely Aku (Dini), additional main character namely Yves Coffin (Dini’s husband), main additional characters namely Mbakyu Miskum, Tante Un, and Lintang (Dini’s child), and additional (indeed) additional characters are Hiroko Daimaru, Hilda, Masaẻ, etc. The characterization technique used (in the analysis) is dramatic technique. Nh Dini’s Jepun Negerinya Hiroko novel uses chronological plot. There are seven elements that describe the plot, those are exposition, inciting moment, rising action, complication, climax, falling action, and denouement. The background of Jepun Negerinya Hiroko novel by Nh Dini are place, time, and social backgrounds. Nh Dini’s Jepun Negerinya Hiroko novel uses the first person “I” point of view. Moral value that is delivered in Jepun Negerinya Hiroko novel by Nh Dini is to never forget your own homeland, especially Indonesian culture. According to the result, the conclusion is Nh Dini’s Jepun Negerinya Hiroko novel can be used as a learning material in 12th grade of Senior High School. Students can analyze the intrinsic elements that is contained in Jepun Negerinya Hiroko novel by Nh Dini. Furthermore, the researcher developed the result of this research into his learning design in the form of RPP (Lesson Plan) for the 12th grade of Senior High School.. Keywords: Intrinsic elements of the novel, Learning Design.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, karunia, serta perlindungan-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul Analisis Unsur Intrinsik Novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh Dini dan Rancangan Pembelajarannya di Kelas XII SMA dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan, dan kerja sama dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis. 2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan izin terkait dengan segala kebutuhan penulis. 3. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku dosen pembimbing I dan Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. 4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah berkenan berbagi ilmu dan mendukung proses pengerjaan skripsi.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv MOTO ............................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS .......................................................................... vii ABSTRAK .....................................................................................................viii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1. 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 4. 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4. 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5. 1.5. Batasan Istilah ............................................................................... 6. 1.6. Sistematika Penyajian ....................................................................... 6 xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 8. 2.1. Penelitian yang Relevan .................................................................. 8. 2.2. Landasan Teori ............................................................................. 11. 2.2.1. Novel .................................................................................. 12. 2.2.2. Unsur Intrinsik ................................................................... 13 2.2.2.1. Tokoh ................................................................... 14. 2.2.2.2. Penokohan ........................................................... 16. 2.2.2.3 Alur ....................................................................... 19 2.2.2.4. Latar .................................................................. 24. 2.2.2.5. Tema ..................................................................... 26. 2.2.2.6. Amanat ................................................................. 27. 2.2.2.7 Sudut Pandang ................................................... 28. 2.3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 31. 2.4. Kerangka Berpikir ........................................................................... 39. BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 42 3.1. Jenis Penelitian ......................................................................... 42. 3.2. Data Penelitian dan Sumber Data .............................................. 43. 3.3. Instrumen Penelitian .................................................................... 44. 3.4. Teknik Pengumpulan data ................................................................. 44. 3.5. Teknik Analisis Data ..................................................................... 3.6. Triangulasi ........................................................................................ 46. xiii. 45.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 47 4.1. Deskripsi Data ................................................................................. 47. 4.2. Sinopsis Novel Jepun Negerinya Hiroko ........................................ 48. 4.3. Analisis Unsur Intrinsik Novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh Dini .................................................................................. 51 4.3.1 Tokoh ..................................................................................... 51 4.3.2 Penokohan ............................................................................. 56 4.3.3 Alur ....................................................................................... 66 4.3.4 Latar ....................................................................................... 80 4.3.5 Tema ....................................................................................... 86. 4.4. 4.3.6 Sudut Pandang.................................................................... 88. 4.3.7 Amanat ............................................................................... 90. Rancangan Pembelajaran Novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh Dini di Kelas XII SMA .................................................................... 91. BAB V PENUTUP ........................................................................................ 113 5.1. Simpulan ..................................................................................... 113. 5.2. Saran .............................................................................................. 115. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 117 LAMPIRAN ............................................................................................... 119. BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 186. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karya sastra diciptakan pengarang untuk dinikmati, dipahami, dan. dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu karya sastra yang dikenal sampai saat ini adalah novel. Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap perilaku (KBBI V, 2016). Sebuah novel jelas tidak akan selesai dibaca dalam sekali duduk. Karena panjangnya, sebuah novel secara khusus memiliki peluang yang cukup untuk mempermasalahkan karakter tokoh dalam sebuah perjalanan waktu atau kronologi (Sayuti, 2000: 10). Sebuah novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel memunyai bagian-bagian, unsur-unsur, yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling menggantungkan. Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang kemudian secara bersama membentuk sebuah totalitas itu. Secara garis besar berbagai macam unsur tersebut secara tradisional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian walau pembagian itu tidak benar-benar pilah. Pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur intrinsik dan unsur ektrinsik (Nurgiyantoro, 2015: 29).. 