• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN Vol.VII No.3 April 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ISSN Vol.VII No.3 April 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

161

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK HIKAYAT DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE GROUP INVESTIGATION (GI)

DISERTAI PRESENTASI KELAS

Oleh:

Sri Sulastri

SMA Negeri 6 Kota Cirebon, Jawa Barat

ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar Konsep Unsur Intrinsik dan Ektrinsik Hikayat dalam Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation pada Siswa Kelas XI IPA 6 SMA Negeri 6 Kota Cirebon Penelitian ini menggunakan teknik penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS A SMA Negeri 6 Kota Cirebon yang berjumlah 40 siswa. Sumber data berasal dari siswa, teman sejawat dan peneliti. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan metode triangulasi teknik dan sumber. Analisis data yang digunakan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Group Invenstigation dapat meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 6 Kota Cirebin tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, tipe GI, Bahasa Indoneisia

PENDAHULUAN

Hasil pembelajaran tersebut ternyata di bawah Kriteria Ketercapaian Minimal (KKM). Hasil refleksi peneliti diperoleh data bahwa hasil belajar siswa mengenai Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat masih rendah. Hal ini merupakan gambaran kegagalan praktek langsung di lapangan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan lain sebagai agen pengubah yang pola kerjanya bersifat kolaboratif.

Kegagalan diatas merupakan masalah yang harus diatasi dengan perbaikan model pembelajaran guru dalam menyampaikan meteri di kelas. Hal ini dikarenakan pembelajaran Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat sangat bermanfaat dalam kreatifitas siswa dalam bidang olahraga. Hal ini sesuai dengan penjelasan Moleong (2002:62) bahwa

“Tujuan penelitian adalah untuk memecahkan masalah.” Kegagalan dalam proses pembelajaran sebagaimana dijelaskan di atas merupakan masalah. Karena itu menurut Moleong hal tersebut harus segera diatasi dan ditindak lanjuti serta dicari alternatif pemecahannya.

Penambahan unsur KD dan indikator merupakan pemenuhan tujuan pendidikan tertentu. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2013:3) menjelaskan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru harus memenuhi tujuan pendidikan tertentu meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan keunggulan daerah dan kebutuhan masyarakat.

Kemampuan memahami Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat merupakan suatu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 6 Kota Cirebon. Pembelajaran Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat telah peneliti lakukan dengan praktek langsung di lapangan. Dalam pembelajaran materi tersebut terdapat indikator sebagai berikut:

(2)

162

Siklus I Indikator :

 Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Menemukan unsur-unsur intrinsik ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel Indonsia berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Mampu membandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonsia dengan novel terjemahan novel berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

Langkah-langkah :

 Kegiatan Pendahuluan:

Memberi salam dan mengabsen.

Apersepsi materi.

 Kegiatan Inti:

Guru menerangkan pelajaran

Siswa mengerjakan tes

 Kegiatan Penutup:

Guru memberikan kesimpulan

Melakukan refleksi materi yang telah dibahas

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kompetensi dasar di atas setelah ditambah dengan Model Pembelajaran Group Investigation disertai Presentasi Kelas sehingga berubah menjadi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat dengan Model Pembelajaran Group Investigation disertai Presentasi Kelas. Perubahan iundikator-indikator tersebut adalah:

Siklus II Indikator

 Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type group investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Menemukan unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type group investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type group investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type group investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel Indonsia berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type group investigation (GI) disertai presentasi kelas.

(3)

163

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type group investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Mampu membandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonsia dengan novel terjemahan novel berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type group investigation (GI) disertai presentasi kelas.

Dengan konsep belajar tersebut, peniliti merasa yakin bahwa hasil belajar Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat akan meningkat secara signifikan. Oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas di SMA dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Konsep Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat dalam Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai Presentasi Kelas (PTK pada Siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 6 Cirebon)”.Berdasarkan judul penelitian di atas peneliti mengajukan pertanyaan sebagai rumusan masalah. “Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai Presentasi Kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada topik Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat.Pemecahan masalah yang digunakan adalah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai Presentasi Kelas pada topik Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat.Tujuan Penelitia yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat dengan Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai Presentasi Kelas.Manfaat Hasil Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian pada proses perbaikan pembelajaran ini mudah-mudahan dapat dipergunakan:

a. Manfaat bagi siswa sebagai pedoman dalam pembelajaran kompetensi dasar Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat dalam melalui Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai Presentasi Kelas.

b. Diharapkan sebagai bahan informasi di bidang pendidikan khususnya PTK.

c. Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran.

d. Manfaat bagi sekolah mempunyai kesempatan besar untuk berkembang pesat dengan penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai Presentasi Kelas dalam pembelajaran di kelas.

