• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis unsur intrinsik cerita pendek "Radio Kakek" karya Ratih Kumala dan rencana pembelajarannya di kelas XI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis unsur intrinsik cerita pendek "Radio Kakek" karya Ratih Kumala dan rencana pembelajarannya di kelas XI SMA"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK “RADIO KAKEK” KARYA RATIH KUMALA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Natalia Intan Pertiwi NIM: 111224079. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK “RADIO KAKEK” KARYA RATIH KUMALA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan dan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh: Natalia Intan Pertiwi NIM: 111224079. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi ini penulis persembahkan sebagai tanda syukur dan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, membimbing serta memberikan kelancaran atas usaha penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 2. Orang tua, Bapak Agustinus Supriyadi dan Ibu Maria Magdalena yang selalu memberikan dukungan dan doa.. 3. Kedua kakak, Rita Supriyanti dan Efrim Rosita yang memberikan dukungan, semangat serta doa. 4. Orang yang penulis sayangi, atas tak henti-hentinya memberikan dukungan, semangat serta doa. 5. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan bantuan, semangat, serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTO. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa telah menerimanya, maka hal ini akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24) Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. (Yohanes 14:16) Aku percaya bahwa setiap proses yang dilakukan dengan usaha dan kerja keras, pasti akan membuahkan hasil yang menggembirakan yang patut dibanggakan. (Natalia Intan Pertiwi). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Pertiwi, Natalia Intan. 2018. Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Radio Kakek” Karya Ratih Kumala dan Rencana Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengkaji unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala dan rencana pembelajarannya di kelas XI SMA. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil analisis unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala ditinjau dari tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat dan mendeskripsikan rencana pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala di kelas XI SMA dalam bentuk RPP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat. Data penelitian berupa kutipan-kutipan kalimat atau paragraf dalam cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tokoh utama dalam cerita pendek ini yaitu tokoh Kakek yang bernama Mbah Kaji Idris, sedangkan tokoh Aku digambarkan sebagai tokoh wirawan yang dekat dengan tokoh utama. Tokoh tambahan adalah Ibu-ibu, Pemuda Pejuang, Ibu, Orang-orang Belanda, Orangorang Kampung, dan Lelaki Paruh Baya. Alur yang digambarkan dalam cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala menggunakan alur maju. Terdapat delapan unsur yang menggambarkan alur yaitu paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian dan selesaian. Latar dalam cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala adalah latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala menggunakan sudut pandang persona pertama “aku”. Amanat yang disampaikan dalam cerpen “Radio Kakek” karya Ratih Kumala adalah untuk mendapatkan informasi pada masa penjajahan tidaklah mudah, harus dengan kerja keras melalui niat dan tindakan. Berdasarkan hasil dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa cerpen “Radio Kakek” karya Ratih Kumala dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di kelas XI SMA. Siswa dapat menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “Radio Kakek” karya Ratih Kumala. Selain itu, hasil dari penelitian ini kemudian dikembangkan oleh peneliti dalam rencana pembelajarannya dalam bentuk RPP untuk kelas XI SMA.. Kata kunci: Unsur Intrinsik Cerpen, Rencana Pembelajararan. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Pertiwi, Natalia Intan. 2018. Analysis of The Intrinsic Elements of The Storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala and His Learning Plan in Class XI SMA. Essay. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University. This study examines the intrinsic elements of the storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala and his learning plan in class XI SMA. The purpose of this study was to describe the results of the analysis of the intrinsic element of the storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala in terms of theme, characters and characterizations, plot, setting, point of view, mandate and describe the learning plan of the intrinsic element of the storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala in class XI SMA in the form of RPP. The type of research used is qualitative research. Data collection techniques used in this study are note-taking techniques and notes.Tthe research data in the form of quotes or paragraphs in the storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala. The results of this study indicate that there is a main character in this storiette the Grandfather figure named Mbah Kaji Idris, while the character i’m depicted as a character who is close to the main character. Additional figure are mothers, youth fighter, Dutch people, villagers, and middle-aged men. The plot depicted in the storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala uses an advanced plot. There are eigh elements that describe the flow, namely exposure, stimulation, maintenance, strokes, complexity, climax, slope, and completion. The settig in the storiette “Radio Kakek” by Rath Kumala is the setting of the place, time setting and social setting. The storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala uses the perspective of the firs person “I”. The message conveyed in the storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala is to get information during the colonial period is not easy, it must be hard work through intentions and actions. Based on the results of the study, it can be concluded thet the storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala can be used as learning material in class XI SMA. Students can analyze the intrinsic elements found in the storiette “Radio Kakek” by Ratih Kumala. In addition, the results of this study were later developed by researchers in their learning plans in the form of lesson plans for XI SMA.. Keywords: Intrinsic Storiette Elements, Learning Plans.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek ‘Radio Kakek’ Karya Ratih Kumala dan Rencana Pembelajarannya di Kelas XI SMA” dengan baik. Tujuan menyusun skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini juga dapat terselesaikan berkat peran serta jasa berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd. M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 2.. Rishe Purnama Dewi, S.Pd. M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan dosen pembimbing kedua yang telah membimbing dan memberikan saran serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.. 3.. Danang Satria Nugraha, S.S. M.A., selaku Wakil Program Studi Pendidikan Bahasa. dan. Sastra. Indonesia. yang. memberikan. dukungan. dalam. menyelesaikan skripsi ini. 4.. Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah sabar membimbing dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.. 5.. Drs. J. Prapta Diharja, SJ. M.Hum., selaku triangulator yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.. 6.. Cicik Widiyastuti S.Pd., selaku guru SMA Hutama Bekasi yang menjadi validator, senantiasa membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ................................