• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumarjo, dan Saini, 1991:3).

Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks dan unik sehingga setiap karya sastra memiliki kekompleksan dan keunikannya sendiri. Hal ini yang membedakan antara karya sastra yang satu dengan yang lainnya. Menurut Teeuw (1984:113)و setiap karya sastra memerlukan metode analisis yang sesuai dengan sifat dan strukturnya.

Secara umum, karya sastra memiliki unsur-unsur berupa fakta cerita, tema, dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar, sedangkan yang merupakan sarana cerita adalah sudut pandang, gaya bahasa, konflik, klimaks, nada dan gaya, simbolisme, dan ironi. Setiap unsur karya sastra di atas mempunyai potensi dan makna tertentu yang dapat dijadikan pendukung dalam membentuk struktur karya sastra (Stanton, 2000:12 dan 19).

Ada beberapa genre dalam sastra, salah satunya adalah cerpen. Cerpen adalah pengungkapan suatu kesan yang hidup dari fragmen kehidupan manusia, hanya suatu lintasan dari secercah kehidupan manusia yang terjadi pada suatu kesatuan waktu. Dengan demikian, sebagai karya imajinatif, cerpen ini dibangun

(2)

melalui berbagai unsur intrinsiknya, seperti tema, plot, tokoh, dan penokohan, serta latar. Semua itu dibuat mirip oleh pengarang dengan dunia nyata sehingga tampak seperti benar-benar ada dan terjadi (Nurgiyantoro, 2002:4). Cerpen menyaran pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata (Nurgiyantoro, 2012:2).

ʻUlbatun Min As}-S}afi>h merupakan sebuah antologi atau kumpulan cerpen karyaIh{sa>n ʻAbdu al-Quddu>s. Ia adalah seorang pengacara yang amat mencintai dunia sastra. Ia mengenal sastra semenjak kecil, sebab ibunya adalah seorang pendiri majalah. Memulai menulis sebagai seorang jurnalis, Ih{sa>n ʻAbdu al-Quddu>s menghasilkan banyak novel maupun cerpen seperti an-Naẓāratu as-Saudāˋi, Anā Ḥi>rah, al-Wisādah al-Khāliyah, dan aṭ-Tari>q al-Masdūd.

Cerpen “Kullu Ha>z|a> al-H}ubbu” karya Ih{sa>n ʻAbdu al-Quddu>s ini mengisahkan tentang cinta yang dimiliki oleh seseorang pria kepada wanita pujaan hatinya yang tidak lain merupakan teman bermainnya dan adiknya sejak kecil. Akan tetapi, sangat disayangkan ketika cinta tersebut tidak bisa terwujudkan dalam ikatan yang suci. Karena si wanita menikah dengan pria yang lain. Meskipun demikian, di dalam diri mereka berdua masing-masing masih memiliki rasa cinta tersebut.

Sebagai karya sastra, cerpen“Kullu Ha>z|a> al-H}ubbu” karya Ih{sa>n ʻAbdu al-Quddu>s ini merupakan sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur intrinsik yang saling berkaitan. Untuk dapat mengungkapkan makna dalam cerpen ini dengan baik diperlukan analisis struktural sebagai sebuah langkah untuk

(3)

memahami pengalaman dari cerita ini lewat unsur-unsur intrinsik dan keterkaitan anatarunsurnya yang terdapat pada cerpen tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik cerpen “Kullu H}a>z|a> al-H}ubbu” dalam antologi cerpen ʻUlbatun min as}-S}afi>h karya Ih}san ʻAbdu al-Quddu>s serta keterkaitan antarunsur-unsur tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur intrinsik apa saja yang terdapat di dalam cerpen “Kullu Ha>z|a> al-H}ubbu” yang terdiri atas tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, judul, dan keterkaitan antarunsur-unsur tersebut sehingga mampu membangun keselarasan dan kesatuan makna.

1.4 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan dari pengamatan peneliti cerpen sejauh pengamatan penulis, beberapa karya Iḥsān ‘Abdu al-Quddūs yang telah dibahas, diantaranya, oleh Imam Turmudi (2013) dengan judul “Cerpen Umruna Arba’ah Sa’āt Karya Iḥsan ‘Abdu al-Quddūs: Analisis Struktural”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur instrinsik cerpen tersebut saling memiliki keterkaitan. Muhammad Zainul Anshori (2013) melakukan pengkajian struktural cerpen dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Struktural pada Cerpen “Al-Wisādah Al-Khāliyah Karya Iḥsan ‘Abdu al-Quddūs”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik cerpen tersebut saling memiliki keterkaitan. Hartono (2013) juga

(4)

melakukan pengkajian struktural dalam skripsinya yang berjudul “Allāhu Maḥabbah” dalam al-Qiṣah al-Qaṣirah Dirasah WaMukhtarat Karya Iḥsan ‘Abdu al-Quddūs: Analisis Struktural”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik dalam cerpen tersebut saling memiliki keterkaitan.