METODE PENELITIAN

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan sebagaimana yang dikemukakan Kasihani Kasbolah (1999:78) yaitu : (1) merencanakan PTK, (2) melaksanakan PTK, (3) melaksanakan observasi, dan (4) melakukan refleksi.

Penelitian ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Suyanto (1997:6) “Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.”

Oleh karena itu keempat fase tersebut direncanakan dan dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat dengan Model Pembelajaran Group Investigation disertai Presentasi Kelas.

(4)

164

Gambar 3.1 Siklus PTK Teknik Pengolahan Data

Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai Presentasi Kelas data hasil tes siklus pertama dan siklus kedua. Hasil tes berupa angka sehingga teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik kuantitatif. Teknik kuantitatif yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut. Peneliti mencari selisih hasil tes siklus pertama dan siklus kedua.

Selisih siklus pertama dan keuda merupakan hasil belajar siswa. Apabila terjadi peningkatan hasil belajar Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat berarti hipotesis terbukti.

Hasil pengolahan data diubah kedalam diagram batang dan diagram lingkaran agar mudah dibaca dan jelas dilihat.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembahasan Hasil Penelitian

Data hasil diskusi kelompok atau hasil tes setiap kelompok pada siklus pertama dan siklus kedua adalah data yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai Presentasi Kelas. Karena teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik kuantitatif,

Si klu s 2

Observasi

Refleksi

Revisi Perencanaan

Perencanaan

Langkah/Tindakan

Observasi Pelaksanaan

Langkah/Tindakan Selanjutnya Refleksi

Identifikasi Masalah

Memeriksa dilapangan Perencanaan

Langkah/Tindakan Langkah/Tindakan 1

Si klu s 1

Hasil Beljar

(5)

165

data tersebut berupa angka. Sedangkan teknik kuantitatif yang digunakan peneliti dalam pembelajaran sehari-hari adalah mencari selisih hasil belajar atau hasil tes siklus pertama dan siklus kedua. Adapun selisih-selisih yang dicapai adalah: (1) Peneliti mencari selisih ketercapaian setiap tugas siklus kedua dengan siklus pertama, (2) Peneliti mencarai selisih ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok siklus kedua dan siklus pertama, (3) Hasil pengolahan data tersebut dibuat diagram batang dan diagram lingkaran.

1. Ketercapaian Setiap Tugas

Berdasarkan penjelasan diatas, berikut ini meneliti mencantumkan ketercapaian setiap tugas dari setiap kelompok pada siklus pertama dengan kedua. Pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3

Skor Ketercapaian Tugas

Tugas

Ke- I II III IV V Rata2 I II III IV V Rata2

1 15 15 10 10 15 13 25 25 25 25 25 25

2 15 10 15 20 10 14 25 25 25 25 25 25

3 10 20 20 10 15 15 25 25 25 25 25 25

4 15 15 15 15 15 15 25 25 25 25 25 25

Rata2 13.75 15 15 13.75 13.75 14.25 25 25 25 25 25 25

Hasil Belajar 55 60 60 55 55 57 100 100 100 100 100 100

Siklus Pertama Siklus Kedua

Selisih tugas no 1 adalah 25-13=12. Selisih tugas no 2 adalah 25-14=11. Selisih tugas no 3 adalah 25-15= 10. Selisih tugas no 4 adalah 25-15=10. Rata-rata ketercapaian tugas adalah 100-57= 43.

Berikut ini peneliti sajikan peningkatan ketercapaian tugas yang merupakan peningkatan hasil belajar dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.

Diagram 4.1

Peningkatan Hasil Belajar Setiap Soal

9 9,5 10 10,5 11 11,5 12

1 2 3 4

Tugas

Tes yang digunakan adalah tes mengenai materi pembelajaran Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat. Tes dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyampaian materi pada siswa. Tes yang dilakukan berupa tes esay yang terdiri dari empat soal. Setiap soal

berbobot 25%. Nilai maksimal adalah 100. Peneliti membuat empat soal dalam tes, yaitu:

 Sebutkan ciri-ciri hikayat bentuk karya sastra?

 Sebutkan alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat berdasarkan Novel tersebut?

 Sebutkan unsur Intrinsik berdasarkan Novel tersebut?

 Sebutkan unsur Ekstrinsik berdasarkan Novel tersebut?

