• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdul Aziz Al Badri, Hidup Sejahtera Dalam Naungan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1990

Adib Faishol & Farid Muttaqin,, Paanduan untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan Berbasis Pesantren, Jakarta; Puan Amal Hayati 2008 Arimbi Heroepoetri,“KDRT Meningkat” Diakses pada 19 Maret 2009 dari

Http://Www.Tribun-Timur.Com/Read/Artikel/15790

Adib, Faishol & Muttaqin, Farid, Panduan untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan Berbasis Pesantren, Jakarta; Puan Amal Hayati 2008 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodelogis Kearah

Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT raja Grafindo Persada, 2006

Departemen pendidikan dan kebudayaan. Kamus Besar Indonisia. jakarta: Balai pustaka, 1999.

Hadidjah & Laa. Jamaa, Hukum Islam &Undang- undang anti kekerasan dalam Rumah Tangga. Ambon, cipta karya mandiri, 2007

____________. Hukum islam & undang- Undang Anti kekerasan dalam Rumah TanggaAmbon, Cipta karya mandiri, 2007

Kementrian Pemberdayaan Perempuan, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Jakarta;Republik Indonesia 2004

LXIV

Lembaga Hukum, “Pemiskinan Perempuan dan Upaya Setengah Hati Negara dalam Menegakkan Hak Asasi Perempuan”, Diakses pada 19 Maret 2009 dari http://www.lbh-apik.or.id/catahu%202006.htm

Mardalis, Metode Penelitoian Proposal,Jakarta: Bumi Aksara, 2002

Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandug: PT Remaja Rosda Karya, 2000 MAJALAH TANTRI warta istri, putri dan santri, Puan Amal Hayati Jakarta, 2008. Nina Yusuf & Kawan- Kawan, Buku Panduan Tentang Kekerasan dalam Rumah

Tangga, Jakarta:LKP2, 2003

Republik Indonesia, undang- undang R.I. Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Ttangga Jakarta: 2004 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,Bandung: Penerbit Alfabeta, 2005 T.O. Ihromi Bunga Rampai Sosiologi, Jakarta; Yayasan Obor Indonesia 1999

LXV

Upaya penanganan masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah

Usymuni Sumenep Madura

Pedoman wawancara Untuk Konselor ( Konseling Islam )

Menurut ibu apakah ada perbedaan antara konseling dengan konseling Berperspektif Islam ?

bagaimana proses pelaksaan konseling (berperspektif islam) yang ibu terapkan disni ?

Apakah klien yang ibu tangani selama ini khusu untuk perempuan korban KDRT saja?

Metode apa saja yang diterpkan disini ? Bagaimana tahapan pelaksaan konselingnya ?

apakah ada kendala selama melakukan konseling, jika ada apa kendalanya ? Sesuai dengan tenarnya pesantren Puan amal hayati ini tentunya banyak sekali faktor pendukung yang menghantarkan puan sampai saat ini, terutam faktor pendukung dalam pelaksanaan konseling ?

Bagaimana kesan ibu sebaggai konselor sekaligus pimpinan pesantren puan amal hayati ini ?

LXVI

Upaya penanganan masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah

Usymuni Sumenep Madura

Skrip wawancara untuk pendamping

Berapa jumlah klien yang masuk ke puan ini terhitung sejak tahun 2007- 2008 ? Apakah klien yang diterima di sini khusus perempuan korban KDRT saja ? Berapa lama proses pendampingannya ?

Bagaimana prosedur pelaksanaan pendampingan yang diterapkan disisn i? Metode apa saja yang digunakan pendamping selama mendampingi klien ?

Selama mendapingi klien faktor apa yang mendukung dan menghambat jalannya pendampingan ?

Bagaimana kesan anda sebagai pendamping korban KDRT, dan apa pesan anda kepada masyarakat sebagai pendamping korban KDRT ?

LXVII

Upaya penanganan masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah

Usymuni Sumenep Madura

Sekrip wawancara untuk Korban KDRT

Masuk kepesantren ini atas kemauan sendiri, dorongan keluarga atau saran teman ?

Masalah apa yang membuat anda datang ke puan ini ?

Mengapa anda memilih puan sebagai tempat pengaduan masalah anda ? Bagaimana perasaan anda setelah bergabung dengan puan ?

