• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI MORAL NOVEL JILBAB IN LOVE KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA. SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NILAI MORAL NOVEL JILBAB IN LOVE KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA. SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Rina Astuti 122110033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2016

(2)
(3)
(4)

iv

(5)

v

“Ilmu itu diperoleh dari lidah yang gemar bertanya serta akal yang suka berpikir”

(HR. Abdullah bin Abbas).

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Q.s. Al- Baqarah: 153).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Sutiyastuti dan Marsono selaku orang tua, terima kasih atas tetesan keringat, pengorbanan, kesabaran, kasih sayang, dan doa yang telah mengiringi langkahku.

2. Segenap keluarga dan sahabat yang telah memberikan doa dan senantiasa memotivasiku seiring waktu yang menemaniku.

3. Teman-teman FKIP Program Studi PBSI angkatan 2012 yang telah mendukung dan memberikan semangat selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Purworejo.

(6)

vi

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai Moral Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia dan Skenario Pembelajarannya di SMA” dengan lancar. Skripsi ini di susun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas Muhammadiyah Purworejo dari awal sampai akhir studi;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan surat keputusan penelitian;

3. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian;

4. Drs. H. Bagiya, M.Hum. selaku dosen pembimbing I dan Umi Faizah, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan;

(7)

vii

(8)

viii

Rina Astuti. 2016. “Nilai Moral Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia dan Skenario Pembelajarannya”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik novel Jilbab In Love karya Asma Nadia; (2) nilai moral novel Jilbab In Love karya Asma Nadia; (3) skenario pembelajaran sastra pada novel Jilbab In Love karya Asma Nadia.

Objek penelitian ini adalah aspek nilai moral novel Jilbab In Love karya Asma Nadia. Fokus penelitian ini adalah nilai moral yang meliputi: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia termasuk hubungan manusia dengan alam sekitar, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri serta skenario pembelajarannya di SMA. Sumber data berupa novel dan kutipan langsung ataupun tidak langsung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kartu pencatat data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik baca dan teknik catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi. Hasil analisis disajikan dengan teknik penyajian informal.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik terdiri dari: tema: kehidupan seorang remaja yang memiliki persahabatan dan cinta kasih terhadap sesama; tokoh: tokoh utama: Aisyah Putri dan tokoh tambahan: Vincent, Harap, Hamka, Idwar, Mama, Linda, Retno, Elisa, Icha, Encun Campbell, Eki, Anton, Mimi, ayu, Pinoy dan Don; alur: maju; latar: terdapat latar tempat: rumah Aisyah, rumah Encun, SMA 2000, kantin sekolah, Mushola SMA 2000; latar waktu: pagi, siang dan malam hari; dan latar sosial: kehidupan sosial seseorang yang memiliki kepedulian dengan sesamanya; sudut pandang: orang ketiga dengan menyebut nama ganti “ia”; (2) nilai moral novel Jilbab In Love karya Asma Nadia meliputi tiga aspek, yaitu: a) hubungan manusia dengan tuhan:

berdoa, salat dan bersyukur; b) hubungan manusia dengan manusia lain termasuk hubungan manusia dengan alam sekitar: keakraban, memberi semangat, tolong menolong, memuji dan menasihati, serta hubungan manusia dengan alam adalah memuji keindahan alam: c) hubungan manusia dengan dirinya sendiri: sikap mandiri, kasih sayang, dan sikap bijak; (3) skenario pembelajaran novel Jilbab In Love karya Asma Nadia sesuai dengan kompetensi dasar 7.2 menganalisis unsur- unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia terjemahan. Model pembelajaran yang digunakan adalah model kooperatif two–stay-two-stray. Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran novel Jilbab In Love meliputi aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan), dan afektif (sikap).

Kata kunci: Nilai moral, Novel, Skenario pembelajaran

(9)

ix

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 5

C. Identitas Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Sistematika Skripsi ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS A. Tinjauan Pustaka... 12

B. Kajian Teoretis ... 14

a. Struktur Karya Sastra ... 14

1) Tema ... 15

2) Tokoh dan Penokohan ... 15

3) Alur ... 17

4) Latar ... 19

5) Pusat Pengisahan ... 20

b. Nilai Moral ... 21

1) Pengertian Nilai ... 21

(10)

x

2) Tujuan Pembelajaran Sastra ... 27

3) Pemilihan Bahan Pembelajaran ... 28

4) Metode Pembelajaran Sastra ... 29

5) Sumber Belajar ... 31

6) Evaluasi ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data ... 32

B. Objek Penelitian ... 32

C. Fokus Penelitian ... 32

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 34

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis ... 36

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA A. Penyajian Data ... 38

1. Unsur Intrinsik Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia ... 39

2. Nilai Moral Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia ... 40

3. Skenario Pembelajaran Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia ... 40

B. Pembahasan Data ... 44

1. Unsur Intrinsik Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia ... 44

a. Tema ... 44

b. Tokoh dan Penokohan ... 48

c. Alur ... 61

d. Latar ... 70

e. Sudut Pandang ... 78

2. Analisis Nilai Moral Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia ... 79

a. Hubungan antara Manusia dengan Tuhan ... 79

b. Hubungan antara Manusia dengan Manusia ... 82

c. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar ... 87

d. Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri ... 88

3. Skenario Pembelajaran Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia .... 91

(11)

xi DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

xii

Tabel 1. Unsur Intrinsik Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia

Tabel 2. Nilai Moral dalam Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia

(13)

xiii Lampiran 1. Sinopsis

Lampiran 2. Biografi Pengarang

Lampiran 3. Daftar Tabel

Lampiran 4. Silabus

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 6. Surat Keputusan

Lampiran 7. Kartu Bimbingan Skripsi

(14)

1

Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah penelitian, batasan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra diciptakan sepanjang sejarah manusia. Hal itu disebabkan manusia memerlukan karya sastra sebagai media hiburan yang memberikan manfaat pada kehidupan. Sastra menghibur karena menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan, seperti kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan, atau memberikan pelepasan ke dunia imajinasi. Karya sastra sebagai hasil cipta manusia selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai-nilai ajaran hidup. Karya sastra merupakan salah satu hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, tanggapan, perasaan dan hal lainnya tentang kehidupan.

Karya sastra menjadi sarana untuk menyampaikan pesan tentang kebenaran. Pesan-pesan di dalam karya sastra disampaikan oleh pengarang dengan cara yang sangat jelas. Karya sastra juga dapat dipakai untuk menggambarkan apa yang ditangkap oleh pengarang tentang kehidupan sekitarnya Sebuah karya sastra dikatakan bermutu jika di dalamnya mengandung nilai positif bagi pembacanya. Di samping itu pembaca mampu

(15)

menangkap nilai-nilai positif yang disampaikan oleh pengarang. Salah satu nilai positif yang kerap tertuang di dalam novel adalah nilai moral.