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................................ .iv HALAMAN MOTO ................................................................................................................ v HALAMAN KEASLIAN KARYA .................................................................................. vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....................................................................vii ABSTRAK............................................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR............................................................................................................. x DAFTAR ISI ........................................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ..................................................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... .xv BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A. Latar Belakang .....................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................................5 D. Manfaat Penelitian .............................................................................................5 E. Batasan Istilah .....................................................................................................6 F. Sistematika Penyajian .......................................................................................7. BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................8 A. Penelitian Relevan ..............................................................................................8 B. Kajian Teori ...................................................................................................... 11 1. Cerpen ....................................................................................................... 12 a. Pengertian Cerpen ..................................................................... 12. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Unsur-Unsur Cerpen ................................................................ 13 (a) Tema ............................................................................. 13 (b) Alur ............................................................................... 15 (c) Tokoh dan Penokohan ............................................. 20 (d) Latar .............................................................................. 22 (e) Sudut Pandang ........................................................... 24 (f) Amanat.......................................................................... 27 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................... 27 a. Pengertian RPP ........................................................................... 27 b. Manfaat Perencanaan Pembelajaran .................................... 29 c. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP .................................... 31 d. Komponen dan Langkah-Langkah Pengembangan RPP .................................................................. 32 e. Proses Pembelajaran ................................................................. 35 3. Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) ............. 38 C. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 39 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 40 A. JenisPenelitian ................................................................................................. 40 B. Data dan Sumber Data ................................................................................... 40 C. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 41 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 41 E. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 42 F. Triangulasi ......................................................................................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 44 A. Deskripsi Data .................................................................................................. 44 B. Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Radio Kakek” Karya Ratih Kumala ...................................................................................... 44 C. Rencana Pembelajaran Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Radio Kakek” Karya Ratih Kumala dalam Bentuk RPP .................. 67. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB V. PENUTUP .............................................................................................................. 83 A. Kesimpulan ...................................................................................................... 83 B. Implikasi ........................................................................................................... 85 C. Saran .................................................................................................................. 85. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 86 LAMPIRAN ............................................................................................................................ 88 BIODATA .............................................................................................................................. 138. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel Format RPP ................................................................................................................ 38. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Cerpen “Radio Kakek” Karya Ratih Kumala ................................. 89 Lampiran 2 Hasil Triangulasi Analisis Unsur-Unsur Cerpen “Radio Kakek” Karya Ratih Kumala .................................................. 95 Lampiran 3 Pengesahan dari Triangulator .............................................................. 129 Lampiran 4 Hasil Validasi RPP .................................................................................... 130 Lampiran 5 Rubik Penilaian RPP ................................................................................ 132 Lampiran 6 Pengesahan dari Validator ..................................................................... 137. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada hakikatnya karya sastra adalah refleksi dari kehidupan masyarakat. Sebagai refleksi, karya sastra memang tidak sepenuhnya meniru secara riil kehidupan masyarakat, akan tetapi memberikan pelajaran dan kemungkinan dari sudut pandang estetis terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di dalam masyarakat (Djojosuroto, 2006: 58). Melalui karya sastra para pembaca akan menikmati realitas imajinasi pengarang melalui tokoh, peristiwa dan latar yang disajikan. Karya sastra adalah refleksi pengarang tentang hidup dan kehidupan yang dipadu dengan daya imajinasi dan kreasi yang didukung oleh pengalaman dan pengamatannya atas kehidupan tersebut (Djojosuroto, 2006: 77). Sastra, khususnya fiksi, di samping sering disebut dunia dalam kemungkinan, juga dikatakan sebagai dunia dalam kata. Hal itu disebabkan “dunia” yang diciptakan, dibangun, ditawarkan, diabtraksikan, dan sekaligus ditafsirkan lewat kata-kata, lewat bahasa. Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Sastra lebih dari sekedar bahasa, deretan kata, namun “kelebihan”-nya itu pun hanya dapat diungkap dan ditafsirkan melalui bahasa. Jika sastra dikatakan ingin menyampaikan sesuatu, sesuatu tersebut hanya dapat dikomunikasikan lewat sarana bahasa. Bahasa dalam sastra pun mengemban fungsi utamanya: fungsi komunikatif ( Nurgiantoro, 1995: 272).. 1.