Kegiatan apa saja yang di ikuti ibu saat berada di puan ? Sejak kapan masuk pesantren ini ?

Bagaimana kesan ibu setelah keluar dari puan ?

LXVIII

Upaya penanganan masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah

Usymuni Sumenep Madura

Skrip wawancara untuk Korban KDRT Via Telp

Bergabung dengan pesantren PUAN atas kemauan sendiri, dorongan keluarga atau saran teman ?

Sejak kapan bergabung dengan pesantren Puan ?

Masalah apa yang membuat anda bergabung dengan puan ?

Mengapa anda memilih puan sebagai tempat pengaduan masalah anda ? Bagaimana perasaan anda setelah bergabung dengan puan ?

Upaya apa saja yang diberikan Puan kepada anda ? Bagaimana kesan anda setelah bergabung dengan Puan ?

LXIX

Upaya Penanganan Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah

Usymuni Sumenep Madura

Pedoman Wawancara Pimpinan Sekaligus Pendamping PUAN Amal Hayati Aqidah USymuni

1. Bagaimana sejarah berdirinya Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni?

2. Apa visi dan misi didirikannya Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni?

3. Program apa saja yang dilakukan Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni ini?

4. Bagaimana metode pelaksanaan Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni?

5. Bagaimana tahapan pelaksanaan penanganan masalah KDRT di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni? 6. Apakah korban yang telah keluar dari PUAN masih tetap dimonitor oleh pihak

PUAN?

7. Bagaimana upaya penanganan masalah terhadap korban KDRT?

8. Faktor apa saja yang menjadi penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan upaya penanganan masalah KDRT ?

9. Siapakah yang berperan serta dalam pelaksanaan upaya penanganan masalah KDRT ?

10.Mengapa anda memakai metode bimbingan dan konseling tersebut ? 11.Apa yang dimaksud dengan KDRT ?

12.Bagaimana kesan ibu sebagai pendamping sekaligus pimpinan pesantren PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni?

LXX

Upaya Penanganan Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah

Usymuni Sumenep Madura

Pedoman Wawancara Pendamping PUAN Amal Hayati Aqidah USymuni

1. Apa yang Ibu ketahui tentang KDRT?

2. Klien yang masuk kesini apa cuma terbatas pada perempuan saja?

3. Bagaimana metode pelaksanaan Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni?

4. Bagaimana tahapan pelaksanaan penanganan masalah KDRT di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni? 5. Waktu pelakasanaan penaganan masalah korban KDRT biasanya dilaksanakan

dimana?

6. Apakah ada kendala dalam melakukan pendampingan?

7. Apa Faktor yang menjadi penunjang dan penghambat dalam melakukan penanganan masalah korban KDRT?

8. Apakah ada harapan atau pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat, khususnya kepada pembaca ?

LXXI

Upaya Penanganan Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah

Usymuni Sumenep Madura

Pedoman Wawancara Korban KDRT PUAN Amal Hayati Aqidah USymuni

1. Bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) dengan kemauan sendiri, dorongan keluarga atau teman ?

2. Sejak kapan bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN)?

3. Apa yang anda letahui tentang Kekerasan dalan Rumah Tangga (KDRT)? 4. Masalah apa yang membuat anda bergabung dengan Pesantren untuk

pemberdayaan perempuan (PUAN)?

5. Mengapa anda memilih Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) sebagai tempat pengaduan masalah anda ?

6. Bagaimana perasaan anda setelah bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) ?

7. Upaya apa saja yang diberikan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) kepada anda ?

8. Bagaimana kesan anda setelah bergabung dengan Puan ?

LXXII

Wawancara Bersama Eksekutif Derektur Pesantren Untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hayati Aqidah Usymuni

Nama : Ny. Hj. Aqidah Usymuni Agama : Islam

Alamat : Pandian- Sumenep 69414 Madura- Jawa Timur T. Wawancara : Ruang tamu Pondok Pesantren aqidah Usymuni Jabatan : Eksekutif Derektur PUAN

T: Bagaimana sejarah berdirinya Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni?

