• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HUMAN CAPITAL INVESTMENT DAN FINANCIAL DEVELOPMENT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH HUMAN CAPITAL INVESTMENT DAN FINANCIAL DEVELOPMENT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HUMAN CAPITAL INVESTMENT DAN

FINANCIAL DEVELOPMENT TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh:

Andhara Jelita Saummantra

2012110072

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN

Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG

(2)

THE EFFECT OF HUMAN CAPITAL INVESTMENT

AND FINANCIAL DEVELOPMENT ON INDONESIA

ECONOMIC GROWTH

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete part of the requirements

for Bachelor’s Degree in Economics

By

Andhara Jelita Saummantra

2012110072

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY

FACULTY OF ECONOMICS

PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS

Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG

(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

Human Capital Investment dan financial development merupakan salah satu faktor penting dalam memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah human capital investment dan financial development memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1980 – 2015. Hasil estimasi OLS menunjukkan bahwa kedua ukuran human capital Investment, yaitu pengeluaran pemerintah untuk kesehatan dan pendidikan, memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan untuk ukuran financial development, hanya jumlah uang beredar yang memiliki pengaruh yang positif. Kredit di luar ekspektasi berpengaruh negatif dan stock traded tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kata kunci: human capital investment, financial development, pertumbuhan ekonomi, Indonesia.

(6)

vi

ABSTRACT

Human capital investment and financial development are some of the most important factors that affect economic growth. This study aims to determine the effect of human capital investment and financial development on Indonesian economic growth from 1980 to 2015. The OLS result shows that both measurements of human capital investment, which are government expenditure on health and education, have a positive impact on economic growth. Whereas in the case of financial development, only broad money supply that has a positive impact. Unexpectedly, Credit has a negative impact while stock traded has no impact on economic growth.

Keywords: human capital investment, financial development, economic growth, Indonesia.

(7)

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Human Capital Investment dan Financial

Development Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, informasi, dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.

Selama proses penyusunan dan penulisan skripsi, penulis mendapatkan bantuan, kritik, saran, dukungan, doa, serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung selama menempuh pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan Bandung, hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Tince Emalia dan Bapak Yache Hendari Natawidjaya selaku kedua orang tua penulis yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dukungan, nasihat, serta pengorbanan yang sangat tulus kepada penulis.

2. Andhika Pratama Ramadhan selaku kakak penulis yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, menghibur, serta doa agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Januarita Hendrani, Dra, MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih atas waktu, ilmu, tenaga, arahan, masukan, dan segala bentuk dukungan yang tulus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Ahmad Aswin Masudi, S.E., MSE. selaku dosen ko-pembimbing skripsi, terima kasih atas waktu, ilmu, tenaga, arahan, masukan, dan bantuan yang tulus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Bapak Ishak Soemantri, Drs., MSP. selaku dosen wali penulis, terima

kasih atas waktu, ilmu, arahan, dan dukungan yang telah diberikan setiap semesternya.

(8)

viii 6. Seluruh dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan lainnya yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis. Semoga semua ilmu yang telah penulis peroleh dapat bermanfaat bagi kehidupan penulis di masa yang akan datang.

7. Kahfi Giovanni Muhammad yang senantiasa membantu, menemani dengan sabar, menghibur, memberi semangat, dukungan, serta doa. 8. Para sahabat-sahabat penulis, Annisa Dewi Setiawati, Vania Fauziyyah,