Nilai moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum menjadi perbuatan sikap kewajiban akhlak budi pekerti dan susila (Nurgiyantoro:

2013: 320). Nilai moral yang ada dalam novel biasanya tidak jauh dari lingkungan kehidupan pengarang. Dari sanalah digambarkan bagaimana perilaku kehidupan masyarakat yang tampak, tentang pengambaran baik buruknya akhlak manusia dalam bertingkah laku

Dalam hal ini pengarang menyikapi permasalahan di masyarakat tidak lepas dari keyakinan, latar belakang dan pandangan hidupnya sehingga melalui hasil karyanya seorang pembaca (penikmat, peneliti) dapat menafsirkan pandangan hidup yang dimiliki, sebab hal ini dapat tercermin dari sikap dan tindakan tokoh dalam cerita (karya sastra) tersebut. Hal ini di sebabkan dalam novel, ataupun bentuk yang lain, yang lebih ditonjolkan sebagai unsur pembangun cerita adalah manusia. Manusia yang sering beraktivitas dalam karya sastra disebut tokoh. Melalui tokoh, pengarang dapat menggambarkan berbagai macam sikap serta pandangan hidup manusia atau berbeda antara tokoh yang satu dengan yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Pengarang dalam menciptakan sebuah karya sastra tidak lepas dari segala norma atau nilai-nilai budi pekerti, tradisi, etika, moralitas, tata susila dan kesopanan yang menjadi salah satu alternatif pengaruh dalam penciptaan karya sastra. Begitu pula ketajaman perasaan dan daya pikir pengarang serta jangkauan pandangannya mampu melampaui dan menerobos pemikiran yang

(16)

kreatif dan imajinatif. Oleh sebab itu, suatu karya sastra selalu berisi hal-hal yang cenderung positif.

Salah satu karya sastra yang masih bertahan sampai saat ini adalah novel. Secara etimologis, kata “novel” berasal dari “novellus” yang berarti baru. jadi, novel adalah bentuk karya sastra cerita fiksi yang paling baru.

Novel memiliki ciri, yaitu bahwa pelaku utamanya mengalami nasib perubahan hidup. hal ini berbeda dengan cerita pendek yang tidak menunjukkan perubahan nasib pada pelakunya (Waluyo, 2011: 5-6). Novel sangat digemari masyarakat karena isinya memiliki gambaran dalam kehidupan masyarakat serta penuh konflik dan ketegangan. Novel-novel populer sekarang ini memiliki standar tertentu untuk dapat menarik minat pembaca, salah satunya adalah novel Jilbab In Love.

Novel Jilbab In love diciptakan oleh penulis perempuan Indonesia yang sangat produktif yaitu Asma Nadia. Beberapa karya Asma Nadia telah difilmkan, salah satunya ialah novel Jilbab In Love yang sudah mendapat prestasi Best Seller. Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia pernah meraih tiga kali penghargaan Adikarya Ikapi sebagai salah satu penulis remaja terbaik Nasional. Isi dari novel ini merupakan gambaran dari kehidupan yang memuat beberapa aspek tentang kehidupan sosial yaitu aspek nilai budi pekerti, cinta kasih, hubungan sosial, moralitas, etika dan sebagainya. Novel Jilbab In Love berisi tentang persahabatan dan cinta ini memiliki banyak nilai positif yang dapat membangun kehidupan pembaca untuk lebih memperbaiki diri.

(17)

Dalam penyampaiannya penulis novel Jilbab In Love menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dipahami dan novel ini mengandung banyak nilai moral yang berbobot tinggi. Novel Jilbab In Love memiliki makna yang sangat mendalam, Novel Jilbab In Love karya Asma Nadia berisi tentang pendidikan dan persahabatan. Novel ini mengangkat cerita tentang warna- warni kehidupan seorang remaja SMA yang bernama Aisyah Putri, kehidupan remaja perempuan sekolah menengah atas biasanya identik dengan persaingan antarsesama geng. Aisyah remaja putri berjilbab, tetapi kehidupan masa remajanya tidak kalah seru dengan remaja yang tidak berjilbab. Dia anak yang sangat percaya diri, pintar, dan aktif dalam kegiatan rohis. Di sekolah Aisyah punya sahabat-sahabat yang gokil tetapi islami, mereka menamakan geng mereka sebagai geng jilbabers lovers. Tidak ada niat macam-macam dengan nama geng itu, Aisyah hanya mempunyai tekat, sekaranglah saatnya remaja berani menunjukkan jati diri. Dengan itu mereka bisa tetap eksis mengikuti trend dunia dan menjadi contoh yang baik di sekolah sesuai syariat Islam.

Hal inilah yang termasuk nilai moral yang terdapat pada novel Jilbab In Love karya Asma Nadia. Kepribadian Aisyah Putri sebagai remaja berjilbab dan solehah membuat Aisyah tidak mengenal arti pacaran. Aisyah Putri adalah remaja yang haus ilmu pengetahuan, berbeda dengan remaja-remaja yang sama seusianya.

Pesan-pesan nilai moral yang banyak terkandung dalam cerita ini dapat dijadikan sebagai pedoman hidup oleh masyarakat. Melihat kondisi masyarakat saat ini yang cenderung semakin meninggalkan norma atau moral yang berlaku

(18)

dalam masyarakat. Oleh karena itu, dari paparan tersebut perlu dilakukan kajian atau penelitian mengenai nilai moral dalam novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia.

Selain sebagai sarana untuk menyampaikan nilai moral kepada masyarakat, penulis tertarik meneliti nilai moral dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia dengan alasan sebagai berikut. Novel merupakan sebuah karya sastra yang masih bertahan di tengah-tengah menjamurnya karya sastra modern sehingga sebagai generasi penerus bangsa wajib melestarikan keberadaannya sebagai sumber referensi ajaran moral dalam hidup untuk mendidik generasi penerus bangsa. Pemilihan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua kalangan dengan menggunakan bahasa Indonesia sehingga mudah untuk dipahami. Dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia tersebut terdapat nilai moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.

Dari uraian di atas, penulis memilih judul skripsi “Nilai Moral Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia dan Skenario Pembelajarannya di SMA”.

Dengan penelitian ini, diharapkan nilai-nilai moral yang ada dalam novel tersebut dapat diterapkan kepada siswa SMA, yakni melalui pembelajaran apresiasi sastra dengan silabus pembelajaran kelas XI semester 1, yaitu (1) Standar Kompetensi 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan; (2) Kompetensi Dasar 7.1 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia (terjemahan). Penulis berharap kajian ini dapat digunakan sebagai salah satu usaha perbaikan terhadap moral yang terjadi pada masyarakat sekarang ini.

(19)

B. Penegasan Istilah

Dalam penelitian ini penulis mengkaji “Nilai Moral Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia dan Skenario Pembelajarannya di SMA”. Berkaitan dengan judul tersebut, penulis akan menjelaskan istilah-istilah sebagai batasannya dengan hal-hal yang akan dibahas agar mendapatkan gambaran yang jelas.

1. Nilai moral yaitu menyangkut nilai baik buruk yang diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Moral dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro, 2013: 323).

2. Secara etimologis, kata “novel” berasal dari “novellus” yang berarti baru.

jadi, sebenarnya memang novel adalah bentuk karya sastra cerita fiksi yang paling baru. Novel memiliki ciri, yaitu bahwa pelaku utamanya mengalami nasib perubahan hidup (Waluyo, 2011: 5-6).

