• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, 14 Maret 1989 dari Ayah H. Asep Djuanda S. dan Ibu Komariah. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2007 Penulis

menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Bekasi, Jawa Barat. Penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dengan program studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama perkuliahan Penulis aktif diberbagai kegiatan kemahasiswaan diantaranya: Dewan Formatur Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA) 2008-2009, pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA) 2008-2009 sebagai Kepala Divisi Hubungan Luar dan Komunikasi (Hublukom), dan Marine Instrumentation and Telemetry (MIT) Club sebagai mahasiswa peneliti. Penulis juga aktif menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-dasar Instrumentasi Kelautan 2009, Oseanografi Umum 2010, Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut 2010-2011 dan 2011-2012, serta Sistem Informasi Geografi Kelautan 2010-2011. Penulis juga pernah melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut (BPBAPL) Karawang, Jawa Barat.

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengukuran Faktor Koreksi Jarak pada Instrumen MOTIWALI”.

ANUGRAH ADITYAYUDA

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

43

DAFTAR PUSTAKA

Betzler, K. 2003. Fitting in MATLAB. Fachberich Physik. Universitat Osnabruck. Osnabruck.

Bohn, D. A. 1988. Environmental effect on the speed of sound. J. Audio Eng. Soc. 36(4):223-231.

Cahyadi, A. 2007. Rekayasa instrumen kelautan melalui perubahan fase akustik untuk penetuan level pasang surut. Jurnal Kelautan Nasional. 2(2):86- 93.

Callegaro, A. 2010. Forcasting methods for spare parts demand. Tesis. Corso Di Laurea In Ingegneria Gestionale. Dipartimento Di Tecnica E Gestione Dei Sistemi Indrustriali. Facolta’ Di Ingegneria. Universita’ Degli Studi Di Padova. Padova.

Djaja, R. 1987. Pengamatan pasang-surut laut untuk penentuan datum

ketinggian. In O. S. R. Ongkosongo dan Suyarso (Ed.), Pasang-surut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Oseanografi. Jakarta. Hal. 149-191.

Dronkers, J. J. 1964. Tidal computations in rivers and coastal waters. North- Holland Publishing Company. Amsterdam.

Gencay, R. dan Stengos T. 1998. Moving average rules, volume and the predictability of security return with feedforward network. Journal of Forecasting. 17(5-6):401-414.

Hicks, S. D. 2006. Understanding tides. U. S. Departement of Commerce. National Oceanic and Atmospheric Administration. National Ocean Service. Maryland.

Ingard, U. 1953. A review of the influence of meteorological condition on sound propagation. Journal of the Acoustical Society of America. 25(6):1037- 1061.

IOC. 1994. Manual on sea level measurement an interpretation vol II - emerging technologies. IOC Manual and Guides. UNESCO. Paris.

IOC. 2002. Manual on sea level measurement an interpretation vol III - reappraisals and recommendation as of year 2000. IOC Manual and Guides. UNESCO. Paris.

IOC. 2006. Manual on sea level measurement an interpretation vol IV - an update to 2006. IOC Manual and Guides. UNESCO. Paris.

Iqbal, M. dan I. Jaya. 2011. Pengembangan dan uji coba instrumen pasang surut menggunakan gelombang ultrasonik. Laboratorium Instrumentasi dan Telemetri Kelautan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Koropitan, A. F. dan M. Ikeda. 2008. Three-dimensional modeling of tidal

circulation and mixing over the java sea. Journal of Oceanography. 64(1):61-80.

Lamancusa, J. S. 2000. Outdoor sound propagation.

http://www.me.psu.edu/lamancusa/me458/10_osp [7 Juli 2012].

Lasijo, R. S. 2001. Fitting kurva dengan menggunakan spline kubik. INTEGRAL. 6(2):50-57.

Luknanto, D. 1992. Regresi Kuadrat Terkecil untuk Kalibrasi Bangunan Ukur Debit. Penjelasan Cara Regresi untuk Aplikasi di Lapangan.

Yogyakarta.

Maher, R. C. 2007. Acoustical Characterization of Gunshot. Department of Electrical and Computer Engineering. Montana State University. Bozeman. USA.

Notodiputro, K. A., I. M. Sumertajaya, dan H. Simanjuntak. 1997. Penerapan metode kuadrat terkecil terampat untuk analisis data kepekaan harga dalam riset pemasaran (an application of the generalized least squares method on analyzing price sensitivity data in marketing research). Forum Statistika dan Komputasi. 2(1):46-54.

Ongkosongo, O. S. R. 1987. Penerapan pengetahuan data pasang-surut. In O. S. R. Ongkosongo dan Suyarso (Ed.), Pasang-surut. Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi. Jakarta. Hal. 241-255.