J: Waktu saya kecil sering sekali saya menyaksikan betapa banyak istri yang tertindas dan tidak mendapatkan pelakuan adil dari para suami, tetapi mereka tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ini disebabkan karena kuatnya pengaruh budaya patriarki serta pemahaman agama yang bias jender di Sumenep dan kasus kekerasan terhadap keluarga dianggap sebagai hal yang biasa, bahkan harus ditutupi, karena itu merupakan rahasia keluarga, yang orang luar tidak boleh tau. Sementara itu disumenep belum ada lembaga yang menangani kasus-kasus seperti ini secara serius. Hal tersebut menimbulkan dampak sangat buruk bagi kehidupan perempuan, termasuk maraknya kasus perkawinan usia dini, pendidikan yang rendah, partisipasi perempuan minim disemua ini. Terdorong oleh rasa gemas dan “geregetan” terhadap kondisi ini, saya berupaya mencari jalan untuk menolong dan melindungi kaum perempuan, khususnya kaum perempuan di Sumenep dari ketidak adilan yang terjadi. Dan ketika mendengar bahwa dijakarta ada sebuah lembaga bernama PUAN Amal hayati yang melakukan

LXXIII

pemberdayaan perempuan dengan basis pesantren, saya langsung terbang ke Jakarta dan menyampaikan maksud saya untuk mendirikan PUAN dipesantren saya yang bernama Pondok pesantren Aqidah Usymuni. Setelah disurvei dan dipelajari tentang daerah Pondok pesantren Aqidah Usymuni, Pada tanggal 20 Juni 2000, PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni diresmikan oleh Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid, M. Hum (keteua PUAN Amal Hayati Pusat). Pada awal pendiriannya, PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni mendapat perlawanan dan tantangan dari kaum laki laki dan para pemuka agama, namun setelah dijelaskan dengan hati-hati oleh Ibu Sinta Nuriyah Wahid, M. Hum akhirnya mereka yang menentang saya dapat menerima, bahkan langsung memberikan kesediannya untuk membantu dan mendukung program PUAN Amal Hayati aqidah Usymuni.

T: Apa visi dan misi didirikannya Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni?

J: Visi PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni Sumenep Madura

Melindungi, Mengayomi, Memberdayakan, Seta mengabdi Untuk Perempuan dan Anak- anak. Adapun Misi PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni Sumenep Madura adalah Memberikan perlindungan terhadap korban kekerasan baik kepada perempuan ataupun anak-anak, Mensosialisasikan anti KDRT dikabupaten sumenep, Memberdayakan perempuan melalui peningkatan perempuan, Mencetak kader konselor berperspektif gender, Memasyarakatkan budaya adil gender

LXXIV

T: Program apa saja yang dilakukan Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni ini?

J: Banyak sekali program yang diselenggarakann di PUAN ini salah satunya adalah mengkaji kitab kuning, shalat berjama’ah, muhadaharoh, kerja bakti, sunat masal, santunan fakir miskin, kalau bulan puasa mengadakan saur keliling dan lain lainnya

T: Bagaimana metode pelaksanaan Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni?

J: Metode yang diterapkan disini lebih kepada metode keagamaan, yang namanya ada didalam lingkup pesantren tentunya tidak jauh dari ajaran-ajaran ke Islaman

T: Mengapa anda memakai metode bimbingan dan konseling tersebut ?

J: Ya! Disini kan bentuknya pesantren jadi saya fikir metode seperti itu yang pantas diterapkan disni

T: Bagaimana tahapan pelaksanaan penanganan masalah KDRT di Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan (PUAN) Amal Hahayati Aqidah Usymuni? J: Tergantung pada masalah yang diderita korbannya, apabila masalah yanag

diderita korban membutuhkan bantuan medis maka pendamping akan membawanya kerumah sakit tapi apabila korban membutuhkan bantuan secara batin maka pendamping membarikan bantuan yang mengarah kesana

T: Apakah korban yang sudah keluar dari PUAN masih tetap dimonitor oleh pihak PUAN?

J: Ia

T: Bagaimana upaya penanganan masalah terhadap korban KDRT?

J: Membongkar akar pandangan budaya dan penafsiran agama yang selama ini menjadi legitimasi tindak kekerasan KDRT. Penyadaran kepada masyarakat

LXXV

agar peduli terhadap persoalan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), Advokasi kebijakan dan peratutanaya, Pengorganisasian korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)yang telah sanggup pulih dari kondisinya sebagai korban (survivor)

T: Faktor apa saja yang menjadi penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan upaya penanganan masalah KDRT ?