Pada diagram 4.1 menunjukan peningkanan hasil belajar dari setiap soal, dapat dilihat bahwa pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation

(6)

166

(GI) disertai Presentasi Kelas dapat peningkatan hasil belajar setiap tugas menunjukan hasil yang merata. Hal ini berarti bahwa siswa telah memahami materi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat secara keseluruhan karena keempat soal tersebut diambil berdasarkan indikator keberhasilan pembelajaran Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat. Indikator keberhasilan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat terdiri dari:

Siklus I Indikator :

 Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Menemukan unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel Indonsia berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

 Mampu membandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonsia dengan novel terjemahan novel berdasarkan buku Bahasa Indonesia.

Siklus II Indikator

 Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Menemukan unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel Indonsia berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas.

 Mampu membandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonsia dengan novel terjemahan novel berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas.

Selanjutnya peneliti mencari perbandingan ketercapaian seluruh tugas yang dijelaskan dalam bentuk diagram lingkara, sebagai berikut.

(7)

167

Diagram 4.2

Ketercapaian Hasil Belajar Setiap Soal

Selanjutnya peneliti akan mencari perbandingan ketercapaian seluruh tugas sebagai berikut. Perbandingan ketercapaian tugas nomor 1 sampai 4 adalah 12:11:10:10 = 43.

Selanjutnya masing-masing angka ketercapaian tugas dibagi 43 lalu dibagi 100. Dengan perhitungan (12/43 x 100% = 28%), (11/43 x 100% = 26%), (10/43 x 100% = 23%), (10/43 x 100% = 23%). Jadi perbandingan hasil ketercapaian terhadap tugas sebagai berikut: 28 : 26 : 23: 23 = 100.

2. Ketercapaian Seluruh Tugas

Berdasarkan tabel 4.3, berikut ini peneliti mencantumkan data ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok pada siklus I dan siklus II. Ketercapaian hasil belajar

kelompok I adalah 100-55 = 45; kelompok II adalah 100-60 = 40; Kelompk III adalah 100-55 = 40; kelompok IV adalah 100-55 = 45; Kelompok V adalah 100-55 = 45. Data tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar kelompok pada materi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat. Berikut ini peneliti sajikan diagram ketercapaian seluruh tugas sebagai berikut.

Diagram 4.3

Hasil Belajar Setiap Kelompok

37 38 39 40 41 42 43 44 45

I II III IV V

Tugas

Perbandingan tugas hasil belajar kelompok I, II, III, IV, V adalah 45:40:40:45:45=215. Selanjutnya masing-masing ketercapaian tugas dibagi 215 lalu dibagi 100. Dengan perhitungan (45/215 x 100% = 21%), (40/215 x 100% = 19%), (40/215 x 100% = 19%), (45/215 x 100% = 21%), (45/215 x 100% = 21%). Berdasarkan data perbandingan tersebut, peneliti menyajikan diagram lingkaran sebagai berikut.

Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4

(8)

168

Diagram 4.4

Ketercapaian Hasil Belajar Setiap Kelompok

Pada diagram lingkaran 4.4 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap kelompok. Diagram lingkaran 4.4 berbeda dengan Diagram lingkaran 4.2, pada Diagram lingkaran 4.4 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap kelompok dan pada Diagram lingkaran 4.2 peneliti menjelaskan mengenai persentase peningkatan hasil belajar setiap soal.

Hasil observasi Siswa Siklus I

 Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama berdasarkan buku Bahasa Indonesia (dinilai kurang baik).

 Menemukan unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat berdasarkan buku Bahasa Indonesia (dinilai kurang baik).

 Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri berdasarkan buku Bahasa Indonesia (dinilai kurang baik).

 Mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia (dinilai kurang baik).

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel Indonsia berdasarkan buku Bahasa Indonesia (dinilai kurang baik).

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia (dinilai kurang baik).

 Mampu membandingkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonsia dengan novel terjemahan novel berdasarkan buku Bahasa Indonesia (dinilai kurang baik).

Siklus II

 Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas (meningkat dari siklus I ke siklus II).

 Menemukan unsur-unsur intrinsik ( alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas (meningkat dari siklus I ke siklus II).

 Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas (meningkat dari siklus I ke siklus II).

Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V

(9)

169

 Mampu mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dan terjemahan berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas (meningkat dari siklus I ke siklus II).

 Mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dan ekstrinsik novel Indonsia berdasarkan buku Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas (meningkat dari siklus I ke siklus II).