Nurul Octaviani Rosadi, Febby Nuraini Pakpahan, Agya Fila, Nurul Anella, Claudya, Adi, Jyanka, Raissa, Faniar, Aldila, Alvina, dan Putri yang selalu memberikan semangat, doa, masukan, canda dan tawa. Teman seperjuangan 5 tahun yang saling membantu dan memberi dukungan, Gema, Atyasa, Vicky, dan Faishal. Keluarga EP 2012 yaitu Ije, Rendra, Ghassan, Karin, Thesa, Jessica, Monica, Pradana, Ferdi, Raka, Meddy, Bowo, Rawa, Ivan, Darry, Chris, Vito, Vincent, Swe, Jaya, Michael, Ardi. Keluarga EP 2010 Kanisya, Gerry, Dana, Pandu, Priansya, Keyne, Charvin, Adot, Geraldi. Keluarga EP 2011 Soraya, Kamila, Dwi Aprianti, Radit, Jojo, Fikry, Aji, Rizfa, Purwadi, Bagas, Agung. Keluarga EP 2013 Rania, Getha, Dania, Kaka, Dikcit, Hanandito, Faisal, Jodi, Faza, Nur, Icul, Aldwyn. Keluarga EP 2014 Rere, Henk, Bara, Kemal, Fikran, Radhi, Anas, Andrew, Miun, Opi, Rey, Mika, Naufal, Thania, Catra. Serta keluarga EP 2015 Redinal, Raisa, Iman, Farrel, Mathew. Terimakasih banyak atas kebersamaan, canda, tawa, pengalaman, drama, dukungan selama ini yang dapat menghiasi hari-hari penulis selama di perkuliahan.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang ikut memberikan bantuan selama menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada semua yang telah berjasa. Akhir kata, penulis ingin meminta maaf jika ada kekurangan dalam penulisan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Bandung, 7 Juli 2017

(9)

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v ABSTRACT ... vi PRAKATA ... vii DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kerangka Pemikiran ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik ... 12

2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Endogen ... 13

2.3 Teori Human Capital ... 14

2.4 Teori Financial Development ... 15

2.5 Keterkaitan Human Capital Investment terhadap Perekonomian ... 18

2.5.1 Pengeluaran Pemerintah untuk Kesehatan ... 18

2.5.2 Pengeluaran Pemerintah untuk Pendidikan ... 19

2.6 Keterkaitan Financial Development Terhadap Perekonomian ... 19

2.6.1 Jumlah Uang Beredar (JUB) ... 19

2.6.2 Penyaluran Kredit Swasta... 20

2.6.3 Stock Traded ... 22

2.7 Penelitian Terdahulu ... 23

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN ... 24

3.1 Metode Penelitian ... 24

3.2 Data dan Sumber Data ... 24

3.3 Model Penelitian ... 25

3.4 Objek Penelitian ... 26

3.4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Per Kapita ... 26

(10)

x

3.4.3 Pengeluaran Pemerintah untuk Sektor Kesehatan ... 28

3.4.4 Jumlah Uang Beredar (M2) ... 29

3.4.5 Kredit Domestik Untuk Sektor Swasta ... 30

3.4.6 Stock Traded (Total Value) ... 31

3.4.7 Gross Fixed Capital Formation ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Hasil Pengolahan Data ... 33

4.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 33

4.1.2 Hasil Estimasi ... 34

4.2 Pembahasan ... 36

BAB V PENUTUP ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 42

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 43

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. PDB Per Kapita di Negara Maju dan Negara Berkembang (US $) ... 2

Gambar 2. Persentase Nilai Saham yang Diperjualbelikan (Stock Traded) terhadap PDB di Negara Maju dan Negara Berkembang 2016 (%) ... 3

Gambar 3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Negara Maju dan Negara Berkembang 2016 ... 4

Gambar 4. Kerangka Pemikiran ... 8

Gambar 5. PDB per kapita Indonesia (Rp juta) ... 27

Gambar 6. Persentase Pengeluaran Pemerintah Untuk Sektor Pendidikan Terhadap PDB Indonesia (%) ... 28

Gambar 7. Persentase Pengeluaran Pemerintah Untuk Sektor Kesehatan Terhadap PDB Indonesia (%) ... 29

Gambar 8. Persentase Jumlah Uang Beredar Terhadap PDB ... 29

Gambar 9. Persentase Kredit Untuk Sektor Swasta Terhadap PDB ... 30

Gambar 10. Persentase Stock Traded Terhadap PDB Indonesia (%) ... 31

Gambar 11. Persentase Gross Fixed Capital Formation Terhadap PDB Indonesia (%) ... 32