Kumpulan cerpen dalam antologi ‘Ulbatun minaṣ-Ṣafῑhkarya Ih}san ʻAbdu al-Quddu>s yang telah diteliti oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada, antara lain cerpen “Lā Tażbaḥū al-Firākh” oleh Ibnus Sakan (2014) dengan judul Cerpen “Lā Tażbaḥū al-Firākh” dalam Kumpulan Cerpen ‘Ulbatun minaṣ-Ṣafῑhkarya Ih}san ʻAbdu al-Quddu>s: Analisis struktural, cerpen “Al-Qad{iyyah Al-Akhi<rah” oleh Arifah Fatattin Nur Adrika (2014) dengan judul Cerpen “Al-Qad{iyyah Al-Akhi<rah” dalam Kumpulan Cerpen ‘Ulbatun minaṣ-Ṣafῑhkarya Ih}san ʻAbdu al-Quddu>s: Analisis struktural, dan cerpen “Iktisyāfu al-Alūmuniūm” oleh Yulian Prasetya (2014) dengan judul Cerpen “Iktisyāfu al-Alūmuniūm” dalam Kumpulan Cerpen Ulbatun minaṣ-Ṣafῑhkarya Ih}san ʻAbdu al-Quddu>s: Analisis struktural.

Cerpen yang berjudul“Kullu Ha>z|a> al-H}ubbu”merupakan cerpen ke-2 dari dua puluh cerpen dalam kumpulan cerpen ‘Ulbatun minaṣ-Ṣafῑh karya Ih}san ʻAbd Quddu>s. Sepengetahuan penulis, pembahasan cerpen “Kullu Ha>z|a> al-H}ubbu”belum pernah dilakukan baik dari segi sastra maupun lingusitik, oleh mahasiswa Sastra Asia Barat Universitas Gadjah Mada maupun Sastra Arab Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Kalijaga. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis meneliti cerpen tersebut dengan menggunakan analisis struktural dalam ranah kajian sastra, sebagai langkah dasar untuk penelitian selanjutnya.

(5)

Sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk meneliti menggunakan pendekatan apapun dalam menganalisisnya. Artinya, terbuka lebar kesempatan untuk melakukan penelitian pada cerpen “Kullu Ha>z|a> al-H}ubbu”dalam antologi cerpen ‘Ulbatun min aṣ-Ṣafῑḥ.

1.5 Landasan Teori

Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengungkapkan unsur-unsur intrinsik dan menjelasakan keterkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya, maka landasan teori untuk analisis cerpen “Kullu Ha>z|a> al-H}ubbu”ini adalah teori struktural.

Teori struktural adalah teori yang memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur karya sastra itu sendiri. Karya sastra dipandang sebagai sesuatu yang otonom, berdiri senidri, bebas dari pengarang, realitas, maupun pembaca (Teeuw, 1984:134). Lebih jelasnya, Pradopo (2009:140) menyatakan, teori struktural merupakan pendekatan yang bersifat objektif, yaitu pendekatan yang menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang otonom, terlepas dari alam sekitarnya, pembaca, dan pengarang.

Teeuw (1984:135) menegaskan bahwa teori struktural adalah suatu teori yang memandang bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur intrinsik yang masing-masing mempunyai fungsi dan saling berkaitan. Unsur intrinsik karya sastra adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita dan secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyatoro, 2002:23). Struktur karya sastra menyaran pada pengertian hubungan antarunsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling

(6)

menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kebulatan yang utuh (Nurgiyantoro, 2002:36).

Ada beberapa pendapat mengenai pembagian unsur-unsur intrinsik karya sastra, di antaranya adalah pembagian menurut Stanton (2007:13) berupa fakta cerita, tema, dan sarana cerita. Fakta cerita terdiri dari karakter, alur, dan latar. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita (Stanton, 2007:22). Ketiga unsur fakta cerita ini merupakan unsur yang paling dominan tampak dalam suatu karya sastra dan dapat dibayangkan eksistensinya secara faktual. Ketiganya juga tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling mendukung.

Karakter (character) menyaran pada dua pengrtian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang memiliki tokoh-tokoh tersebut (Stanton dalam Nurgiyantoro, 2002:165).

Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya (Stanton, 2007:26).

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2007:35). Latar dalam cerpen tidak memerlukan detil-detil khusus, dia

(7)

hanya memerlukan pelukisan secara garis besar saja bahkan hanya secara implisit (Nurgiyantoro, 2002:13).

Tema adalah makna yang dapat merangkum semua elemen dalam cerita dengan cara yang paling sederhana (Stanton, 2007:41). Dengan adanya tema, cerita menjadi lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir cerita akan menjadi pas, sesuai, dan memuaskan berkat keberadaan tema (Stanton, 2007:37).

