• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dakwah Profesional

Dalam dokumen Oleh : Muhamad Jauharudin (Halaman 43-52)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Dakwah Profesional

Pada dasarnya dakwah ialah mengajak; yakni menyadarkan, mengarahkan dan membimbing manusia agar berbuat sesuai dengan tuntunan ajaran Islam tanpa adanya paksaan. Dakwah merupakan suatu aktivitas mengajak kepada orang lain dalam bentuk lisan, tulisan, maupun tingkah laku untuk mengamalkan ajaran Islam, yang dilakukan secara sadar dengan berbagai metode sebagai upaya mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat dari kondisi yang tidak baik kepada yang lebih baik, sehingga dapat meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 18

2. Tujuan Dakwah

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari pada tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah jelas diketahui ke mana arahnya ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan.

Tujuan khusus dakwah secara operasional dibagi ke dalam beberapa tujuan lebih khusus yakni:

a. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt.

b. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih muallaf.

c.Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah Swt (memeluk agama Islam). d. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.

3. Dasar Hukum Dakwah

Dakwah merupakan bagia terpenting dari ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiaban ini tercantum dalam konsep amar ma’ruf nahi munkar, yakni perintah untuk mengajak masyarakat melakukan kebenaran sekaligus mengajak untuk meninggalkan atau menjauhkan dari perilaku kejahatan. Dasar pelaksanaan dakwah dalam Al-Qur’an ialah.

a. Surat An-Nahl ayat 125

َا َيِه ِْتَِّلِبِ ْمُْلِْداَجَو ِةَنَسَْلْا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْلِْبِ َكِ بَر ِلْيِبَس َٰلِٰا ُعْدُا

ُُۗنَسْح

هِلْيِبَس ْنَع َّلَض ْنَِبِ ُمَلْعَا َوُه َكَّبَر َّنِا

ٗ

ِدَتْهُمْلِبِ ُمَلْعَا َوُهَو

َنْي

:لْحَّنلٱ (

٥٢١

)

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125) 19

Ayat diatas memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk berdakwah sekaligus memberi tuntunan bagaimana cara pelaksanaanya, yakni dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan petunjuk agama.

b.Surat Ali Imron ayat 110

ِرَكْنُمْلا ِنَع َنْوَهْ نَ تَو ِفْوُرْعَمْلِبِ َنْوُرُمَْتَ ِساَّنلِل ْتَجِرْخُا ٍةَّمُا َرْ يَخ ْمُتْ نُك

َنْوُ نِمْؤُمْلا ُمُهْ نِم ُۗ ْمَُّلْ اًرْ يَخ َناَكَل ِبَٰتِكْلا ُلْهَا َنَمَٰا ْوَلَو ُۗ َِٰ لِلِّبِ َنْوُ نِمْؤُ تَو

ُرَ ثْكَاَو

:ناَرْمِع ِلآ ( َنْوُقِسَٰفْلا ُمُه

٥٥١

)

Artinya; “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang pasik.” (QS. Ali Imran: 110). 20

Pada ayat diatas di tegaskan bahwa umat Nabi Muhammad Saw adalah umat terbaik. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa orang-orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan mendapatkan keridhoan Allah Swt.

4. Unsur-Unsur Dakwah

19 Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2000).

20 Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2000).

a. Da’i

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah, baik dengan lisan, tulisan maupun perbuatan yang dilakukan secara individu, kelompok, atau melalui organisasi atau lembaga. Da’i juga sering disebut mubaligh, yakni orang yang menyampaikan ajaran Islam. Aktivitas dakwah tidak dapat terlepas dari empat unsurnya yang terpenting, yaitu: Da’i (pelaku dakwah), Mad’u (objek dakwah), materi dakwah, media dan metode dakwah.

Seorang da’i dituntut untuk mengetahui segala unsur yang tercakup dalam pelaksanaan dakwah, selain itu seorang da’i juga harus komunikatif dan juga harus memiliki tiga factor yang melekat pada dirinya. Pertama ialah imannya harus kuat dan mantap supaya orang lain tidak ragu-ragu menerima dakwahnya, kedua ialah pribadi da’I haruslah bisa menjadi contoh dan dapat dijadikan suri tauladan bagi para jama’ah nya, dan ketiga da’i harus peka terhadap alam sekitar, disamping harus terampil dalam menilai situasi medan dan terampil pula dalam memilih atau menampilkan dakwahnya sesuai dengan tempat, waktu dan massa. 21

b. Mad’u

Mad’u ialah orang yang menerima dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, yang beragama Islam (muslim) atau non muslim. Menurut Prof. Dr. Husnul Aqib Suminto, mad’u dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan: 22

1) Masyarakat umum. Kelompok ini biasanya berada di tempat-tempat umum, seperti masjid-masjid, madrasah, lapangan terbuka, dan sebagainya.