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel dan Sumber Data ... 24

Tabel 2. Breusch-Godrey (LM) test ... 33

Tabel 3. Correlation Matrix ... 34

Tabel 4. Hasil Uji White ... 34

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, investasi pada bidang sumber daya manusia merupakan salah satu sumber utama untuk menghasilkan nilai dan kekayaan dalam bidang ekonomi. Oleh sebab itu, investasi pada sumber daya manusia memiliki peran penting dalam bidang ekonomi. Investasi dapat dilakukan bukan saja dalam bidang usaha (Levitan, Mangun, & Marshal, 1981) di mana prinsip investasi adalah mengorbankan konsumsi pada saat investasi dilakukan untuk memperoleh tingkat konsumsi yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Begitu juga dengan investasi yang dilakukan di bidang sumber daya manusia. Pada investasi sumber daya manusia, yang dikorbankan adalah sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi. Selain itu, pada investasi modal manusia yang diperoleh sebagai imbalan adalah tingkat penghasilan yang lebih tinggi sehingga mampu mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula. Investasi semacam ini dinamakan investasi human capital dan penerapannya dapat dilakukan dalam hal pendidikan, migrasi, atau perbaikan gizi serta kesehatan.

Modal memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi, termasuk di dalamnya modal fisik, modal manusia, dan modal alam. Pembentukan human

capital diartikan sebagai suatu proses peningkatan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan seluruh rakyat dalam suatu negara (Harbinson & Meyers, 1964). Manusia merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai suatu pembangunan. Selain sumber daya alam, modal dan teknologi, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor manusia. Semakin tinggi pendidikan atau pengetahuan manusia maka kemampuan manusia dalam menggunakan teknologi dan faktor-faktor produksi akan menjadi lebih efisien. Hal ini sangat penting mengingat kebutuhan manusia cenderung tidak terbatas sedangkan sumber daya yang dimiliki terbatas.

Di sisi lain, financial development memegang peranan yang sangat signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Financial

development menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil via akumulasi kapital dan

inovasi teknologi. Lebih tepatnya, sektor keuangan mampu memobilisasi tabungan, aliran modal, memberikan informasi mengenai investasi, pengelolaan risiko, dan

(14)

2 mempermudah pertukaran barang jasa. Sektor keuangan menyediakan para peminjam berbagai instrumen keuangan dengan kualitas tinggi dan risiko rendah. Hal ini akan menambah investasi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Financial development salah satunya dapat dilihat dari seberapa besar saham yang diperjualbelikan. Semakin besar saham yang diperjualbelikan dalam suatu negara menandakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana atau modal yang lebih besar. Hal ini mencerminkan tingginya tingkat financial

development dalam negara tersebut.

Pertumbuhan ekonomi biasanya dikaitkan dengan ketersediaan tenaga kerja, modal dan investasi. Ketersediaan modal maupun investasi secara langsung akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi serta barang atau jasa yang dihasilkan. Sektor keuangan juga memiliki peran yang sangat penting dalam membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini dapat dilakukan baik melalui peningkatan jumlah tabungan masyarakat, kuantitas akumulasi modal yang tersedia, maupun melalui perbaikan efisiensi penggunaan modal lewat pengembangan pasar keuangan domestik. Selain itu, sektor keuangan juga menyediakan berbagai instrumen keuangan dengan kualitas tinggi dan resiko rendah. Hal ini akan menambah investasi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi (Levine, 2004).

Gambar 1. PDB Per Kapita di Negara Maju dan Negara Berkembang (US $)

Sumber: Statistic Times, 2017 0.00 10,000.00 20,000.00 30,000.00 40,000.00 50,000.00 60,000.00

(15)

3 Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat bahwa PDB per kapita negara berkembang cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan negara maju. Negara maju di atas memiliki rata-rata PDB per kapita sebesar US$ 39.921, sedangkan negara berkembang di atas memiliki rata-rata PDB per kapita sebesar US$ 8.354. Besarnya PDB per kapita yang dimiliki setiap negara tersebut dapat dipengaruhi oleh besarnya tingkat IPM dan juga financial development yang ditunjukkan melalui nilai saham yang diperjualbelikan oleh negara tersebut. Hal ini sejalan dengan data yang dipaparkan pada gambar 2 dan gambar 3, bahwa IPM negara maju memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara berkembang. Selain itu, nilai saham yang diperjualbelikan oleh negara maju juga memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang. Dengan demikian besaran PDB per kapita sepertinya dapat dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut.