J: Adanya pendamping, pesantren PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni dan pejabat pemerintah setempat

T: Siapakah yang berperan serta dalam pelaksanaan upaya penanganan masalah KDRT?

J: Pendamping, Pengurus PUAN dan masyarakat

T: Apa yang Ibu ketahui tentang KDRT ?

J: KDRT adalah segala bentuk kekerasan yang terjadi dilingkup keluarga

T: Bagaimana kesan ibu sebagai pendamping sekaligus pimpinan pesantren PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni?

J: Senang sekali karena pekerjaan ini salah satu keinginan saya sejak kecil dan merupakan amanah dari orang Almarhum Bapak saya

T: Apa pesan ibu terhadapa masyarakat khususnya korban KDRT ?

J: Jangan biarkan kekerasan dalam keluarga kita terjadi, jika terjadi kekerasan dalam keluarga kita maka melapolah pada pihak berwajib.

LXXVI

Wawancara Bersama Pendamping PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni

Nama : Siti Nur Aisyiyah Umur : 30 Thn

Agama : Islam

Alamat : Pandian- Sumenep 69414 Madura- Jawa Timur T. Wawancara : Asrama pengurus pesantren

Jabatan : Sekretaris 1

T : Apa yang Ibu ketahui tentang KDRT?

J : “Em”, kalo kata saya, KDRT itu adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anggota keluarga, mulai dari anak, istri, pembantu dan lain- lainnya baik kekerasan itu berbentuk kekerasan fisik ataupun psikis

T: klien yang masuk kesini apa cuma terbatas pada perempuan saja?

J : tidak banyak sekali klien yang masuk ke PUAN ini, mulai dari kasus perkosaan, KDRT, poligami dll

T : Metode yang diberikan kepada klien seperti apa?

J : Puan amal hayati mempunyai dua metode layanan kepada korban kekerasan yaitu: Layanan Pasif/ stanby dan Layanan Aktif/ Out- Reach. Biasanya layanan ini diberikan pendamping kepada korban yang datang langsung untuk mengadukan kasusnya sedangkan layanan aktif/ Outh Reach merupakan layanan yang diberikan konselor kepada korban dengan cara mendatangi rumah atau tempat tinggal korban

T : Upaya apa saja yang diberikan kepada klien dalam melakukan konseling?

J : bagi klien yang memilih tinggal di sini maksudnya di PUAN aqidah Usymuni, kami dari pihak PUAN selain menyediakan tempat khusus biasanya kami juga mengikutkan klien kegiatan- kegiatan bagaimana

LXXVII

layaknya santri yang ada seperti mengkuti shalat berjema’ah, tadarus muhadharoh bahkan diikutkan lomba- lomba, dan kegiatan- kegiatan lainnya

T : Waktu pelakasanaan konselingnya biasanya dilaksanakan dimana? J : Berhubung kantor PUAN sedang dalam tahap perbaikan, untuk saat ini

tempat pelaksanaannya dilaksanakan di kantor pesantren dan masalah penentuan waktunya, biasanya kami melihat kondisi klien terlebih dahulu, ya kalau klien sudah siap, mau tidak mau kita harus siap.

T : Peroses konseling yang diberikan seperti apa?

J : Tergantung kasusnya mba, dulu pernah ada kasus perkosaan yang dialami bocah kurang lebih umur 13 thn yang pelakunya pamannya sendiri, nah karena kasus yang dialami korban menyangkut hukum, maka layanan yang diberikan PUAN juga melalui hukum.(1) PUAN mendengan kabar bahwa disalah satu kabupaten sumenep ada peristiwa seperti itu (kasus perkosaan), (2) PUAN mendatangi tempat tersebut dan membawa anak itu (korban) ke Rumah Sakit untuk di Visum, (3) Hasil Visum dibawa kepengadilan, (4) Klien ditempatkan dipesantren untuk sementara waktu

T: Apakah ada kendala dalam melakukan pendampingan?

J : Ada lah mba! Terkadang kesulitan berkomunikasi dengan korban karena kondisinya yag masih trauma, adanya kerja sama jelek (sogok- menyogok) antara pelaku dengan aparat pengadilan, disamping itu juga diancam oleh pelaku.