3. Jilbab In love merupakan judul novel karya Asma Nadia yang diterbitkan oleh penerbit AsmaNadia Publishing House pada tahun 2014.

4. Skenario pembelajaran adalah rencana dalam melakukan proses, cara, perbuatan untuk memperoleh kepandaian atau ilmu sebelum melakukan

(20)

proses belajar mengajar yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2014: 57).

5. SMA adalah jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Jadi, judul skripsi “ Nilai Moral Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia dan Skenario Pembelajarannya di SMA” adalah meneliti unsur intrinsik dan nilai moral yang terdapat dalam novel Jilbab in Love karya Asma Nadia dan pembelajarannya di SMA.

C. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian novel Jilbab In love dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1. Banyak karya sastra sekarang ini yang mengandung norma dan nilai moral yang memerlukan kajian yang mendalam untuk dapat dimanfaatkan oleh pembaca.

2. Pada era modern saat ini, akhlak dan moral masyarakat yang semakin pudar menyebabkan kurangnya pemahaman mengenai etika dan moral dalam bermasyarakat.

3. Pada novel untuk dapat mengetahui isi cerita harus menganalisis unsur pembentuknya yaitu tema, tokoh, setting, alur, dan sudut pandang.

4. Novel Jilbab In Love sangat menarik untuk diteliti karena menggunakan pemilihan bahasa yang mudah dipahami.

5. Nilai moral yang dapat dikaji dalam cerita novel Jilbab in Love meliputi hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain atau

(21)

lingkungan sekitar dan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Teori tersebut memudahkan peneliti dalam mengetahui nilai moral yang terkandung dalam cerita tersebut.

6. Novel Jilbab In Love terdapat banyak ajaran nilai moral yang dapat diambil sebagai salah satu perbaikan moral pada generasi muda saat ini.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas, masalah yang umum dalam penelitian ini terfokus pada masalah sebagai berikut ini.

1. Bagaimanakah unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Jilbab In Love karya Asma nadia?

2. Bagaimanakah nilai moral yang terdapat dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia?

3. Bagaimanakah skenario pembelajaran novel Jilbab In Love karya Asma Nadia di SMA?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. unsur instrinsik sastra novel Jilbab In Love karya Asma Nadia;

2. nilai moral dalam novel Jilbab in Love karya Asma Nadia;

3. skenario pembelajaran novel Jilbab In Love karya Asma Nadia di SMA.

(22)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dengan judul “Nilai Moral Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia dan Skenario Pembelajarannya di SMA” dapat ditinjau dari dua segi yaitu, teoretis dan praktis. Paparan mengenai manfaat tersebut adalah sebagai berikut.

1. Segi Teoretis

Dari segi teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu sastra, seperti teori struktural dan aspek nilai moral.

Menambah khasanah pengetahuan karya sastra, dan masukan yang digunakan sebagai acuan memahami makna karya sastra dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia.

2. Segi Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi siswa, guru, instansi sekolah, dan peneliti lain. Di bawah ini dijelaskan manfaat praktis bagi pihak-pihak tersebut.

a. Manfaat bagi Siswa

Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan minat siswa terhadap karya sastra serta menambah wawasan mengenai nilai-nilai moral dalam novel Jilbab In Love.

Dengan wawasan ini, siswa diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

b. Manfaat bagi Guru

(23)

Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMA.

c. Manfaat bagi Instansi Sekolah

Bagi instansi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan novel-novel masa kini yang syarat akan nilai moral yang relevan di perpustakaan sekolah.

d. Manfaat bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi para peneliti yang berminat menganalisis karya sastra, khususnya penelitian tentang kajian nilai moral.

G. Sistematika Skripsi

Hasil penelitian ini terdiri dari lima bab. Pada halaman awal berisi halaman judul, pengesahan, moto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan abstrak.

Bab I, berisi pendahuluan sebagai awal pembahasan. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan permasalahan, rumusan masalah tujuan dan manfaat pene- litian, serta sistematika skripsi.

(24)

Bab II, berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis yang memuat landasan penelitian sebelum melakukan penelitian. Teori ini dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pembahasan data hasil penelitian.

Bab III, berisi metodologi penelitian. Metodologi penelitian meliputi sumber data, objek penelitian, fokus penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data.

Bab IV, berisi penyajian data dan pembahasan data hasil penelitian.

Dalam bab ini penulis menguraikan data penelitian yang diambil dari novel Jilbab In Love karya Asma Nadia berupa kutipan-kutipan langsung dan subbab pembahasan data yang membahas unsur intrinsik dan nilai moral novel tersebut serta skenario pembelajarannya di SMA.

Bab V, berisi penutup. Penutup terdiri atas simpulan dan saran yang relevan dengan penelitian tersebut, kemudian sebagai acuan penelitian, penulis melampirkan sinopsis novel Jilbab In Love karya Asma Nadia beserta biografi pengarang dan daftar pustaka.

(25)

1 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Pada bab ini akan dibahas tentang tinjauan pustaka dan kajian teoretis.

Di bawah ini penulis menyajikan uraian masing-masing dari pokok pembahasan tersebut.

H. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali terhadap pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, dengan tinjauan pustaka, seorang peneliti dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian sebelumnya.

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, di antaranya Ulfalilah (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura dan Alternatif Pembelajaran di SMA”, Valma (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Nilai Moral dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata sebagai Bahan Pembelajarannya di Kelas XI SMA”.

1. Ulfalilah (2012)

Ulfalilah (2012) telah melakukan penelitian “Nilai Moral dalam Novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura dan Alternatif Pembelajaran di SMA”. Hasil data tersebut, Ulfalilah menyimpulkan bahwa aspek moral yang ada dalam novel Air Mata Surga meliputi kesopanan, kebaktian, kejujuran dan

12

(26)

kerendahatian. Keseluruhan unsur nilai tersebut berkaitan dan membentuk satu kesatuan cerita yang padu.

Persamaan penelitian Ulfalilah dengan penulis adalah sama-sama meneliti mengenai nilai-nilai moral yang terkandung dalam novel. Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dan Ulfalilah adalah objek penelitian. Objek yang diteliti oleh Ulfalilah adalah novel Air Mata Surga karya E. Rokajat Asura, sedangkan penulis menggunakan novel Jilbab in Love karya Asma Nadia.

2. Valma (2012)

Valma (2012) menulis penelitian berjudul “ Nilai Moral dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata sebagai Bahan Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Permasalahan yang disajikan dalam penelitian ini antara lain mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik pada novel yang meliputi tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang.

Penelitian yang dilakukan oleh Valma mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Kesamaannya, keduanya membahas nilai moral novel. Perbedaannya, Valma mendeskripsikan cara pengarang dalam menyampaikan wujud nilai moral dalam karya sastra, sedangkan penulis mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik pada novel yang meliputi tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang.

I. Kajian Teoretis

(27)

Teori yang digunakan sebagai acuan penelitian meliputi struktur karya sastra novel, nilai moral, nilai moral dalam karya sastra, dan novel sebagai skenario pembelajaran apresiasi sastra. Paparan mengenai teori tersebut adalah sebagai berikut.