Gambar 2. Persentase Nilai Saham yang Diperjualbelikan (Stock Traded) terhadap PDB di Negara Maju dan Negara Berkembang 2016 (%)

Sumber: World Development Index (WDI), 2017

Pada gambar 2, persentase nilai saham yang diperjualbelikan terhadap PDB di negara berkembang rata-rata sebesar 43,032% dan di negara maju rata-rata sebesar 89,203%. Terlebih lagi nilai saham yang diperjualbelikan di Indonesia hanya sebesar 8,75% dari PDB sehingga Indonesia merupakan negara dengan persentase nilai saham yang diperjualbelikan terhadap PDB paling rendah jika dibandingkan dengan negara maju maupun negara berkembang di atas.

0 20 40 60 80 100 120 140 Negara Berkembang Negara Maju

(16)

4 Hubungan perkembangan sektor keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi telah menjadi fokus penelitian sejak dahulu. Pembangunan sektor keuangan memainkan peran penting dalam pembangunan khususnya di negara sedang berkembang. Sistem keuangan suatu negara akan mengalami keterbelakangan jika pasar uangnya masih mengalami distorsi. Sebagian kalangan ekonom menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh yang berarti dari perkembangan sektor keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, ada sebagian kalangan yang mengatakan bahwa peranan perkembangan sektor keuangan (financial

development) berpengaruh penting terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara

dan jika terhambat, maka akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara menunjukkan kemampuan masyarakat dalam memperoleh tambahan pendapatan pada waktu tertentu, yaitu dengan cara meningkatkan produktivitas kerja dan tambahan modal. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan lembaga-lembaga keuangan yang mampu memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan aset-aset keuangan.

Gambar 3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Negara Maju dan Negara Berkembang 2016

Sumber: United Nations Development Programme (UNDP), 2017

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam hal kualitas pembangunan manusia. Pada gambar 3, IPM di negara maju cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara berkembang. Di negara maju rata-rata IPM sebesar 0,91 sedangkan IPM di negara berkembang rata-rata sebesar 0,7348. Jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, Indonesia masih cukup tertinggal di mana IPM Indonesia hanya sebesar 0,689. Rendahnya IPM negara

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 Negara Berkembang Negara Maju

(17)

5 berkembang salah satunya disebabkan oleh rendahnya angka harapan hidup ketika lahir yang merupakan suatu perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk yang dilahirkan pada tahun tersebut (BPS, 2001). Semakin tinggi angka harapan hidup suatu masyarakat mengindikasikan tingginya derajat kesehatan masyarakat tersebut.

Seperti halnya angka harapan hidup sebagai indikator kesehatan, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah menggambarkan kualitas pendidikan suatu masyarakat. BPS (2001) mengemukakan bahwa rendahnya angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah dapat disebabkan oleh kurangnya fasilitas pendidikan serta biaya pendidikan yang mahal. Dengan demikian, IPM dapat mencerminkan kualitas hidup penduduk suatu negara dari segi kesehatan dan pendidikan. Semakin tinggi IPM suatu negara, maka penduduknya pun akan semakin sehat dan berpendidikan. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dalam kegiatan produksi sehingga semakin tinggi IPM diharapkan dapat meningkatkan perekonomian negara tersebut.

Pengeluaran pemerintah juga dapat memengaruhi nilai IPM suatu negara. IPM dibentuk berdasarkan indikator kesehatan dan pendidikan. Kesehatan dan pendidikan yang bermutu salah satunya harus ditunjang oleh sarana serta prasarana yang ada. Penyediaan sarana dan prasarana ini merupakan komponen yang telah dianggarkan dalam APBN. Pengeluaran pemerintah untuk kesehatan dapat diukur berdasarkan anggaran pengeluaran pemerintah untuk rumah sakit, layanan kesehatan dan sektor lainnya yang berkaitan dengan kesehatan. Kesehatan dalam investasi modal manusia dapat meningkatkan produktivitas seseorang. Semakin sehat seseorang, maka semakin tinggi tingkat produktivitas orang tersebut dan semakin banyak output yang diproduksi.

