• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Baran, Stanley J. & Davis, Dennis K. 2010. Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan. Jakarta: Salemba Humanika.

Eriyanto. 2012. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media..

Yogyakarta: LKIS.

Iriawan Maksudi, Beddy. 2012. Sistem Politik Indonesia Pemahaman Secara Teoretik dan Empirik, Jakarta: Rajawali Pers.

Kontur, Ronny. 2005. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: CV. Teruna Grafica.

Kriyantono, Rachmat. 2007.Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Lubis. Analisis Wacana Pragmatik. 2011. Bandung: Angkasa.

Jorgensen , Marianne W.& Louise J. Phillips. 2010. Analisis Wacana Teori & Metode. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Marijan, Kacung. 2012. Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru, Jakarta:Kencana.

McQuail, Dennis. 2011. Teori Komunikasi Mass, edisi ke-6.. Jakarta: Salemba Humanka.

Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rais Dhiauddin, Muhammad. 2001. Teori Politik Islam, Jakarta:Gema Insani Press.

Rani, Abdul. 2004. Analisis Wacana Sebuah Kajian. Malang: Bayu Media.

Santana K, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta :Yayasan Obor Indonesia.

Severin J, Werner & W. Tankard, jr, James. 2008. TEORI KOMUNIKASI Sejarah, Metode, Dan Terapan Di Dalam Media Massa..Jakarta: Kencana.

Tebba, Sudirman. 2005. JurnalistikBaru. Ciputat: Kalam Indonesia.

Thaha, Idris. 2005. Demokrasi Religius,Pemikiran Politik Nurcholis Madjid dan M. Amien Rais. Jakarta: Teraju PT Mizan Publika.

Van Dijk, Teun. 1995. Aims of Critical Discourse Analysis. Japan Discourse.

Van Dijk, Teun. 2002. Critical Discourse Studies : A Sociocognitive Approach. London: Sage.

Website:

http://www.rumahpemilu.org/in/read/148/Rancangan-Undang-Undang-tentang-Pemilihan-Kepala-Daerah , diakses pada tanggal 28/9/14, pukul 9,45.

http://www.merdeka.com/company/workstation-merdeka.html http://www.merdeka.com/company/tentang-kami.html http://www.merdeka.com/company/redaksi-merdeka.html, http://nasional.kompas.com/read/2014/10/02/21435921/Batalkan.Pilkada.Tak.Lan gsung.Presiden.SBY.Terbitkan.2.Perppu http://news.detik.com/read/2014/10/02/163246/2708067/10/ http://www.jawapos.com/baca/artikel/7483/Penolakan-Pilkada-oleh-DPRD-Meluas

Narasumber : Laurel Benny Siron Silalahi Jabatan : Wartawan/Reporter Merdeka.com Hari/Tanggal : Sabtu / 8 November 2014

1. Bagaimana pandangan anda terhadap perkembangan demokrasi di indonesia?

Sejak era reformasi menurut saya perkembangan di negeri ini semakin membaik, masyarakat memiliki hak berpendapat dan menyampaikan aspirasinya, meski begitu ada juga beberapa yang perlu dilakukan evaluasi atau pembaruan seperti UU Pemilu yang langsung. Sebaiknya pemilu dilakukan secara serentak dari DPRD DPR hingga presiden.

2. Apa yang anda ketahui mengenai RUU Pilkada? Seperti apa kelebihan dan kekurangan RUU Pilkada?

RUU Pilkada saat ini sudah disahkan oleh DPR yaitu pilkada dipilih oleh DPRD, sebagai negara yang menjujung azaz demokrasi sebaiknya pilkada dilakukan secara langsung tidak melalui DPRD. Karena kalau dipilih DPRD akan banyak terjadfi polemik di masyarakat. Mudah-mudahann Perpu SBlY akan dikabulakn oleh DPR bulan Januari nanti.

3. Apakah anda setuju terhadap disahkannya RUU Pilkada secara pribadi?

Tidak.

4. Bagaimana pemilihan kata, bahasa, judul dan wacana pada setiap penulisannya?

Yang mudah dimengerti oleh masyarakat, karna tidak semua pembaca bisa memahami penggunaan kata yang berat-berat.

5. Bagaimana Merdeka.com mengkonstruksi berita ini? Bagaimana proses pengemasan berita politik di Merdeka.com?

yang sudah tiga tahun dilapangan kita memiliki insting mana yang layak dijadikan berita mana yang tidak.

Cara pengemasanya, tetap berpedoman pada 5W 1H disetiap tulisan kita, kalau semua sudah ada ditulisan kita kirim kekantor dan akan diedit oleh redaktur kita.