1. Struktur Karya Sastra

Sebuah karya sastra baik cerpen, novel, naskah drama, dan cerita wayang terbentuk dari kesatuan unsur intrinsik pembentuknya. Hubungan antara tema cerita, alur cerita serta tokoh dan penokohan dalam cerita yang bersifat timbal balik, saling menentukan, dan saling melengkapi sehingga membentuk kesatuan yang utuh dalam sebuah karya sastra.

Terbentuknya karya sastra tidak lepas dari struktur pembangunnya.

Struktur karya sastra juga menyaran pada hubungan antara unsur (instrinsik) yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh.

Strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan kesastraan yang menekankan pada kajian antarpembangun yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2013: 36).

Banyak pakar dan teori yang membahas unsur-unsur pembangun prosa fiksi. Berikut ini diuraikan unsur-unsur pembangun prosa fiksi yang meliputi dari tema, alur, tokoh dan penokohan, latar dan pusat pengisahan.

Unsur-unsur tersebut yang membangun suatu karya sastra secara utuh.

a. Tema

(28)

Tema adalah ide sentral yang menjadi dasar ide cerita. Untuk menentukan tema dalam cerita biasanya dilakukan melalui pemahaman alur, penokohan, dan bahasa yang saling berhubungan dan mengisi.

Tema bisa berwujud satu fakta dari pengalaman kemanusiaan yang digambarkan atau dieksplorasi oleh cerita seperti keberanian, ilusi, dan masa tua. Bahkan, tema juga dapaSelanjutnyat berupa gambaran kepribadian salah satu tokoh (Stanton, 2012: 8).

Selanjutnya, Nurgiyantoro (2013: 70) menjelaskan bahwa tema sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum dalam sebuah karya sastra.

Gagasan utama dari suatu cerita biasanya berisi pandangan atau perasaan tertentu mengenai kehidupan.

Dari paparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa tema merupakan dasar yang sangat penting untuk mendasari seluruh cerita.

Suatu cerita yang tidak memiliki gagasan dasar menjadi tidak berguna dan tidak memiliki sebuah makna.

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah karya naratif. Abrams menjelaskan bahwa tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2013: 173). Jadi, tokoh diartikan sebagai orang-orang yang ditampilkan dalam sebuah cerita naratif atau drama yang ditafsirkan terhadap sikap, watak, dan kualitas pribadi seorang tokoh yang sangat mendasarkan diri pada apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan.

(29)

Bertumpu pada pengertian di atas, Nurgiyantoro (2013: 176) menambahkan bahwa tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis penamaan, yaitu:

1) Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh yang menjadi pusat pengisahan dalam suatu cerita, yaitu tokoh yang paling banyak berhubungan dengan persoalan yang dibicarakan dan paling banyak berhubungan dengan tokoh lain. Bahkan pada novel-novel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita.

2) Tokoh Tambahan

Tokoh tambahan adalah tokoh figuran yaitu tokoh yang kehadirannya sebagai pelengkap dalam sebuah cerita, tidak dipentingkan, dan kehadirannya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung.

Penokohan adalah penciptaan citra tokoh di dalam karya sastra. Pengarang yang dapat menciptakan tokoh-tokoh fiktif secara meyakinkan akan membuat pembaca seolah-olah berhadapan dengan tokoh yang sebenarnya, sedang yang dimaksud dengan tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa di dalam cerita. Tokoh

(30)

pada umumnya, berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan.

Berdasarkan pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa tokoh dan penokohan merupakan unsur pembangun utama di mana tokoh atau penokohan adalah karakter seseorang di dalam cerita yang menggambarkan sifat seseorang tersebut. Tokoh merupakan pelaku cerita yang memperagakan dan menyampaikan pesan cerita secara langsung dan penokohan adalah gambaran dari sifat tokoh itu sendiri.

c. Alur/Plot

Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam cerita yang menjalin hubungan sebab-akibat yang membentuk suatu kesatuan di dalam sebuah cerita. Aminuddin (2013: 83), mendefinisikan alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dilahirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Sedangkan Waluyo (2008: 146), berpendapat bahwa alur adalah peristiwa yang dialami tokoh dan disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah cerita, tetapi tidak berarti semua kejadian dalam hidup tokoh ditampilkan secara lengkap.

Selanjutnya, Tasrif membedakan tahapan plot menjadi lima bagian, yaitu:

1) Tahap situation (tahap penyituasian)

(31)

Tahap ini berisi pelukisan dan pengenalan situasi (latar) dan tokoh- tokoh cerita.

2) Tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik) Tahap ini berisi masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik.

3) Tahap ricing action (tahap peningkatan konflik)

Tahap ini berisi konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang.

4) Tahap climax (tahap klimak)

Tahap ini berisi konflik atau pertentangan yang terjadi pada tokoh- tokoh cerita mencapai titik puncak.

5) Tahap denouement (tahap penyelesaian)

Tahap ini berisi penyelesaian dari konflik yang sedang terjadi (Nurgiyantoro, 2013: 149-150).

Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa alur atau plot adalah serangkaian peristiwa pada sebuah cerita dari awal hingga akhir yang memiliki tahapan-tahapan atau urutan kejadian, dan peristiwa dalam cerita harus terjalin dengan baik, serta memiliki hubungan sebab-akibat untuk dapat membentuk suatu cerita. Alur merupakan bagian yang penting dan sangat mempengaruhi kualitas sebuah cerita fiksi atau karya sastra, karena ketika sebuah karya sastra menggunakan alur yang jelas, maka akan mempermudah pembaca dan penikmat karya sastra dalam memahami sebuah karya sastra.

(32)

d. Latar/ Setting

Latar atau setting dalam sebuah cerita adalah hal-hal yang berhubungan dengan tempat, waktu, kondisi, lingkungan serta suasana terjadinya peristiwa di dalam sebuah cerita. Stanton (2012: 35), mengemukakan latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa- peristiwa yang sedang berlangsung. Sedangkan Aminuddin (2013: 67), berpendapat bahwa setting adalah latar peristiwa baik berupa tempat, maupun waktu dalam karya fiksi.

Selanjutnya, Nurgiyantoro (2013: 216) menyatakan latar adalah lingkungan atau tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu:

(1) latar tempat, Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

(2) latar waktu, Latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

(3) latar sosial, latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap.

(33)

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa latar merupakan landasan tumpu yang menyaran kepada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa- peristiwa dalam sebuah cerita. Latar atau setting pada dasarnya merupakan tempat atau suatu permasalahan yang berbeda namun saling memiliki keterkaitan.

e. Pusat Pengisahan

Pusat pengisahan sebenarnya menyangkut posisi seorang pengarang dalam sebuah karya sastra. Pusat pengisahan memiliki kesamaan arti dengan sudut pandang. Nurgiyantoro (2013: 246), menjelaskan bahwa sudut pandang dalam sebuah karya fiksi adalah menunjuk pada siapa yang menceritakan atau dari posisi mana peristiwa dan tindakan dilihat. Jadi, pengarang dalam hal ini bebas menempatkan posisinya di dalam sebuah cerita, baik di dalam penceritaan maupun di luar penceritaan. Aminuddin (2013: 91), memaknai sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya.