2) Masyarakat penguasa. Terhadap lapisan ini para da’i hendaklah menggunakan cara personal approach, yakni menggalang hubungan pribadi. Melalui pendekatan ini diharapkan para da’i memperoleh dukungan dari pihak penguasa, sehingga dapat membantu kelancaran pelaksana dakwah.

3) Masyarakat terpelajar. Yang dimaksud dengan masyarakat di sini ialah “perguruan tinggi”, menghadapi kalangan ini tentu saja harus melalui pendekatan ilmiah. Berdakwah di kalangan intelektual, cendikiawan dan masyarakat kampus dituntut keilmuan yang cukup, analitis serta rasional, sehingga pesan-pesan dakwah yang disampaikan da’i bisa diterima. 4) Masyarakat desa. Indikasi yang menonjol dari lapisan

ini adalah “kesederhanaan”, baik dalam pola hidup maupun cara berfikir. Dalam menghadapi mad’u dari

kalangan masyarakat desa, da’i harus memilih materi dakwah yang sederhana dengan penyampaian yang mudah dipahami.

Dengan demikian, pokok persoalan, pokok persoalan bagi seorang juru dakwah(da’i) ialah bagaimana menentukan cara yang tepat dan efektif dalam menghadapi golongan tertentu dalam suatu kedaan serta suasana tertentu.

5. Materi Dakwah

Materi dakwah ialah isi pesan yang disampaikan da’i kepada mad’u. semua materi dakwah harus merujuk pada sumber pokok yaitu al-Quran dan sunnah, sdebab yang menjadi materi dakwah itu ialah ajaran Islam, secara garis besar materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga masalah pokok; 23

a. Akidah (keimanan)

Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah Islamiah, karena aspek inilah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia.

b. Syariah

Syariah ini bertujuan untuk mewujudkan tatanan sistem kehidupan yang teratur dan sempurna. Syariah merupakan kaidah yang mengatur perilaku manusia yang mencakup dua aspek hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia serta dengan lingkungan hidupnya. Maka materi dakwah di

bidang syariah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, serta pandangan yang jernih dalam melihat setiap persoalan yang muncul sesuai dengan ketentuan hokum islam yang bersumber dari al-quran dan sunnah.

c. Akhlak

Akhalak merupakan sistem etik dalam Islam, yang bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan bahkan dengan alam semesta sekalipun. Akhlak dalam ajaran Islam tidak dapat disamakan dengan etika. Jika etika dibatasi pada sopan santun antar sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah, maka akhlak lebih luas maknanya, yakni mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tidak bernyawa). Dan adapun yang menjadi sumber akhlak yaitu al-quran dan sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.

Kata metoode memiliki pengertian, suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia. Berkaitan dengan dakwah, metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan seorang da’i dalam menyampaikan dakwah kepada mad’u. Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangatlah penting peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan melalui metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. 24 Sesuai Firman Allah SWT dalam al-quran:

َا َيِه ِْتَِّلِبِ ْمُْلِْداَجَو ِةَنَسَْلْا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْلِْبِ َكِ بَر ِلْيِبَس َٰلِٰا ُعْدُا

ُُۗنَسْح

َوُه َكَّبَر َّنِا

هِلْيِبَس ْنَع َّلَض ْنَِبِ ُمَلْعَا

ٗ

ِدَتْهُمْلِبِ ُمَلْعَا َوُهَو

َنْي

:لْحَّنلٱ (

٥٢١

)

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS Al-Nahl:125)

7. Bentuk-bentuk dakwah

Ada tiga bentuk dalam berdakwah yang sangat penting peranannya yaitu:

a. Dakwah Bil Lisan

Makna dakwah bil lisan ini ialah penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah atau komunukasi langsung antara da’i dan mad’u. Dakwah bil lisan ini sebagai kegiatan penyampaian pesan-pesan kebenaran yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah memerlukan sebuah kemasan penyampaian pesan yang cermat, jitu dan juga akurat, sehingga tepat mengenai sasaran.

b. Dakwah Bil Qalam

Dakwah ini ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti buku, surat kabar, majalah jurnal, artikel, internet dan lain-lain. Tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar.

c. Dakwah Bil Hal

Dakwah ini ialah mengajak, menyeru ke jalan Allah untuk kebahagian dunia dan akhirat melalui perbuatan nyata yang sesuai dengan keadan manusia. Dalam konteks dakwah ini, pemahaman tentang kebutuhan sasaran dakwah mutlak diperlukan. Sebagai contoh, berdakwah dikalangan masyarakat miskin tidak akan efektif dengan hanya berceramah, namun akan lebih efektif bila dakwah dilakukan dengan dengan menyantuni mereka, memberikan makanan, pakaian, beasiswa.

Sehingga dakwah di kalangan masyarakat miskin tidak hanya dimengerti, tetapi juga dapat di rasakan keberadaannya.

E. CITRA SEKARANG ( CURRENT IMAGE )

Dalam dokumen Oleh : Muhamad Jauharudin (Halaman 43-52)

Dokumen terkait