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Keterampilan berbahasa bukanlah keterampilan yang dapat diraih dengan mudah karena keterampilan berbahasa harus komunikatif. Oleh karena itu, peserta didik harus mampu menguasai keempat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa diperoleh secara berurutan mulai dari keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis (Tarigan, 2008: 2). Rendahnya kemampuan peserta didik dalam keterampilan berbahasa, menjadikan salah satu masalah dalam pendidikan khususnya dalam pengajaran sastra. Jika pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat (Rahmanto, 1988: 15). Padahal pembelajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat yaitu. keterampilan. berbahasa,. meningkatkan. pengetahuan. budaya,. mengembangkan cipta rasa dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Oleh karena itu, sebagai seorang guru khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia harus lebih kreatif dalam memberikan pelajaran di kelas, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tarigan (dalam Wicaksono, 2014: 56) cerpen menimbulkan minat masyarakat yang cukup besar untuk membacanya. Hal itu disebabkan sifat.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. cerpen yang singkat dan lengkap. Demikian juga pembaca dapat menikmati karya sastra itu dengan tidak perlu mengorbankan waktu yang terlalu lama. Oleh karena itu, peneliti menggunakan media cerpen sebagai bahan yang akan dianalisis. Cerpen memiliki unsur-unsur yang membangun yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu (Nurgiantoro, 1995: 23). Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menganalisis unsur intrinsik cerpen. Dengan menganalisis unsur intrinsik akan diketahui unsur yang terdapat dalam sebuah cerpen. Unsur intrinsik yang dimaksud misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain (Nurgiantoro, 1995: 23). Penulis memilih cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala sebagai bahan untuk dianalisis. Cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga siswa mudah untuk menganalisisnya. Cerpen “Radio Kakek” karya Ratih Kumala berdasarkan sepengetahuan penulis, cerpen ini belum pernah diteliti sebelumnya sehingga peneliti menggunakan cerpen ini sebagai bahan penelitian. Selain itu, cerita pendek ini isinya menarik sehingga sangat cocok sebagai bahan pembelajaran di kelas. Untuk itu peneliti menggunakan cerita pendek “Radio Kakek” sebagai bahan untuk dianalisis. Analisis difokuskan pada unsur intrinsik, meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Tidak terlepas dari semua itu supaya proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan baik dan tujuan utama pembelajaran bisa tercapai, untuk itu merencanakan pembelajaran menjadi tugas pokok guru dalam proses pembelajaran. Keberhasilan suatu pelaksanaan pembelajaran berangkat dari perencanaan pembelajaran yang baik. Pelaksanaan pembelajaran yang tidak menarik, monoton, siswa tidak antusias dan pemahaman siswa yang rendah, sumber utamanya ialah tidak baik atau tidak adanya perencanaan pembelajaran yang baik dan matang. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik dan menarik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus (Nurgiantoro, 2014: 226). Berdasarkan persoalan di atas, peneliti tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Radio Kakek” Karya Ratih Kumala dan Rencana Pembelajarannya di Kelas XI SMA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana analisis unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala ditinjau dari tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut, pandang, dan amanat?.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 2. Bagaimanakah rencana pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala di kelas XI SMA dalam bentuk RPP? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan hasil analisis unsur intrinsik cerita pendek “radio kakek” karya Ratih Kumala ditinjau dari tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat? 2. Mendeskripsikan rencana pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala di kelas XI SMA dalam bentuk RPP. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan agar mampu menambah wawasan serta menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pembelajaran di kelas khususnya dalam hal menganalisis unsur intrinsik cerita pendek. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukkan bagi guru bahasa Indonesia dalam menyusun rencana pembelajaran di kelas berkaitan dengan pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerita pendek..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. b. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi siswa untuk mengetahui kemampuannya dalam menganalisis unsur intrinsik cerita pendek. Selain itu, siswa diharapkan aktif dalam proses pembelajaran di kelas.. c. Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan pada peneliti lain dalam hal pengetahuan mengenai menganalisis unsur intrinsik cerita pendek. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya. G. Batasan Istilah Istilah-istilah dalam penelitian ini dibatasi pengertiannya sebagai berikut. 1.. Cerita pendek Edgar Allan Poe (dalam Burhan Nurgiantoro, 2005: 10) mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk novel.. 2.. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasikan pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus (Majid, 2014: 226)..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. H. Sistematika Penyajian Penelitian ini terdiri dari lima bab, yakni: 1) pendahuluan, 2) landasan teori, 3) metodologi penelitian, 4) hasil penelitian dan pembahasan, 5) kesimpulan, implikasi dan saran. Penjelasan dari masing-masing bab, yaitu bab I yang berisi pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah serta sistematika penyajian. Bab II adalah landasan teori yang menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang relevan, kajian teori dan kerangka berpikir. Bab III berkaitan dengan metode penelitian yang berisi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data dan teknik analisis data. Bab IV berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang menyajikan deskripsi data secara keseluruhan. Bab terakhir yaitu bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan, implikasi dan saran..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan disampaikan beberapa kajian pustaka yang mengkaji mengenai menganalisis unsur intrinsik cerita pendek dan rencana pembelajarannya di kelas XI SMA. Peneliti memperoleh tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian tersebut adalah penelitian Wahyu Apriliani mahasiswa PBSI, USD (2017), Theresia Rita Listiana mahasiswa PBSI, USD (2004), dan Maria Thomastini mahasisiswa PBSI, USD (2011). A. Penelitian yang Relevan Penelitian pertama dilakukan oleh Wahyu Apriliani (2017) yang berjudul “Unsur Intrinsik Cerpen Guru Karya Putu Wijaya dan Perencanaan Pembelajarannya dengan Pendekatan Kontekstual untuk Siswa Kelas XII Semester I.” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur intrinsik cerpen Guru dan mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual untuk siswa SMA kelas XII semester I. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen Guru. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen Guru karya Putu Wijaya. Hasil analisis cerpen Guru meliputi tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, amanat serta gaya bahasa sebagai berikut. Tokoh dalam cerpen Guru adalah ayah Taksu, Taksu, dan Ibu. Alur dalam cerpen Guru adalah alur campuran. Latar dalam cerpen ini terdapat tiga unsur latar yaitu latar tempat, waktu, dan sosial.. 8.