Halaman
1 Contoh jadwal pengeringan konvensional (jadwal IV, misalnya untuk
jenis kayu Sengon) ... 3 2 Kondisi perubahan kadar air pada kayu Sengon ... 23 3 Kondisi perubahan kadar air pada kayu Meranti ... 23 4 Kondisi perubahan kadar air pada kayu Kamper... 24
KADAR AIR KESEIMBANGAN DAN POLA
REGANGAN/TEGANGAN PADA BEBERAPA JENIS
KAYU YANG DIKERINGKAN KE KADAR AIR TAHAP
AKHIR PENGERINGAN (OVER DRY)
YOYO SUHAYA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006
KADAR AIR KESEIMBANGAN DAN POLA
REGANGAN/TEGANGAN PADA BEBERAPA JENIS
KAYU YANG DIKERINGKAN KE KADAR AIR TAHAP
AKHIR PENGERINGAN (OVER DRY)
YOYO SUHAYA
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006
Tegangan pada Beberapa Jenis Kayu yang Dikeringkan ke Kadar Air Tahap Akhir Pengeringan (Over Dry)
Nama : Yoyo Suhaya
NIM : E051040081
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto, M.Sc Dr. Ir. Imam Wahyudi, M.S.
Ketua Anggota
Diketahui Ketua Program Studi
Ilmu Pengetahuan Kehutanan
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S.
Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya.
YOYO SUHAYA. Kadar Air Keseimbangan dan Pola Regangan/ Tegangan Kayu yang Dikeringkan ke Kadar Air Tahap Akhir Pengeringan (Over
Dry). Dibimbing oleh ZAHRIAL COTO dan IMAM WAHYUDI.
Pengeringan kayu merupakan suatu proses yang penting dalam proses pengolahan kayu. Pengeringan di industri-industri pengeringan umumnya dilakukan sampai dengan kadar air target (+ 12%) atau 2% di bawah target dan setelah tercapai pengeringan kemudian dihentikan. Suhu yang digunakan biasanya cukup tinggi dan dengan suhu tersebut sebenarnya dapat dicapai kadar air yang lebih rendah. Pada pengeringan tersebut umumnya terjadi bagian luar atau bagian tertentu kayu sudah mencapai 12%, akan tetapi pada bagian tengah atau dalam kayu masih tinggi KA-nya.
Dalam penelitian ini dipelajari proses pengeringan ke KA akhir yang lebih rendah sampai tercapai Kadar Air Keseimbangan (KAK) dalam oven, lama waktu yang dibutuhkan, KAK setelah pengkondisian, pola regangan/ tegangan yang terjadi, distribusi KA serta pengaruh jenis kayu yang digunakan dalam pengeringan.
Kayu yang dikeringkan sampai dengan KA-akhir rendah atau sampai KAK-oven setelah conditioning memiliki nilai KAK yang lebih rendah . Waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan KA dari 12% ke KA 4% (KAK Oven) adalah 4 hari. Pola regangan/tegangan yang terjadi yaitu bagian permukaan kayu mengalami tegangan tekan, sedangkan bagian dalam mengalami tegangan tarik (regangan). Untuk semua perlakuan, regangan belum hilang sepenuhnya meskipun telah mengalami pengkondisian. Distribusi KA pada kayu yang dikeringkan sampai KA-akhir yang rendah atau hingga KAK-oven memperlihatkan distribusi lebih seragam antara bagian luar dan bagian dalam kayu. Berdasarkan penelitian ini Meranti memiliki KAK rata-rata yang lebih rendah dibandingkan kamper, sedangkan sengon tidak berbeda baik dengan meranti maupun kamper.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kuningan pada tanggal 21 Februari 1971 dari ayah E. Sukarsa (Alm.) dan ibu Suti. Penulis merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara.
Tahun 1990 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Kuningan dan pada tahun yang sama diterima di IPB melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) dan lulus sebagai Sarjana Kehutanan pada tahun 1995.
Selama dua tahun mulai dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1997, penulis bekerja di industri pengolahan kayu PT. Kayu Intan Permata Abadi, Jambi. Sejak tahun 1998 hingga sekarang penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti, Jatinangor – Sumedang.