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat sudut pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang dijumpai jika membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2015: 30). Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada di luar teks sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun atau sistem organisme teks sastra. Atau, secara lebih khusus dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang memengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Walaupun demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh (untuk tidak dikatakan; cukup menentukan) terhadap totalitas bangun cerita secara keseluruhan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting (Nurgiyantoro, 2015: 30). Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan terhadap unsur intrinsik. Dengan menganalisis unsur intrinsik akan diketahui unsur apa saja yang ada pada sebuah novel itu sendiri, dan pembaca juga akan lebih mudah memahami pesan apa yang disampaikan oleh seorang pengarang. Unsur yang.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. dianalisi ialah tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang dan amanat. Pada penelitian ini, yang dianalisis ialah salah satu karya sastra berupa novel. Peneliti memilih novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh. Dini untuk dianalisis. Novel ini menceritakan seorang wanita yang bernama Dini. Cerita yang terdapat dalam novel Jepun Negerinya Hiroko menarik untuk dibaca. Selain itu, terdapat nilai-nilai karakter yang dapat diimplementasikan oleh peserta didik di kehidupan sehari-hari. Contohnya, tokoh Dini sangat hobi membaca dan menulis, karena hobi menulisnya dia menghasilkan banyak karya-karya tulisan yang diterbitkan oleh penerbit buku yang ada di Indonesia. Hal itu membuat tokoh Dini cukup terkenal dan bisa menghasilkan uang sendiri dengan karyanya itu. Novel ini menceritakan kehidupan sehari-hari tokoh utama Dini. Bahasa yang digunakan oleh pengarang bersifat sederhana dan mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, novel Jepun Negerinya Hiroko sangat cocok sebagai bahan pembelajaran di kelas. Pembelajaran di kelas dapat membosankan jika guru tidak bisa menyampaikan pembelajaran secara menarik. Oleh karena itu, guru dituntut untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik dan menarik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Wijaya, 2019: 27). Peneliti menggunakan novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini agar peserta didik dapat memahami unsur yang ada pada novel tersebut. Peneliti.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. memilih kelas XII SMA karena di dalam kurikulum 2013 revisi terdapat materi tentang novel. Guru dapat membuat suatu Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan baik berdasarkan Kompetensi Inti. (KI) dan. Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum. Peneliti menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan KD 3.9.1 menganalisis isi novel berdasarkan unsur intrinsiknya.. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,. rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah unsur intrinsik dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini? 2. Bagaimanakah rancangan pembelajaran unsur-unsur intrinsik dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini pembelajaran sastra di SMA?. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai. adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 2. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran unsur-unsur intrinsik dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini pembelajaran sastra di SMA.. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini juga mempunyai manfaat sebagai berikut.. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa selanjutnya dalam penelitian mengenai unsur intrinsik tehadap karya sastra lainnya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca atau mahasiswa sebagai literatur dalam memahami permasalahan mengenai unsur intrinsik, serta menambah referensi penelitian karya sastra Indonesia. Penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai sastra, serta dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran kesusastraan. Penelitian ini bermanfaat juga bagi guru, guru dapat memeberikan pilihan alternatif mengenai media yang digunakan dalam mengajar sehingga proses belajar mengajar jadi menyenangkan. Bagi peserta didik, penelitian ini dapat memberikan kemudahan dalam memahami materi mengenai unsur intrinsik novel..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 1.5. Batasan Istilah Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan istilah yang dapat. mempermudahkan pembaca. Batasan-batasan tersebut sebagai berikut. a. Novel Novel adalah suatu cerita fiksi yang melukiskan para tokoh gerak serta adegan kehidupan, represenatif dalam suatu alur (Tarigan, 2012: 16). b. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang dimaksud adalah tokoh dan penokohan, alur, latar, tema, sudut pandang dan amanat (Nurgiyantoro, 2015: 30). c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana. Pelaksanaan. Pembelajaran. (RPP). adalah. program. perencanaan yang disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Wijaya, 2019: 27).. 1.6. Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab pertama berisi pendahuluan yang. memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab kedua berisi landasan teori, yang memuat penelitian yang relevan dan landasan teori tentang unsur intrinsik satra yang meliputi tokoh, alur, latar, tema, dan.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. amanat, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kerangka berpikir. Bab ketiga berisi metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, data, dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan triangulasi. Bab keempat berisi analisis unsur intrinsik dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini dan implementasi unsur intrinsik novel dalam pembelajaran novel di SMA kelas XII yang berbentuk rancangan pembelajaran. Yang terakhir bab kelima berisi penutup yang meliputi simpulan dan saran..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini beberapa kajian pustaka yang mengkaji mengenai unsur intrinsik novel dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di kelas XII SMA. Peneliti mencantumkan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian tersebut ialah penelitian Awan Suryanto mahasiswa PBSI, USD (2006), Yuliana Tutik Setyaningsih mahasiswa PBSI, USD (2009), dan Yustina Dwi Oktama Dian H mahasiswa PBSI, USD (2006).. 2.1. Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian relevan yang pertama adalah penelitian dari Awan Suryanto. (2006), mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, dengan judul Unsur Intrinsik Novel Biola Tak Berdawai Karya Seno Gumira Ajidarma serta implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Penelitian tersebut bertujuan mendeskripsikan unsur intrinsik novel Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma yang terdiri dari tokoh, latar, alur, tema, bahasa, dan amanat. Penelitian tersebut juga menjelaskan implementasi novel Biola Tak Berdawai dalam pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan adalaha metode deskriptif. Langkah konkret. 