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Tema dalam cerpen ini adalah tekat seorang anak yang bercita-cita menjadi guru. Amanat yang terdapat dalam cerpen ini adalah jangan memaksakan kehendak orang lain. Sudut pandang dalam cerpen ini adalah campuran. Gaya bahasa yang digunakan pengarang sangat sederhana dan sering mengandung asosiasi yaitu perbandingan dua hal yang dianggap berbeda. tetapi. dianggap. sama.. Perencanaan. pembelajaran. dengan. menggunakan pendekatan kontekstual yang terdiri dari 7 langkah, yaitu 1) menemukan unsur intrinsik cerpen Guru, 2) menganalisis unsur intrinsik, 3) bertanya mengenai unsur intrinsik, 4) diskusi dengan kelompok, 5) contoh cerpen yang sudah dianalisis, 6) refleksi pembelajaran, 7) guru memberikan penilaian. Penelitian kedua dilakukan oleh Theresia Rita Listiana (2011) yang berjudul “Unsur Intrinsik Cerpen Tuhan Pawang Hujan dan Pertarungan yang Remis Karya A.S Laksana dan Implementasinya dalam Bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk Siswa Kelas XII Semester I.” Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur intrinsik dalam cerpen Tuhan Pawang Hujan dan Pertarungan yang Remis Karya A.S Laksana dan mendeskripsikan implementasi pembelajarannya dalam bentuk pengembangan silabus dan RPP. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan struktural yang menghasilkan data-data deskriptif berupa analisis unsur intrinsik cerpen. Selanjutnya, hasil analisis ini diimplementasikan. dalam. bentuk. silabus. dan. Rencana. Pembelajaran sastra untuk siswa SMA kelas XII semester I.. Pelaksanaan.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Hasil analisis cerpen Tuhan Pawang Hujan dan Pertarungan yang Remis Karya A.S Laksana terdapat lima tokoh, yaitu 1) Alit sebagai tokoh utama dan tokoh antagonis, 2) Gadis cantik sebagai tokoh sederhana, 3) Pawang tua sebagai tokoh tambahan, 4) Tuhan sebagai tokoh statis, dan 5) Duda tua sebagai tokoh statis. Latar dalam cerpen ini terdapat tiga unsur yaitu latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Alur yang digunakan adalah alur maju. Tema yang disampaikan adalah jangan dengan mudah mengambil keputusan demi keputusan terhadap jalan hidup. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia sehari-hari. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Maria Thomastini (2011) yang berjudul “Unsur Intrinsik Cerpen Black Forest Karya Ratna Indraswari Ibrahim serta Implementasinya dalam Silabus dan RPP untuk SMA.” Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh, alur, latar, tema, bahasa, amanat serta hubungan antar unsur intrinsik cerpen dan mendeskripsikan implementasi cerpen Black Forest karya Ratna Indraswari Ibrahim dalam silabus dan RPP di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural yang bersumber pada teks sastra. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu memecahkan masalah dengan menggambarkan keadaan sumber data berdasarkan fakta. Hasil analisis cerpen Black Forest karya Ratna Indraswari Ibrahim ini terdapat beberapa tokoh yaitu protagonis, antagonis, dan tambahan. Bonet menjadi tokoh protagonis. Yu Sunah menjadi tokoh antagonis. Lena, Bejo,.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Suami Angga, Asrul, dan Mama Bonet sebagai tokoh tambahan. Alur dalam cerpen ini menggunakan alur maju. Latar cerpen ini adalah Jakarta. Amanat yang terkandung dalam cerpen ini adalah harta kekayaan bukanlah segalagalanya dalam hidup. Seseorang yang memiliki harta benda yang berkecukupan belum tentu akan menjamin kehidupan batinnya bahagia. Tema yang diangkat dalam cerpen ini yaitu hidup ini harus dijalani dengan rasa syukur. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang sederhana sehingga mudah dimengerti dan bahasa Jawa. Ketiga penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai peneliti. Peneliti mengambil judul Analisis Unsur Intrinsik Cerita Pendek “Radio Kakek” Karya Ratih Kumala dan Rencana Pembelajarannya di Kelas XI SMA. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan ketiga penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah menganalisis unsur intrinsik cerpen dan rencana pembelajarannya berupa RPP. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada unsur intrinsik cerpen yang dianalisis. Unsur-unsur yang dianalisis dalam penelitian ini berupa tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang dan amanat. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk guru, siswa dan peneliti lain dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dan melakukan penelitian selanjutnya. B. Kajian Teori Kajian Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori mengenai pengertian cerita pendek, unsur-unsur cerita pendek, pengertian Rencana.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), manfaat perencanaan pembelajaran, prinsipprinsip pengembangan RPP, komponen dan langkah-langkah pengembangan RPP, proses pembelajaran dan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA). 1. Pengertian Cerpen Jacob Sumardjo (dalam Wicaksono, 2014: 55) mengungkapkan bahwa cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita, yang di dalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh, manunggal, dan tidak ada bagian-bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang terlalu banyak. Semuanya pas, integral dan mengandung suatu arti. Edgar Allan Poe (dalam Nurgiantoro, 2010: 10) mengatakan cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk novel. Burhan Nurgiantoro (2010: 11) mengatakan kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuannya mengemukakan secara lebih banyak jadi secara implisit dari sekedar apa yang diceritakan. Lain halnya yang dikemukakan oleh Strong (dalam Wicaksono, 2014: 56) cerpen menimbulkan minat masyarakat yang cukup besar untuk membacanya. Hal itu disebabkan sifat cerpen yang singkat dan lengkap. Sastrawan sebagai pencipta sastra dapat menulis dan mengemukakannya pikiran dan sikapnya terhadap sesuatu dengan cepat dan simpel. Demikian juga pembaca dapat menikmati karya sastra itu dengan tidak perlu mengorbankan waktu terlalu lama. Oleh karena itu, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. cerita pendek adalah cerita singkat yang tidak memerlukan waktu lama untuk membacanya dan isinya tidak ada bagian yang tidak perlu, sehingga isinya langsung tersampaikan kepada pembaca. b. Unsur Intrinsik Cerita pendek Unsur Intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiantoro, 2010: 23). Unsur-unsur Intrinsik meliputi. 1) Tema Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Ia selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, dan sebagainya. Staton, dkk (Nurgiantoro, 2010: 66) tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Namun ada banyak makna yang dikandung dan ditawarkan oleh cerita itu, maka masalahnya adalah makna khusus yang mana yang dapat dinyatakan sebagai tema itu. Sugihastuti, dkk (dalam Wicaksono, 2014: 57) tema dipandang sebagai dasar arti atau gagasan dasar umum sebuah karya. Tema menjadi unsur cerita yang memberikan makna dan kekuatan sekaligus unsur pemersatu semua fakta dan sarana cerita. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Dengan demikian, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita. Shipley (dalamNurgiantoro, 2010:.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 80-82) mengartikan tema sebagai subjek wacana, topik umum, atau masalah utama yang dituangkan ke dalam cerita. Shipley membedakan tema karya sastra menjadi lima tingkatan, yaitu: a). Pertama, tema tingkat fisik. Tema pada karya sastra pada tingkat ini lebih banyak menyarankan dan atau ditunjukkan oleh banyaknya aktivitas fisik daripada kejiwaan. Ia lebih menekankan mobilitas fisik dari pada konflik kejiwaan tokoh cerita bersangkutan.. b) Kedua, tema tingkat organik. Tema karya sastra tingkat ini lebih banyak menyangkut dan atau mempersoalkan masalah seksualitas suatu aktivitas yang hanya dapat dilakukan oleh makhluk hidup, seperti penyelewengan dan pengkhianatan suami-istri atau skandal-skandal seksual lainnya. c). Ketiga, tema tingkat sosial. Tema karya sasta pada tingkat ini lebih menekankan kepada kehidupan bermasyarakat yang merupakan tempat aksi-interaksinya manusia dengan sesama dan dengan lingkungan alam. Masalah-masalah sosial berupa masalah ekonomi, politik, pendidikan, perjuangan, kebudayaan, cinta kasih, propaganda, hubungan atasanbawahan dan berbagai masalah sosial lainnya.. d) Keempat, tema tingkat egoik. Di samping sebagai makhluk sosial, manusia sekaligus juga sebagai makhluk individu yang senantiasa “menuntun” pengakuan atas hak individualitasnya. Masalah individualitasnya antara lain egoisitas, martabat, harga diri, atau sifat dan sikap tertentu manusia lainnya yang pada umumnya lebih bersifat batin dan dirasakan oleh yang.