Waluyo (2008: 37), menggolongkan beberapa jenis sudut pandang atau pusat pengisahan:

1) pengarang sebagai orang pertama dan menyatakan pelakunya sebagai “aku” dan disebut teknik akuan;

(34)

2) pengarang sebagai orang ketiga dan menyebut pelaku utama sebagai “dia” dan disebut sebagai teknik diaan;

3) teknik yang disebut omniscient narratif atau pengarang serba tahu yang menceritakan segalanya atau memasuki berbagai peran secara bebas, pengarang tidak memfokuskan kepada satu tokoh cerita di dalam bercerita, tetapi semua tokoh mendapatkan penonjolan.

Jadi, pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pusat pengisahan atau sudut pandang merupakan bentuk penempatan posisi pengarang dalam sebuah karya fiksi. Pada dasarnya posisi pengarang terhadap cerita dibagi menjadi dua yaitu pencerita ikut bermain dan pencerita tidak ikut bermain atau dengan kata lain termasuk sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga atau sudut pandang campuran. Oleh sebab itu, seorang pengarang cerita fiksi harus pintar memperhitungkan kehadiran dan bentuk sudut pandang karena pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita.

2. Nilai Moral

a. Pengertian Nilai

Di dalam Dictionary of Soscology and Relation Sciences dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercaya yang terkandung dalam suatu benda untuk memuaskan manusia (Darmadi, 2009: 67). Darmadi (2009: 67), menjelaskan bahwa menilai berarti

(35)

menimbang, suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lain, kemudian diambil keputusan. Berdasarkan pendapat di atas, apabila seseorang melakukan suatu perbuatan, maka akan merasa puas apabila perbuatannya itu berdasarkan atas suatu pilihan nilai yang diyakini kebenaran, kebaikan, dan kemanfaatannya;

baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Nilai di samping berfungsi sebagai landasan perbuatan, juga berfungsi sebagai pengarah dan pendorong seseorang dalam melakukan perbuatan. Dengan demikian nilai tersebut dapat menimbulkan tekad bagi yang bersangkutan untuk diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari.

Notonagoro menyebutkan bahwa nilai dapat dibagi menjadi:

1) nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia;

2) nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan kegiatan;

3) nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan rohani manusia, nilai kerohanian dibagi menjadi empat macam yaitu: (1) nilai kesabaran: bersumber dari akal (rasio, budi, cipta) manusia, (2) nilai keindahan atau estetis: bersumber pada perasaan manusia, (3) nilai kebaikan atau nilai moral: bersumberdari unsur kehendak manusia, (4) nilai religius: bersumber dari kepercayaan atau keyakinan manusia (Darmadi, 2009: 69).

(36)

Dari beberapa pengertian nilai di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah hakikat suatu hal yang berkaitan dengan kebaikan dan menjadi landasan hidup bermasyarakat. Perlu digaris bawahi juga nilai merupakan suatu hal yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Nilai berkaitan erat dengan kebaikan dan menunjuk pada sikap orang terhadap sesuatu hal yang baik. Nilai-nilai yang baik dan berguna itu pantas untuk didapatkan oleh setiap orang untuk membimbing dan membina manusia supaya menjadi lebih luhur dalam berperilaku dan bersikap di segala aspek kehidupan.

b. Pengertian Moral

Moral dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Kenny menyatakan bahwa moral dalam cerita dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil atau ditafsirkan lewat cerita, sehingga pembaca bisa mengambil nilai moral yang terkandung di dalamnya (Nurgiyantoro, 2013: 321).

Zuriah (2009: 17), menyebutkan moralitas mengandung beberapa pengertian antara lain; (a) adat istiadat, (b) sopan santun, dan (c) perilaku. Namun, pengertian budi pekerti secara hakiki adalah perilaku.

Moralitas diartikan sebagai sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriyah (Budiningsih, 2008: 24-25). Moralitas terjadi

(37)

apabila orang mengambil sikap yang baik karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan karena ia mencari keuntungan. Jadi, moralitas adalah sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih.

Berdasarkan pengertian moral yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa moral adalah seluruh tatanan atau ukuran yang mengatur tingkah laku, perbuatan dan kebiasaan manusia yang dianggap baik dan buruk oleh masyarakat yang bersangkutan.

3. Nilai Moral dalam Karya Sastra

Karya sastra pada hakikatnya merupakan media komunikasi pengarang dalam menyampaikan pendapat, pandangan, dan penilaiannya terhadap sesuatu kepada pembaca. Nilai moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, dan hal itulah yang ingin disampaikannya kepada pembaca. Pengertian moral dalam karya sastra itu sendiri tidak berbeda dengan moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik buruk yang diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Nilai Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya sastra, makna yang disaratkan lewat cerita (Nurgiyantoro, 2013: 320).

(38)

Karya fiksi mengandung dan menawarkan nilai-nilai moral kepada pembaca. Nurgiyantoro (2013: 323-324), menyebutkan bahwa wujud pesan moral dalam karya sastra dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Persoalan hubungan manusia dengan dirinya sendiri

Persoalan hidup dengan dirinya sendiri dapat bermacam- macam jenis dan tingkat intensitasnya seperti mandiri, rasa percaya diri, takut, rindu, dendam, kesepian, kasih sayang, sikap bijak, pantang menyerah dan berpendirian.

b. Hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan alam dalam lingkup sosial

Masalah-masalah yang hubungannya dengan sesama manusia itu antara lain dapat berwujud persahabatan, keakraban, sikap tolong- menolong, memuji (menyanjung), memberi semangat, menasihati, dan sikap kekeluargaan.

Manusia hidup di dunia ini menempati alam. Itulah sebabnya manusia tidak bisa dilepaskan dari alam. Alam merupakan sumber inspirasi dan sekaligus sumber gairah hidup yang tidak akan habis- habisnya untuk digali. Oleh karena itu, hubungan manusia dengan alam sekitar adalah harus menjaga kelestarian alam.

c. Hubungan manusia dengan Tuhan

Perwujudan hubungan manusia dengan Tuhannya seorang yang religius atau beragama adalah orang yang mencoba memahami dan

(39)

menghayati hidup bahwa kehidupan ini tidak lebih dari sekadar lahiriyah saja, tetapi juga mementingkan kebutuhan rohaninya.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menemukan moral yang terdapat dalam karya sastra bukanlah hal yang mudah, karena untuk memahami harusnya diperlukan analisis terhadap karya sastra. Dengan menggunakan analisis dapat ditemukan nilai-nilai yang terdapat pada sebuah karya sastra, sehingga dengan nilai-nilai moral yang terkandung dalam karya sastra serta pesan moral yang disampaikan membawa dampak dan perubahan yang baik pada pembaca.

J. Skenario Pembelajaran Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia di SMA

1. Teori Pembelajaran Sastra

Kehadiran novel sebagai salah satu sastra sangat dimungkinkan untuk diajarkan di sekolah (SMA). Salah satu kelebihan novel sebagai bahan pembelajaran sastra adalah cukup memudahkan karya sastra tersebut dinikmati sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing dalam memahami cerita secara perorangan. Namun, tingkat kemampuan tiap-tiap individu tidak sama. Hal ini dapat menimbulkan masalah di kelas.