Pariwono, J. I. 1987. Gaya gerak pasang-surut. In O. S. R. Ongkosongo dan Suyarso (Ed.), Pasang-surut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi. Jakarta. Hal. 13-23. Pariwono, J. I. 1987. Kondisi pasang-surut di Indonesia. In O. S. R. Ongkosongo

dan Suyarso (Ed.), Pasang-surut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi. Jakarta. Hal. 135-147. Pond, S. dan Pickard, G. L. 1983. Introductory dynamical oceanography second

edition. Redwood Burn Ltd. Wiltshire.

Pugh, D. T. 1987. Tides, surges, and mean sea level. John Wiley & Sons Ltd. Wiltshire.

Riley, R. R. dan L. H. Lutgen. 1999. Using moving average to effectively analyze trends. http://www.ianr.unl.edu/PUBS/farmmgt/g1055.htm [21 September 2011].

Sengpielaudio. Speed of sound - temperature matters, not air pressure.

http://www.sengpielaudio.com/DieSchallgeschwindigkeitLuftdruck.pdf [1 April 2011].

Supangat, A. dan Susanna. 2003. Pengantar oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-hayati. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Suyarso. 1987. Muka laut rata-rata dan aplikasinya dalam jaring geodesi. In O. S. R. Ongkosongo dan Suyarso (Ed.), Pasang-surut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi. Jakarta. Hal. 192-200.

Walpole, R. E. 1993. Pengantar statistik edisi ke-3. Diterjemahkan oleh B. Sumantri. PT. Gramedia. Jakarta.

Weir, G. J. 2001. Sound speed and attenuation in dense, non-cohesive air- granular systems. Chemical Engineering Science. 56(12):3699–3717. Wyrtki, K. 1961. Phyical Oceanography of the South East Asian Waters. Naga

Report Vol. 2. Scripps Institution Oceanography. La Jolla. California. Zakaria, A. 2009. Dasar teori dan aplikasi program interaktif berbasis web untuk

menghitung panjang gelombang dan pasang surut. Bahan Kuliah Rekayasa Pantai. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Univeritas Lampung. Bandar Lampung.

46

Lampiran 1. Data sheet pengukuran pasang surut

DATA SHEET PENGUKURAN PASANG SURUT Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

Hari/Tanggal : Pengumpul Data :

Waktu : Lat, Long :

Ketinggian Air Awal :

No. Waktu (WIB) Ketinggian (cm) Keterangan

1 00:00 2 00:15 3 00:30 4 00:45 5 01:00 6 01:15 7 . . . . . dst 01:20 . . . . dst

Lampiran 2. Tabel komponen harmonik pasut yang penting

Nama Komponen Simbol Periode

(jam matahari) Perbandingan (relatif) Tengah Harian (Semi - diurnal): - Principal lunar - Principal solar

- Larger lunar elliptic

- Luni-solar semi- diurnal Harian (Diurnal) - Luni-solar diurnal - Principal lunar diurnal - Principal solar diurnal

- Larger lunar elliptic Periode Panjang (Long - Period) - Lunar fortnightly - Lunar monthly - Solar semi-annual M2 S2 N2 K2 K1 O1 P1 Q1 Mf Mm Ssa 12,4 12,0 12,7 11,97 23,9 25,8 24,1 26,9 328,0 661,0 2191,0 100 47 19 13 58 42 19 8 17 9 8 Sumber : Pond dan Pickard (1983)

Lampiran 3. Kecepatan suara di udara berdasarkan suhu

Lampiran 4. Kecepatan suara di udara

Berdasarkan Bohn (1988), persamaan umum untuk kecepatan suara adalah � =

� � (1)

karena udara utamanya tersusun dari molekul diatomic, maka nilai γ dari udara adalah 1.4, sehingga

� = 1.4

� (2)

dan PV = RT dan definisi dari densitas (ρ) adalah massa per unit volume, jadi persamaan (2) dapat ditulis menjadi

� = 1.4 (3)

karena R dan M konstan, turunan pertama dari kecepatan suara menjadi � 273 (4)

dimana T merupakan suhu dalam Kelvin dan Co setara dengan kecepatan suara acuan di bawah kondisiyang telah ditetapkan.

≔331.45 1 +

273 (5)

Untuk lebih mudah melakukan perhitungan, dapat digunakan Persamaan (6)

(sengpielaudio.com, 2011).

Lampiran 5. Contoh RAW data yang didapat MOTIWALI

Keterangan:

09-03-12.TXT = tanggal, bulan, dan tahun pengambilan data, Baris ke-1 = Waktu perekaman data,

Baris ke-2 = Jarak (mm), Baris ke-3 = Suhu (ºC).