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. bersangkutan. Masalah individualitas biasanya menunjukkan jati diri, citra diri, atau sosok kepribadian seseorang. e). Kelima, tema tingkat divine. Manusia sebagai makhluk tingkat tinggi yang belum tentu setiap manusia mengalami dan atau mencapainya. Masalah yang menonjol dalam tema tingkat ini adalah masalah hubungan manusia dengan Sang Pencipta, masalah religiositas, atau berbagai masalah yang bersifat filosofis lainnya seperti pandangan hidup, visi, dan keyakinan.. 2) Alur Alur (plot) cerpen pada umumnya tunggal, hanya terdiri dari urutan peristiwa yang diikuti sampai akhir cerita berakhir (bukan selesai, sebab banyak cerpen yang tidak berisi penyelesaian yang jelas, penyelesaian diserahkan kepada interprestasi pembaca). Urutan peristiwa dapat dimulai dari mana saja, misalnya dari konflik yang telah meningkat, tidak harus bermula dari tahap perkenalan (para) tokoh atau latar. Kalau pun ada unsur perkenalan tokoh dan latar, biasanya tak berkepanjangan. Alur cerita ialah peristiwa yang jalin menjalin berdasarkan atas urutan hubungan tertentu. Sebuah rangkaian peristiwa-peristiwa dapat terjalin berdasarkan urutan waktu, kejadian, atau hubungan sebab-akibat. Stanton (dalam Nurgiantoro, 2010: 113) mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisikan urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Aristoteles mengemukakan bahwa sebuah plot haruslah terdiri dari tahap awal, tahap tengah dan tahap akhir (dalam Nurgiantoro, 2010:142). a) Tahap Awal Tahap awal sebuah cerita biasanya sebagai tahap perkenalan. Tahap perkenalan pada umumnya berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Misalnya, berupa penunjukkan dan pengenalan latar, seperti nama-nama tempat, suasana alam, waktu kejadian, dan lain-lain, yang pada garis bersarnya berupa deskripsi setting. Selain itu, tahap awal juga sering dipergunakan untuk pengenalan tokoh-tokoh cerita, mungkin berwujud fisik, bahkan mungkin juga telah disinggung perwatakannya. Fungsi pokok tahap awal sebuah cerita adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan seperlunya khususnya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan. b) Tahap Tengah Tahap tengah cerita yang dapat disebut sebagai tahap pertikaian, menampilkan pertentangan dan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat, semakin menegangkan. Dalam tahap tengah inilah klimaks ditampilkan, yaitu ketika konflik (utama) telah mencapai titik intensitas tertinggi. Bagian tengah cerita merupakan bagian tengah terpanjang dan terpenting dari karya fiksi yang bersangkutan. Pada bagian inilah cerita disajikan: tokoh-tokoh memainkan peran, peristiwa - peristiwa penting fungsional dikisahkan, konflik.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. berkembang semakin meruncing, menegangkan, dan mencapai klimaks dan pada umumnya tema pokok, makna pokok cerita diungkapkan. c) Tahap Akhir Tahap akhir sebuah cerita yang dapat disebut sebagai tahap peleraian, menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Jadi, bagian ini misalnya berisi bagaimana kesudahan cerita, atau menyaran pada hal bagaimanakah akhir sebuah cerita. Dalam teori klasik yang berasal dari Aristoteles, penyelesaian cerita dibedakan ke dalam dua macam kemungkinan: kebahagiaan dan kesedihan. Sudjiman (1988: 30-36) membagi alur menjadi tiga tahap yaitu awal (paparan, rangsangan, gawatan), tengah (tikaian, rumitan, klimaks), akhir (leraian, selesaian). a) Awal (a) Paparan Penyampaian informasi kepada pembaca disebut paparan atau eksposisi. Paparan biasanya merupakan fungsi utama awal suatu cerita. Tentu saja bukan informasi selengkapnya yang diberikan, melainkan keterangan sekadarnya untuk memudahkan pembaca mengikuti kisahan selanjutnya. Pada tahap ini pengarang memperkenalkan para tokoh, menggambarkan tempat terjadinya peristiwa dalam cerpen. (b) Rangsangan Rangsangan, yaitu peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan. Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru yang.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. berlaku sebagai katalisator. Rangsangan dapat pula ditimbulkan oleh hal lain misalnya oleh datangnya berita yang merusak keadaan yang semula terasa laras. Tak ada patokan tentang panjangnya kapan disusun oleh rangsangan dan berapa lama sesudah itu sampai gawatan. (c) Gawatan Gawatan biasanya adalah perkembangan cerita setelah rangsangan. Dalam gawatan akan timbul permasalahan yang terjadi dalam sebuah cerita. b) Tengah (a) Tikaian Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang bertentangan, satu diantaranya diwakili oleh manusia pribadi yang biasanya menjadi protagonis dalam cerita. Tikaian merupakan pertentangan antara dirinya dengan kekuatan alam dengan masyarakat, orang lain, atau pertentangan antara dua unsur dalam diri satu tokoh itu. (b) Rumitan Perkembangan dari gejala mula tikaian menuju ke klimaks cerita disebut rumitan. Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatan. Rumitan biasanya timbul setelah perselisihan dan adanya pertentangan diantara tokoh. Dalam rumitan juga sudah muncul permasalahan yang menimbulkan klimaks permasalahan yang terjadi..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. (c) Klimaks Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kelibatannya. Di dalam cerita rekaan, rumitan sangat penting. Tanpa rumitan yang memadai tikaian akan lamban. Rumitan mempersiapkan pembaca untuk menerima seluruh dampak dari klimaks. c) Akhir (a) Leraian Bagian struktur alur sesudah klimaks yang menunjukkan perkembangan peristiwa ke arah selesaian. Dalam leraian sudah dapat terlibat adanya penyelesaian masalah menuju selesai. Di sini, konflik akan semakin menuju perubahan dengan adanya selesaian. (b) Selesaian Selesaian adalah bagian akhir atau penutup cerita. Selesaian boleh jadi mengandung penyelesaian masalah yang mengalami (happy ending) boleh juga megandung penyelesaian masalah yang menyedihkan (sad ending), misalnya si tokoh bunuh diri. Burhan Nurgiantoro (2010: 153-156) membagi plot berdasarkan urutan waktu yaitu: a) Progresif/ Maju/Lurus Plot sebuah cerita dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa yang lain. Atau, secara runtut cerita dimulai dari tahap awal, tahap tengah kemudian tahap akhir..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. b) Regresif/Sorot Balik/Mundur Urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi yang berplot regresif tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dati tahap awal, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. c) Campuran Secara garis besar plot sebuah cerita mungkin progresif, tetapi di dalamnya betapapun kadar kejadiannya, sering terdapat adegan-adengan sorot balik. Demikian sebaliknya. Bahkan sederhananya, boleh dikatakan, tak mungkin ada sebuah cerita pun yang mutlak flash-back. Hal itu disebabkan jika yang demikian terjadi, pembaca akan sangat sulit untuk tidak dikatakan tidak bisa, mengikuti cerita yang dikisahkan yang secara terus menerus dilakukan secara mundur. 