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. yang ditempuh sebagai berikut: (a) menganalisis tokoh, latar, alur, tema, bahasa, dan amanat, (b) meng-implementasikan hasil analisis unsur intrinsik novel Biola Tak Berdawai dalam pembelajaran sastra di SMA yang dikaji dari segi bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya siswa. Secara garis besar hasil penelitian yang dilakukan peneliti ialah novel Biola Tak Berdawai memiliki tema cinta yang diungkapkan dengan perbuatanperbuatan yang luar biasa. Secara umum novel tersebut menggunakan bahasa sederhana yang memiliki nilai esterika tinggi namun sangat dipahami. Amanat yang disampaikan pengarang menurut peneliti ialah setiap manusia agar selalu menghormati dan mengasihi sesama terutama bagi mereka yang membutuhkan. Kesimpulannya. novel Biola Tak. Berdawai sangatlah cocok untuk diimplementasikan terhadap pembelajaran di sekolah. Penelitian yang kedua, Yuliana Tutik Setyaningsih (2009), dengan judul Unsur Intrinsik Cerpen “Monumen” Karya Nh. Dini dan Implementasinya dalam Pembelajaran Cerpen di SMP Kelas IX Semester 1. Tujuan penelitian ini adalah (a) mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen “Monumen” karya Nh. Dini dan (b) mendeskripsikan implementasi unsur intrinsik cerpen “Monumen” karya Nh. Dini dalam pembelajaran sastra Indonesia si SMP kelas IX semester 1. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan struktural yang bertujuan memaparkan fungsi dan keterkaitan antar unsur dalam sebuah cerpen. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Melalui metode ini digambarkan atau lukiskan.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. fakta-fakta yang berdasarkan masalah yang diteliti, kemudian diolah dan dianalisis. Tokoh utama pada cerpen “Monumen” karya Nh. Dini ialah Cina Gendut. Cina Gendut tersebut tokoh utama karena inti cerita adalah upaya Cina Gendut dan teman-temannya dalam memperbaiki sarana dan lingkungan hidup. Latar yang digunakan pada cerpen “Monumen” ada tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Penelitian yang ketiga, Yustina Dwi Oktama Dian H (2006), dengan judul Unsur-unsur Inrinsik Novel Memoar seorang Geisha karya Arthur Golden serta Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Penelitian tersebut. mendeskripsikan setiap unsur intrinsiknya dan. bagaimana implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik pustaka. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi pustaka karena penelitian ini mengkaji objek kajian berupa bahan-bahan tertulis yaitu unsur intrinsik dan metode pembelajaran sastra. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa novel Memoar seorang Geisha mempunyai tema pokok perjuangan seorang geisha dan tema tambahan diskriminasi gender, novel ini menampilkan lima tokoh yaitu Sayuti, Mameha, Hatsumomo, Nobu, dan Ketua. Alur dalam novel ini meliputi tujuh tahapan yaitu eksposisi, rangsangan, konflik, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian. Latarnya meliputi latar waktu, latar tempat, dan latar sosial. Latar waktu novel Memoar seorang Geisha antara tahun 1929 sampai 1940-an. Latar tempat di Okiya, rumah-rumah minum teh, dan.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Gion. Latar sosialnya, masyarakat Jepang pada masa sebelum Perang Dunia II khusunya para geisha yang pernah berjaya di Jepang. Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai peneliti. Peneliti mengambil judul Analisis Unsur Inrinsik Novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh Dini dan Rancangan Pembelajarannya Di Kelas XII SMA. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan, persamaan ketiga penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah menganalisis unsur intrinsik. Perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu adalah terletak pada objek yang diteliti. Peneliti memilih novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini untuk dianalisis dan implementasinya dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penelitian ini membuat satu rancangan pembelajaran sastra di kelas XII SMA, dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai. Kompetensi dasar yang digunakan ialah KD 3.9.1 menganalisis isi novel berdasarkan unsur intrinsiknya.. 2.2. Landasan Teori Menurut Sugiyono (2013: 52) landasan teori layaknya fondasi pada. sebuah bangunan, sehingga bangunan tersebut terlihat kokoh begitu pula dengan skripsi, tanpa adanya landasan teori peneliti dan metode yang digunakan tidak akan berjalan lancar. Landasan teori dalam penelitian ini yaitu teori mengenai pengertian novel, unsur intrinsik novel, teori mengenai.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan komponen-komponen pada RPP.. 2.2.1. Novel Sebutan novel dalam bahasa Inggris novel dan inilah yang kemudian. masuk ke Indonesia, novel berasal dari bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah berarti ‘sebuah barang baru yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek dalam bentuk prosa’ (Abrams via Nurgiyantoro, 2015: 12). Menurut Kamil (2009: 41) novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas, dalam arti plot (alur) dan temanya kompleks, karakternya banyak, suasana dan setting ceritanya beragam. Paling tidak, salah satu unsuk fiksinya (alur, tema, karakter dan settingnya) luas. Menurut Tarigan (2012: 16) novel adalah suatu cerita fiksi yang melukiskan para tokoh gerak serta adegan kehidupan, represenatif dalam suatu alur. Novel merupakan bentuk karya sastra sekaligus disebut fiksi, novel berarti sebuah karya sastra prosa fiksi yang cukup panjang. Novel dibangun melalui berbagai unsur intrinsik seperti tokoh, latar, alur sudut pandang, dan lain-lain. Dari pendapat para ahli di atas, dapat simpulkan bahwa novel adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel dibangun dari beberapa unsur pembangun seperti tokoh, alur, latar, dan lain-lain, sehingga bisa mengisahkan suatu cerita secara luas dan kompleks. Unsur pembangun.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. tersebut saling berkaitan, unsur yang satu dengan unsur yang lain secara erat dan saling mempengaruhi. Pengarang biasanya berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan arahan kepada pembaca untuk mengetahui pesan tersembunyi, seperti gambaran realita kehidupan melalui sebuah cerita yang terkandung di dalam novel tersebut.. 2.2.2 Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. unsur yang dimaksud peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2015: 30). Menurut Pradopo (1987: 118) struktur adalah bangunan unsur-unsur yang bersistem dan antarunsur itu terjadi hubungan timbal balik yang saling menentukan, sedangkan struktur karya sastra adalah cara kerja pendekatan terhadap karya sastra secara ilmiah. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur intinsik adalah unsur pembangun yang terdapat pada karya sastra. Unsur intrinsik tentu sangat penting bagi karya sastra terutama novel dan cerpen, karena mempermudah seorang pengarang untuk membuat karya sastra tersebut dan juga mempermudah pembaca untuk memahami pesan yang disampaikan oleh pengarang. Unsur yang dimaksud ialah tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 2.2.2.1. Tokoh Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2015: 247) tokoh cerita. (character), adalah orang-orang yang ditampilkan dalam sesuatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Baldic (dalam Nurgiyantoro, 2015; 247) mengartikan bahwa tokoh adalah orang yang menjadai pelaku dalam cerita fiksi atau drama. Tokoh fiksi memang harus merupakan sesuatu yang lain di samping memiliki dimensi lifelike, tetapi berpegang erat pada ukuran lifelikeness saja tidaklah cukup bagi kita untuk memahami selak-beluk pengetahuan yang berkaitan dengan tokoh fiksi (Sayuti, 2000: 69). Menurut. Nurgiyantoro. (2015:. 