Disatu pihak guru harus berusaha meningkatkan kemampuan membaca para siswanya yang masih rendah, dipihak lain guru tidak ingin kemampuan membaca siswanya terhalang (Rahmanto, 1988: 66).

(40)

Berkaitan dengan hal tersebut, silabus pembelajaran sastra kelas XI semester 1 yang sesuai dengan judul “Nilai Moral Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia dan Skenario pembelajarannya di SMA”, yaitu: (1) Standar Kompetensi 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/

novel terjemahan; (2) Kompetensi Dasar 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia terjemahan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sastra adalah suatu aktivitas atau proses belajar untuk memahami masalah- masalah dunia nyata melalui sebuah karya sastra novel di lingkungan belajar. Dalam pengajaran sastra, keterampilan yang dikembangkan adalah keterampilan yang bersifat indra, yang bersifat penalaran, yang bersifat efektif, yang bersifat sosial dan yang bersifat religius. Oleh karena itu, dapat ditegaskan pengajaran yang dilakukan dengan benar dapat menyediakan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sehingga pengajaran sastra tersebut dapat mendekati arah dan tujuan pengajaran dalam arti yang sesungguhnya.

2. Tujuan Pembelajaran Sastra

Kondisi pembelajaran apresiasi sastra di sekolah-sekolah masih sangat rendah. Hal itu disebabkan karena para siswa tidak diajak untuk mengapresiasi teks-teks yang sesungguhnya, tetapi sekedar menghafalkan nama-nama sastrawan dan hasil karyanya. Pembelajaran sastra haruslah diarahkan agar peserta didik memeroleh sesuatu, sesuatu yang bernilai lebih dibanding bacaan-bacaan lain yang bukan bacaan kesastraan. Sesuatu

(41)

tersebut bermacam-macam jenisnya, yang jika dipilih menurut Saryono dapat berupa pengalaman, pengetahuan, kesadaran, dan hiburan (Nurgiyantoro, 2013: 452).

Dalam pembelajaran apresiasi sastra, peserta didik secara kritis dibimbing untuk membaca dan memahami, mengenali berbagai unsur yang khas, menunjukkan kaitan di antara berbagai unsur, menunjukkan keindahan, menunjukkan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang dapat diperoleh, dan lain-lain yang semuanya tercakup dalam wadah apresiasi. Dengan demikian, tujuan pembelajaran sastra peserta didik akan lebih bermakna dari sekadar pengetahuan tentang sastra.

3. Pemilihan Bahan Pembelajaran Sastra

Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa. Masalah bahan ajar merupakan masalah yang sering dihadapi guru ketika memilih atau menentukan materi, karena dalam kurikulum (silabus) hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Pada dasarnya dalam memilih bahan pembelajaran, penentuan jenis dan kandungan materi sepenuhnya terletak di tangan guru.

Dalam kurikulum pembelajaran prosa fiksi (novel) termasuk standar kompetensi yang harus diajarkan oleh guru dalam materi pembelajaran sastra. Agar dapat memilih bahan pengajaran yang tepat,

(42)

beberapa aspek perlu dipertimbangkan yaitu: pertama dari sudut bahasa, kedua dari sudut psikologi, ketiga dari sudut latar belakang (Rahmanto, 1988: 27-31).

a. Segi Bahasa

Penugasan siswa terhadap bahasa sebenarnya mengalami berbagai tahap pertumbuhan dan perkembangan. Sementara itu, dalam karya sastra mengalami perkembangan zaman yang meliputi aspek kebahasaan.

b. Segi Psikologis

pemilihan bahan pembelajaran sastra hendaknya juga mempertimbangkan aspek psikologis siswa karena hal ini sangat berpengaruh terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal. Perkembangan psikologis sangat berpengaruh terhadap daya ingat, kemampuan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang dihadapi.

c. Segi Latar Belakang

bahan pengajaran dipilih berdasar latar belakang siswa. Hal tersebut dimaksud agar masalah-masalah yang terdapat di dalam karya sastra itu mendekati dengan apa yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

4. Metode Pembelajaran Sastra

(43)

Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sastra disesuaikan dengan mata pelajaran dan juga yang lebih banyak memberikan peluang bagi peserta didik untuk selalu aktif dan juga kreatif.

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran sastra dan fungsi novel oleh guru adalah Two-Stay-Two-Stray.

Two-Stay-Two-Stray (TS-TS) merupakan metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua ting- katan usia peserta didik. Metode Two-Stay-Two-Stray (TS-TS) merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, saling membantu satu sama lain untuk berprestasi (Huda, 2013: 207).

Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Two-Stay-Two-Stray (TS-TS) adalah sebagai berikut;

1) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. Kelompok yang telah terbentuk merupakan kelompok heterogen, misalnya satu kelompok terdiri dari satu siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuan sedang, dan satu siswa berkemampuan rendah. Hal ini dilakukan karena pembelajaran koperatif tipe TS-TS bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling mendukung;

(44)

2) siswa bekerjasama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang.

Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam berpikir;

3) setelah selesai dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain;

4) dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain;

5) tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya sendiri untuk melakukan temuan mereka dari kelompok lain;

6) kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka;

7) masing masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas.

5. Sumber Belajar

Di dalam proses belajar, guru hendaknya dapat memilih materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sumber atau alat bantu belajar merupakan alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar lebih efisien dan efektif.

6. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu komponen penting dalam pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan setiap kompetensi dasar telah selesai diajarkan. Evaluai dalam pembelajaran sastra merupakan pengukuran

(45)

ketercapaian hasil pembelajaran. Evaluasi dalam kelas berfungsi untuk menentukan hasil-hasil urutan dalam pembelajaran.

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan sumber data, objek penelitian, fokus penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik penyajian hasil analisis. Di bawah ini akan disajikan uraian masing-masing pokok pembahasan tersebut.

(46)

A. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2010: 172). Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Jilbab In Love karya Asma Nadia.

Data yang peneliti sajikan berupa dialog, kutipan langsung, dan tidak langsung dari objek penelitian yaitu novel Jilbab In Love karya Asma Nadia, serta buku-buku mengenai sastra yang menyangkut dengan isi penelitian.

B. Objek Penelitian

Objek adalah hal yang menjadi titik perhatian penelitian (Arikunto, 2010: 99). Objek penelitian ini adalah struktur (unsur intrinsik) dan nilai moral tokoh-tokoh dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia serta skenario novel tersebut dijadikan sebagai bahan ajar apresiasi sastra di SMA.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pusat dari objek penelitian. Penelitian ini difokuskan pada nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia. Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada

32

(47)

skenario novel tersebut dijadikan sebagai bahan ajar apresiasi sastra di SMA.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah, hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002: 136).

Sugiyono (2010: 305) berpendapat bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Posisi peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Selain itu, instrumen kartu data juga dipakai untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data.