3) Tokoh dan Penokohan Sebuah cerita pendek sering mempergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjukan pengertian yang hampir sama. Tokoh ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Wicaksono, 2014: 59). Penokohan ialah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan dan karakteristik-karakteristik.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Jones (dalam Nurgiantoro, 1995: 165) mengatakan bahwa penokohan adalah pelukisan gambar yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Atta Semi (dalam Wicaksono, 2014: 59) mengungkapkan bahwa dalam karya sastra tokoh-tokoh yang digunakan sebagian besar ialah manusia. Manusia tersebut mempunyai watak sendiri-sendiri maka dari itu tokoh cerita biasanya mengemban suatu perwatakan tertentu yang diberi bentuk dan isi oleh pengarang. Perwatakan dapat diperoleh dengan memberi gambaran mengenai tindak-tanduk ucapan, kebiasaan dan sebagainya. Lain halnya dengan Abrams (dalam Nurgiantoro, 2010: 165) mengatakan tokoh cerita adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan seperti diekspresikan dalam ucapan serta apa yang dilakukan dalam tindakan. Lanjut Burhan Nurgiantoro (2010: 176) mengatakan bahwa dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita. Tokoh dibagi menjadi dua, yaitu: a) Tokoh utama Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaaannya dalam cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan. b) Tokoh tambahan Tokoh tambahan adalah tokoh yang permunculannya dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan dengan tokoh utama, secara langsung dan tidak langsung. Burhan Nurgiantoro (2010: 178) juga membedakan tokoh berdasarkan penampilannya dalam sebuah cerita. Tokoh dibagi menjadi dua, yaitu: a) Tokoh Protagonis Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita (Altenbernd & Lewis dalam Nurgiantoro, 2010: 178). b) Tokoh Antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh yang penyebab terjadinya konflik. Tokoh antagonis barangkali dapat disebut beroposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung ataupun tak langsung, bersifat fisik ataupun batin. 4) Latar Abrams (dalam Nurgiantoro, 2010: 216) latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Wiyatmi (dalam Wicaksono, 2014: 62-63) menjelaskan mengenai fungsi latar sebagai pemberi konteks cerita yang terjadi dan dialami oleh tokoh di suatu tempat, masa dan lingkungan masyarakat tertentu. Burhan Nurgiantoro (2010: 227) mengatakan bahwa unsur latar dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut: a) Latar Tempat Mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Latar tempat tanpa nama jelas biasanya hanya berupa penyebutan jenis dan sifat umum tempat-tempat tertentu, misalnya desa, sungai, jalan, hutan, kota, kecamatan, dan sebagainya. b) Latar Waktu Berhubungan dengan masalah “kapan” terjadi peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” itu biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. c) Latar Sosial Mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status sosial yang bersangkutan. Tata.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. cara kehidupan sosial, masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas. 5) Sudut Pandang Sudut pandang dalam karya fiksi mempersoalkan: siapa yang menceritakan, atau: dari posisi mana (siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat. Abrams (dalam Nurgiantoro, 2010: 248) mengatakan bahwa sudut pandang, point of view, menyaran pada sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang cerita itu sendiri secara garis besar dapat dibedakan ke dalam dua macam: persona pertama, gaya “aku”, dan persona ketiga, gaya “dia”. a) Sudut Pandang Persona Ketiga: “Dia” Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya “Dia”, narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Sudut pandang “dia” dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. (1) “Dia” Mahatahu Sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut “dia”, namun pengarang, narator, dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh “dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu. Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. (2) “Dia” Terbatas, “Dia” sebagai Pengamat Sudut pandang “dia” terbatas, seperti halnya dalam “dia” mahatahu, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja (Stanton dalam Nurgiantoro, 2010: 259). Tokoh cerita yang mungkin saja cukup banyak, yang juga berupa tokoh “dia”, namun mereka tidak diberi kesempatan untuk menunjukkan sosok dirinya seperti halnya tokoh pertama. Oleh karena dalam teknik ini hanya ada seorang tokoh yang terseleksi untuk diungkap, tokoh tersebut merupakan fokus, cermin, atau pusat kesadaran (Abrams dalam Nurgiantoro, 2010: 259). b) Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku” Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona pertama, gaya “aku”, narator adalah seseorang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si “aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang lain kepada pembaca..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Si “aku” tentu saja punya nama, namun karena ia mengisahkan pengalaman sendiri, nama itu jarang disebut. Penyebutan nama si “aku” mungkin justru berasal dari ucapan tokoh lain yang bagi si “aku” merupakan tokoh “dia”. Sudut pandang persona pertama dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan peran dan kedudukan si “aku” dalam cerita. (1) “Aku” tokoh utama Sudut pandang teknik ini, si “aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si “aku” menjadi fokus, pusat kesadaran, pusat cerita. Si “aku” yang menjadi tokoh utama cerita praktis menjadi tokoh protagonis. Hal itu amat memungkinkan pembaca menjadi merasa benar-benar terlibat. (2) “Aku” Tokoh Tambahan Tokoh “aku” hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian “dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama. Sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘aku” tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 6) Amanat Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan, yang diamanatkan. Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan, massage. Bahkan, unsur amanat itu, sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya itu, gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra sebagai pendukung pesan. Siswanti (2008: 161-162) mengatakan bahwa amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca dan pendengar, di dalam karya sastra modern, amanat ini biasanya tersirat di dalam karya sastra lama pada umumnya amanat tersurat. 2. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: 1) Data sekolah, mata pelajaran dan kelas/semester, 2) Materi pokok, 3) Alokasi waktu, 4) Tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi, 5) Materi pembelajaran, metode pembelajaran, 6) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran,.