258-259). pembedaan. tokoh. berdasarkan peran dan pentingnya seorang tokoh dalam cerita fiksi secara keseluruhan dibagi menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Berikut penjelasan mengenai tokoh utama dan tokoh tambahan. a.. Tokoh utama Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam. novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang kenai kejadian. Tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. b.. Tokoh tambahan tokoh tambahan merupakan tokoh yang porsi penceritaannya tidak. sebanyak tokoh utama. Namun, tidak berarti kehadiran tokoh tambahan tidak menjadi penting. Tokoh tambahan biasanya membuat sebuah cerita menjadi hidup atau lebih menarik. Tokoh tambahan terdiri dari tokoh utama tambahan, tokoh tambahan (periferal) utama, dan tokoh tambahan (yang memang) tambahan. Nurgiyantoro (2015: 260-261) juga membedakan tokoh berdasarkan fungsi penampilan tokoh dalam sebuah cerita menjadi dua, yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Berikut penjelasan tokoh protagonis dan tokoh antagonis. a.. Tokoh Protagonis Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu. jenisnya. secara. populer. disebut. hero,. tokoh. yang. merupakan. pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita (Altenbernd & Lewis dalam Nurgiyantoro, 2015: 261). b.. Tokoh Antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh yang penyebab terjadinya konflik.. Tokoh antagonis dapat disebut beroposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung ataupun tidak langsung, bersifat fisik ataupun batin. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah orang-orang rekaan atau menjadi pelaku yang mengalami peristiwa yang terdapat dalam cerita fiksi atau karya sastra. ada tiga jenis tokoh.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. berdasarkan sifat peran watak protagonis, antagonis, dan tritagonis. Protagonis ialah peran utama merupakan pusat atau sentral cerita. Tokoh antagonis ialah peran lawan, ia suka menjadi musuh atau penghalang. Tokoh tritagonis ialah peran penengah, tugas menjadi pelerai, pendamai atau pengantar protagonis dan antagonis.. 2.2.2.2 Penokohan Penokohan merupakan cara pengarang di dalam menggambarkan karakter tokoh (Kosasih, 2017: 205). Menurut Nurgiyantoro (2010: 185) penokohan adalah penggambaran tiap tokoh yang ada dalam novel. Penokohan adalah penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakan (Nurgiyantoro, 2015: 247). Menurut Nurgiyantoro (2015: 279) teknik penggambaran tokoh dibagi menjadi dua yaitu teknik ekspositori atau secara langsung dan teknik dramatik atau secara tidak langsung. Teknik ekspositori ialah pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang ke hadapan pembaca dengan cara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langusng disertai deskripsi kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Teknik dramatik ialah pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku para tokoh (Nurgiyantoro, 2015: 285). Wujud penggambaran teknik dramatik memiliki beberapa teknik yang sering dipakai oleh seorang pengarang yaitu (a) teknik cakapan, (b) teknik naming, (c) teknik pikiran dan perasaan, (d) teknik arus kesadaran, (e) teknik perbuatan tokoh, (f) teknik sikap tokoh, (g) teknik pelukisan latar, (h) teknik pelukisan fisik, (i) teknik pandangan seorang atau banyak tokoh terhadap tokoh tertentu. Menurut Sayuti (2000: 93-108) penjelasan teknik-teknik tersebut, sebagai berikut. a.. Teknik Cakapan Percakapan. yang dilakukan oleh tokoh-tokoh biasanya. juga. dimaksudkan untuk menggabarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan. Pada teknik ini, pengarang menggambakan tokoh-tokoh dengan cara dialog antartokoh. Apakah tokoh yang dimaksud itu pemberani, jahat, ataukah baik. b.. Teknik Pemberian Nama Pilihan nama tokoh tertentu memang dapat mengisyaratkan tokoh itu memiliki sifat dan watak tertentu karena seringkali nama tertentu mengisyaratkan asal-usul, pekerjaan, dan derajat sosialnya.. c.. Teknik Pikiran dan Perasaan.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Teknik pelukisan pikiran menekankan pada pikiran-pikiran tokoh, sedangkan teknik pelukisan perasaan menekankan pada penggambaran perasaan tokoh yang tidak termasuk pengalaman bawah sadar. d.. Teknik Arus Kesadaran Teknik ini merupakan cara penceritaan untuk menangkap dan melukiskan warna-warni perkembangan karakter, yakni ketika persepsi bercampur kesadaran atau setengah kesadaran, dengan kenangan dan perasaan.. e.. Teknik Perbuatan Tokoh Teknik ini menggambarkan tindakan, perilaku, dan perbuatan tokoh dapat membawa kepada pemahaman tentang watak dan sifatnya.. f.. Teknik Sikap Tokoh Pada teknik ini dilukiskan watak dan sikap tokoh dalam menanggapi hal-hal yang berada di sekitar dirinya.. g.. Teknik Pelukisan Latar Teknik pelukisan latar sering juga untuk menggambarkan tokoh karena latar sering pula dapat menunjukkan tokoh dan karena latar merupakan lingkungan yang hakikatnya dapat dilihat sebagai peluasan diri tokoh.. h.. Teknik Pelukisan Fisik Pada teknik ini, pengarang dapat menyatakan secara langsung wujud fisik tokoh-tokohnya, dan dapat pula melalui mata dan pandangan tokoh lainnya.. i.. Teknik Pandangan Seorang atau Banyak Tokoh Terhadap Tokoh Lain.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Pada teknik ini, pengarang menggamparkan seorang tokoh melalui tokoh-tokoh lain. Menurut pendapat para ahli di atas mengenai penokohan, dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah penyajian atau penggambaran tokoh dan penceritaan tokoh dengan ciri-ciri lahir, sifat serta sikap batinnya di dalam cerita fiksi atau karya sastra dengan cara langsung atau tidak langsung. Pengambaran tokoh secara langsung maksudnya pengarang menggambarkan tokoh dengan cara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan lansung disertai dengan deskripsi tokoh tersebut. Penggambaran tokoh secara tidak langsung maksudnya pengarang menggambarkan tokoh dengan tindakan atau tingkah laku tokoh, dan juga melalui peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita.. 2.2.2.3 Alur Alur juga disebut plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu, bulat dan utuh (Mihardja, 2012: 6). Waluyo (2014: 9) mengemukakan alur atau plot disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab dan akibat yang memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang. Menurut Stanton (2007: 26) berpendapat bahwa alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Struktur plot sebuah fiksi dapat dibagi secara kasar menjadi tiga bagian, yaitu awal, tengah, dan akhir. Akan tetapi, jika disadari bahwa masing-masing pengarang memiliki preferensi tertentu dalam menyusun ceritannya. Struktur plot dapat dirinci lagi ke dalam bagian-bagian kecil lainnya. Menurut Waluyo (2011: 10) berikut rangkaian kejadian yang menjalin plot meliputi: (a) eksposisi; (b) inciting moment; (c) rising action; (d) complication; (e) climax; (f) falling action; dan (g) denouement (penyelesaian). 2.2.2.3.1 Eksposisi Eksposisi artinya paparan awal cerita. Pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh cerita, wataknya, tempat kejadiannya, dan hal-hal yang melatarbelakangi tokoh itu sehingga akan mempermudah pembaca mengetahui jalinan cerita sesudahnya. Panjang eksposisi bagi sebuah roman atau novel mungkin mencapai beberapa halaman, namun untuk cerita pendek eksposisi mungkin hanya beberapa alinea (Waluyo, 2011: 10). Eksposisi merupakan istilah yang dipilih dan dipergunakan untuk menunjuk pada proses yang (berbagai) informasi yang diperlukan dalam pemahaman cerita (Sayuti, 2000: 36). Tahap ini merupakan tahap pembukaaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk melandastumpui. cerita. (Nurgiyantoro, 2015: 209).. yang. dikisahkan. pada. tahap. berikutnya.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 2.2.2.3.2 Inciting Moment Inciting moment artinya mulainya problem cerita itu muncul. Tahap pemunculan konflik, masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang atau dikembangkan. menjadi. konflik-konflik. pada. tahap. berikutnya. (Nurgiyantoro, 2015:209). 