Sedangkan pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dapat diukur berdasarkan anggaran pemerintah untuk subsektor pendidikan, kebudayaan, olahraga, dan subsektor lainnya yang terkait dengan sektor pendidikan. Pendidikan sebagai investasi modal manusia dapat meningkatkan kemampuan berpikir tenaga kerja dan mempercepat adopsi teknologi serta metode produksi yang baru di mana

hal tersebut dapat menjadikan tenaga kerja lebih produktif. Kemajuan ekonomi yang dramatis yang dicapai Jepang, Taiwan dan negara Asia lainnya dalam dekade terakhir menggambarkan pentingnya modal manusia dalam pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi negara sedang berkembang. Walaupun minim akan sumber daya alam dan mendapat diskriminasi dari negara-negara barat, investasi di bidang

(18)

6 modal manusia yang tinggi menyebabkan negara-negara ini berhasil mencapai pertumbuhan yang sangat cepat sehingga dijuluki Asian Tigers (Becker, 1984).

Keunggulan dalam sumber daya manusia merupakan faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Negara-negara Asia Timur yang memiliki keunggulan sumber daya manusia tumbuh lebih cepat jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara yang kaya sumber daya alam. Negara-negara Asia Timur yang miskin sumberdaya alam telah berkembang dengan pesat dan menjadi negara terdepan di kawasan Asia karena investasi yang dilakukan dalam pendidikan dan kesehatan. Pendidikan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas. Semenjak tahun 1940-an, mulai disadari adanya hubungan pendidikan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Penelitian terdahulu berpendapat bahwa negara-negara dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.

Ekonom juga berpendapat bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah pada infrastruktur sosial, ekonomi dan fisik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebagai contoh, pengeluaran pemerintah untuk kesehatan dan pendidikan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja serta pertumbuhan output nasional. Demikian pula pengeluaran untuk infrastruktur seperti jalan, komunikasi, listrik, dan

public goods lainnya, dapat mengurangi biaya produksi namun dapat meningkatkan

investasi di sektor swasta serta profitabilitas perusahaan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi (Monday, 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, human capital dan financial

development dapat menjadi faktor penting pendorong pertumbuhan ekonomi,

khususnya di Indonesia. Telah banyak penelitian yang mengonfirmasi pengaruh positif human capital investment dan financial development secara terpisah terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, belum ada penelitian yang berusaha menganalisis pengaruh human capital investment dan financial development terhadap pertumbuhan ekonomi secara bersamaan di Indonesia. Oleh karena itu, hubungan kedua hal ini terhadap perekonomian Indonesia cukup menarik untuk diteliti lebih dalam.

(19)

7

Human capital investment dapat diukur melalui tingkat pengeluaran

pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan dalam sebuah negara. Sedangkan

financial development dapat diukur melalui tingkat penyaluran kredit, jumlah uang

beredar dan saham yang diperdagangkan (stock traded) dalam sebuah negara. Dengan demikian, masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Apakah human capital investment dan financial development dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

2. Variabel manakah yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah human capital investment dan

financial development memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Selain itu, untuk mengukur seberapa besar pengaruh human capital investment dan

financial development terhadap PDB di Indonesia serta melihat variabel mana yang

paling berpengaruh.

1.4 Kerangka Pemikiran

B

erdasarkan penelitian sebelumnya, didapatkan beberapa variabel yang dapat mengukur human capital investment dan financial development serta variabel kontrol yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:

(20)

8

Gambar 4. Kerangka Pemikiran

Investasi pemerintah di sektor pendidikan diharapkan dapat menghasilkan tenaga kerja yang lebih berkualitas dan produktif. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang akan memengaruhi sikap, cara bertindak, serta pola pikir dalam menghadapi suatu permasalahan khususnya dalam masalah pekerjaan. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih tanggap dalam mengatasi masalah yang dihadapi, lain halnya dengan seseorang yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja pada akhirnya akan menciptakan perbaikan ekonomi masyarakat. Dengan semakin produktifnya tenaga kerja, maka output yang dihasilkan pun bertambah. Hal ini diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi pemerintah di bidang pendidikan salah satunya meliputi sarana dan prasarana sekolah.

Pengaruh pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi umumnya dapat terjadi melalui beberapa cara. Antara lain misalnya perbaikan kesehatan penduduk yang akan meningkatkan partisipasi angkatan kerja. Investasi pemerintah di sektor kesehatan juga akan memberikan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih merata sehingga sumber daya manusia yang handal dan sehat diharapkan akan semakin bertambah. Meningkatnya taraf kesehatan akan mendorong peningkatan

Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan (+) PDB per kapita Jumlah uang beredar (M2) (+) Stock Traded (+) Pengeluaran pemerintah untuk kesehatan (+) Domestic credit to private sector (+) Gross Fixed Capital Formation (+)

(21)

9 kualitas sumber daya manusia. Perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi. Jika seseorang lebih maksimal dalam bekerja maka tenaga kerja tersebut lebih produktif.