*catatan = Suhu terlebih dahulu dibagi 100. Jarak terlebih dahulu dibagi 10 (cm)

Lampiran 6. Diagram alir keseluruhan perangkat lunak MOTIWALI Mulai Cek MMC, Sensor Kondisi Baik Baca Nilai RTC Jam, Tanggal Baca File Config

Space MMC Waktu perekaman memenuhi? Transmit Sinyal Waktu=0 Terima Sinyal Waktu=t For i=1:10 Baca Sesnor Suhu (c) Konversi Jarak (t, c) Hitung rata- rata Jarak Jumlah Jarak i>10 Simpan Data

Alarm diset=1 dan Jarak < jarak_set_alarm GSM atau Relay Kirim SMS Nyalakan Relay

Waktu Pengiriman Data

Kirim data diset=1 ya tidak ya ya tidak ya tidak ya ya tidak Kirim SMS / Modul RF tidak tidak

Lampiran 7. MOTIWALI

MOTIWALI Tampak Depan Komponen Utama MOTIWALI

Sensor Transduser dan suhu pada MOTIWALI

Sensor Suhu Sensor Transduser

RINGKASAN

ANUGRAH ADITYAYUDA. Pengukuran Faktor Koreksi Jarak pada Instrumen MOTIWALI. Dibimbing oleh INDRA JAYA dan AGUS SALEH ATMADIPOERA.

Instrumen Mobile Tide and Water Level Instrument (MOTIWALI) merupakan alat pengukur pasang surut atau level air yang dapat digunakan untuk pengukuran bersifat mobile (bergerak) maupun tetap. Kemampuan tambahan yang dimiliki MOTIWALI berupa transmisi data menggunakan GSM atau frekuensi radio dan dilengkapi dengan sistem alarm (Iqbal dan Jaya, 2011). Berdasarkan pembagian alat pengukur pasang surut menurut Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) (2006), MOTIWALI termasuk kedalam acoustical tide gauges. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji akurasi instrumen MOTIWALI, menganalisis pengaruh faktor koreksi suhu dalam kaitannya dengan penentuan jarak untuk pengolahan data pasang surut dari instrumen MOTIWALI, dan menentukan tipe pasang surut di perairan Pulau Pramuka secara visual.

Penelitian ini dilakukan di workshop Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Deptartemen ITK, FPIK, IPB selama 1 hari dan di Perairan Pulau Pramuka, Kep. Seribu, DKI. Jakarta pada titik koordinat 106,61372º BT dan 5,74260º LS selama 3 hari. Pengukuran di laboratorium dilakukan dengan membandingkan jarak tetap (acuan) dengan jarak yang dihasilkan MOTIWALI. Data suhu yang didapatkan dari MOTIWALI dibandingkan dengan data suhu hasil pengukuran menggunakan termometer dengan metode Linear Least Square Fitting. Pengukuran pasang surut di lapang dilakukan dengan membandingkan pengukuran menggunakan MOTIWALI dan Mistar Pasut.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk suhu MOTIWALI sebesar 21,6 ºC, di udara yang sebenarnya suhu memiliki nilai sebesar 25,1 ºC. Dengan demikian, suhu pengukuran MOTIWALI dan suhu sebenarnya memiliki perbedaan sebesar 4,5 ºC. Data jarak yang diperoleh oleh MOTIWALI memiliki nilai rataan sebesar 169,1 cm dan setelah dilakukan koreksi terhadap suhu udara data memiliki nilai rataan sebesar 171,2 cm pada pengukuran jarak tetap sebesar 173 cm. Dengan demikian, akurasi MOTIWALI meningkat sebesar 46,1%. MOTIWALI memiliki rata-rata akurasi pengukuran sebesar 1,8 cm. Hasil pengukuran lapang yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan antara pengukuran manual dan MOTIWALI dimana pengukuran MOTIWALI memiliki grafik yang lebih halus dibandingkan dengan pengukuran manual. Perbedaan ini terjadi karena MOTIWALI memiliki sampling rate yang tinggi yaitu setiap 5 menit, sedangkan manual dilakukan pengukuran setiap 15 menit. Berdasarkan hasil penelitian pasang surut menggunakan MOTIWALI didapat tipe pasang surut di perairan Pulau Pramuka secara visual yaitu pasang surut campuran dominansi tunggal dengan pasang tertinggi terjadi pada selang waktu antara pukul 18:00:00 WIB sampai 00:00:00 WIB atau waktu dari pasang ke surut lebih panjang dibandingkan waktu dari surut ke pasng.

Dokumen terkait