VARIETAS TOMAT TERHADAP INOKULAS
DAFTAR TABEL
Halaman 1
2
3
Nilai skoring serangan bakteri C. michiganensis subsp. michiganensis
...
Masa inkubasi C. michiganensis subsp. michiganensis pada beberapa
tanaman hasil inokulasi buatan pada petiol daun dan batang ... Berbagai tipe gejala pada beberapa tanaman yang diuji dan hasil konfirmasi berdasar Indirect ELISA ...
14
17
Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tipe gejala seranganC. michiganensis subsp.michiganensis pada daun
tomat a. layu (CAB International 2005), b nekrotik pada tepi daun, c. klorotik, d. nekrotik dan bintik daun (Zitter 1985) ...
Tipe gejala (tanda panah) a. & b. kanker batang tomat (Gartemanet al.
2003) ...
Tipe gejala (tanda panah) pada buah yang terserang bakteri C.
michiganensis subsp. michiganensis a. bird s eye spot (tomat), b. buah abnormal (paprika) (CAB International 2005) ... Tipe gejala (tanda panah) a. layu pada seluruh bagian tanaman, b. tanaman mulai mati (kering) (CAB International 2005; Zitter 1985) ... Tipe gejala (tanda panah) pada tanaman tomat Intrend hasil uji patogenisitas a. layu, b. nekrotik pada lamina daun, c. nekrotik pada tepi daun ... Tipe gejala (tanda panah) pada famili Solanaceae yang terinfeksi oleh
C. michiganensissubsp.michiganensis: a. klorotik (terung), b. nekrotik pada tulang daun (cabai rawit), c. nekrotik pada lamina daun (cabai besar), d. nekrotik pada lamina daun (paprika), e. layu (tomat) ... Tipe gejala (tanda panah) pada famili Cucurbitaceae yang terinfeksi oleh C. michiganensis subsp. michiganensis: a i. hawar daun dan ii. klorotik pada lamina daun (melon), b. klorotik pada lamina daun (ketimun)... Tipe gejala (tanda panah) pada famili Leguminoceae yang terinfeksi oleh C. michiganensis subsp. michiganensis: a. klorotik (kacang panjang), b. klorotik (kacang hijau) ...
Rata-rata masa inkubasi C. michiganensis subsp. michiganensis pada
berbagai varietas tomat hasil inokulasi dengan pengguntingan petiol daun ... Tipe gejala (tanda panah) pada daun berbagai varietas tomat: a. klorotik pada lamina daun (Viccario), b. daun mengering sebagian (Synta), c. daun layu dan kering (Perdana), d. daun layu (Intrend) ... 5 6 7 8 17 20 20 20 23 23
11
12
13
14
Tipe gejala (tanda panah) pada batang berbagai varietas tomat: a. batang kecoklat-coklatan (Synta), b & c. batang pecah dan petiol daun kering (Intrend), d. puru pada batang berwarna putih (Locus dan Saviro), e. batang (Viccario) ...
Tipe gejala (tanda panah) pada buah a. bird s eye spot (Perdana), b.
buah tidak bergejala (Viccario)... Keparahan penyakit pada berbagai varietas tomat hasil inokulasi dengan pengguntingan petiol daun ...
Grafik hubungan antara waktu inkubasi dengan keparahan penyakit … 25
26
26 29
Halaman 1 2 3 4 5 6
Rata-rata masa inkubasi C. michiganensis subsp. michiganensis pada
berbagai varietas tomat hasil inokulasi dengan pengguntingan petiol daun ...
Berbagai tipe gejala pada beberapa varietas tomat hasil inokulasi C.
michiganensis subsp. michiganensis dengan pengguntingan petiol daun ... Nilai skoring dan jumlah tanaman yang mati pada berbagai varietas
tomat hasil inokulasi C. michiganensis subsp. michiganensis dengan
pengguntingan petiol daun dan jumlah tanaman yang mati ……...
Intensitas penyakit pada berbagai varietas tomat hasil inokulasi C.
michiganensis subsp. michiganensis dengan pengguntingan petiol daun ... Waktu pembungaan pertama pada berbagai varietas tomat hasil
inokulasi C. michiganensis subsp. michiganensis dengan
pengguntingan petiol daun ……….. Media perbanyakan bakteri ………...