Instrumen penelitian ini adalah penulis dengan menggunakan nota catatan novel Jilbab in love karya Asma Nadia. Dalam hal ini penulis merujuk pada seperangkat teori mengenai pendidikan moral dalam karya sastra. Instrumen inilah yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan selanjutnya dicatat dalam kartu pencatat data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

(48)

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010: 308).

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan teknik catat (Sudaryanto, 2015: 205-206). Teknik ini melalui beberapa langkah di bawah ini:

a. membaca keseluruhan novel secara intensif dan berulang;

b. menandai teks novel yang menunjukkan struktur dan sikap atau perilaku tokoh yang mengandung nilai moral dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia;

c. mencatat data yang ditemukan ke dalam kartu data;

d. mengelompokkan data berdasarkan kategori yang telah ditentukan, yakni kategori struktur (unsur-unsur intrinsik) novel dan jenis nilai moral, baik yang tersurat maupun yang tersirat pada data yang ditemukan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

(49)

pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010: 335).

Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian novel Jilbab In Love karya Asma Nadia menggunakan metode kualitatif dengan teknik “content analysis” atau analisis isi. Metode analisis konten (content analysis) atau analisis isi digunakan untuk menganalisis isi dari suatu wacana (misalnya karya sastra) (Mulyana, 2005: 82). Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tidak mengutamakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris.

Ismawati (2011: 88) menjelaskan langkah-langkah (content analysis) analisis isi adalah sebagai berikut:

1. memilih teks yang akan dianalisis;

2. perhatikan tujuan penelitian yang ingin dicapai;

3. mendeskripsikan isi secara objektif, sistematik, dan kuantitatif sehingga ditemukan karakteristik- karakteristik khusus;

4. membuat inferensi- inferensi.

Data yang terkumpul kemudian penulis analisis dengan menggunakan langkah- langkah sebagai berikut:

1. memilih novel Jilbab In Love karya Asma Nadia karena terdapat nilai moral yang perlu dianalisis;

(50)

2. menentukan analisis, yaitu berupa unsur intrinsik dan nilai moral yang terkandung dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia;

3. mendeskripsikan satuan data, yaitu dengan membuat deskripsi data menggunakan bahasa yang terkait dengan unsur intrinsik cerita, nilai moral yaitu nilai Moral hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, hubungan manusia dengan lingkungan alam, serta hubungan manusia dengan Tuhannya dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia;

4. membuat kesimpulan dari data yang sudah di analisis berdasarkan deskripsi data yang terkait dengan unsur intrinsik dan nilai moral dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia.

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode informal. Metode penyajian informal adalah suatu penyajian analisis dengan menggunakan kata-kata biasa tanpa menggunakan rumus atau simbol sehingga pembaca lebih memahami hasilnya karena uraian lebih terperinci, hasil analisis dipaparkan secara deskriptif verbal dengan kata-kata biasa tanpa lambang-lambang (Sudaryanto, 2015: 241).

Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini adalah nilai moral, dalam pembahasaan data akan dipaparkan hubungan manusia dengan diri

(51)

sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, hubungan manusia dengan lingkungan alam, serta hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

(52)

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

Di dalam bab ini disajikan dua hal paparan pokok, yakni (1) penyajian data, dan (2) pembahasan data merupakan hasil penelitian dari unsur intrinsik, nilai moral, dan sekenario pembelajaran di kelas XI SMA.

A. Penyajian Data

Dalam novel Jilbab in Love karya Asma Nadia yang akan penulis teliti ini antara lain: (1) unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang, (2) nilai moral yang meliputi persoalan hidup dan kehidupan manusia dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya, dan (3) sekenario pembelajaran sastra di kelas XI SMA.

Sebelum penulis membahas data penelitian tentang novel Jilbab in Love karya Asma Nadia melalui kajian nilai moral sastra, terlebih dahulu penulis menyajikan data. Data-data dalam penyajian ini merupakan gambaran mengenai masalah-masalah yang akan penulis bahas dalam pembahasan data.

38

(53)

1. Unsur Intrinsik Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia

Unsur intrinsik yang penulis analisis dalam novel Jilbab in Love karya Asma Nadia antara lain: meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang. Data mengenai analisis unsur intrinsik tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1

Unsur Intrinsik Novel Jilbab in Love karya Asma Nadia No Unsur Pembentuk Karya Sastra Penyajian Data

1 Tema

a. Masalah Remaja 61, 144

b. Masalah Persahabatan 151, 155, 172 2 Tokoh

a. Tokoh Utama: Aisyah Putri 46, 47, 172, 54, 54 b. Tokoh Tambahan

a) Vincent 9, 157

b) Harap 46, 10, 37, 240

c) Hamka 129, 165

d) Idwar 129, 45

e) Mama 42, 233

f) Linda 55, 54

g) Elisa 61, 65

h) Icha 51, 115

i) Encun Campbell 35, 46

j) Eki 111, 112

k) Anton 237, 185

l) Mimi dan Ayu 143, 174

m) Pinoy 145, 132

n) Don 141, 211-212

3 Alur

a. Tahap Penyituasian 46, 118, 218 b. Tahap Pemunculan Konflik 61, 219 c. Tahap Peningkatan Konflik 69, 151, 222

d. Tahap Klimaks 112, 113, 172, 223, 225 e. Tahap Penyelesaian 114, 210-211, 212, 240 4 Latar

a. Latar Tempat 158, 35, 118, 223, 226, 239

b. Latar Waktu 78, 178, 75, 232, 235

(54)

c. Latar Sosial 72, 155, 46, 149, 218, 222, 225

5 Sudut Pandang 172

2. Nilai Moral Novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia

Nilai moral yang penulis analisis dalam Novel Jilbab in Love karya Asma Nadia adalah (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2) hubungan manusia dengan manusia, (3) hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (4) hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Data mengenai analisis nilai moral novel tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2

Nilai Moral Novel Jilbab in Love karya Asma Nadia

No Nilai Moral Penyajian Data

1 Hubungan manusia dengan Tuhan

a. Berdoa 137, 241

b. Salat 155, 67

c. Bersyukur 149, 131

2 Hubungan manusia dengan manusia

a. Keakraban 78, 55

b. Memberi semangat 128, 239-240

c. Sikap tolong menolong 54, 47 d. Memuji (menyanjung orang lain) 141, 160

e. Menasehati 114, 129, 137

3 Hubungan manusia dengan alam sekitar

a. Memuji keindahan alam 189, 49 4 Hubungan manusia dengan dirinya

sendiri

a. Mandiri 155, 131

b. Kasih Sayang 219, 161

c. Sikap bijak 114, 216

(55)

3. Skenario Pembelajaran Novel Analisis Jilbab In Love Karya Asma Nadia

Skenario pembelajaran di dalam novel Jilbab in Love karya Asma Nadia di kelas XI SMA berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut disajikan gambaran mengenai skenario pembelajaran analisis nilai moral tersebut.