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 7) Penilaian. Guru disetiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK. Semua harus dilakukan agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik, sehingga tujuan utama pembelajaran bisa dicapai. Untuk itulah, merencanakan suatu pembelajaran menjadi tugas pokok guru dalam pembelajaran. Keberhasilan dalam pembelajaran bukan hanya persoalan keberhasilan dalam mengajarkan materi begitu saja di kelas. akan tetapi, keberhasilan pembelajaran terkait dengan keberhasilan guru dalam merencanakannya. Namun kenyataannya di lapangan berbeda, banyak guru yang membuat RPP justru setelah selesai melaksanakan pembelajaran dan itu hanya untuk kepentingan pemeriksaan saja. Hal ini perlu diperhatikan. Seharusnya pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok. Pengembangan RPP dilakukan oleh guru secara bersama-sama melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu yang difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. b. Manfaat Perencanaan Pembelajaran Adapun. empat. manfaat. dari. perencanaan. pembelajaran. yang. diungkapkan oleh Wina Sanjaya (dalam Andi Prastowo, 2015: 48-49) yaitu: 1) Melalui proses perencanaan yang matang. Kita akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan. Artinya perencanaan yang matang dan akurat, kita akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan tercapai. Sebab perencanaan disusun untuk memperoleh keberhasilan, utamanya keberhasilan pembelajaran bagi siswa, dengan demikian kemungkinan kegagalan dapat diantisipasi oleh setiap guru. Contoh, apa yang terjadi jika guru dalam proses pembelajaran tidak memahami dengan jelas tujuan yang akan dicapai, sumber belajar yang digunakan, tentu saja proses pembelajaran akan berlangsung seadanya dan hasilnya pun tidak akan optimal. Bandingkan dengan guru yang pengelolaan pembelajaran direncanakan secara matang. Guru paham akan tujuan yang akan dicapai, strategi apa yang akan digunakan dan sumber apa yang akan dipakai, tentu saja hasilnya akan lebih bagus dan optimal. 2) Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Seorang perencana yang baik akan dapat memprediksi kesulitan apa yang akan dihadapi oleh siswa dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Dengan perencanaan yang matang guru akan dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang akan timbul karena proses. pembelajaran.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. adalah proses yang sangat kompleks dan situasional sehingga berbagai kemungkinan bisa terjadi. 3) Memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini banyak sekali sumber belajar yang mengandung berbagai informasi. Siswa akan dihadapkan pada kesulitan memilih sumber belajar yang dianggap cocok dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu melalui perencanaan, guru dapat menentukan sumber mana yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran. 4) Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis. Artinya proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisasi. Dengan demikian guru dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk keberhasilan proses pembelajaran. Dari keempat manfaat yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya, dapat dipahami bahwa manfaat perencanaan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu manfaat bagi guru dan manfaat bagi siswa. a) Manfaat Bagi Guru Dengan memiliki perencanaan yang matang maka guru dapat mengajar dengan lebih siap baik secara metodologi maupun konten, guru dapat mengantisipasi kesulitan dan bisa dengan cepat mengambil keputusan dari.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. berbagai alternatif solusi yang tersedia, guru dapat mengoptimalkan pemanfaatan waktu dan sumber daya yang dimiliki, guru dapat memprediksi dengan cermat tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, dan guru dapat mengevaluasi kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran dengan lebih objektif. b) Manfaat Bagi Siswa Dengan adanya perencanaan yang matang maka siswa bisa mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan menarik, dan dengan perencanaan yang matang maka siswa dapat terus terjaga motivasi dan minat belajarnya agar tetap tinggi. c. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP Ada berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut. 1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan mem-perhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 5) Keterkaitan dan keterpaduan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, dan Sumber Belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. 6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. d. Komponen dan Langkah-Langkah Pengembangan RPP Adapun beberapa komponen dan langkah-langkah dalam pengembangan RPP yaitu: 1) Identitas Identitas: Sekolah, Kelas, Semester, Mata Pelajaran, dan Alokasi Waktu. 2) Kompetensi Inti Tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Sementara itu Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. 3) Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. 4) Indikator Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup ranah atau dimensi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). 5) Tujuan Pembelajaran Memuat penguasaan kompetensi yang bersifat operasional yang dicapai dalam RPP. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terdapat dalam indikator, dalam bentuk pernyataan yang operasional. Dengan demikian jumlah rumusan tujuan pembelajaran dapat sama atau lebih banyak dari pada indikator. 6) Materi Pembelajaran Materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang harus diketahui dalam pembelajaran adalah materi dalam RPP merupakan pengembangan dari materi pokok yang terdapat dalam silabus. Oleh karena itu, materi pembelajaran dalam RPP harus dikembangkan secara terinci.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. bahkan jika perlu guru dapat mengembangkannya menjadi buku siswa. 7) Metode Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran. Pemilihan metode bergantung pada jenis materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. 8) Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran memuat pendahuluan/kegiatan awal kegiatan inti, dan kegiatan penutup dan masing-masing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan. Selain itu, apabila kegiatan disiapkan untuk lebih dari satu kali pertemuan, hendaknya diperjelas pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 atau ke-3 nya. 9) Media, Alat/Bahan, Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang terdapat dalam silabus. Jika memungkinkan dalam satu perencanaan disiapkan media, alat/bahan, dan sumber belajar. Oleh kerena itu, guru harus memahami secara benar pengertian media, alat/bahan dan sumber belajar. 10) Penilaian Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen, dan Instrumen yang digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam penilaian hendaknya dicantumkan: jenis, betuk instrumen dan instrumen, kunci jawaban dan pedoman penskoran. (Sumber: Modul PLPG: 2013)..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. e. Proses Pembelajaran Tahap selanjutnya dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1) Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a) Menyiapkan peserta didik secara fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari c) Mengantar peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai. d) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. 2) Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang dise-.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. suaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. a) Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. b) Menanya Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. c) Mengumpulkan dan Mengasosiasikan Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara, untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. d) Mengkomunikasikan Hasil Menulis atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. 3) Kegiatan Penutup Guru bersam-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Tabel Format RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan Kelas Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu. : : : : :. A. Kompetensi Inti B. Kompetensi Dasar C. Indikator D. Tujuan Pembelajaran E. Materi Ajar F. Metode Pembelajaran G. Sumber Belajar dan Media H. Kegiatan Pembelajaran I. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi. Teknik Penilaian. Bentuk Instrumen. Instrumen. Kota, ... Mengetahui, Kepala Sekolah. Guru mata pelajaran. NIP .... NIP .... 3. Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi 4 manfaat, yaitu: membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16-25). Sedangkan.