34 35 36 37 38 39
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tahun 1892 dilaporkan terdapat suatu penyakit pada tanaman tomat di New York. Tahun 1909 penyakit ini diamati di Michigan dan selanjutnya dinamakan penyakit Grand Rapids, layu bakteri, busuk batang, kanker batang atau bintik mata burung pada tomat (MacNab 2004).
Bakteri yang berasal dari daerah Amerika Utara ini telah menyebar ke seluruh dunia meliputi Eropa, Asia, Amerika dan Oceania (EPPO Quarantine Pest 2008). Patogen dapat menyebar melalui benih dan bibit yang terinfeksi (Burokiené 2006). Selain itu patogen dapat tersebar dengan perantara mesin atau gunting yang digunakan untuk pemangkasan daun, peralatan pertanian, tangan dan pakaian pekerja selama penanganan panen (Sabaratnam 2008).
Dalam regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia C.
michiganensis subsp. michiganensis tergolong sebagai patogen yang dicegah masuk dan tersebar di dalam wilayah Republik Indonesia. Hal ini terdapat dalam lampiran Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2006 tentang Daftar Organisme Pengganggu Tumbuhan/Karantina dan
daerah sebarnya. Di dalam surat keputusan tersebut C. michiganensis subsp.
michiganensis termasuk dalam bakteri Golongan I kategori A1, yang artinya kelompok organisme pengganggu tumbuhan/karantina (opt/k) yang tidak dapat dibebaskan dari media pembawanya dan masih belum terdapat di dalam wilayah Indonesia (Departemen Pertanian Republik Indonesia 2006).
Anwar et al. (2004) menyatakan bahwa dari penelitian yang dilakukan
memastikan bahwa C. michiganensis subsp. michiganensis bakteri penyebab
kanker batang tomat sudah ditemukan diantara benih komersial yang diperjual
belikan di Indonesia. KeberadaanC. michiganensissubsp.michiganensis diantara
benih komersial tersebut perlu mendapat perhatian yang serius mengingat benih yang terkontaminasi dapat berperan sebagai sumber inokulum primer penyebaran penyakit kanker batang tomat. Hal ini juga mengindikasikan bahwa penyebaran
kemungkinan telah terjadi.
Penyakit kanker batang tomat merupakan penyakit pada tanaman tomat
yang paling penting (Hadas et al. 2005), karena dapat menyebabkan kehilangan
hasil sampai 84% pada petani tomat maupun industri perkebunan dan sekitar 93% dalam kondisi yang dikendalikan/dalam studi (Kabela & Francis 1995). Laporan lainnya menyebutkan kejadian penyakit dapat mencapai 80% pada beberapa ladang di Afrika Timur tahun 1945, 80% di Carolina Utara pada awal 1960, 60% di Kenya tahun 1962. Rata-rata kehilangan hasil pertahun dalam produksi tomat di rumah kaca di Ontario tahun 1965-1971 berkisar antara 10% - 60% (MacNab 2004). Penelitian di Perancis menunjukkan kehilangan hasil mencapai 20% - 30% tiap tahunnya (Vasinauskiené 2002).
Bakteri penyebab penyakit ini adalah C. michiganensis subsp.
michiganensis. Selain menyerang tomat dan paprika bakteri ini dilaporkan dapat
juga menyerang anggota Solanaceae lain termasukSolanum mammosum (rumput
liar Porto Rican), S. douglasii , S. nigrum dan S. triflorum (MacNab 2004)
maupun nonsolanaceae seperti gandum, barley, rye, oat dan bunga matahari (Stamova & Sotirova 1987). Lada dan terung juga dilaporkan peka terhadap penyakit ini pada inokulasi buatan (MacNab 2004).
Patogen masuk ke dalam inang melalui luka, lubang alami seperti mulut daun (stomata), lentisel dan hidatoda. Kemudian bakteri akan menuju pembuluh silem dan selanjutnya tersebar ke seluruh bagian tanaman bersama dengan aliran air dalam silem. Bakteri dapat pula bergerak dari silem menuju floem dan kortek (Sabaratnam 2008).
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini berupa layu daun, luka atau kanker pada berbagai bagian tanaman dan berbagai stadia pertumbuhan, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada tanaman tomat (Fahy & Persley 1983).