6. Bagaimana Merdeka.com menjaga keobjektifan berita atau isu yang dibuat?

Berdasarkan informasi yang diterima baik kantor atau individu kita, kalu

memang menarik kita cari narasumber yang berkompeten untuk mengembangkan isu tersebut.

7. Latar belakang pendidikan yang diambil hingga menjadi wartawan termasuk suku anda?

Saya kuliah Fakultas Komunikasi jurusan Broadcast, saya suku Batak

8. Bagaimana kebijakan redaksi dan struktur pembuatan berita politik?

Redaksi merdeka.com membebaskan setiap wartawanya untuk membuat apa saja beritanya, tidak berpihak pada siapapun dan harus tetap berimbang.

9. Organisasi media merupakan gate keeper, bagaimana penerapannya di

Merdeka.com, dan seberapa besar pengaruhnya terhadap konten? Apakah dalam penulisan berita ini ada tekanan dari pihak lain seperti sponsor?

Terkadang memang ada saat sponsor memiliki masalah dan perlu diberitakan, tapi tetap media tugasnya adalah menginformasikan, tidak boleh ada yang disembunyikan. Kalau merdeka.com tidak memuat berita tersebut sementara media lain membuat, akan terlihat bahwa kita berpihak.

10. Sejauh mana pengetahuan dan pemahaman wartawan Merdeka.com terhadap penulisan rubrik politik apakah ada pelatihan khusus sebelumnya?

Bisa gak bisa ngerti gak ngerti kita akan merasakan yang namanya liputan politik, caranya yah, banyak baca-baca soal isu politik yang sedang gencar di

berita tersebut dan apakah anda berideologi sama?

Setuju, karena media adalah milik publik dan ruang publik.

12. Bagaimana dengan berita tersebut apakah dapat dijadikan tolak ukur kecenderungan Merdeka.com?

Selama kita bisa mempertahankan kebenaran isi berita saya rasa oke2 aja.

13. Apa yang diharapkan Merdeka.com terhadap sajian berita politik khususnya sebagai media penyampaian pesan kepada masyarakat?

Sebagai reporter saya rasa tidak bisa menjawab pertanyaan ini.

Laurel Benny Siron Silalahi Wartawan/Reporter

Reporter : Laurel Benny Saron Silalahi | Selasa, 9 September 2014 15:26

Prabowo dan koalisi merah putih. ©2014 Merdeka.com/Imam Buhori Figure terkait

Merdeka.com - Meski menimbulkan pro dan kontra, partai politik yang

tergabung dalam Koalisi Merah Putih tetap bersikeras agar kepala daerah dipilih oleh DPRD. Padahal pasca Reformasi bergulir, kepala daerah disepakati dipilih

langsung oleh rakyat.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby menilai ada aroma balas dendam dari Koalisi Merah Putih dalam pembahasan RUU Pilkada tersebut.

kata Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (9/9).

Menurutnya, jika RUU Pilkada lolos maka akan menjadi ancaman buat pemerintahan Jokowi-JK ke depan karena tidak mampu menjadi mayoritas di parlemen. Dia menilai sikap Koalisi Merah Putih memunculkan antipati terhadap masyarakat.

"Pilkada oleh DPRD dinilai publik sebagai pengkhianatan partai. PKS yang awalnya menolak RUU ini kemudian mendukung, termasuk PAN yang awalnya mengklaim sebagai partai demokratis juga mendukung RUU ini," jelasnya.

Adjie mengatakan, mayoritas publik menilai bahwa usulan perubahan mekanisme pemilihan kepala daerah dari pemilihan langsung ke pemilihan tak langsung melalui DPRD hanyalah akal bulus parpol untuk memonopoli kekuasaan.

"Pilkada selama ini sudah baik dibandingkan pemilihan lewat DPRD. Publik khawatir jika dipilih lewat DPRD, kepala daerah akan lebih mementingkan partainya dibandingkan rakyat. Selain itu pemilihan lewat DPRD juga disinyalir dengan adanya money politic, yang punya uang banyak yang akan menang," tandasnya.

persen setuju dan 4,91 persen menyatakan kepala daerah sebaiknya ditunjuk oleh presiden.

Survei dilakukan melalui quick pool pada tanggal 5-7 September 2014, dengan menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan kepada 1.200 responden dari 33 provinsi. Survei dilengkapi dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media. Margin of error sebesar 2,9 persen.

Lampiran Draf RUU Pilkada

BAB II

Dokumen terkait