T : Faktor apa yang menjadi penunjang dalam melakukan konseling?

J : Selain adanya dukungan dari pengasuh (Nyi dan Kyi) juga didukung oleh lembaga- lembaga lain seperti RS, PA (Pengadilan Agama), PN (Pengadilan Negeri), Kepolisian, LP2TP2A dan lain sebagainnya, yang

LXXVIII

sangat menunjang dalam melakukan konseling atau kegiatan lainnya adalah adanya Pesantren yang sejak dulu terkenal dengan transformasi sosial serta budaya dalam mengatasi problema masyarakat

T : Apakah ada harapan atau pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat, khususnya kepada pembaca ?

J : Harapan saya adalah kalo orang yang bersalah harus mendapatkan sanksi yang setimpal.jangan sampai seperti istilah “ Pisau Tajam Kebawah” Artinya ketika orang yang mempunyai jabatan gampang dianggap benar tetapi kalo yang bersalah orang kecil atau orang bawah malah semakin dipersulit.

Pesan saya adalah: Perempuan mempunyai hak yang sama baik pada ekonomi, ataupun yang lainnya, nyatanya tidak kan! Perempuan selalu dianggap ada dibawah status laki- laki. Tapi tolong lah setarakan hak- hak perempuan.bukannya dulu pernah ada cerita tentang sahabat yang menghadap Rosululllah dan bertanya kepada Beliau “siapa ya Rosul yang harus saya hormati? Rosul menjawab, Ibumu! Lalu siapa ya Rosul? Ibumu! kemudian siapa ya Rosul? Ibumu barulah ayahmu!, nah rosul aja menjunjung tinggi pertempuan, untuk itu saya berharap sekali setidaknya setarakan gender.

LXXIX

Wawancara Bersama Korban Kekerasan Terhadap Perempuan di PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni

T: Bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) atas kemauan sendiri, dorongan keluarga atau teman ? Sendiri

T: Sejak kapan bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN)? Sejak saya kabur dari rumah

T: Apa yang anda ketahui tentang Kekerasan dalan Rumah Tangga (KDRT)?semua yang menyakitkan saya

T: Upaya apa saja yang diberikan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) kepada anda ? banyak

T: Masalah apa yang membuat anda bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN)? Orang tua saya dua duanya kan sudah meninggal,dan saya tinggal bersama nenek saya, pada usia 13 tahun saya ingin dinikahkan oleh nenek saya, saya tidak mau karena saya masih ingin melanjutkan sekolah. Karena saya dipaksa nikah akhirnya saya kabur dari rumah. Saya terus berontak sama nenek saya tapi tetap tidak didengarkan oleh nenek saya, karena perkataan saya tidak didengarkan akhirnya saya kabur dari rumah

T: Mengapa anda memilih Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) sebagai tempat pengaduan masalah anda ? Tidak tahu

T: Bagaimana kesan anda setelah bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) ?Merasa tenang

LXXX

Wawancara Bersama Korban Kekerasan Terhadap Perempuan di PUAN Amal Hayati Aqidah Usymuni

T: Bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) atas kemauan sendiri, dorongan keluarga atau teman ? Diajak

T: Sejak kapan bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN)? Sejak saya keluar Madrasah Aliyah

T: Apa yang anda ketahui tentang Kekerasan dalan Rumah Tangga (KDRT)? Kekerasan yang terjadi dalama rumah tangga

T: Upaya apa saja yang diberikan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) kepada anda ?pelatihan menjahit, majlis ta’lim dan masih banyak yang lainnya

T: Masalah apa yang membuat anda bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN)? Sejak dulu saya ingi sekali untuk mundok, pada waktu sekolah saya dan teman sekelas saya sepakat jika lulus sekolah kelak, ingin mundok! setelah saya lulus sekolah ternyata ditentang oleh orang tua

T: Mengapa anda memilih Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) sebagai tempat pengaduan masalah anda ? Diajak dan kebetulan saya ingin sekali berada di Pesantren

T: Bagaimana kesan anda setelah bergabung dengan Pesantren untuk pemberdayaan perempuan (PUAN) ?Senang banget

Dokumen terkait