Siklus I

 Guru menerangkan satu arah

 Siswa kurang aktif dalam KBM Siklus II

 Guru melakukan KBM di kelas secara dua arah

 Siswa terlihat antusias dan tertarik pada cara pengajaran guru

Hasil observasi Kelas Siklus I

 Kelas cenderung gaduh dan kurang terkontrol

 Pembelajaran di kelas kurang kondusif Siklus II

 Kelas dapat terkontrol dengan baik

 Pembelajaran di kelas terlihat aktif dan terkendali Lembar Pengamatan Siswa

SIKLUS I

NO PENGAMATAN OBSERVER NILAI

1 Mengenali dasar-dasar Memberikan Tanggapan Terhadap Hasil Wawancara

BAIK

2 Tampilan fisik siswa dan guru BAIK

3 Dialog dalam pembelajaran BAIK

4 Lingkungan pembelajaran BAIK

5 Proses KBM di kelas BAIK

6 Cara menerangkan guru di kelas BAIK

7 Kondisi kelas saat KBM BAIK

SIKLUS II

NO PENGAMATAN OBSERVER NILAI

1 Mengenali dasar-dasar Memberikan Tanggapan Terhadap Hasil Wawancara

SANGAT BAIK

2 Tampilan fisik siswa dan guru SANGAT BAIK

3 Dialog dalam pembelajaran SANGAT BAIK

4 Lingkungan pembelajaran SANGAT BAIK

5 Proses KBM di kelas SANGAT BAIK

6 Cara menerangkan guru di kelas SANGAT BAIK

7 Kondisi kelas saat KBM SANGAT BAIK

KESIMPULAN DAN SARAN

Model Pembelajaran Kooperatif Type Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada topik. Peningkatan

(10)

170

hasil belajar tugas no 1 adalah 8, tugas no 2 adalah 7, tugas no 3 adalah 9, tugas no 4 adalah 6. Rata-rata ketercapaian tugas adalah 30. Peningkatan hasil belajar kelompok I adalah 35; kelompok II adalah 30; Kelompk III adalah 25; kelompok IV adalah 35;

Kelompok V adalah 25.Berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan, disampaikan saran sebagai berikut: (1) guru pada saat pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV sebaiknya menggunakan model Pembelajaran agar dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia. (2 ) Siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas sebaiknya semua siswa ikut terlibat pada setiap langkah pembelajaran, harus lebih aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya. (3) Peneliti tetap menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas sebagai salah satu model penunjang pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia dan senantiasa memperbaiki hasil penelitian supaya diperoleh hasil penelitian yang lebih baik dan memperkenalkan kepada para pendidik lainnya. (4) Sekolah. Sekolah sebaiknya menghimbau semua guru yang ada di sekolah supaya menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) disertai presentasi kelas sebagai alternatif penunjang pembelajaran saat mengajar bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, MD. 1990. Model-model Mengajar. Bandung: CV Diponogoro

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Kasbolah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Depdikbud

Mafrukhi, Hanif Nurcholis. 2013. Saya Senang Berbahasa Indonesia (Untuk SD Kelas V). Erlangga: Jakarta

Maleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosadakarya Permen Diknas. 2013. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Rahman. 2013. Alternatif Model Penelitian Tindakan Kelas. Panduan Seminar Nasional Pendidikan

Sadulloh, Uyih, dkk. 2007. Pedagogik. Bandung: Cipta Utama

Sarwono, B. 1982. Membuat Tempe dan oncom. Jakarta : PT. Penebar Swadaya

Soedarsono. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Bagian Kedua Rencana, Desain, dan Implementasi. Yogyakarta: Depdikbud

Suparman, Atwi. 1997. Model-model Pembelajaran Interaktif. Jakarta: STIALAN Press Suyatno. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Depdikbud

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada Kepala Sub Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (Ka. KB KS) BPPKB, Kabupaten Banyuwangi sejak tahun

Dan karena terdapat pertentangan satu sama lain pada beberapa kriteria yang juga merupakan fungsi tujuan, maka diperlukan adanya pertukaran (trade off) yang dilakukan

Di dalam mendesain sebuah aplikasi, Anda memiliki kebebasan untuk menggunakan banyak jenis media dan teknik yang berbeda yang dapat menjadi suatu tantangan untuk memahami mana

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variabel independen yaitu Total Quality Management (TQM) yang terdiri dari Fokus pada pelanggan

Masalah, meminta Saran, membuat keputusan manajer menyajikan. Keputusan sementara Yg

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis pengaruh antara karakter dan jenis pekerjaan anggota terhadap pengembalian pinjaman pada KSU Barokah Mandiri

Belajar IPA Ditinjau dari Minat Terhadap Lingkungan pada Siswa Kelas V SD Se-Desa Sibangkaja Tahun Pelajaran 2010/2011” yang membuktikan bahwa pembelajaran yang

Pada umumnya Porang yang tumbuh karena ditanam akan membentuk pola persebaran yang seragam, seperti pada Desa Manggisan karena ditanam dengan jarak 1x1