Untuk menentukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita (Nurgiyantoro, 2002:68). Sebagian besar karya sastra mengungkapkan tema secara implisit di dalam ceritanya. Oleh karena itu, harus dilakukan pembacaan secara mendalam untuk memperoleh tema sebagai makna yang merasuki keseluruhan cerita (Nurgiyantoro, 2002:69).

Sarana sastra dapat diartikan sebagai metode (pengarang) memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna (Stanton, 2007:46). Sarana sastra bisa berupa sudut pandang, gaya bahasa, simbol-simbol, imajinasi, dan cara-cara pemilihan judul (Nurgiyantoro, 2002:25). Fugsi sarana cerita adalah memadukan fakta sastra dengan tema sehingga makna karya sastra itu dapat dipahami dengan jelas.

Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pendangan hidup dan tafsirnnya terhadap kehidupan, tetapi kesemuanya itu dalam

(8)

karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita (Nurgiyantoro, 2002:238).

Judul dalam suatu cerpen seringkali merupakan petunjuk untuk mengetahui makna sebuah cerita (Stanton, 2007:51). Pada hakikatnya, judul merupakan hal yang pertama dibaca oleh pembaca fiksi. Judul merupakan elemen lapisan luar suatu fiksi. Oleh karena itu, ia merupakan elemen yang paling mudah dikenali pembaca (Sayuti, 2000:145).

Dalam analisis struktural, unsur-unsur di atas itulah yang dikaji dan diteliti. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman tentang pengertian peran, fungsi, dan hubungan antarunsurnya.

Dalam penelitian ini, unsur-unsur intrinsik yang akan diteliti adalah tema, fakta cerita yang meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar, serta sarana cerita yang meliputi sudut pandang dan judul karena unsur-unsur tersebut dipandang sebagai unsur yang dominan membangun cerita dalam cerpen “Kullu Ha>z|a> al-H}ubbu”, sedangkan unsur-unsur yang lain seperti gaya bahasa, simbol, dan imajinasi tidak dominan membangun cerita sehingga tidak dibahas dalam penelitian ini.

1.6 Metode Penelitian

Sesuai dengan landasan teori yang dipakai, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural. Metode adalah cara kerja yang bersisitem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 1997:652). Metode penelitian harus sesuai dengan landasan teorinya. Karena landasan teori yang dipakai adalah teori struktural,

(9)

maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural.

Metode analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarunsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah totalitas (Nurgiyantoro, 2010:37). Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, judul, sudut pandang, dan lain-lain, kemudian dijelaskan bagaimana fungsi masing-masing unsur dan hubungan antarunsurnya. Sehingga secara bersama membentuk sebuah makna yang menyeluruh.

Unsur-unsur pembentuk karya sastra meliputi fakta cerita, tema, dan sarana cerita (Stanton, 2007:20). Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Tema muncul dalam fakta melalui sarana cerita. Sarana cerita meliputi sudut pandnag, gaya bahasa, konflik, nada dan gaya, simbolisme, dan ironi.

Untuk penelitian terhadap cerpen “Kullu Ha>z\a> al-H>{ubbu” ini akan dianalisis fakta cerita, tema, dan sarana cerita yang berupa sudut pandang pengarang dan judul. Hal ini dipilih karena unsur-unsur tersebut yang dinilai sebagai unsur yang menonjol dalam cerpen tersebut.

Langkah yang akan dilakukan untuk menganalisis cerpen “Kullu Ha>z\a> al-H>{ubbu” ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, judul, dan sudut pandang, dan mencari hubungan antarunsurnya dalam bentuk kebulatan makna.

(10)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian cerpen “Kullu Ha>z\a> al-H}ubbu” dari aspek struktural ini disajikan dalam empat bab. Bab 1 berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II memuat biografi pengarang dan sinopsis cerpen “Kullu Ha>z\a> al-H}ubbu”. Bab III berisi analisis struktural cerpen “Kullu Ha>z\a> al-H}ubbu”, meliputi tema, fakta cerita yang terdiri atas tokoh dan penokohan, alur, dan latar, serta sarana cerita yang terdiri atas sudut pandang dan suasana cerita, serta keterkaitan antarunsur-unsurnya yang terdapat dalam cerpen “Kullu Ha>z\a> al-H}ubbu”. Adapun bab terakhir, yaitu bab IV berisi kesimpulan dan diakhiri dengan daftar pustaka, beserta ringkasan dalam bahasa Arab.

1.8 Pendoman Transliterasi

Transliterasi huruf Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no: 158 Th. 1987 dan no: 0543b/U/1987.

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf Latin

(11)

No Huruf Arab Nama Huruf Latin

1 ا Alif Tidak dilambangkan

2 ب Ba>` B 3 ت Ta>` T 4 ث S|a>` s\ 5 ج Jim J 6 ح H{a>` h{ 7 خ Kha>` Kh 8 د Da>l D 9 ذ Za|>l Z>>| 10 ر Ra>` R 11 ز Zai Z 12 س Si>n S 13 ش Syi>n Sy 14 ص S{a>d S} 15 ض D{a>d D{ 16 ط Ta>` T{ 17 ظ Za>` Z{ 18 ع ‘ain ‘ 19 غ Gain G 20 ف Fa>` F 21 ق Qa>f Q 22 ك Ka>f K 23 ل La>m L 24 م Mi>m M 25 ن Nu>n N 26 و Wau W 27 ه Ha>` H 28 ء Hamzah ` 29 ي Ya>` Y 2. Vokal

Di dalam bahasa Arab, dikenal dengan tiga vokal, yaitu vokal tunggal, rangkap, dan panjang. Penulisan ketiga vokal sebagai berikut.

(12)

Vokal tunggal Vokal rangkap Vokal panjang Tanda Huruf latin Tanda

dan huruf Gabungan huruf Harakat dan huruf Huruf dan tanda

َ

-

a

ي

-

ai

ا-

-

a>

َ

-

i

و-

au

-

ي

-

i>

َ

-

u

و-

u> Contoh:

ب ت ك

kataba

فْي ك

kaifa

لا ق

qa>la 3. Ta>` Marbu>t}ah

Ta>` marbu>t}ah hidup atau mendapat harakat fath{ah, kasrah, atau d}ammahtransliterasinya adalah /t/, sedangkan ta>` marbu>t}ah mati atau mendapat harakat sukuntransliterasinya adalah /h/.

Contoh:

ة رَّونلما ة ني دم لا

al-Madīnah al-Munawwarah al-Madīnatul Munawwarah 4. Syaddah (Tasydi>d)

Syaddah atau tasydi>d dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda syaddah atau tasydi>d. Dalam transliterasinya, tanda syaddah itu dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut.

Contoh:

(13)

5. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf al. Kata sandang tersebut dibedakan menjadi kata sandang yang diikuti oleh h}uru>f syamsiyyah dan h}uru>f qamariyyah. Kata sandang yang diikuti h}uru>f syamsiyyah adalahkata sandang yang ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut, sedangkan kata sandang yang diikuti h}uru>f qamariyyah adalahkata sandang yang ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda hubung (-).

Contoh:

ل جَّرلا

ar-rajulu

م ل قلا

al-qalamu 6. Hamzah

Hamzah yang ditransliterasikan dengan apostrof hanya berlaku untuk hamzah yang terletak di tengah dan belakang. Hamzah yang terletak di depan

tidak dilambangkan dengan apostrof karena dalam tulisan Arab berupa ali>f. Contoh:

ءْي ش

syai `un

7. Penulisan kata

Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya, contoh:

(14)

ْيْ ق زا رلا ير خ و لَ الله َّن إ و

Wa innalla>ha lahuwa khair ar-ra>ziqi>n atau dengan Wainnalla>ha lahuwakhairur-ra>ziqi>n

8. HurufKapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam ransliterasinya huruf capital digunakan sesuai dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Diantaranya adalah huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri, dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang dituliskan dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh:

لْو س ر َّلا إ دَّم مُ ا م و

Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau h{arakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.

Contoh:

Nas}run minalla>hi wa fath{un qari>b رصَن َن ِم ِالل و حتف بي ِرَق

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kedua faktor dan interaksinya terhadap jumlah ibuprofen yang terlarut dari tablet lepas lambat dan memperoleh

belum melaksanakan pembayaran, maka dengan ini saya memberikan hak dan persetujuan kepada Badan Pengurus ASPI yang berwenang berdasarkan Anggaran Dasar ASPI

spaces dapat dideskripsikan sebagai lingkungan terbangun yang berpusat pada manusia, disiplin evidence-based, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendukung elemen

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis pengaruh antara karakter dan jenis pekerjaan anggota terhadap pengembalian pinjaman pada KSU Barokah Mandiri

Koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa assurance berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, yang berarti semakin tinggi kualitas jaminan pelayanan

Antarcitra Trans, Diagram alir yang tersaji pada Gambar 5 merupakan alur logika aplikasi Sistem Informasi yang dikembangkan untuk penelitian ini. Gambar 5 Diagram Alir

Lagu-lagu seperti ini biasanya terkesan magis seolah-olah perasaan pendengaranya ingin dibawa ke alam atas (alam maya) dimana para dewa bersemayam. Dalam pengolahan unsur-unsur

Penerapan data mining dengan teknik klasifikasi menggunakan algoritma C4.5 yang dilakukan menghasilkan sebuah informasi dalam memprediksi masa studi tepat waktu mahasiswa di