2.2.2.3.3 Rising Action Rising action artinya konflik dalam cerita meningkat. tahap peningkatan konflik, konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan. Konflik-konflik yang terjadi, internal dan eksternal, atau keduanya, pertentangan-pertentangan, benturan-benturan antarkepentingan masalah dan tokoh yang mengarah ke klimaks semakin tidak dapat dihindari (Nurgiyantoro: 2015: 209). 2.2.2.3.4 Complication Complication menunjukkan konflik yang semakin ruwet. Komplikasi bagi seorang pengarang berfungsi untuk mengendalikan bagaimana secara berangsur-angsur pengarang itu mempertinggi intensitas naratifnya, dan dengan demikian menyiapkan pembaca untuk menerima benturan yang.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. penuh pada kelimaksnya (Sayuti, 2000: 44). Komplikasi yang berhasil dibangun guna untuk mencapai klimaks dalam penyajian sebuah cerita. 2.2.2.3.5 Climax Climax atau puncak cerita atau puncak penggawatan, yaitu puncak dari kejadian-kejadian dan merupakan jawaban dari semua problem atau konflik yang tidak mungkin dapat meningkat atau dapat lebih ruwet lagi (Waluyo, 2011: 11). Tahap klimaks, konflik atau pertentangan yang terjadi, yang dilakukan dan ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama. Sebuah fiksi yang panjang mungkin saja memiliki lebih dari satu klimaks, atau paling tidak dapat ditafsirkan demikian (Nurgiyantoro, 2015: 209). 2.2.2.3.6 Falling Action dan Denoument Pada tahap ini berupa penyelesaian cerita. Bagian ini terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari klimaks menuju ke pemecahan (denoument) atau hasil ceritanya (Sayuti, 2000: 45). Tahap penyelesaian, konflik yang telah mencapai klimaks diberi jalan keluar, cerita diakhiri (Nurgiyantoro, 2015: 210). Pada tahap ini ialah tahap penyelesaian atau pemecahan suatu konflik pada sebuah cerita. Menurut Nurgiyantoro (2015: 213-215) Jenis plot berdasarkan urutan waktu dibagi menjadi tiga yaitu progresif atau maju, regresif atau mundur,.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. dan plot campuran. Berikut penjelasan rincian ketiga plot tersebut, sebagai berikut. a.. Progresif atau Maju Plot sebuah novel dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang lain. Atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal, tengah, dan akhir.. b.. Regresif atau Mundur Pada plot ini, urutan kejadian yang dikisahkan dalam cerita fiksi yang berplot regresif tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan.. c.. Plot Campuran Secara garis besar plot sebuah novel mungkin progresif, tetapi di dalamnya betapapun kadar kejadiannya, sering terdapat adeganadegan sorot balik. Demikian pula sebaliknya. Bahkan sebenarnya boleh dikatakan tidak mungkin ada sebuah cerita pun yang mutlak flash-back. Hal itu disebabkan jika yang demikian terjadi, pembaca akan sangat sulit untuk tidak dikatakan tidak bisa mengikuti cerita yang dikisahkan yang secara terus-menerus dilakukan secara munur. Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan alur atau plot adalah. krangka cerita atau rangkaian peristiwa yang memiliki sebab akibat yang kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Secara garis besar struktur plot memiliki tiga bagian, yaitu awal, tengah, dan akhir. Bagian awal (eksposisi, inciting moment, dan rising action), bagian tengah (complication dan climax), dan bagian terakhir (falling action dan denouement). Ada tiga jenis alur berdasarkan urutan waktu yaitu alur maju, alur mundur, dan campuran.. 2.2.2.4 Latar Menurut Stanton (2007: 35) latar juga berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan, dan tahun), cuaca, atau satu episode sejarah. Biasanya latar diketengahkan lewat baris-baris kalimat deskriptif. Menurut Waluyo (2011: 23) mengemukakan latar atau setting adalah tempat cerita. Tempat kejadian dapat berkaitan dengan aspek fisik, aspek sosiologis, dan aspek psikis. Namun seting juga dapat berkaitan dengan tempat dan waktu. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial budaya. Ketiga unsur-unsur tersebut masingmasing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri-sendiri (Nurgiyantoro, 2015: 314). Berikut paparan menurut Nurgiyantoro (2015: 314), mengenai latar tempat, latar waktu, dan latar sosial budaya. 2.2.2.4.1 Latar Tempat Latar tempat digunakan sebagai penunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Deskripsi tempat.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. secara teliti dan realistis ini penting untuk membuat pembaca terkesan seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro, 2015: 314-315). 2.2.2.4.2 Latar Waktu Latar waktu berkaitan dengan masalah “kapan” terjadi peristiwaperistiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiyantoro, 2015: 318). 2.2.2.4.3 Latar Sosial-Budaya Latar sosial-budaya dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lainlain. Selain itu, latar sosial-budaya juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas (Nurgiyantoro, 2015: 322). Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa latar adalah peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan, dan tahun) dan bisa juga wujud fisiknnya yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya, atau menggambarkan keadaan masyarakat. Latar menggambarkan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. memberikan kesan nyata kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah ada dan terjadi.. 2.2.2.5. Tema Stanton (2007: 36) menyatakan bahwa tema merupakan aspek. cerita yang sejajar dengan “makna” dalam pengalaman manusia, suatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Tema adalah gagasan abstrak utama yang terdapat dalam sebuah karya sastra atau yang secara berulangulang dimunculkan baik secara eksplisit (yang banyak ditemukan) maupun implisit lewat pengulangan motif (Baladic via Nurgiyantoro, 2015: 115). Menurut Waluyo (2011: 7) tema adalah gagasan, pokok dalam cerita fiksi. Tema cerita mungkin dapat diketahui oleh pembaca melalui judul atau petunjuk setelah judul, namun yang banyak ialah melalui proses pembacaan karya sastra yang mungkin perlu dilakukan beberapa kali, karena belum cukup dilakukan dengan sekali baca. Tema merupakan gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak dipejuangkan dalam dan melalui karya fiksi. Wujud tema dalam fiksi, biasanya berpangkal pada alasan tindak atau motif tokoh (Sayuti, 2000: 187) . Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan atau ide utama yang terdapat dalam karya sastra, dimunculkan baik secara eksplisit (yang banyak ditemukan) maupun implisit lewat pengulangan motif. Menemukan tema sebuah karya fiksi,.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian. tertentu. cerita.. Takutnya,. seorang. pembaca. salah. menyimpulkan cerita tersebut. Dalam pembuatan karya sastra, tema harus dipikirkan mateng-mateng oleh seorang pengarang. Jika tema menarik, maka akan memeberikan nilai lebih pada karya sastra tersebut.. 2.2.2.6. Amanat Siswanti (2008: 161-162) mengemukakan bahwa amanat adalah. gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca dan pendengar, di dalam karya sastra modern, amanat ini biasanya tersirat, di dalam karya sastra lama pada umumnya amanat tersurat. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya kepada pembaca. Dalam sastra lama kebanyakan amanat yang disampaikan tersebut biasanya tersurat, sedangkan dalam karya sastra modern pesan yang disampaikan biasanya dikemukakan secara tersirat (Rahmanto, 1988: 10). Menurut Sudjiman (1988: 57) amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat di dalam karya sastra secara implisit maupun eksplisit. Amanat bersifat implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang akhir cerita. Sedangkan bersifat eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya yang berkaitan dengan gagasan yang mendasari cerita..