• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Muhamad Jauharudin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Muhamad Jauharudin"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM MENJAGA CURRENT IMAGE JAMAAH Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh :

Muhamad Jauharudin 1113051000179

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

STRATEGI PUBLIC RELATIONS MASJID JAMI AL-FURQON KOTA HARAPAN INDAH BEKASI DALAM

MENJAGA CURRENT IMAGE JAMAAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) Oleh: Muhamad Jauharudin NIM: 1113051000179 Dosen Pembimbing Burhanuddin, M.A NIP: 196902052014111002

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

MASJID JAMI AL-FURQON KOTA HARAPAN INDAH BEKASI DALAM MENJAGA CURRENT IMAGE JAMAAH telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tanggal 02 Juni 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata (S1) Sarjana Ilmu Sosial pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 02 Juni 2020

Tanggal Sidang Munaqosyah Tanggal Tanda Tangan Ketua _12_ Juni 2020 _____________ Dr. Siti Napsiyah, M. SW NIP. 197401 1200112 2 003 Sekretaris 12 Juni 2020 _____________

Miftachur Rosyidah, M.Pd.I NIP. 19720720 199903 2 002 Penguji I _9_ Juni 2020 _____________ Dr. Fatmawati, M.Ag NIP. 19760917 200112 2 002 Penguji II 10 Juni 2020 _____________ Drs. Masran, M.Ag NIP. 19601202 199503 1 001 Mengetahui: Dekan Suparto, M.Ed, Ph.D NIP. 19710330 199803 1 004

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Juni 2020

(5)

i

Strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi dalam Menjaga Current Image Jamaah

Strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi dalam Menjaga Current Image Jamah sangat penting sekali bagi para jamaah dan masyarakat Kota Harapan Indah Bekasi. Karena dengan begitu dapat meberikan nilai positif bagi masjid dan juga memberikan dampak yang positif. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengetahui Strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi dalam Menjaga Current Image Jamah

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu Bagaimana Strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi dalam menjaga Current Image jamaah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi?

Adapun teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori Public Relations yang dikemukakan oleh Frank Jefkins, teori ini menjelaskan tentang semua bentuk komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapi tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis data deskriptif. Yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan buku-buku. Tahapan penelitian ini yaitu, observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian Strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon dalam menjaga current image jamaah memiliki kesesuaian dengan teori yang digunakan diantaranya dengan cara menggunakan beberapa strategi yaitu media seperti facebook, TV dan media lainnya seperti banner, baliho, spanduk, poster dan pendekatan komunikasi antarpribadi.

Kata Kunci :Strategi, Public Relations, Masjid Jami Al-Furqon, Jamaah, Citra sekarang (Current Image)

(6)

ii

Alhamdulillah puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang Insyaallah berguna dan bermanfaat sebagai referensi berikutnya. Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta Sahabatnya.

Alhamdulillahirabbil’alamin atas izin Allah SWT dan dukungan orang tua dan para kerabat akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi dalam Menjaga Current Image Jamaah”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam Proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan dan kendala dalam berbagai hal. Namun berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak, penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih, jazakumullah khoirul jaza’ dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Suparto, M.Ed. Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW. Sebagai Wakil Dekan I bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, MA. Sebagai Wakil Dekan II bidang Administrasi Umum, Serta Drs.

(7)

iii

2. Ibu Dr. Armawati Arbi. M,Si sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Bapak Dr. Edi Amin, MA sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Bapak Burhanuddin Jamaluddin,Lc.,MA sebagai Dosen Pembimbing yang tak kenal lelah dan sabar membimbing dan mengarahkan saya selama proses pembuatan skripsi.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta staf tata usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan sangat bernilai, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi maupun penulisan skripsi.

6. Bapak H. Zulkarnain Djalal yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dalam proses penulisan skripsi, serta pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Jami Al-Furqon Bekasi yang mau direpotkan untuk memberikan data-data serta dokumentasi untuk kelengkapan penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Jamaluddin S.Pd dan Ibu Ida Nur’aida S.Pd yang tak pernah lelah dan hentinya mendidik, mendoakan serta memberikan dorongan berupa semangat moril maupun materil. Dan juga Adik tercinta Dewi Ayuningtyas, Muhamad Farid serta keluarga besar di Kaliabang Pisang Batu yang selalu memberi keceriaan dan kebahagian.

8. Kepada Keluarga Besar Yayasan Al-Hidayah Wattaqwa yang telah mengajarkan dan memberikan banyak pengalaman dalam kehidupan berdinamika organisasi sampai kehidupan sehari-hari

(8)

iv

9. Kepada Guru sekaligus Kyai Jamalullail, Lc dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Tahfidz Hadits Fathul Baari Indonesia yang telah mengajarkan dan memberikan banyak pengalaman dalam kehidupan sampai kehidupan sehari-hari penulis. Terimakasih sebesar-besarnya Ustadz dan Ustadzah.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 serta anggota KPI E yang telah memberikan banyak pengalaman baru selama ini. 11. Kepada saudara-saudara osatna, kawan-kawan kosan Gamers

Babaq, kolega lain yang tidak disebutkan dan selalu memberikan dukungan, canda tawa, membuat warna warni kehidupan, serta mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Kepada Keluarga Besar Gerakan Pemuda Ansor ( GP ANSOR dan BANSER ) Kelurahan Pejuang Medan Satria Kota Bekasi. 13. Kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan

bantuan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, dengan kerendahan hati dan ucapan terima kasih, penulis senantiasa menerima kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun demi mencapai kesempurnaan.

(9)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 9

C. Perumusan Masalah ... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

a. Tujuan Penelitian ... 10

b. Manfaat Penelitian ... 10

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 11

F. Metode Penelitian ... 14

G. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21

A. Pengertian Strategi ... 21

B. Public Relations dan Ruang Lingkupnya... 23

C. Masjid ... 28

D. Dakwah Profesional ... 33

E. Citra Sekarang (Current Image) ... 42

F. Kerangka Teori ... 46

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ... 48

A. Sejarah Masjid Al-Furqon ... 48

(10)

vi

Furqon ... 53

E. Program Kegiatan Masjid Al-Furqon ... 57

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 61

A. Strategi Public Relations Program Melalui Media ... 63

1. Facebook ... 63

2. Media TV ... 65

B. Strategi Public Relations Program Melalui Non Media ... 66

1. Undangan ... 66

2. Spanduk ... 67

3. Baliho ... 68

4. Poster ... 69

5. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi .... 70

C. Strategi Public Relations dengan Fasilitas Masjid ... 71 BAB V PENUTUP ... 75 A. Kesimpulan ... 75 B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Islam ialah agama dakwah. Selain itu, Islam ialah Agama Allah yang telah diwahyukan kepada Rasulullah SAW untuk diajarkan kepada manusia. Islam sebagai sumber serta jalan kebenaran yaitu dijadikan sebagai pandangan hidup yang bukan saja diperuntukkan bagi kesejahteraan umat, melainkan seluruh manusia.

Masjid adalah rumah Allah (baitullah) yang dibangun sebagai sarana bagi ummat Islam untuk mengingat, mensyukuri dan menyembah Allah Swt, dengan baik. Selain itu, masjid juga merupakan tempat melaksanakan berbagai aktivitas amal saleh, seperti tempat bermusyawarah, pernikahan, benteng dan strategi perang, mencari solusi permasalahan yang terjadi di tengah-tengah ummat, dan sebagainya.1

Ketika Rasulullah Saw melaksanakan perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau mampir terlebih dahulu ke suatu daerah yang bernama Quba, ternyata Rasulullah singgah di Quba itu bukan sekedar untuk beristirahat dalam perjalanan yang melelahkan itu, tapi beliau bersama sahabat, Abu Bakar

1Asep Usman Ismail dan Cecep Castrawijaya, Manajemen Masjid

(12)

Ash Shiddiq singgah di sana juga dengan maksud mendirikan masjid yang kemudian dikenal dengan nama masjid Quba.

Ini merupakan suatu isyarat penting dari Rasulullah Saw bahwa masjid merupakan sesuatu yang sangat penting bagi ummat Islam. Diibaratkan masjid bagi ummat Islam seperti air bagi ikan, ikan tidak akan bertahan hidup lama kalau dipisahkan dari air.

Ini mengartikan jiwa atau ruh keislaman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak suka ke masjid atau tidak memperoleh pembinaan dari masjid. Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthy mengatakan dalam bukunya yang berjudul Sirah Nabawiyah: “tidak heran, jika masjid merupakan asas utama dan terpenting bagi pembentukan umat Islam, karena masyarakat muslim tidak akan terbentuk secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya komitmen terhadap sistem, aqidah dan tatanan Islam. Hal ini tidak akan dapat ditumbuhkan kecuali melalui semangat masjid”(jilid II, hal 6).2

Masjid akan berfungsi sebagaimana dijelaskan di atas tidak terlepas dari usaha dan upaya ummat Islam umumnya dan pengurus masjid khususnya untuk memanfaatkan serta memakmurkan masjid dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bernapaskan Islam selain dari kegiatan-kegiatan ibadah semata.

2Ahmad Yani, Menuju Masjid Ideal (Jakarta: LP2SI Haramain,

(13)

Masjid merupakan suatu tempat yang tidak terlepas dari setiap orang muslim maupun non muslim, yaitu sebagi tempat melaksankan ibadah umat Islam. Namun masjid tidak hanya terbatas sebagai tempat ibadah atau kegiatan keagamaan saja, masjid juga bisa digunakan sebagai pusat kegiatan sosial umat Islam seperti pendidikan, politik, hukum, budaya, ekonomi dan lain sebaginya. Pembangunan masjid merupakan manifestasi keimanan seseorang, dan hanya orang-orang yang beriman dan takut kepada Allah SWT saja yang mampu mengelola dan memakmurkan masjid. Keberhasilan sebuah masjid dalam membangun kultur religius terletak pada sumber daya manusia yang ada di sekitar lingkungan masjid.3

Peran masjid bagi umat Islam sangatlah beragam selain dijadikan sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT Masjid juga dapat di jadikan sebagai tempat untuk bermusyawarah mengenai hal yang bersangkutan dengankeagamaan. Lalu, tidak sedikit kontribusi yang di dapatkan oleh masyarakat sosial dari adanya peran Masjid sehingga hal ini sangat memberikan dampak positif khususnya dalam pembentukan perilaku masyarakat yang baik dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam.

Fenomena masjid yang muncul dikota besar tidak sedikit menunjukan peran dan fungsinya yang dijadikan sebagai saran

3 Ahmad Yani, Menuju Masjid Ideal (Jakarta: LP2SI Haramain,

(14)

Ibadah, membaca Al- qur’an, tempat kajian ilmu, kuliah, pendidikan, sosial, balai nikah, tempat persinggahan wisatawan, tempat berkonsultasi dan ibadah-ibadah lainnya yang berkaitan dengan keagamaan sudah terstruktural dengan baik. Maka, dengan demikian keberadaan masjid membawa manfaat yang positif bagi masyarakat khususnya umat muslim.

4Dengan demikian peran dan fungsi masjid yang dijadikan

sebagai tempat segala aspek kehidupan, maka peran masyarakat disini adalah sebagai wadah untuk memberdayakan segala potensi yang ada pada setiap jama’ah yang hadir untuk memecahkan permasalahan yang mereka bawa, yang dimana permasalahan ini berkaitan dengan ekonomi, politik, sosial, budaya dan seperangkat stabilitas masyarakat lainnya.

Dimasa sekarang pembangunan Masjid kian ramai dan terkesan megah dari setiap daerah di Indonesa. Realitannya, pada saat ini kita tidak akan merasa kesulitan untuk menemukan masjid karena sekarang sudah banyak berdiri dari mulai Mushola, Masjid Jami/Jamie sampai dengan Masjid Agung. Seiring berkembang zaman, perkembangan dan pembangunan masjid di Indonesia berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor : DJ.II/802 Tahun 2004 tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid yaitu tipologi masjid dibagi dalam beberapa golongan

4 Ahmad Yani, Menuju Masjid Ideal (Jakarta: LP2SI Haramain,

(15)

salah satunya Masjid Jami. Masjid Jami merupakan masjid yang terletak di pusat pemukiman di wilayah pedesaan/ kelurahan. 5

Dikota Bekasi khususnya di Kota Harapan Indah ini ada salah satu masjid yang menarik untuk diteliti karena menjadi pusat perhatian di daerah tersebut yaitu masjid Jami Al- Furqon. Masjid ini sangat berdekatan sekali dengan tempat perbelanjaan serta kuliner, dan setiap hari masjid ini tidak pernah sepi oleh jamaah. Ada yang hanya sekedar untuk melepas lelah, menunggu rekan bisnis, belajar, membaca Al- Qur’an, shalat, sebagai sentral akad nikah, dan ada juga yang sengaja datang untuk mengetahui masjid tersebut. 6

Masjid Jami Al-Furqon ini didirakan pada tahun 2001 oleh para warga muslim setempat dengan cita-cita dan semangat warga muslim, karena pada waktu itu warga sekitar tidak memiliki tempat untuk beribadah, bahkan untuk shalat tarawih dan shalat Id saja pun harus dilakukan dilapangan terbuka yang berada di sekitar. 7

Masjid Jami Al- Furqon ini merupakan masjid yang berdiri pertama kali di Perumahan Kota Harapan Indah didirikan diatas lahan seluas 2400 Meter Persegi

5 Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Nomor DJ.II/802 Thn 2004

6 Hasil Wawancara dengan Humas Masjid Jami Al- Furqon Kota

Harapan Indah Bekasi

7 Studi dokumen Masjid Jami Al- Furqon Kota Harapan Indah

(16)

dengan bentuk bangunan yang megah dan juga mewah. Bahkan masjid ini juga sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan seperti adanya pernikahan, pertemuan-pertemuan dan lain sebagainya. Selain itu, masjid Al- Furqon juga dikenal masjid yang sangat ramai dikunjungi oleh para jamaahnya. Karena masjid ini sangat bersih, nyaman, dan indah. 8

Menurut hasil wawancara yang dilakukan pada hari jum’at tanggal 1 Mei 2020, dengan ketua bidang Hubungann Masyarakat yaitu Bapak Kamil. Bahwasannya menurut ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) pertama kali mengatakan bahwa salah satu Misi dari masjid Al- Furqon ini ialah “terpeliharanya bangunan masjid dengan segala sarana dan prasarana sehingga terlihat bersih, rapih, indah dan rindang”.

9Dan untuk mencapai semua itu beliau juga mengatakan dan

menerapkan prinsip yang diambil dalam Firman Allah Q.S. At- Taubah ayat 18:

ىَتاَءَو َةَٰوَلمصلٱ َماَقَأَو ِرِخاَءْلٱ ِمْوَ يْلٱَو ِمللَّٱِب َنَماَء ْنَم ِمللَّٱ َدِجََٰسَم ُرُمْعَ ي اَمنَِّإ

َٰىَسَعَ ف ۖ َمللَّٱ ملَِّإ َشَْيَ َْلََو َةَٰوَكمزلٱ

َتْهُمْلٱ َنِم

۟اوُنوُكَي نَأ َكِئ ََٰل۟وُأ

َنيِد

“ Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut ( kepada

8 Studi dokumen Masjid Jami Al- Furqon Kota Harapan Indah

Bekasi

9 Studi dokumen Masjid Jami Al- Furqon Kota Harapan Indah

(17)

siapapun ) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” ( Qur’an dan Terjemahnya).

Ayat di atas menunjukkan kepada orang yang berhak untuk memakmurkan masjid. Dan demi meningkatkan kwalitas nilai keagamaan masyarakat sekitar, masjid ini memberikan fasilitas yang sangat baik yaitu dengan adanya aula serbaguna yang sering kali dipakai untuk acara-acara keagamaan, dan juga adanya minimarket serta tempat parkir masjid yang sangat luas.

Adapun kantor Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang memiliki ruangan khusus sehingga segala aktivitas pengurus dilakukan di ruangan tersebut. Hal ini untuk memudahkan proses kerja sehingga tidak menggangu aktivitas lain yang berada di sekitar lingkungan Masjid Jami Al-Furqon.

Pengelolaan yang dilakukan atas koordinasi antara ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dengan pengurus Masjid sehingga menimbulkan dampak positif yaitu dengan mencoba strategi yang berbeda untuk menarik para jamaah agar melakukan ibadah di Masjid. Saat ini di Masjid Jami Al-Furqon sudah berkembang Kajian rutinan setiap ba’da Mghrib.

10

Organisasi masjid dalam memberikan peran dan fungsinya sangatlah berpengaruh dalam proses kemakmuran dan citra positif masjid saat ini. Dengan adanya organisasi

10 Arsip Dewan Kemakmuran Masjid Jami Al-Furqon Kota

(18)

masjid yang berdiri akan dapat di kelola dengan rapih terutama dalam kegiatan yang dilakukan di masjid sehingga mampu memilah dan memilih kegiatan yang baik dan berhubungan dengan keagamaan dan dakwah yang baik. Untuk itu, perlu adanya manajemen penyebaran program-program masjid yang baik untuk mengatur segala aktivitas yang akan direalisasikan agar semua yang menjadi tujuan dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Salah satu strategi dakwah yang harus dikembangkan adalah penyebaran program-program dakwah yang ada masjid Jami Al-Furqon.

Dalam aspek peran dan fungsi masjid salah satunya adalah Humas. Humas adalah satu peran dan fungsi yang memiliki cakupan yang lebih luas yaitu tidak lain meliputi pembangunan dan pemeliharaan masjid dan juga memberikan serta menyebarkan informasi-informasi terkait kegiatan yang dilakukan oleh Dewan Kemakmuran Masjid. Dengan demikian adanya masjid Jami Al-Furqon sebagai salah satu tugas kita untuk menjaganya dari segala hal. Kemudian, untuk mencapai sasaran yang di harapkan maka peran dan fungsi terhadap kehidupan umat muslim, di perlukan adanya pengelolaan masjid yang khusus menangani bidang tersebut. Maka disini di perlukannya starategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi dalam menjaga Current Image Jamaah terkait program-program yang ada di masjid Jami Al- Furqon yang tepat agar dalam program

(19)

kegiatan yang akan dilaksanakan dapat terealisasi dan meningkat dengan baik.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mengambil masjid karena masjid merupakan salah satu ranah dari jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Masjid Jami Al-Furqon merupakan masjid yang tergolong dalam masjid yang memiliki kelebihan tersendiri sehingga harus di perhatikan secara menyeluruh dari segi penyebaran dakwah nya. Untuk diketahui lebih lanjut sebagai gambaran akan pentingnya suatu tata pengaturan penyebaran informasi program-programnya sebagai upaya meningkatkan nilai dakwah positif pada saat ini yang dituangkan dalam judul penelitian “STRATEGI PUBLIC RELATIONS MASJID JAMI AL-FURQON KOTA HARAPAN INDAH BEKASI DALAM MENJAGA

CURRENT IMAGE JAMAAH” berdasarkan permasalahan

tersebut, penelitian ini dilakukan dalam rangka memperoleh gambaran lebih jelas dan terperinci sehingga mampu menjawab setiap pertanyaan yang ada di rumusan masalah.

B. PEMBATASAN MASALAH

Masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah saja, banyak persoalan dalam perihal masjid, seperti persoalan manajemen, administrasi, sumber daya manusia, sumber dana dan lain-lain. Namun yang menjadi fokus peneliti ini adalah penyebran program-program dakwah profesioanal masjid Jami Al-Furqon pada citra positif saat ini (Current Image).

(20)

Kemudian agar penelitian ini tidak melebar dan agar lebih fokus, peneliti membatasi hanya kepada image jamaah terhadap sosialisasi program masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi.

C. PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana Strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi dalam menjaga Current Image jamaah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon dalam menjaga Current Image Jamaah. b. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manaaft praktis sebagai berikut

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan bagi masjid dalam mengembangkan strategi Public Relations masjid Jami Al-Furqon dalm menjaga

(21)

Current Image Jamaah untuk menjadi lebih baik lagi.

b. Sebagai sarana evaluasi bagi masjid-masjid dalam strategi Public Relations dalam menjaga Current Image Jamaah.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan baru bagi pengurus masjid, serta masyarakat umum yang berfokus agar menjadikan masjid sebagai sarana dakwah.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi pengurus masjid.

E. TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU

Beberapa penelitian terdahulu diperlukan untuk dijadikan rujukan awal bagi penulis karena mengandung tema yang sama. Namun, penelitian terdahulu memiliki adanya perbedaan, sehingga akan menjadi pembeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Selain itu, penelitian terdahulu akan dapat saling melengkapi dan menjadi bahan referensi bagi penulis, berikut ringkasan dari tiga rujukan penelitian terdahulu yang penulis temukan diantaranya adalah :

(22)

Tabel 1.1

Mapping Tinjauan Kajian Terdahu Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Persama an Perbedaa n Temuan Widi Aries Triyant o (2013) Strategi Public Relations Aksi Cepat Tanggap(A CT) Dalam membangun Citra Positif Program Global Qurban Dalam skripsi ini ada persama an yaitu sama-sama meneliti Citra Positif . Perbedaa n nya adalah 1. subjek dan objek yang di teliti. 2. Program dakwahn ya Membentu k citra diantaranya dengan cara melakukan kerja sama dengan media massa, berupa iklan di televisi, radio, surat kabar, pemasanga n spanduk, media sosial seperti facebook, dan twitter.

(23)

Siti Hijratul Khotim ah (2010) Komunikasi Organisasi; Humas dalam Menerapkan Current Image(Citra Sekarang) BMKT Tingkat Kecamatan Neglasari Tangerang Persmaa n pada skripsi ini adalah 1. Sama-sama meneliti (Current Image) 1. Subjek dan objek dari penelitia n ini. 2. Program yang di teliti Melalui media dan non media humas menyebark an program, BMKT. Abdulla h Hanif (2018) Sosialisasi Program Dakta Peduli Dalam Meningkatk an Current Image Radio Dakta 107 FM Sama-sama meneliti Current Image 1. Subjek dan objek yang diteliti dalam penelitia n ini. Sosialisasi program pada radio Dakta ini melalui off air dan on air agar meningkatk an current image pendengarn ya.

(24)

F. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunkasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti11. Dalam penelitian kualitatif, data dihasilkan secara deskriptif, yakni penggambaran berupa kata-kata dan bahasa dari objek yang diamati.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif melalui pengumpulan fakta-fakta dari kondisi alami sebagai ssumber langsung dengan instrumen dari peneliti sendiri.

Dalam hal penelitian ini instrumennya adalah orang atau human instrument. Untuk menjadi instrumen, peneliti harus memiliki wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis,

11 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk

(25)

memotret, dan mengkontruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. 12

3. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah Masjid Jami Al- Furqon yang berada di Kota Harapan Indah Medan Satria Bekasi. Sedangkan objek penelitiannya adalah hanya focus kepada Strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi dalam Menjaga Current Image jamaah.

4. Teknik Pengumpulan Data a) Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi non partisipan. Yang mana observasi non partisipan ini adalah dalam mekanismenya peneliti datang di tempat kegiatan yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 13 Peneliti menggunakan teknik ini karena peneliti tidak selalu hadir dalam setiap kegiatan dakwah yang ada di Masjid Jami

12 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka

Setia, 2008), h.122.

(26)

Al-Furqon, tetapi hanya pada saat tertentu saja. Yang akan peneliti observasi adalah strategi Public Relations dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi.

b) Interview (Wawancara)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu data tertentu. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang susuatu yang diteliti dalam menginterpretasikan situasi dan kegiatan yang ada di Masjid Jami Al-Furqon tersebut. 14 Adapun pihak yang diwawancarai adalah sebagai berikut:

1) Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Jami Al- Furqon

2) Humas atau Pengelola Masjid Jami Al-Furqon 3) Jamaah Masjid Jamie Al- Furqon

4) Ulama atau Ustadz 5) Tokoh Masyarakat

(27)

c) Dokumentasi

Dokumen merupakan cacatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang.

15 Studi dokumentasi merupakan salah satu cara

yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.16 Dalam penelitian ini

nantinya, penelitiakan melakukan dokumentasi guna menggali informasi terkait dengan kegiatan strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon dalam Menjaga Current Image jamaah di masjid Jami Al-Furqon.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data ialah rangkaian kegiatan pengolahan, pengelompokan, sistematisasai penafsiran dan verifikasi data. Dalam penelitian ini, peneliti menerapakan pola pikir metode analisis data non statistik dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yakni mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dari suatu kejadian.

15 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik

(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 176.

16 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk

(28)

Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam analisis ini adalah: pemilihan data, penyajian data, dan verifikasi dan penarikan kesimpulan.

a. Pemilihan data, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polannya. Dengan demikian, data yang telah di pilih akan memberikan gambaran yang lebih jelas, serta lebih mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian data, selanjutnya adalah penyajian data, yakni dimaknai sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penrikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Verifikasi atau penarikan kesimpulan.

Langkah ini merupakan analisis lanjutan dari dua langkah diatas sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan ini masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan dengan cara merefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, sehingga kebenaran dapat dicapai.

(29)

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan bagaimana strategi Public Relations Masjid Jami Al-Furqon Kota Harapan Indah Bekasi dalam Menjaga Current Image Jamaah. G. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mendapatkan hasil pembahasan yang jelas tentang penelitian ini, maka peneliti membagi sistematika penulisan ke dalam enam bab yang terdiri dari sub-sub bab. Teknik penulisan penelitian yang peneliti gunakan ini adalah perpedoman pada Surat Ketetapan ( SK ) Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tentang Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2017. Adapun Sistematika pada penulisan skripsi ini meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri atas Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu, Metodologi Penelitin, Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini terdapat dua sub bab. Sub bab yang pertama akan menguraikan landasan teori mengenai strategi, Public Reltions, dakwah profesional, Masjid. dan sub bab selanjutnya mengenai Citra Sekarang ( Current Image ).

(30)

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG LATAR PENELITAN

Pada bab ini terdapat beberapa sub bab yang akan peneliti paparkan, yakni mengenai sejarah berdirinya masjid Jami Al-Furqon, Visi dan Misi Masjid Jami Al-Furqon, struktur dan kepengurusan Dewan Kemakmuran Masjid Jami Al-Furqon, serta kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus Dewan Kemakmuran Masjid.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS MASJID JAMI AL-FURQON KOTA HARAPAN INDAH BEKASI DALAM MENJAGA CURRENT IMAGE JAMAAH

Dalam bab ini berisikan tentang temuan dan analisa mengenai gambaran umum penerapan Strategi Public Relations pada Citra Sekarang ( Current Image ) melalui media dan non media di masjid Jami Al-Furqon.

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari hasil penelitian dan memberikan saran-saran terkait pembahasan pada penelitian ini beserta lampiran yang di dapat selama penelitian ini berlangsung.

(31)

21 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi

Kata “Strategi” adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, strategos. Adapun strategos dapat diterjemahkan sebagai “komandan militer” pada zaman demokrasi Athena. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. 1 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu diperang, dan damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. 2

Strategi diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai target, meskipun tidak ada jaminan atas keberhasilannya. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan pengelolaan (management) untuk mencapai suatu tujuan, dalam dunia komunikasi strategi berarti rencana menyeluruh dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi.3 Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,

1 Pengertian strategi (diakses pada hari sabtu 6 Juni 2020 Pkl.

20.09) dari http://id.wikipedia.org/wiki/strategi

2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta; Balai Pustaka 2005) h.1092.

3 Pakit M Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi

(32)

memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efesien dalam pendanaan, danmemiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.

J. L Thompson mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir yang menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktifitas. Sementara strategi fungsional mendorong secara langsung strategi kompetitif. 4

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memliki taktik untuk mencapai tujuan efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.

4 Sandra Oliver, Strategi Public Relations( Jakarta; Erlangga,

(33)

Dari berbagai pengertian dari definisi mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan tertentu.

B. Public Relations dan Ruang Lingkupnya

Sering dikatakan bahwa PR merupakan suatu bidang baru yang muncul beberapa tahun yang lalu, yaitu sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua atau pada permulaan abad ke -20. Ada pula yang mengataka bahwa PR merupakan hasil penemuan Amerika Serikat. Namun, sebenarnya PR sudah ada jauh sebelum Amerika ada.PR menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersialmaupun yang non-komersial. PR terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antaraorganisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Maka, pengertian PR itu jauh lebih luas daripada definisi periklanan atau pemasaran, dankeberadaannya pun jauh lebih awal.5

Jadi, menurut Frank Jefkins Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua

5https://www.academia.edu/4652721/Definisi_Public_Relations_

(34)

khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan padasaling pengertian.

Bagian pertama dari definisi ini sama seperti yang telah diutarakan oleh IPR (Institute of publicRelations). Hanya saja unsur tujuannya lebih diperinci, yaitu tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja, melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya yang sedikit banyak berkaitan dengan saling pengertian itu. 6 Public Relations merupakan fungsi

manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebellumnya harus memiliki program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, mengkomunikasikan, merencanakan hingga mengevaluasi hasil apa saja yang telah diperolehnya. Sedangkan menurut De Fleur dan Dennis dari perspektif ilmu komunikasi yang di kutip Yosal Iriantara dalam bukunya Community Relations. Public Relations adalah sebuah proses komunikasi dimana individu atau uni-unit masyarakat berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai aspek kelompok, atau Public untuk tujuan tertentu. 7 Keberadaan PR adalah hal yang wajib bagi sebuah perusahaan, dalam upaya untuk menciptakan, memelihara dan membina hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak yakni

6 Frnak Jefkins, Public Relations, h. 10

7 Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasi (

(35)

perusahaan dengan konsumennya maka PR harus dapat menjadi jembatan penguhung yang baik.

Dalam pengertian sebagai metode komunikasi terdapat makna bahwa setiap pemimpin dari suatu organisasi bagaimanapun juga kecilnya, dapat melaksanakan public relation. Suatu kegiatan komunikasi yang khas dan meliputi aspek-aspek sebagai berikut, yaitu :

a. Komunikasi yang dilaksanakan berlangsung dua arah secara timbal balik

b. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi, pelaksanaan persuasi dan pengkajian opini publik

c. Tujuan yang dicapai adalah tujuan organisasi itu sendiri, artinya tujuan yang diinginkan humas dalam bersosialisasi adalah tujuan dari lembaga tempat humas bernaung, bukan untuk tujuan pribadi humas itu sendiri. d. Sasaran yang dituju adalah publik di dalam

dan di luar organisasi, artinya humas bukan hanya berkonsentrasi penuh kerja untuk ekstrernal, melainkan internal juga harus diperhatikan. Ini sangat penting dibina karena apabila hubungan dalam organisasi saja tidak dapat terjalin dengan baik,

(36)

bagaimana humas bisa bersosialisasi di masyarakat.

e. Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik. Dimana ini juga merupakan salah satu tugas penting humas yaitu agar dapat menciptakan citra yang baik di masyarakat.8

Menurut definisi kamus terbitan Institute Of Public Relations (IPR) yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa terbitan bulan November 1987, Hubungan Masyarakat atau humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Sedangkan menurut kamus Fund and Wagnal, American Standard Desk Dictionary terbitan 1994, istilah humas diartikan sebagai segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan oleh orgnaisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepakterjangnya. Istilah “kiat” dalam definisi ini

8 Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations,

(37)

mengindikasikan bahwa humas harus menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan.9

Adapun definisi Hubungan Masyarakat (humas) atau Public Relation dari rumusan Dr. Rex Harlow dalam bukunya berjudul : A Model for Public Relations Educaton for Profesional Practices yang dikeluarkan oleh International Public Relation Association (IPRA), setelah mengkaji lebih kurang 472 definisi humas tersebut yang dikutip Rosady Ruslan berbunyi :

“Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam persoalan/permasalahan, membantu manajemen mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem penindakan dini dalam mengantisipasi kecendrungan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama”.10

9 M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, Serta

Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) hal 2

10 Rosady Ruslan, Manajeman Humas & Komunikasi, Konsepsi &

(38)

Definisi yang lebih spesifik yang menekankan tanggung jawab khususnya, diberikan oleh Public Relations News : “Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik.”11

Tentunya definisi humas begitu beragam dengan bermunculannya para ahli dalam bidang kehumasan atau public relations. Kemudian dapat penulis sedikit simpulkan bahwa humas sudah menjadi suatu kebutuhan primier dalam sebuah organisasi ataupun lembaga, baik dalam lingkup pemerintahan maupun non pemerintahan serta fungsi dan peran humas akan selalu dibutuhkan untuk menciptakan suatu hubungan yang harmonis dengan masyarakat luas demi tercapainya suatu perencanaan yang sudah dibuat.

C. MASJID

1. Pengertian dan Fungsi Masjid

Ditinjau dari sudut etimologi, kata ‘masjid’ merupakan kosa kata bahasa Arab, sajada yang memiliki akar kata s-j-d yang bermakna “sujud atau menundukkan kepala hingga dahi menyentuh tanah”. Dengan demikian, masjid adalah tempat

11 Frazier Moore, Humas: Membangun Citra dengan Komunikasi,

(39)

sujud atau tempat menundukan kepala hingga tanah sebagai ungkapan ketundukan penuh terhadap Allah Swt. 12

Untuk bisa mengoptimalkan fungsi masjid pada masa sekarang ini, kita harus mengetahui terlebih dahulu, bagaimana masjid difungsikan pada masa Rasulullah Saw sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Fungsi masjid pada masa Rasul inilah yang sangat penting untuk kita ketahui agar kita tidak menyimpang dalam memfungsikan masjid dari maksud didirikannya. Adapun fungsi-fungsi masjid ialah: 13

a. Sebagai tempat Peribadatan

Seluruh aktivitas yang dilaksanakan di masjid berorientasi pada dzikrullah dan adapun bentuk aktivitas yang menghalang-halangi manusia yang hendak menyebut Allah di dalam masjid merupakan suatu yanf amat aniaya, Allah berfirman:

اًدَحَأ َِّلِلّٱ َعَم

۟اوُعْدَت َلََف َِِّلِلّ َدِجََٰسَمْلٱ َّنَأَو

Artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al-Jinn:18). 14

12 Asep Usman Ismail dan Cecep Castrawijaya, Manajemen

Masjid, h. 1.

13 ICMI Orsat, Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta: Yayasan

Kado Anak Muslim, t.t ), h. 12.

14 Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit

(40)

b. Sebagai tempat pertemuan

Salah satu tempat yang paling rutin digunakan Rasulullah Saw dan para sahabatnya untuk saling bertemu adalah masjid. Dalam pertemuan di masjid itu, Rasul dan para sahabatnya tidak hanya bertemu secara fisik, tapi juga mempertemukan hati dan pikiran sehingga di masjid itu hubungan dengan sesama menjadi semakain akrab dan hubungan dengan Allah Swt semakin dekat. Allah berfirman:

ِ وُدُغْلِبِ اَهْ يِف ٗ هَل ُحِ بَسُي ۙ ٗهُْسْا اَهْ يِف َرَكْذُيَو َعَفْرُ ت ْنَا َُٰ لِلّا َنِذَا ٍتْوُ يُ ب ِْفِ

) ٦٣ :روُّنلٱ (

ِلاَصَْٰلْاَو َِٰ لِلّا ِرْكِذ ْنَع ٌعْيَ ب َلَّْو ٌةَراَِتِ ْمِهْيِهْلُ ت َّلْ ٌلاَجِر

ُ فاََيَ ِةوَٰكَّزلا ِءۤاَتْ يِاَو ِةوَٰلَّصلا ِماَقِاَو

ُقْلا ِهْيِف ُبَّلَقَ تَ ت اًمْوَ ي َنْو

ُراَصْبَْلْاَو ُبْوُل

:روُّنلٱ (

٦٣

)

Artinya: “Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut, kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.” (QS. : 36-37). 15

15 Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit

(41)

c. Sebagai tempat bermusyawarah

Pada masa Rasulullah Saw, masjid juga dijadikan sebagai tempat untuk bermusyawarah, baik dalam merencanakan suatu masalah maupun memecahkan persoalan yang terjadi. Karena dilaksanakannya di masjid, maka musyawarah bisa berlangsung dengan suasana persaudaraan yang harmonis dan hasil-hasilnya bisa dicapai dengan warna yang sesuai dengan wahyu yang diturunkan Allah Swt.

d. Sebagai tempat kegiatan sosial

Pada masa Rasulullah Saw manjadikan masjid sebagai tempat kegiatan sosial, misalnya dengan mengumpulkan zakat, infaq dan shadaqah melalui masjid, lalu menyalurkannya kepada para sahabat yang sangat membutuhkannya.

e. Sebagai tempat pengobatan orang sakit

Pada masa Rasulullah Saw ketika terjadi perang, biasanya ada saja pasukan perang yang mengalami luka-luka dan tentu saja memerlukan perawatan serta pengobatan. Dan jika ini terjadi maka dilakukan di lingkungan masjid sehingga pada waktu itu didirikan tenda. Dan dalam saat ini, bisa juga didirikan poliklinik di masjid untuk kepentingan memberikan penyuluhan kesehatan dan melayani pemeriksaan.

f. Sebagai tempat latihan dan mengatur siasat perang 16

(42)

Dengan menjadikan masjid sebagai pusat pengaturan dan latihan strategi perang, maka semangat jihad kaum muslimin terus berkobar-kobar dan seluruh kemampuan bisa dipadukan sehingga terbentuk pasukan perjuangan yang kuat seperti bangunan yang tersusun kokoh.

g. Sebagai tempat penerangan dan madrasah ilmu

Rasulullah Saw juga menjadikan masjid sebagai tempat untuk mengajar ilmu yang telah diperolehnya dari Allah Swt berupa wahyu. Ini berarti masjid itu berfungsi sebagai madrasah yang didalamnya kaum muslimin memperoleh ilmu pengetahuan. Manakala masjid telah difungsikan seperti madrasah yang di dalamnya disampaikan ilmu pengetahuan kepa umat Islam, maka oleh Rasulullah Saw hal itu dinilai sebagai suatu yang amat mulia, sehingga orangnya dinilai seperti orang yang berjihad di jalan Allah Swt. 17

h. Sebagai tempat berdakwah

Masjid amat besar fungsinya dalam dakwah, baik dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw kepada sahabatnya, maupun antar sesama sahabat. Oleh karena itu dakwah merupakan sesuatu yang amat mulia di dalam Islam dan masjid menjadi sarana utamanya.

(43)

D. DAKWAH PROFESIONAL 1. Pengertian Dakwah

Pada dasarnya dakwah ialah mengajak; yakni menyadarkan, mengarahkan dan membimbing manusia agar berbuat sesuai dengan tuntunan ajaran Islam tanpa adanya paksaan. Dakwah merupakan suatu aktivitas mengajak kepada orang lain dalam bentuk lisan, tulisan, maupun tingkah laku untuk mengamalkan ajaran Islam, yang dilakukan secara sadar dengan berbagai metode sebagai upaya mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat dari kondisi yang tidak baik kepada yang lebih baik, sehingga dapat meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 18

2. Tujuan Dakwah

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari pada tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah jelas diketahui ke mana arahnya ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan.

Tujuan khusus dakwah secara operasional dibagi ke dalam beberapa tujuan lebih khusus yakni:

a. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt.

(44)

b. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih muallaf.

c.Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah Swt (memeluk agama Islam). d. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.

3. Dasar Hukum Dakwah

Dakwah merupakan bagia terpenting dari ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiaban ini tercantum dalam konsep amar ma’ruf nahi munkar, yakni perintah untuk mengajak masyarakat melakukan kebenaran sekaligus mengajak untuk meninggalkan atau menjauhkan dari perilaku kejahatan. Dasar pelaksanaan dakwah dalam Al-Qur’an ialah.

a. Surat An-Nahl ayat 125

َا َيِه ِْتَِّلِبِ ْمُْلِْداَجَو ِةَنَسَْلْا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْلِْبِ َكِ بَر ِلْيِبَس َٰلِٰا ُعْدُا

ُُۗنَسْح

هِلْيِبَس ْنَع َّلَض ْنَِبِ ُمَلْعَا َوُه َكَّبَر َّنِا

ٗ

ِدَتْهُمْلِبِ ُمَلْعَا َوُهَو

َنْي

:لْحَّنلٱ (

٥٢١

)

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

(45)

jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125) 19

Ayat diatas memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk berdakwah sekaligus memberi tuntunan bagaimana cara pelaksanaanya, yakni dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan petunjuk agama.

b.Surat Ali Imron ayat 110

ِرَكْنُمْلا ِنَع َنْوَهْ نَ تَو ِفْوُرْعَمْلِبِ َنْوُرُمَْتَ ِساَّنلِل ْتَجِرْخُا ٍةَّمُا َرْ يَخ ْمُتْ نُك

َنْوُ نِمْؤُمْلا ُمُهْ نِم ُۗ ْمَُّلْ اًرْ يَخ َناَكَل ِبَٰتِكْلا ُلْهَا َنَمَٰا ْوَلَو ُۗ َِٰ لِلِّبِ َنْوُ نِمْؤُ تَو

ُرَ ثْكَاَو

:ناَرْمِع ِلآ ( َنْوُقِسَٰفْلا ُمُه

٥٥١

)

Artinya; “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang pasik.” (QS. Ali Imran: 110). 20

Pada ayat diatas di tegaskan bahwa umat Nabi Muhammad Saw adalah umat terbaik. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa orang-orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan mendapatkan keridhoan Allah Swt.

4. Unsur-Unsur Dakwah

19 Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit

Diponegoro, 2000).

20 Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit

(46)

a. Da’i

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah, baik dengan lisan, tulisan maupun perbuatan yang dilakukan secara individu, kelompok, atau melalui organisasi atau lembaga. Da’i juga sering disebut mubaligh, yakni orang yang menyampaikan ajaran Islam. Aktivitas dakwah tidak dapat terlepas dari empat unsurnya yang terpenting, yaitu: Da’i (pelaku dakwah), Mad’u (objek dakwah), materi dakwah, media dan metode dakwah.

Seorang da’i dituntut untuk mengetahui segala unsur yang tercakup dalam pelaksanaan dakwah, selain itu seorang da’i juga harus komunikatif dan juga harus memiliki tiga factor yang melekat pada dirinya. Pertama ialah imannya harus kuat dan mantap supaya orang lain tidak ragu-ragu menerima dakwahnya, kedua ialah pribadi da’I haruslah bisa menjadi contoh dan dapat dijadikan suri tauladan bagi para jama’ah nya, dan ketiga da’i harus peka terhadap alam sekitar, disamping harus terampil dalam menilai situasi medan dan terampil pula dalam memilih atau menampilkan dakwahnya sesuai dengan tempat, waktu dan massa. 21

b. Mad’u

(47)

Mad’u ialah orang yang menerima dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, yang beragama Islam (muslim) atau non muslim. Menurut Prof. Dr. Husnul Aqib Suminto, mad’u dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan: 22

1) Masyarakat umum. Kelompok ini biasanya berada di tempat-tempat umum, seperti masjid-masjid, madrasah, lapangan terbuka, dan sebagainya.

2) Masyarakat penguasa. Terhadap lapisan ini para da’i hendaklah menggunakan cara personal approach, yakni menggalang hubungan pribadi. Melalui pendekatan ini diharapkan para da’i memperoleh dukungan dari pihak penguasa, sehingga dapat membantu kelancaran pelaksana dakwah.

3) Masyarakat terpelajar. Yang dimaksud dengan masyarakat di sini ialah “perguruan tinggi”, menghadapi kalangan ini tentu saja harus melalui pendekatan ilmiah. Berdakwah di kalangan intelektual, cendikiawan dan masyarakat kampus dituntut keilmuan yang cukup, analitis serta rasional, sehingga pesan-pesan dakwah yang disampaikan da’i bisa diterima. 4) Masyarakat desa. Indikasi yang menonjol dari lapisan

ini adalah “kesederhanaan”, baik dalam pola hidup maupun cara berfikir. Dalam menghadapi mad’u dari

(48)

kalangan masyarakat desa, da’i harus memilih materi dakwah yang sederhana dengan penyampaian yang mudah dipahami.

Dengan demikian, pokok persoalan, pokok persoalan bagi seorang juru dakwah(da’i) ialah bagaimana menentukan cara yang tepat dan efektif dalam menghadapi golongan tertentu dalam suatu kedaan serta suasana tertentu.

5. Materi Dakwah

Materi dakwah ialah isi pesan yang disampaikan da’i kepada mad’u. semua materi dakwah harus merujuk pada sumber pokok yaitu al-Quran dan sunnah, sdebab yang menjadi materi dakwah itu ialah ajaran Islam, secara garis besar materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga masalah pokok; 23

a. Akidah (keimanan)

Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah Islamiah, karena aspek inilah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia.

b. Syariah

Syariah ini bertujuan untuk mewujudkan tatanan sistem kehidupan yang teratur dan sempurna. Syariah merupakan kaidah yang mengatur perilaku manusia yang mencakup dua aspek hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia serta dengan lingkungan hidupnya. Maka materi dakwah di

(49)

bidang syariah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, serta pandangan yang jernih dalam melihat setiap persoalan yang muncul sesuai dengan ketentuan hokum islam yang bersumber dari al-quran dan sunnah.

c. Akhlak

Akhalak merupakan sistem etik dalam Islam, yang bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan bahkan dengan alam semesta sekalipun. Akhlak dalam ajaran Islam tidak dapat disamakan dengan etika. Jika etika dibatasi pada sopan santun antar sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah, maka akhlak lebih luas maknanya, yakni mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tidak bernyawa). Dan adapun yang menjadi sumber akhlak yaitu al-quran dan sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.

(50)

Kata metoode memiliki pengertian, suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia. Berkaitan dengan dakwah, metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan seorang da’i dalam menyampaikan dakwah kepada mad’u. Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangatlah penting peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan melalui metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. 24 Sesuai Firman Allah SWT dalam

al-quran:

َا َيِه ِْتَِّلِبِ ْمُْلِْداَجَو ِةَنَسَْلْا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْلِْبِ َكِ بَر ِلْيِبَس َٰلِٰا ُعْدُا

ُُۗنَسْح

َوُه َكَّبَر َّنِا

هِلْيِبَس ْنَع َّلَض ْنَِبِ ُمَلْعَا

ٗ

ِدَتْهُمْلِبِ ُمَلْعَا َوُهَو

َنْي

:لْحَّنلٱ (

٥٢١

)

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS Al-Nahl:125)

7. Bentuk-bentuk dakwah

(51)

Ada tiga bentuk dalam berdakwah yang sangat penting peranannya yaitu:

a. Dakwah Bil Lisan

Makna dakwah bil lisan ini ialah penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah atau komunukasi langsung antara da’i dan mad’u. Dakwah bil lisan ini sebagai kegiatan penyampaian pesan-pesan kebenaran yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah memerlukan sebuah kemasan penyampaian pesan yang cermat, jitu dan juga akurat, sehingga tepat mengenai sasaran.

b. Dakwah Bil Qalam

Dakwah ini ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti buku, surat kabar, majalah jurnal, artikel, internet dan lain-lain. Tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar.

c. Dakwah Bil Hal

Dakwah ini ialah mengajak, menyeru ke jalan Allah untuk kebahagian dunia dan akhirat melalui perbuatan nyata yang sesuai dengan keadan manusia. Dalam konteks dakwah ini, pemahaman tentang kebutuhan sasaran dakwah mutlak diperlukan. Sebagai contoh, berdakwah dikalangan masyarakat miskin tidak akan efektif dengan hanya berceramah, namun akan lebih efektif bila dakwah dilakukan dengan dengan menyantuni mereka, memberikan makanan, pakaian, beasiswa.

(52)

Sehingga dakwah di kalangan masyarakat miskin tidak hanya dimengerti, tetapi juga dapat di rasakan keberadaannya.

E. CITRA SEKARANG ( CURRENT IMAGE ) 1. Pengertian Citra

Citra adalah suatu gambaran tentang mental, ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukan kepada publik oleh seseorang organisasi, dan sebagainya. Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya, citra itu terbentuk dari banyak hal. Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations mengatakan ada beberapa jenis citra ( image ), yakni citra bayangan ( mirror image ), citra yang berlaku ( current image ), citra yang diharapkan ( wish image ), citra perusahaan ( corporate image ), dan citra majemuk ( multiple image ). 25

a. Citra Bayangan ( mirror image )

Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.

b. Citra yang Berlaku ( Current Image )

(53)

Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang biasanya serba terbatas. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercainya.

c. Citra yang Diharapkan ( Wish Image )

Citra harapan ( Wish Image ) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya, biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada yang ada. Walaupun dalam keadaan tertentu citra yang baik juga bisa merepotkan, namun secara umum yang disebut citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik. Citra yang diharapkan biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.

d. Citra Perusahaan ( Corporate Image )

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan jadi bukan sekedar atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas

(54)

produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset.

e. Citra Majemuk ( Multiple Image )

Citra majemuk adalah banyaknya jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan.

f. Citra Penampilan ( Performance Image )

Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri ( performance image ) para profesional pada perusahaan bersangkutan, misalnya dalam memberikan berbagai bentuk kualitas dan pelayanannya, bagaimana pelayanan etika menyambut telepon, tamu dan pelanggan serta menyenangkan dan member kesan yang baik. 2. Proses Pembentukan Citra

Public Relation digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan outputnya adalah tanggapan atau prilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.

Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan

(55)

mempengaruhi respons. Stimulus ( rangsang ) yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak.

Jika rangsangan ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu tersebut. Sebaliknya, jika rangsang itu diterima oleh individu, berarti terdapat komunkasi dan terdapat perhatian dari organisasi, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan.

Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Dan kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra.

Kognisi yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus, keyakinan ini akan timbul jika individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup dan dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

Motivasi dan sikap yang akan ada menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseoarang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

(56)

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan prilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu.

Sikap juga memiliki daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan.

B. KERANGKA TEORI

Tabel 2.1

Menurut Frank Jefkins, humas menerapkan lima citra : 1. Citra bayangan ( Mirror Image )

2. Citra yang berlaku ( Current Image ) 3. Citra yang diharapkan ( Wish Image )

Current Image

Non Media New Media

1. Spanduk 2. Banner 3. Mading 4. Brosur-Brosur Old Media 1. Radio 1. Facebook 2. website 3. Youtube

(57)

4. Citra perusahaan ( Coorporate Image ) 5. Citra majemuk ( Multiple Image )

6. Citra penampilan ( Performance Image )

Penelitian ini berfokus pada Citra yang berlaku ( Current Image ).

Gambar

Gambar 4.1 2 2. Media TV

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirobbil’alamin penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat kasih, rahmad dan tuntunannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Faktor2 antimikroba yang bekerja tidak khas yang membantau imunitas alamiah : 1.. iinterferon

men III ~d. Khususnya dalam Pasal 1 paragrap 2 Amandemen III, COGEMA dianggap sebagai pe - rusahaan yang ditunjuk.. COGEMA akan membuat laporan lengkap seperti

posttest dari kekuatan otot tungkai sebesar 125,9, hal ini dapat menegaskan bahwa adanya peningkatan, sebelumnya rata-rata pada saat dilakukan pretest hanya mencapai

Isu mengenai anak berkebutuhan khusus dan anak jalanan menjadi sebuah topik yang menarik untuk diangkat dalam sebuah news features.. Bentuk news features dipilih karena

Pada Gambar 16, menunjukkan hasil mikroskop optik dengan pembesaran 200x, untuk pengamatan struktur serat pada bambu setelah proses alkali, pada struktur serat tidak terlihat

dalam kedudukan mereka sebagai ahli waris para nabi sesuai dengan Alquran yakni?. Quraish

Masa kerja memoderasi, dalam hal ini mele- mahkan pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan, hal ini karena pelak- sanaan penerapan gaya kepemimpuinan