Di Indonesia belum pernah dilakukan penelitian mengenai kisaran inangC.
michiganensis subsp. michiganensis dan ketahanan varietas. Oleh karena itu penelitian ini diperlukan untuk melengkapi informasi mengenai perilaku bakteri
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menginfentarisasi tanaman inang yang dapat terinfeksi oleh bakteri C.
michiganensis subsp.michiganensis.
2. Mengetahui tingkat ketahanan beberapa varietas tomat terhadap bakteri ini.
Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi mengenai kisaran tanaman inang C. michiganensis
subsp.michiganensis yang dapat digunakan untuk keperluan Analisis Resiko
Organisme Pengganggu Tumbuhan (AROPT).
2. Untuk bahan perbaikan daftar Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
Clavibacter michiganensis subsp.michiganensis (Smith)
Klasifikasi dan Ciri Umum
Bakteri C. michiganensis subsp. michiganensis termasuk dalam divisi
Firmicutes, kelas Thallobacteria, ordo Actinomycetales, subordo
Corynebacterineae, dan famili Corynebacteriaceae (Willey et al. 2008). Bakteri
ini mempunyai nama lain Corynebacterium michiganense pv. michiganense
(Smith) Dye & Kemp atau disebut jugaCorynebacterium michiganense (Smith)
Jensen (EPPO Quarantine Pest 2008). Menurut Willeyet al. (2008) bakteri dalam
famili ini berbentuk batang lurus sampai batang kurva yang sangat jelas dengan
ujung meruncing atau membulat. C. michiganensis subsp. michiganensis
termasuk bakteri yang tidak aktif bergerak dan bersifat fakultatif anaerob.
Untuk mendeterminasi sel bakteri kelompok ini digunakan kultur bakteri yang masih muda (48 - 72 jam). Bakteri ini mempunyai diameter koloni 1 mm (pada kultur usia 120 jam), 2-3 mm (kultur usia 168-182 jam), membulat,
cembung, tidak beraturan dan berlendir. Pada medianutrient broth yeast extract
(NBY) koloni berwarna kuning hingga orange (Schaad 2001). Media NBY disarankan sebagai media pilihan untuk melihat pertumbuhan, pigmentasi dan perbedaan koloni (Davis & Vidaver 2001).
Bakteri ini berkembang di dalam pembuluh silem sehingga dapat menyebabkan terbentuknya rongga lisogenous. Pada pembuluh yang terinfeksi terdapat butiran-butiran kecil yang kental, tilosis dan massa bakteri. Bakteri ini dapat menghasilkan racun glikopeptida yang labil terhadap panas dan polisakarida yang stabil terhadap panas. Polisakarida ekstraseluler dengan berat molekul tinggi
dihasilkan oleh bakteri C. michiganensis subsp. michiganensis di laboratorium,
yang diduga berhubungan dengan gejala layu pada tanaman tomat. Patogenisitas bakteri kanker batang tomat ditunjukkan oleh potongan plasmid DNA yang mengekspresikan fenotip patogen (CAB International 2005).
Gejala
Gejala penyakit ini dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu gejala permukaan (superficial symptoms) sebagai hasil kolonisasi bakteri pada permukaan jaringan
dan gejala sistemik (systemic symptoms) sebagai hasil serangan bakteri pada
jaringan pembuluh (Zitter 1985).
a b
c d
Gambar 1 Tipe gejala (tanda panah) serangan C. michiganensis subsp.
michiganensis pada daun tomat a. layu (CAB International 2005), b nekrotik pada tepi daun, c. klorotik, d. nekrotik dan bintik daun (Zitter 1985)
Gejala penyakit tanaman yang disebabkan oleh sejumlah genusClavibacter
(Corynebacterium) diantaranya layu, kanker, pustul, puru dan gumosis (Fahy & Persley 1983). Pada perkembangan awal penyakit ini kelayuan terjadi pada salah satu sisi daun (unilateral), keriting, nekrotik dan perubahan warna menjadi coklat pada daun. Pada tingkat serangan yang lebih tinggi semua bagian daun dan cabang akan layu dan mati. Bakteri ini akan menyerang tanaman yang masih berusia muda dan menginfeksi tanaman secara sistemik. Gejala selanjutnya adalah nekrotik daun dengan garis tengah 1/4 inci pada permukaan daun dewasa, pada kasus lain muncul bintik bulat putih dengan diameter sekitar 1/16 inci pada
tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 1.
Bakteri akan menyebar ke dalam jaringan pembuluh tanaman sehingga menimbulkan garis-garis kuning yang terlihat sepanjang batang tanaman. Pada infeksi lebih lanjut batang tanaman berubah warna menjadi coklat dan kadang disertai terbentuknya kanker. Cairan berwarna kuning akan terlihat bila batang tanaman tomat yang terinfeksi dipotong. Daun dan batang yang berada di atasnya akan layu dan mati ketika bakteri menyebar ke bagian atas tanaman (Carlton 1994).
Tanaman yang terinfeksi memperlihatkan kanker kecoklatan pada batang dan petiol daun pada perkembangan lebih lanjut. Jaringan pembuluh memperlihatkan perubahan warna menjadi coklat tua. Ketika tanaman dewasa, gejala dapat dilihat pada daun, batang dan buah. Batang tanaman mengalami kanker terbuka, dimana batang pecah dan terbelah memanjang, berwarna coklat, bergranular dan bertepung di dalam kulit batang (Gambar 2) (MacNab 2004; Zitter 1985).
a b
Gambar 2 Tipe gejala (tanda panah) a. & b. kanker batang tomat (Gartemanet al.
2003)
Gambar 3 menunjukkan tipe gejala pada buah tomat dan paprika. Gejala berupa bintik/noda berwarna putih melingkar dengan diameter lebih dari 3 mm
dengan bintik coklat pada bagian tengahnya, gejala ini sering disebutbird eye spot
(Fahy & Persley 1983; Carlton 1994). Pada buah yang saling menempel, luka dapat terbentuk pada bagian yang saling bertempelan. Akibatnya buah yang
dihasilkan menjadi cacat seperti kecil/kerdil, bentuk abnormal, terdapat bintik- bintik beraneka warna serta berkeropeng (Carlton 1994).
a b
Gambar 3 Tipe gejala (tanda panah) pada buah yang terserang bakteri C.
michiganensissubsp.michiganensis a. bird s eye spot (tomat), b. buah abnormal (paprika) (CAB International 2005)
Potongan buah yang masih muda menunjukkan perubahan warna (diskolorasi) pada jaringan pembuluh tanaman dari putih menjadi kuning kemerahan akhirnya menjadi coklat. Bakteri bisa terdapat pada selaput biji dan di embrio. Benih-benih yang berasal dari buah yang terinfeksi sejak awal kebanyakan berbintik-bintik, gelap atau tidak akan matang. Inokulum yang terdapat pada biji ini dapat bertindak sebagai sumber inokulum bakteri (Zitter 1985).
Bagian tanaman yang dapat menjadi media pembawa bagi bakteri ini adalah umbi/rizoma, buah, daun, akar, batang (terbawa secara internal dan dapat terlihat dengan mata), media tumbuh, bunga/kelopak bunga, bibit/tanaman propagasi (terbawa secara internal tetapi tidak dapat terlihat dengan mata biasa), dan biji/benih (terbawa internal atau eksternal dan tidak dapat terlilhat). Kayu dan kulit kayu sampai saat ini diketahui tidak dapat menjadi media pembawa penyakit ini pada perdagangan atau transportasi (CAB International 2005).
a b
Gambar 4 Tipe gejala (tanda panah) a. layu pada seluruh bagian tanaman, b. tanaman mulai mati (kering) (CAB International 2005; Zitter 1985)
Tanaman Inang
C. michiganensis subsp. michiganensis mempunyai inang utama yang
penting secara ekonomis yaitu tomat, tetapi patogen ini juga dilaporkan terdapat pada Lycopersicon spp. dan tanaman liar Solanum dauglasii, S. nigrum, dan S. trifolium (Davis & Vidaver 2001). Beberapa solanaceae lainnya mudah terkena atau rentan terhadap bakteri ini. Laporan tidak resmi menyebutkan inang lain dari
C. michiganensis subsp. michiganensis termasuk diantaranya buncis dan genus
Phaseolus lainnya, kacang hijau dan jagung. Baru-baru ini (Stamova & Sotirova 1987; EPPO Quarantine Pest 2008) melaporkan gandum, barley, rye, oats, bunga matahari, semangka dan beberapa Cucurbitaceae adalah inang pada inokulasi batang secara buatan.
Cara Bertahan
Patogen masuk ke dalam tanaman inang melalui luka, lubang alami seperti mulut daun (stomata), lentisel dan hidatoda (Sabaratnam 2008). Selain itu bakteri ini juga dapat masuk melalui trikoma yang rusak pada helai daun. Infeksi melalui hidatoda terjadi karena kontaminasi tetesan gutasi (CAB International 2005). Patogen menyebar secara sistemik melalui sistem pembuluh tumbuhan inang, akan tetapi gejala-gejala tersebut sering kali terlihat sebagai infeksi lokal pada daun (nekrosis daun), batang (kanker batang) dan buah (luka-luka atau noda) (Sabaratnam 2008).
Bakteri ini juga dapat bertahan pada populasi epifit pada permukaan daun tanaman tomat yang tidak menyebabkan layu pada daun dan pengurangan hasil. Infeksi dalam jaringan pembuluh pada awal masa pertumbuhan akan memicu kerdil, kerusakan, layu dan kehilangan tanaman sejak awal (CAB International 2005; Sabaratnam 2008).
Gejala-gejala dan keparahan penyakit tergantung pada hasil kolonisasi bakteri pada tanaman, perbedaan varietas tanaman, usia dan kondisi lingkungan tanaman. Suhu hangat antara 24-27 °C dan lingkungan yang lembab sangat memungkinkan untuk perkembangan penyakit dengan cepat (Sabaratnam 2008).
Populasi bakteri menurun cepat saat sisa pertanaman membusuk di tanah. Bakteri tidak dapat bertahan hidup lama (2-4 minggu) dalam kondisi ketidakhadiran tanaman inang. Akan tetapi bakteri dapat bertahan cukup lama pada sisa tanaman yang ada terus-menerus di atas permukaan tanah, yang akan menginisiasi penyakit pada musim berikutnya (CAB International 2005; Sabaratnam 2008). Menurut MacNab (2004) bakteri dapat bertahan di dalam tanah 2,5 sampai 5 tahun, 2 tahun dalam pupuk kompos, 10 bulan pada kayu/batang tanaman tomat yang kering atau sisa tanaman yang terserang dan dapat pula bertahan pada tanaman gulma dari famili solanaceae. Bakteri ini dapat juga bertahan pada bibit tomat di persemaian dan inang alternatif yang secara bergilir dapat berperan sebagai sumber infeksi (CAB International 2005; Sabaratnam 2008).
Pemencaran Patogen
Di lapangan, bakteri kanker dapat tersebar dari tanaman dengan infeksi primer ke tanaman yang berdekatan melalui cipratan air (hujan atau pengairan atas), penyemprotan bahan kimia, pupuk di permukaan tanah, pisau pembabatan selama pemangkasan daun, peralatan, mesin, pekerja selama penanganan panen saat kondisi di lapangan basah (CAB International 2005).
Penyebaran C. michiganensis subsp. michiganensis dapat juga melalui
benih tanaman tomat yang terinfeksi secara alami; benih dari tanaman yang diinokulasi secara buatan; dan benih yang terinfestasi secara buatan. Tingkat infeksi pada tanaman yang berasal dari benih terinfeksi bervariasi mulai 1% , 24%
penyimpanan benih. Pengujian kesehatan benih yang dilaporkan memungkinkan
penentuan ambang batas minimal C. michiganensis subsp. michiganensis
berhubungan dengan persentasi penyakit pada semaian yang timbul dari kelompok benih yang sama (CAB International 2005).
Daerah Sebar
Bakteri ini pertama kali ditemukan di Amerika Utara dan kemungkin berasal dari sana. Saat ini penyebarannya sudah mencapai seluruh bagian dunia, yaitu Uni Eropa: Austria, Belarus, Belgium, Bulgaria, Czech Republic, Egypt, Finland (belum pasti kebenarannya), France, Germany, Greece, Hungary, Ireland, Israel, Italy (termasuk Sardinia and Sicily), Lebanon, Lithuania, Morocco, Netherlands, Norway (eradikasi), Poland, Portugal (eradikasi), Romania, Russia (European, Siberia), Slovenia, Spain, Switzerland, Tunisia, Turkey, UK (dijumpai pada waktu
lampau tetapi tidak ditetapkan), Ukraine, Yugoslavia. Asia: Armenia, Azerbaijan,
China (dijumpai pada waktu lampau tetapi tidak ditetapkan), India (Madhya
Pradesh), Iran, Israel, Japan, Lebanon, Turkey. Africa: Mesir, Kenya,
Madagascar, Morocco, South Africa, Tunisia, Togo, Uganda, Zambia, Zimbabwe. America: tersebar luas di Canada (British Columbia sampai Nova Scotia) dan USA (California, Florida, Georgia, Hawaii, Iowa, Illinois, Indiana, Michigan, North Dakota, Ohio, Wyoming), Mexico, Costa Rica, Cuba, Dominica, Dominican Republic, Grenada, Guadeloupe, Martinique (belum pasti kebenarannya), Panama, Argentina, Brazil (São Paulo), Chile, Colombia,
Ecuador, Peru, Uruguay. Oceania: Australia (New South Wales, Queensland,
South Australia, Tasmania, Victoria, Western Australia), New Zealand, Tonga (EPPO Quarantine Pest 2008).
Metode Deteksi
Isolasi bakteri
Salah satu metode yang selalu digunakan untuk mengisolasi bakteri patogen tanaman dari benih atau jaringan tanaman yang sakit adalah menggunakan media
semi selektif (CAB International 2005). Bakteri ini tidak selalu dapat diisolasi dari jaringan pembuluh, bagian kanker atau petiol daun, akan tetapi lebih sering memberikan hasil saat diisolasi dari bercak pada buah dan jaringan pembuluh yang mengalami diskolorasi pada buah (Fahy & Persley 1983).
Bagian tanaman yang akan diuji (jaringan yang luka, jaringan yang baru terinfeksi, atau garis batas pada bagian yang terinfeksi) dicuci dengan air mengalir dan segara dikeringkan dengan kertas tisu. Sterilisasi permukaan tidak begitu diperlukan dalam isolasi bakteri. Penusukan pada jaringan tanaman yang segar harus hati-hati dan menggunakan pisau yang sangat tajam agar diperoleh eksudat bakteri yang diinginkan. Kemudian dilakukan identifikasi lebih lanjut dengan menggunakan pengujian sifat-sifat fisiologis (Schaad 2001).
Isolasi bakteri pada tanaman atau bagian tanaman yang terserang C.
michiganensis subsp. michiganensis dilakukan dengan menggunakan media
Sucrose Cyclohexamide (SCM) atau modified Sucrose Cyclohexamide (mSCM). Media yang sering digunakan untuk identifikasi pigmen yang terbentuk adalah
media Nutrient Broth Yeast Extract agar (NBY). Biakan murni bakteri
diinokulasikan pada media NBY kemudian diinkubasi pada 30 0C dan diamati
pigmen yang terbentuk (Schaad 2001).
Deteksi bakteri secara serologi (ELISA)
Serologi merupakan salah satu metode untuk mendeteksi berbagai mikroorganisme yang sangat penting karena menyediakan informasi awal pada proses identifikasi. Metode ini berdasar pada visualisasi reaksi antara antibodi
dan antigen yang terjadi secarain vitro. Metode ELISA dapat digunakan untuk
menguji sampel dalam jumlah besar (Jansen 2005).
Pada dasarnya antibodi akan melapisi sumuran pada plat ELISA, sesudah itu antigen yang terdapat dalam larutan buffer dimasukkan ke dalam sumuran dan akan diikat oleh antibodi. Setelah diinkubasi, kemudian ke dalam sumuran ditambahkan konjugat yaitu antiserum yang sudah dilabel dengan enzim tertentu. Hanya sumuran dimana antigen bereaksi dengan enzim akan berubah warna setelah diinkubasi dengan substrat yang sesuai. Biasanya enzim yang digunakan
tetapi tidak dapat memberikan informasi mengenai morfologi sel bakteri yang diuji (Jansen 2005).