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Pesan itu bisa saja disampaikan secara langsung dan bisa juga tidak di dalam cerita tersebut. Agar seorang pembaca bisa menyimpulkan sendiri pesan apa yang disampaikan oleh seorang pengarang. Biasanya, seorang pengarang memberikan pesan kepada pembaca mengenai baik buruk dalam sebuah kehidupan seperti perbuatan, sikap, dan lain-lain, untuk dapat dijadikan sebagai contoh.. 2.2.2.7. Sudut Pandang Penggunaan sudut pandang tertentu dalam sebuah cerita fiksi. memang merupakan masalah pilihan. Namun, juga merupakan masalah kesukaan atau kebiasaan pengarang yang bersangkutan. Artinya, dengan sudut pandang pilihannya itu dapat bercerita dengan baik dan lancar, lebih dari itu, semua gagasannya tersalurkan dengan lancar. Menurut Nurgiyantoro (2015: 347) sudut pandang dibedakan berdasarkan perbedaan yang telah umum dilakukan orang, yaitu bentuk persona tokoh cerita: persona ketiga dan persona pertama. 2.2.2.7.1. Sudut Pandang Persona Ketiga: “Dia”. Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya “Dia”, narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya; ia, dia, mereka (Nurgiyantoro, 2015: 347). Sudut pandang ini.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. dibagi menjadi dua yaitu “Dia” Mahatahu dan “Dia” Terbatas. Berikut penjelasan rincian dari kedua sudut pandang tersebut. a. “Dia” Mahatahu Pada sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut “dia” namun pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja halhal yang menyangkut tokoh “dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatar-belakanginya (Nurgiyantoro, 2015: 348). Menurut Sayuti (2000: 160) sudut pandang diaan-mahatahu, pengarang berada di luar cerita, dan biasanya pengarang hanya menjadi seorang pengamat yang maha tahu, bahkan mampu berdialog langsung dengan pembaca. b. “Dia” Terbatas, “Dia” sebagai Pengamat Sudut pandang “dia” terbatas, seperti halnya dalam “dia” mahatahu, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja (Stanton via Nurgiyantoro, 2015: 350). Dalam diaan-terbatas, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya. Di sini pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang dijadikan tumpuan cerita (Sayuti, 2000: 160)..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 2.2.2.7.2. Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”. Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona pertama, gaya “aku”, narator adalah seseorang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si “aku” tokoh yang bekisah, mengisahkan peristiwa dan tindakan, yang diketahuim dilihat, didengar, dialami, dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Si “aku” tentu saja punya nama, namun karena ia mengisahkan pengalaman sendiri, nama itu jarang disebut. Penyebutan nama si “aku” mungkin justru berasal dari ucapan tokoh lain yang bagi si “aku” merupakan tokoh “dia” atau “kau”. Berdasarkan peran dan kedudukan si “aku” dalam cerita, sudut pandang persona pertama dapat dibedakan ke dalam dua golongan (Nurgiyantoro, 2015: 352-353). a.. “Aku” Tokoh Utama Sudut pandang teknik ini, si “aku” mengisahkan berbagai. peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar diri sendiri. Si “aku” menjadi fokus, pusat kesadaran, pusat cerita. Si “aku” yang menjadi tokoh utama cerita praktis menjadi tokoh protagonis. Hal itu amat memungkinkan pembaca menjadi merasa benar-benar terlibat (Nurgiyantoro, 2015: 353-354)..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. b.. “Aku” Tokoh Tambahan Sudut pandang ini tokoh “aku” muncul bukan sebagai tokoh. utama, melainkan sebagai tokoh tambahan. Tokoh “aku” hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedang tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian “dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri sebagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama karena dialah yang lebih banyak tampil, membawa berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama selesai berbicara atau tampil, si “aku” tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah (Nurgiyantoro, 2015: 355).. 2.3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Rencana. Pelaksanaan. Pembelajaran. (RPP). adalah. program. perencanaan yang disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Wijaya, 2019: 27). RPP dikembangkan berdasarkan silabus guna mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalm upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru di sekolah memiliki kewajiban untuk menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. Hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif , menyenangkan, menantang, efisien, meotivasi peserta didik untuk berpartispasi aktif, serta memberikan cukup ruang bagi prakarsa,.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses (Wijaya, 2019: 2728). Menurut Mulyasa dalam (Wijaya, 2019: 28) menguraikan bahwa kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki oleh guru sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman mendalam tentang objek dan situasi pembelajaran. RPP merupakan suatu program perencanaan mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan, baik oleh guru maupun peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Menurut Wijaya (2019: 29) RPP setidaknya memiliki dua fungsi strategis, yakni fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. Yang dimaksud fungsi perencaanaan ialah RPP dapat mendorong guru agar lebih siap melakukan kegiatan. pembelajaran. dengan. perencanaan. yang. matang.. Sebelum. melaksanakan pembelajaran, guru wajib memiliki persiapan, baik tertlis maupun tidak tertulis. Melalui persiapan secara matang, pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan bekerja sama dalam tim dapat terlaksana. Hal ini sebagai tuntutan pembelajaran abad ke- 21. Fungsi pelaksanaan ialah RPP yang baik disusun secara lengkap, utuh, sistematis, dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran aktual. Dengan demikian, RPP berfungsi untuk.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. mengefektifkan jalannya pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Guru bukan hanya berperan sebagai fasilitator, tetapi juga memotivator yang mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sekaligus mendorong mereka menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang sesuai dan menunjang pencapaian baik kompetensi inti maupun dasar. Menurut Wijaya (2019:29-30) di dalam menyusun RPP, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut. a.. Perbedaan individual peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan kemampuan awal, tingkat. intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik. b.. Partisipasi aktif peserta didik Proses. pembelajaran. dirancang. menggunakan. pendekatan. pembelajaran berbasis aktivitas. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat terlibat secara aktif ketika pembelajaran berlangsung. c.. Berpusat pada peserta didik Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat menorong. semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian. d.. Pengembangan budaya membaca dan menulis.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Pembelajaran didesain untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan agar peserta didik tumbuh sebagai pembelajaran sepanjang hayat. e.. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut Penyusunan RPP hendaknya memuat rancangan program. pemberian. umpan. balik. positif,. penguatan,. pengayaan,. dan. keterkaitan. dan. pengulangan. f.. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan RPP. disusun. dengan. memperhatikan. keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. g.. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran tematik-. terpadu, keterpaduan antar mata pelajaran, lintas aspek belajar, serta keragaman budaya. h.. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi. inforamsi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. Menurut Wijaya (2019: 32) penyusunan RPP harus memperhatikan komponen-komponen yang tertuang dalam Peraturan Menteri.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses sebagai berikut. 1. Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan 2. Identitas mata pelajaran atau tema/ subtema 3. Kelas/ semester 4. Materi pokok 5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai 6. Kompetensi Inti 1,2, 3, dan 4 Tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program. Sementara itu Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. 7. Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi Kompetensi Dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pembelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. 8. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja oprasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 9. Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi 10. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai 11. Media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi 12. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, ataupun media lain yang relevan 13. Langkah-langkah. pembelajaran. dilakukan. melalui. tahapan. pendahuluan, inti, dan penutup. 1) Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan ini, guru: a) Menyiapkan peserta didik secara fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajarai dan terkait dengan materi yang akan dipelajari. c) Mengantar peserta didik kepada suatu pemersalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang dicapai. d) Menyampaikan. garis. besar. cakupan. materi. dan. penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. 2) Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Metode yang digunakan pada kegiatan inti disesuaikan dengan karakteristik masing-masing peserta didik dan materi pelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. a) Mengamati Pada kegiatan ini, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. untuk memperhatikan hal yang penting dari suatu benda atau objek yang diamati. b) Menanya Pada kegiatan ini, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca. Melalui kegiatan bertanya dikembangakan rasa ingin tahu peserta didik. c) Mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan Pada kegiatan ini adalah tindak lanjut dari kegiatan bertanya dalam hal menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara, untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. d) Mengomunikasi Pada kegiatan ini, menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas berupa lisan maupun tulisan dan dinilai oleh guru sebagai hasil proses pembelajaran peserta didik tersebut. 3) Kegiatan Penutup Pada kegiatan ini biasanya, guru bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau menyimpulkan.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. pembelajaran, biasanya juga melakukan penilaian atau refleksi tehadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik dan menyampaikan. rencana. pembelajaran. pada. perrtemuan. berikutnya. 14. Penilaian hasil pembelajaran Komponen-komponen RPP tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Oleh karena itu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak dapat disusun secara terpisah.. 2.4. Kerangka Berpikir Pada penelitian ini, hal yang pertama yang dilakukan oleh peneliti. adalah mencari novel yang akan dianalisis unsur intrinsiknya. Peneliti memilih novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini untuk dianalisis. Setelah mencari novel, kemudian peneliti membaca keseluruhan isi novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini dan membuat sinopsis untuk mempermudah memahami isi ceritanya. Setelah membaca, selanjutnya peneliti mengumpulkan atau mencari unsur intrinsik dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Unsur intrinsik yang dicari seperti tema, tokoh dan penokohan, alur atau plot, latar, sudut pandang, dan yang terakhir amanat. Data yang sudah diperoleh, selanjutnya memeriksa keabsahan hasil analisis unsur intrinsik novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini dengan menggunakan triangulasi yang dilakukan oleh ahli yaitu dosen sastra. Selanjutnya, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. RPP memuat materi yang mengenai KD 3.9.1 menganalisis isi novel berdasarkan unsur intrinsiknya..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. Skema 1 Kerangka berpikir. Novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini. Analisis Unsur Intrinsik Novel. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peserta didik kelas XII SMA.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kulaitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis. Oleh karena itu, pada bab ini terdiri dari lima subbab, yaitu jenis penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan triangulasi. Kelima subbab tersebut dijelaskan secara terperinci, yakni sebagai berikut.. 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang berjudul Analisis Unsur Intrinsik dalam Novel. Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh Dini dan Rancangan Pembelajarannya di Kelas XII SMA menggunakan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan produk analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kualifikasi lainnya (Moleong, 2006: 6). Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apalagi berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penjamaan. 42.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2006: 9-10). Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hal ini berkaitan dengan data-data yang disimpulkan berupa kata-kata yang diambil dari novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini. Pada aspek kualitatif, penelitian ini juga bermaksud menemukan fenomena yang terjadi dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini. Maka dari itu, penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif.. 3.2. Data dan Sumber Data Data yang digunakan adalah berupa kutipan-kutipan dari novel. Jepun Negerinya Hiroko. Identitas sumber data yang digunakan sebagai berikut. Judul Novel. : Jepun Negerinya Hiroko. Halaman. : 372 halaman. Pengarang. : Nh. Dini. Penerbit. : PT Gramedia Pustaka Utama. Tahun Terbit : 2001 Kota. : Jakarta.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. 3.3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh. peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan lebih mudah, hasilnya lebih baik, cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: 163). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki peran utama sebagai alat pengumpul data. Selain itu, peneliti juga layak disebut sebagai instrumen penelitian. Peneliti layak disebut sebagai instrumen penelitian karena sebelum melakukan penelitian, peneliti sudah memiliki modal ilmu pengetahuan mengenai analisis unsur intrinsik novel dan merancang rencana pembelajaran yang didapatkan selama proses perkuliahan.. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik baca dan. teknik tulis. Teknik baca, peneliti membaca keseluruahan novel Jepun Negerinya Hiroko Karya Nh Dini yang akan dianalisis. Teknik tulis, setelah membaca novel tersebut, peneliti menulis hal-hal penting yang berkaitan dengan unsur intrinsik terhadap novel Jepun Negerinya Hiroko. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010: 224)..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. 