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi dalam pembelajaran sastra khususnya novel Jilbab in Love karya Asma Nadia adalah 7. (membaca) memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel terjemahan.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar pembelajaran sastra khususnya novel Jilbab In Love Karya Asma Nadia adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik (tema, tokoh, dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang) dan unsur ekstrinsik (nilai moral) novel Jilbab in Love karya Asma Nadia.

c. Indikator

Indikator yang dikembangkan dari kompetensi dasar dalam sastra khususnya novel Jilbab In Love karya Asma Nadia adalah sebagai berikut:

1) menganalisis unsur intrinsik dalam Novel Jilbab in Love karya Asma Nadia;

(56)

2) menganalisis nilai moral dalam Novel Jilbab in Love karya Asma Nadia.

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pokok yang harus dicapai dalam pembelajaran novel Jilbab In Love karya Asma Nadia adalah sebagai berikut:

1) siswa dapat menjelaskan unsur intrinsik dalam Novel Jilbab in Love karya Asma Nadia;

2) siswa dapat menjelaskan nilai moral dalam Novel Jilbab in Love karya Asma Nadia.

e. Materi Pembelajaran

Materi dalam pembelajaran nilai moral sastra novel Jilbab In Love karya Asma Nadia disesuaikan dengan indikator yang terdapat dalam RPP. Berikut disajikan materi yang digunakan dalam pembelajaran sastra tersebut.

1) Novel Jilbab in Love karya Asma Nadia 2) Unsur intrinsik

3) Nilai moral

f. Metode Pembelajaran

Metode merupakan cara yang digunakan seorang guru dalam menyampaikan pelajaran untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Seorang guru dapat memilih metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan menyesuaikan materi

(57)

pelajaran dan keadaan siswa. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran sastra di sekolah yaitu ceramah, diskudi, dan lainnya.

g. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sastra disesuaikan dengan mata pelajaran dan juga yang lebih banyak memberikan peluang bagi peserta didik untuk selalu aktif dan juga kreatif. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran sastra dan fungsi novel oleh guru adalah Two-Stay-Two-Stray.

h. Sumber belajar

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran sastra khususnya nilai moral novel adalah novel Jilbab In Love karya Asma Nadia, selain itu dilengkapi dengan buku referensi sastra, buku paket pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas XI SMA.

i. Alokasi Waktu

Waktu yang disediakan untuk pembelajaran sastra dapat diatur sesuai dengan keleluasaan dan kedalaman materi. Sesuai dengan alokasi waktu yang terdapat dalam RPP, yaitu dua kali pertemuan dengan sekali pertemuan waktunya 2 jam (2 x 45 menit).

j. Evaluasi

Evaluasi identik dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam menguasai materi. Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mencari data tentang penguasaan materi

(58)

peserta didik dalam setiap proses pembelajaran secara tertulis. Evaluasi dalam pembelajran sastra ini meliputi penilaian dalam aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan), dan afektif (sikap).

B. Pembahasan Data

Data yang disajikan dalam pembahasan data meliputi unsur intrinsik novel Jilbab In Love karya Asma Nadia, nilai moral novel tersebut, dan skenario pembelajaran novel Jilbab In Love karya Asma Nadia di kelas XI SMA. Berikut ini disajikan isi dari pembahasan data dalam penelitian.

1. Unsur Instrinsik Novel Jilbab in Love karya Asma Nadia

Dalam penelitian ini penulis menganalisis unsur intrinsik novel Jilbab in Love karya Asma Nadia yang meliputi (a) tema, (b) tokoh dan penokohan, (c) alur, (d) latar, dan (e) amanat. Kelima unsur intrinsik tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

a. Tema

Tema merupakan dasar yang sangat penting untuk mendasari seluruh cerita. Suatu cerita yang tidak memiliki gagasan dasar menjadi tidak berguna dan tidak memiliki sebuah makna. Sebelum menemukan tema terlebih dahulu diuraikan masalah-masalah yang ada dalam karya sastra tersebut. Masalah-masalah yang ada dalam novel Jilbab in Love karya Asma Nadia tersebut terdapat dua permasalahan, yaitu permasalahn Remaja dan permasalahan persahabatan. Berikut paparan mngenai masalah-masalah tersebut.

(59)

1) Permasalahan Remaja

Masalah remaja yang timbul dalam novel Jilbab in Love karya Asma Nadia yaitu ketika teman Aisyah menyukai lawan jenisnya. Saat itu Aisyah ditanya oleh temannya apakah pacaran itu boleh atau tidak.

Mereka sahabat dekat yang sedang membahas soal pacaran, Aisyah yang tidak begitu mendalami soal pacaran kebingungan dalam menjawab pertanyaan sahabat-sahabatnya itu. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.

“Tapi kalau dia baik, gimana... boleh, dong, pacaran?”

Wah, pusing juga Aisyah dihujani pertanyaan tentang ini.

Aisyah menyalahkan diri sendiri yang selama ini nggak coba mendalami soal pacaran. Kalau nggak, mesti dia bisa menjawab pertanyaan teman-temannya dengan baik”

(Jilbab In Love:61)

“Tapi kalau sampai pacaran kan dosa, Put?” suara Linda tak percaya.

“He eh!” Aisyah menjawab pendek.

“Lalu kenapa kau biarkan, Put?” kejar Retno. Gadis Jawa Batak itu tak mengerti.

“Ya... tapi yang namanya senang itu fitrah. Hak semua orang.”

Lho? Kok, si Aisyah jadi begitu.

“Nggak bisa kita larang-larang!” tandas Aisyah lagi”

(Jilbab In Love:114).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Aisyah kebingungan saat teman-temannya menanyakan soal pacaran. Aisyah menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mendalami soal pacaran. Namun, Aisyah mencoba menjawab pertanyaan teman-temannya kalau pacaran itu dosa tetapi perasaan suka terhadap orang lain itu merupakan fitrah setiap orang.

Referensi

Dokumen terkait

KONSEP DAN STRATEGI KEGIATAN Pada bagian sebelumnya telah diuraikan mengenai latar belakang kondisi Playgroup dan Taman Kanak-kanak Sepuluh Nopember yang menjadi mitra kegiatan

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel Indonsia berdasarkan buku Bahasa Indonesia

(3) RPP novel See You in Uzlifatul Jannah karya Feryanto Hadi indikator mampu menganalisi unsur intrinsik dan nilai moral novel; tujuan pembelajaran siswa dapat

Berpijak pada keinginan masyarakat Desa Sanggrahan itulah PPM Tematik bersama mahasiswa KKN Desa Sanggrahan menyatakan kesediannya untuk secara bersama-sama dengan masyarakat

Hasil estimasi OLS menunjukkan bahwa kedua ukuran human capital Investment, yaitu pengeluaran pemerintah untuk kesehatan dan pendidikan, memiliki pengaruh yang positif

Kenyataannya, aktivitas PIKRemaja yang bisa dikelola langsung dari, oleh dan untuk remaja memberikan sebuah nuansa yang berbeda, ketika remaja diberi pengetahuan yang

11) Dengan santun dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, siswa bertanya hal-hal yang berhubungan dengan konteks pembelajaran. 12) Dengan sikap

Jamur mikoriza juga ditemukan pada ekosistem hutan mangrove seperti penelitian yang dilakukan oleh Nursanti et al., (2012), yang mengidentifikasi jamur Mikoriza di