Menurut Baroroh (2012), secara apriori setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel keuangan dan variabel-variabel riil. Pertama, perkembangan sektor keuangan cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi dapat menyebabkan kenaikan permintaan terhadap produk-produk keuangan, sehingga menghasilkan kenaikan aktivitas pasar keuangan dan kredit. Dengan demikian, perkembangan sektor keuangan merupakan suatu demand-following, yaitu fenomena pembentukan institusi finansial modern, aset, liabilitas, dan berbagai instrumen keuangan lainnya sebagai respons dari meningkatnya jumlah permintaan jasa keuangan oleh para investor dan nasabah dalam sektor riil.

Salah satu ukuran financial development yang digunakan adalah jumlah kredit yang disalurkan ke pihak swasta. Kredit yang semakin meningkat mencerminkan adanya peningkatan investasi lokal. Peningkatan investasi ini dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Selain itu, bertambahnya perusahaan asing yang membuka usaha di pasar suatu negara juga dapat meningkatkan upah tenaga kerja karena umumnya perusahaan asing menawarkan upah yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan lokal (Chen, Chang, & Zhang, 1995). Oleh karena itu, penyaluran kredit yang semakin besar diharapkan dapat memacu kegiatan ekonomi.

Penelitian terdahulu juga menggunakan variabel Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam mengukur financial development. Dengan meningkatnya ketersediaan uang, maka kegiatan pertukaran sektor riil akan meningkat. Akan tetapi seberapa besar atau kecilnya JUB harus dikendalikan oleh otoritas moneter agar tidak memicu inflasi dan menyebabkan mata uang melemah (Azhari, Analisis pengaruh pembangunan sektor keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi, 2010). Oleh karena itu peningkatan JUB diharapkan dapat memacu kegiatan ekonomi.

Selain faktor tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi juga tentunya sangat dipengaruhi oleh faktor kapital. Dalam hal ini, faktor kapital perlu dikontrol untuk memisahkan pengaruhnya terhadap perekonomian dari pengaruh faktor tenaga kerja yang menjadi fokus penelitian ini. Salah satu ukuran kapital adalah Gross

(22)

10

formation adalah barang modal atau kapital yang memberikan kontribusi berupa

bangunan, mesin-mesin, alat transportasi, dan barang barang modal lainnya. Peran dari barang modal tersebut adalah mentransformasikan berbagai input menjadi output. Dengan demikian, kapital merupakan faktor produksi yang dominan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Semakin besar gross fixed capital formation diharapkan akan meningkatkan perekonomian.

Gambar

Gambar 1. PDB Per Kapita di Negara Maju dan Negara Berkembang (US $)
Gambar 2. Persentase Nilai Saham yang Diperjualbelikan (Stock Traded)  terhadap PDB di Negara Maju dan Negara Berkembang 2016 (%)
Gambar 3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Negara Maju dan Negara  Berkembang 2016

Referensi

Dokumen terkait

 Setelah selesai, dilakukan diskusi kelas untuk membahas hasil pekerjaan setiap mahasiswa diselingi dengan diskusi kelas dan penjelasan dari tutor.  Mahasiswa

pemerintah dan masyarakat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh bupati terpilih.

Pengaruh Insentif Terhadap Semangat Kerja Pegawai D i Bagian Marketing Pt Telkom Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu!.

According to the chapter, the strengths of the book are it has a unique title, an unsual cover, different way of reading (backward), valuable messages of being creative in

Danielle Steel herself as an author always able to deliver her stories in an interesting way even though the writer thinks the characters in Kaleidoscope are kind

Berdasarkan hasil supervisi model klinis yang ada di Gugus IV Kecamatan Sanankulon berdampak pada peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan proses belajar

Model Variables Entered Variables Removed Method.. 1 Notasi

usaha yang bergerak pada jasa transportasi angkutan umum yang dalam3. pengoperasiannya secara tetap dan terus menerus melayani