3.5. Teknik Analisis Data Pendekatan yang digunakan peneliti dalam menganalisis data ialah. pendekatan struktural. Menurut Hawekes dalam (Pradopo, 2014: 121-122) strukturalisme itu pada dasarnya merupakan cara berpikir tentang dunia yang terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi strukturstruktur. Menurut pikiran strukturalisme, dunia (karya sastra merupakan dunia yang diciptakan pengarang) lebih merupakan susunan hubungan dari pada susunan benda-benda. Oleh karena itu, kodrat tiap unsur dalam stuktur itu tidak mempunyai makna dengan sendirinya, melainkan maknanya ditentukan oleh hubungannya dengan semua unsur lainnya yang terkandung dalam struktur itu. Analisis data yang dilakukan untuk mengolah hasil dari penelitian ini dibagi menjadi dalam beberapa langkah sebagai berikut. 1.. Peneliti harus membaca keseluruhan novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini.. 2.. Peneliti menganalisis dan menulis informasi penting berupa unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini.. 3.. Setelah menganalisis, peneliti menyusun hasil analisis tersebut.. 4.. Peneliti membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan memasukan novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini dalam materi pembelajaran yang di susun dalam bentuk RPP..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. 3.6. Triangulasi Triangulasi adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk. mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti (Herdiansyah, 2012; 201). Temuan dan interpretasi yang diperoleh peneliti harus diperiksa keabsahannya dengan triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2010: 273). Triangulasi dilakukan untuk memperkuat data, triangulasi tersebut dapat dilakukan secara terus menerus sampai peneliti puas dengan datanya, sampai yakin datanya valid (Herdiansyah, 2012, 168). Oleh karena itu, peneliti melakukan triangulasi terhadap data hasil analisis unsur intrinsik novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini. Hasil analisis peneliti diperiksa oleh pakar atau ahli dalam bidang sastra yaitu Drs. B. Rahmanto, M. Hum. Triangulasi ini dilakukan untuk mengetahui keabsahan data yang diperoleh..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti memaparkan deskripsi data, sinopsi novel Jepun Negerinya Hiroko, hasil analisis unsur intrinsik, dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran di kelas XII SMA dengan menggunakan kurikulum 2013 revisi. Analisis unsur intrinsik yang berupa tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang dan amanat. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran disusun sesuai dengan KD 3.9.1 menganalisis isi novel berdasarkan unsur intrinsiknya.. 4.1. Deskripsi Data Pada bab ini akan dikemukakan data berupa unsur intrinsik yang. ditemukan dalam penelitian analisis unsur intrinsik novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini dan rancangan pembelajarannya di kelas XII SMA. Novel yang digunakan untuk dianalisis terdiri dari 372 halaman. Peneliti menggunakan novel Jepun Negerinya Hiroko karya Nh Dini sebagai sumber data yang akan digunakan dalam menganalisis unsur intrinsik. Unsur intrinsik yang dianalisis yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Setelah itu, peneliti mengimplementasikan hasil temuan tentang unsur intrinsik tersebut dalam pembelajaran sastra di kelas XII SMA yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).. 47.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. 4.2. Sinopsis Novel Jepun Negerinya Hiroko Seorang perempuan sebut saja namanya Dini. Dia keturunan orang. Jawa khususnya Semarang. Memiliki keluarga cukup memegang teguh kebudayaan tempatnya tinggal. Dari tari-tarian, jamu atau ramaun-ramuan dan berbagai jenis makanan yang Ia bisa masak yang khas dari pulau Jawa. Dini juga hobi dalam membaca dan menulis. Dia sering menulis karya sastra, salah satu karyanya adalah Namaku Hiroko. Karya ini terinspirasi dari tetangganya dan temannya yang tinggal di Jepang. Dini menikahi Yves tidaklah lain adalah seorang diplomat Prancis. Dini mengenal Yves sudah satu tahunan baru mereka memutuskan untuk menikah. Sebelum menjadi istri seorang dipolmat Prancis, Dini diwajibkan melewati beberapa wawancara yang di masa itu disebut tanya-jawab atau interview. Kedutaan Prancis “meyelidiki” siapa Dini, bagaimana asal-usulnya, dan apa pendidikannya. Ketika dini memenuhi panggilan dari kedutaan Prancis, dia ditanya banyak hal secara bergiliran oleh Tuan Duta Besar, Konsul dan Atase Kebudayaan. Pertanyaan-pertanyaan mereka tida sulit ataupun bertele-tele. Itu lebih perkenalan dan perbincangan mengenai dirinya, seolaholah dia melamar suatu pekerjaan. Akhirnya Dini berangkat ke Jepang menyusul Yves calon suaminya itu. Sebelum ke Jepang Yves menyuruh Dini mampir dulu di Hongkong untuk membeli beberapa baju hangat untuk dipakai di Jepang, karena di sana masih musim dingin dan sering hujan. Setelah dua malam di Hongkong Dini akhirnya.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49. berangkat menggunkan pesawat Japan Airlines ke Osaka. Pada tanggal 9 Juni, di Konsulat Prancis, Tuan Konsul Jenderal menikahi Yves dan Dini. Mereka memiliki rumah terletak di kawasan Ikuta, kebetulan tidak jauh dari konsulat Prancis. Daerah berupa kaki perbukitan seolah-olah memagari kota Kobe sebelah timur. Suasana demikian mengingatkanya kepada Semarang, karena kota kelahirannya itu juga sebuah pelabuhan, sedangkan di selatanya terdapat daerah Candi yang diteruskan dengan bukit-bukit anakan menyambung ke Boja, Gunungpati, Ungaran. Setelah bertahun lama menikah Dini semakin tahu sifat asli suaminya, yang belum dia ketahu saat masa berpacaran. Sifat pemarah, mau menang sendiri, dan kepelitannya terhadap Dini yang padahal sewaktu pacaran apasaja yang Dini inginkan pasti dituruti. Karena sifat pemarah Yves sampai beberapa kali mengganti pembantu di rumahnya. Mungkin karena tidak tahan dimarahi oleh Yves. Pembantu yang terakhir juga hampir mau memundurkan diri, tetapi karena Dini yang pintar membujuknya tidak jadi memundurkan diri. Pembantu itu bekerja sampai Yves dan Dini kembali ke Indonesia. Yves kalau di peringati oleh Dini ataupun ditegur merasa dirinya benar dan tidak mau mengalah dari segi hal apapun. Yves juga terkadang lebih percaya orang lain dari pada istrinya sendiri. Yves pelit dalam hal rumah tangga. Seperti kebutuhan sehari-hari rumah saja diperhitungkan. Itu salah satu alasan pembantunya memundurkan diri menjadi pembantu rumah tangganya, karena mencurigai atau menuduh pembantunya mencuri uang belanja kebutuhan keluargnya. Padahal barang.

Referensi

Dokumen terkait

Melakukan teknik catat yaitu dengan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan unsur analisis intrinsik dimana menunjukkan tema, alur, tokoh, sudut pandang, latar yang terdapat di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan alur, tokoh, penokohan, tema, latar, sudut pandang, bahasa, dan amanat dalam cerpen, (2) mendeskripsikan hubungan

unsur yang membangun dari dalam yang mewujudkan suatu karya sastra seperti tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Kelebihan dalam novel

hubungan antar unsur intrinsik tokoh dan penokohan, tema, cerita, latar, alur,. sudut pandang, dan

Hasil penelitian ini, meliputi (1) unsur intrinsik novel Sujud Nisa di Kaki Tahajud Subuh karya Kartini Nainggolan yang terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan

a) Siswa mampu menganalisis unsur intrinsik (alur, tema, tokoh dan penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) novel Jilbab In Love karya Asma Nadia.. b) Siswa

Dalam penelitian ini hanya akan membahas mengenai unsur – unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat dalam Reading

Hasil penelitian ini yaitu novel Menjadi Djo karya Dyah Rinni mengandung (1) unsur in- trinsik, yaitu: (a) tema, (b) alur, (c) tokoh dan penokohan, (d) latar, (e) sudut pandang,