Selama bekerja di Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti, penulis juga menjadi anggota Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) dan Japan Society Promotion for Science (JSPS).
Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan program pascasarjana pada Sekolah Pascasarjana IPB. Penulis memilih program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan.
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kadar Air Keseimbangan dan Pola Regangan/Tegangan pada Beberapa Jenis Kayu yang Dikeringkan ke Kadar Air Tahap Akhir Pengeringan (Over Dry) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Desember 2006
Yoyo Suhaya NIM E051040081
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. pada saat ini penulis telah menyelesaikan penulisan laporan penelitian dalam rangka tugas akhir program S2 (Magister) pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Judul penelitian ini adalah “ Kadar Air Keseimbangan dan Pola Regangan/Tegangan pada Kayu yang Dikeringkan ke Kadar Air Tahap Air Pengeringan (Over Dry) ”. Penulis mengambil judul penelitian tersebut sesuai dengan bidang yang selama ini ditekuni, yaitu bidang pengeringan kayu sebagai salah satu proses dalam pengerjaan kayu dan salah satu cara peningkatan kualitas kayu.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto, MSc. sebagai Ketua Komisi Pembimbing. 2. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS. sebagai Anggota Komisi Pembimbing
3. Semua fihak yang terlibat dan memberikan masukkan pada penulisan laporan penelitian ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan penelitian ini. Penulis sangat mengharapkan masukkan dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan isi laporan ini. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Bogor, Desember 2006. Yoyo Suhaya
Halaman DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 4 Hipotesis ... 4 Perumusan Masalah ... 5 Kerangka Pemikiran ... 6 TINJAUAN PUSTAKA
Air dalam Kayu ... 7 Pengeringan Kayu ... 7 Tujuan Pengeringan Kayu ... 8 Faktor-Faktor Pengeringan ... 8 Penyusutan Kayu ... 8 Tegangan pada Kayu Selama Pengeringan ... 9 Cacat Akibat Pengeringan ... 10 Jadwal Pengeringan ... 12 Equalizing dan Conditioning ... 12 Kadar Air Keseimbangan ... 12 Deskripsi Jenis Kayu ... 13 IBAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat ... 17 Metode ... 17 Pengeringan Kayu dengan Kiln Dry ... 17 Pengamatan Regangan dan Tegangan ... 20 Pengamatan Kadar Air Keseimbangan ... 21 Analisa Data ... 22 HASIL PENELITIAN
Kondisi Perubahan Kadar Air dan Kadar Air Keseimbangan ... 23 Regangan Kayu ... 29 Distribusi Kadar Air Kayu ... 34 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ... 37 Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN ... 41
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Contoh jadwal pengeringan konvensional (jadwal IV, misalnya untuk
jenis kayu Sengon) ... 3 2 Kondisi perubahan kadar air pada kayu Sengon ... 23 3 Kondisi perubahan kadar air pada kayu Meranti ... 23 4 Kondisi perubahan kadar air pada kayu Kamper... 24
ix
Halaman
1 Kerangka pemikiran pengeringan sampai dengan KAK oven ... 6 2 Skema metode penelitian dan pengambilan contoh uji ... 18 3 Metode penelitian dan pengambilan contoh uji ... 19 4 Pola pemotongan contoh uji papan untuk uji garpu, regangan dan kadar
air ... 20 5 Pola sayatan untuk uji regangan ... 21 6 Perubahan KA sampai dengan KAK pada kayu Sengon ... 23 7 Perubahan KA sampai dengan KAK pada kayu Meranti ... 23 8 Perubahan KA sampai dengan KAK pada kayu Kamper ... 24 9 Kadar air keseimbangan pada kayu sengon meranti dan kamper pada
berbagai perlakuan KA akhir ... 24 10 Boxplot kadar air keseimbangan pada berbagai perlakuan KA akhir dan
jenis kayu...
28 11 Regangan dan distribusi KA kayu Sengon pada berbagai perlakuan KA
akhir ...
30 12 Regangan dan distribusi KA kayu Meranti pada berbagai perlakuan KA
akhir ...
31 13 Regangan dan distribusi KA kayu Kamper pada berbagai perlakuan KA
akhir ...
x