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Ismawati (2013: 1) pengajaran sastra merupakan pengajaran yang menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi: Teori Sastra, Sejarah Sastra, Kritik Sastra, Sastra Perbandingan, dan Apresiasi Sastra. C. Kerangka Berpikir Dalam penelitian ini, hal yang pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari cerita pendek yang akan dianalisis unsur intrinsiknya. Peneliti memilih cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala untuk dianalisis. Cerita pendek “Radio Kakek” berjumlah 8 halaman. Setelah mencari cerita pendek, kemudian peneliti membaca keseluruhan isi cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala dan membuat sinopsis untuk mempermudah memahami isi ceritanya. Setelah membaca, selanjutnya peneliti mengumpulkan atau mencari unsur intrinsik dalam cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala. Unsur intrinsik yang dicari seperti tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang dan amanat. Semua data analisis telah diperoleh, selanjutnya adalah memeriksa keabsahan hasil analisis unsur instrinsik cerpen “Radio Kakek” dengan menggunakan triangulasi yang dilakukan oleh ahli yaitu dosen bidang sastra. Selanjutnya, peneliti membuat rencana pembelajaran berupa RPP yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Rencana pembelajaran ini dibuat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Rencana pembelajaran memuat materi yang berkaitan dengan menganalisis cerita pendek yaitu terdapat pada Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita pendek..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari lima subbab, yaitu jenis penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Semuanya itu akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut. A. Jenis Penelitian Penelitian yang berjudul analisis unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala dan rencana pembelajarannya di kelas XI SMA menggunakan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif. Bagdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006: 4) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan produk analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kualifikasi lainnya (Moleong, 2006: 6). B. Data dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian analisis unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” Karya Ratih Kumala dan rencana pembelajarannya di Kelas XI SMA adalah subjek dari data diproleh yaitu cerpen yang berjudul “Radio Kakek” karya Ratih Kumala. Cerpen radio kakek karya Ratih Kumala terdapat 8 halaman. Tahun terbit 2017. Data dari penelitian ini adalah analisis unsur instrinsik berupa tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. 40.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. C. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks cerpen itu sendiri. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai alat pengumpulan data adalah peneliti itu sendiri. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik untuk memperoleh data yang diperlukan atau proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Nasir, 2011). Sugiyono (2010: 224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik yang digunakan adalah teknik simak dan teknik catat. Teknik simak: peneliti membaca keseluruhan cerpen yang akan dianalisis. Teknik catat: setelah selesai membaca cerpen tersebut, peneliti mencatat/menulis hal-hal penting yang berkaitan dengan menganalisis unsur intrinsik seperti tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang dan amanat. Kedua teknik ini dilakukan karena dalam penelitian ini berupa teks tertulis. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil analisis unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala ditinjau dari tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat dan mendeskripsikan rencana pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala di kelas XI SMA dalam bentuk RPP. Jadi produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. E. Teknik Analisis Data Siddel (dalam Moleong, 2010: 248) analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut: 1) mencatat hasil data lapangan, dengan memberikan kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, 2) mengumpulkan, memilahmilah, mengklasifikasikan, mensistesikan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya, 3) berpikir untuk membuat kategori data itu mempunyai makna, dengan cara mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan umum. Analisis data yang digunakan dalam penelitian analisis unsur intrinsik cerita. pendek. “Radio. Kakek”. karya. Ratih. Kumala. dan. rencana. pembelajarannya di kelas XI SMA adalah analisis deskriptif. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data adalah sebagai berikut: 1) Peneliti terlebih dahulu mencari dan memilih cerpen. Peneliti memilih cerpen “radio kakek” karya Ratih Kumala sebagai bahan untuk dianalisis. 2) Peneliti membaca secara keseluruhan cerpen “Radio Kakek” karya Ratih Kumala kemudian membuat sinopsis. 3) Peneliti menganalisis dan mencatat informasi penting berupa unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita pendek “Radio Kakek” karya Ratih Kumala..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. F. Triangulasi Temuan dan interpretasi yang diperoleh peneliti harus diperiksa keabsahannya dengan triagulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2010: 273). Triangulasi dilakukan untuk memperkuat data, untuk membuat peneliti yakin terhadap kebenaran dan kelengkapan data. Triangulasi tersebut dapat dilakukan secara terus menerus sampai peneliti puas dengan datanya, sampai yakin datanya valid (Herdiansyah, 2012: 168). Triangulasi adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti (Herdiansyah, 2012: 201). Oleh karena itu, peneliti melakukan triangulasi terhadap data hasil analisis unsur intrinsik cerpen “Radio Kakek” karya Ratih Kumala. Hasil analisis yang dilakukan peneliti kemudian diperiksa keabsahannya oleh pakar/ahli dalam bidang sastra yaitu dosen sastra Drs. J. Prapta Diharja, SJ. M.Hum. Triangulasi ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh..

Gambar

Tabel  Format RPP  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)  Satuan Pendidikan  Kelas  Semester  Mata Pelajaran  Alokasi Waktu  : :  :  : :  A

Referensi

Dokumen terkait

karya Asma Nadia meliputi (1) unsur intrinsik yang berupa tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat, (2) nilai religius yang berupa nilai

Adapun langkah-langkah penelitian meliputi: (1) mem baca cerpen “Honor Cerita Pendek”, (2) menganalisis penokohan pada tokoh Wisanggeni dalam cerpen tersebut, kemudian (3)

Dalam penelitian ini, unsur-unsur intrinsik yang akan diteliti adalah tema, fakta cerita yang meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar, serta sarana cerita yang meliputi sudut

Melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning terintegrasi dengan TPACK, peserta didik dapat mengidentifikasi unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, latar,

Hasil penelitian ini, meliputi (1) unsur intrinsik novel Sujud Nisa di Kaki Tahajud Subuh karya Kartini Nainggolan yang terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan

Selanjutnya, kemampuan menentukan unsur intrinsik cerita pendek siswa kelas IX SMP Islam YLPI Kota Pekanbaru pada aspek sudut pandang mendapat nilai rata-rata 6,75

Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik meliputi tema; tokoh dan penokohan; alur; latar; sudut pandang; amanat; (2) nilai pendidikan akhlak meliputi

Novel Api Tauhid karya Habiburrahman El-Shirazy yang akan penulis teliti, (1) unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang,