• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA

2. Dakwaan

Surat dakwaan merupakan salah satu tugas Jaksa Penuntut Umum, surat dakwaan dibacakan pada permulaan sidang, selanjutnya hakim ketua sidang menanyakan kepada terdakwa apakah ia sudah benar-benar mengerti, apabila terdakwa ternyata tidak mengerti, penuntut umum atas perintah hakim ketua sidang wajib memberi penjelasan yang diperlukan.69

69

Secara teoritis menurut pandangan para doktrina maka dikenal ada 3 (tiga) macam bentuk dari surat dakwaan yaitu bentuk tunggal, alternatif, dan bentuk kumulatif, sedangkan dalam praktek peradilan selain dikenal ketiga macam bentuk surat dakwaan tersebut dikenal pula dua bentuk surat dakwaan lagi.70

Surat dakwaan terdiri atas beberapa bentuk yaitu : 71 a. Surat dakwaan biasa / tunggal

Surat dakwaan biasa atau tunggal adalah surat dakwaan yang disusun dalam rumusan tunggal, yakni surat dakwaan yang berisi satu dakwaan saja. Umumnya surat dakwaan tunggal dijumpai dalam tindak pidana yang jelas serta tidak mengandung faktor penyertaan maupun alternatif. Pelaku maupun tindak pidana yang dilanggarnya sedemikian jelas dan sederhana sehingga Penuntut Umum berkeyakinan surat dakwaan cukup dirumuskan dalam bentuk tunggal. b. Surat dakwaan kumulatif

Surat dakwaan kumulatif adalah surat dakwaan yang disusun berupa rangkaian dari beberapa dakwaan atau ada juga yang mengartikan gabungan dari beberapa dakwaan sekaligus.

Pada dakwaan kumulatif dibuat oleh Penuntut Umum apabila seseorang atau lebih terdakwa melakukan lebih dari satu perbuatan

70

Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana (Suatu Tinjauan Khusus Terhadap Surat

Dakwaan, Eksepsi dan Putusan Peradilan), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, halaman 55. 71

Abul Khair, Bahan Kuliah Hukum Acara Pidana, Fakultas Hukum USU, Medan, 2010, halaman 44.

pidana dimana perbuatan tersebut harus dianggap berdiri sendiri atau juga dapat dikatakan tidak ada kaitan satu dengan lainnya.72

c. Surat dakwaan alternatif

Surat dakwaan alternatif adalah surat dakwaan yang dibuat apabila penuntut umum ragu untuk menetukan tindak pidana apa yang paling tepat untuk didakwakan kepada terdakwa. Perbedaan dakwaan kumulasi dengan alternatif ialah pada dakwaan kumulasi hakim wajib memeriksa semua dakwaan yang didakwakan, sedangkan pada dakwaan alternatif hakim dapat memilih apabila salah satu dakwaan telah terbukti maka hakim boleh tidak memeriksa dakwaan yang lain, dan jika tidak terbukti maka pemeriksaan dilanjutkan ke dakwaan berikutnya.

d. Surat dakwaan subsidair

Surat dakwaan subsidair adalah surat dakwaan yang terdiri dari dua atau beberapa dakwaan yang disusun secara berurutan mulai dari dakwaan tindak pidana dengan ancaman hukuman yang terberat sampai kepada yang teringan. Bentuk surat dakwaan ini dibuat penuntut umum karena ragu atas kualifikasi tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa, bukan ragu tentang jenis tindak pidananya. Perbedaaannya dengan surat dakwaan alternatif adalah adanya keharusan untuk mengurut dakwaan dimulai dari yang tindak pidananya yang terberat.

72

e. Dakwaan kombinasi

Bentuk surat dakwaan ini dibuat agar terdakwa tidak lepas dari dakwaan dengan dilatarbelakangi oleh kompleksnya masalah dari perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa. Dakwaan kombinasi bisa berbentuk kumulasi subsidair, kumulasi alternative dan subsidair kumulasi.

Pada perkara kasus pecurian pemberatan dengan No. Register 830/ Pid. B/ 2010/ PN. Mdn. ini surat dakwaan nya menggunakan bentuk surat dakwaan subsidair, yang mana dakwaannya terdiri dari dakwaan primair dan subsidair. Dakwaan nya berupa :73

Bahwa terdakwa Andy Azwar alias Andy pada hari senin, tanggal 07 Desember 2009, sekira pukul 03.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Desember 2009, bertempat di Aula KPLP Pelabuhan Belawan Kecamatan Medan Belawan atau pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Medan yang bersidang di Belawan, telah mengambil 1 (satu) unit Sepeda Motor Yamaha Yupiter MX BK. 5137-ED milik saksi korban Syarifuddin Sihoming yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki barang itu dengan melawan hak yang dilakukan pada waktu malam atau untuk sampai pada barang yang

PRIMAIR

73

diambilnya dilakukan terdakwa dengan merusak, memotong atau memanjat, membpongkar, perbuatan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :

Bahwa pada hari Senin tanggal 07 Desember 2009 sekira pukul 03.30 WIB, terdakwa masuk ke dalam kantor KPLP Belawan dengan berjalan kaki dan masuk melalui pagar kantor PMK, seketika timbul niat terdakwa untuk mengambil sepeda motor yang biasa diparkir di dalam Aula yang selama ini terdakwa rencanakan, kemudian terdakwa masuk ke dalam kamar pos jaga lalu membuka secara paksa lemari cabinet yang ada dikamar pos jaga kemudian terdakwa mengambil kunci kontak sepeda motor BK.5137-ED, setelah kunci kontak didapat terdakwa selanjutnya terdakwa pergi ke Aula Kantor KPLP untuk mengambil sepeda motor Yupiter MX BK.5137-ED yang teerdakwa ketahui terparkir di tempat itu, selanjutnya terdakwa menghidupkan mesin sepeda motor tersebut lalu membawanya keluar menuju ke Pajak Baru Belawan tepatnya di Jalan Belanak Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia Belawan untuk bertemu dengan Zulfan Pasaribu (terdakwa dalam perkara lain) dan menggadaikan sepeda motor tersebut sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), setelah mendapatkan uang terdakwa kembali ke kantor KPLP Belawan.

Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 03 Januari 2010, terdakwa Zulfan Pasaribu bersama terdakwa Sahrani alias Aran membawa sepeda motor tersebut dan menggadaikannya kepada Taufik (DPO) sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) dan pada hari Senin tanggal 05 Januari 2010 terdakwa ditangkap oleh Polres K.P.P.P Belawan yang berpakaian preman untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa tersebut, saksi korban Syarifuddin Sihombing mengalami kerugian sebesar Rp. 14.000.000,- (empat belas juta rupiah).

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 363 ayat (1) ke-3, dan ke-5 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun.74

Bahwa pada hari Senin tanggal 07 Desember 2009 sekira pukul 03.30 WIB, terdakwa masuk ke dalam kantor KPLP Belawan dengan berjalan kaki dan masuk melalui pagar kantor PMK, seketika timbul niat terdakwa untuk

SUBSIDAIR

Bahwa terdakwa Andy Azwar alias Andy pada hari senin, tanggal 07 Desember 2009, sekira pukul 03.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Desember 2009, bertempat di Aula KPLP Pelabuhan Belawan Kecamatan Medan Belawan atau pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Medan yang bersidang di Belawan, telah mengambil 1 (satu) unit Sepeda Motor Yamaha Yupiter MX BK. 5137-ED milik saksi korban Syarifuddin Sihoming yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki barang itu dengan melawan hak yang dilakukan pada waktu malam atau untuk sampai pada barang yang diambilnya dilakukan terdakwa dengan merusak, memotong atau memanjat, membpongkar, perbuatan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :

74

mengambil sepeda motor yang biasa diparkir di dalam Aula yang selama ini terdakwa rencanakan, kemudian terdakwa masuk ke dalam kamar pos jaga lalu membuka secara paksa lemari cabinet yang ada dikamar pos jaga kemudian terdakwa mengambil kunci kontak sepeda motor BK.5137-ED, setelah kunci kontak didapat terdakwa selanjutnya terdakwa pergi ke Aula Kantor KPLP untuk mengambil sepeda motor Yupiter MX BK.5137-ED yang teerdakwa ketahui terparkir di tempat itu, selanjutnya terdakwa menghidupkan mesin sepeda motor tersebut lalu membawanya keluar menuju ke Pajak Baru Belawan tepatnya di Jalan Belanak Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia Belawan untuk bertemu dengan Zulfan Pasaribu (terdakwa dalam perkara lain) dan menggadaikan sepeda motor tersebut sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), setelah mendapatkan uang terdakwa kembali ke kantor KPLP Belawan.

Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 03 Januari 2010, terdakwa Zulfan Pasaribu bersama terdakwa Sahrani alias Aran membawa sepeda motor tersebut dan menggadaikannya kepada Taufik (DPO) sebesar Rp. 2.650.000,- (dua juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) dan pada hari Senin tanggal 05 Januari 2010 terdakwa ditangkap oleh Polres K.P.P.P Belawan yang berpakaian preman untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa tersebut, saksi korban Syarifuddin Sihombing mengalami kerugian sebesar Rp. 14.000.000,- (empat belas juta rupiah).

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 362 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah.75

Dokumen terkait