• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menimbang, bahwa yang menjadi objek sengketa dalam perkara a-quo adalah Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 83 Desa Minas Jaya Kabupaten Siak tertanggal 15 April 2009 Surat Ukur No. 05/MJY/2009 tertanggal 6 April 2009 seluas 20.000 m2 atas nama Suryati yang dahulu atas nama Nurbetti (sesuai Bukti T-12 dan Bukti T II Int-1);---

Menimbang, bahwa menurut dalil-dalil gugatan Penggugat merasa kepentingannya dirugikan sesuai Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara), karena Tergugat dengan mengeluarkan surat keputusan yang menjadi objek sengketa dalam perkara a-quo diterbitkan diatas 2 (dua) bidang hak atas tanah milik suami Penggugat masing-masing seluas 9.390 m2 yang terletak di Desa Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Kotamadya Pekanbaru, Propinsi Riau sesuai Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 141 tertanggal 02 Agustus 1995 atas nama Bustamam Yoenal (sesuai Bukti P-7) dan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 142 tertanggal 16 Juni 1998 atas nama Bustamam Yoenal yang dahulu atas nama Drs. Zardewan (sesuai Bukti P-6) yang merugikan kepentingan Penggugat sehingga oleh karenanya Penggugat memohon agar keputusan tata usaha negara (beschikking) objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut agar dinyatakan batal atau tidak sah dan memohon kepada Pengadilan untuk

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 59 dari 81 halaman memerintahkan Tergugat untuk mencabut objek sengketa yang diajukan dalam perkara a-quo; ---

Menimbang, bahwa setelah Hakim Ketua dan memperhatikan secara cermat Jawaban Tergugat II Intervensi atas gugatan yang diajukan Penggugat ternyata terdapat beberapa Eksepsi yang pada pokoknya adalah sebagai berikut;---

1. Eksepsi tentang kewenangan mengadili (kompetensi absolut); ---

2. Eksepsi tentang tenggang waktu (daluarsa) mengajukan gugatan;---

3. Eksepsi tentang objek gugatan penggugat kabur/ tidak jelas (objectum litis obscuur-libel); ---

4. Eksepsi tentang penggugat tidak berkapasitas sebagai penggugat (persona standi in judicio); ---

Menimbang, bahwa terhadap Eksepsi ke-1 (kesatu) tentang kewenangan mengadili (kompetensi absolut) yang diajukan oleh Tergugat II Intervensi dalam Jawaban-nya yang berpendapat dimana Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru tidak memiliki kewenangan memeriksa dan mengadili objek gugatan pada perkara a-quo dengan alasan hukum bahwa surat keputusan yang dijadikan objek sengketa dalam perkara a quo adalah mengenai persoalan hukum kepemilikan hak atas tanah;---

Menimbang, bahwa selanjutnya Hakim Ketua memperhatikan

Pasal 77 ayat (1) dan ayat (2) Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 menentukan bahwa : “eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan, dan meskipun tidak ada

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 60 dari 81 halaman eksepsi tentang kewenangan absolut pengadilan apabila hakim mengetahui hal itu, ia karena jabatannya wajib menyatakan bahwa Pengadilan tidak berwenang mengadili sengketa yang bersangkutan”; ---

Menimbang, bahwa terhadap Eksepsi mengenai kewenangan absolut tersebut di atas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, maka Hakim Ketua akan mempertimbangkannya terlebih dahulu yang akan diuraikan sebagaimana berikut; ---

Menimbang, bahwa yang menjadi objek sengketa dalam perkara a-quo adalah Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 83 Desa Minas Jaya Kabupaten Siak tertanggal 15 April 2009 Surat Ukur No. 05/MJY/2009 tertanggal 6 April 2009 seluas 20.000 m2 atas nama Suryati yang dahulu atas nama Nurbetti (sesuai Bukti T-12 dan Bukti T II Int-1); ---

Menimbang, bahwa atas Eksepsi ke-1 (kesatu) yang diajukan oleh Tergugat II Intervensi tentang kewenangan mengadili (kompetensi absolut) Hakim Ketua juga memperhatikan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan yang berkaitan deferensiasi atau spesialisasi di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yakni peradilan khusus dimaksud dengan Pasal 9 A Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

---Menimbang, bahwa terhadap Eksepsi ke-1 (kesatu) Tergugat II Intervensi yang berpendapat bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru tidak memiliki kewenangan memeriksa dan mengadili objek sengketa dalam perkara a-quo dengan alasan hukum bahwa surat

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 61 dari 81 halaman keputusan yang dijadikan objek sengketa dalam perkara a-quo adalah mengenai persoalan hukum kepemilikan hak atas tanah yang telah diuraikan diatas maka Hakim Ketua berpendapat bahwa untuk menguji apakah objek sengketa a-quo yang diajukan oleh Penggugat dalam perkara a quo merupakan kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara atau Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru dan/ atau Peradilan Umum seyogyanya terlebih dahulu memperhatikan secara cermat dan seksama peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar atas penerbitan objek sengketa dalam perkara a-quo serta surat-surat maupun data-data awal (ad-informandum) yang diterima saat pemeriksaan persiapan maupun bukti-bukti saat persidangan yang terbuka untuk umum dan dianggap ada relevansi-nya dalam hal Hakim Ketua menilai serta menentukan berdasarkan keyakinan serta pengetahuannya tentang kewenangan mengadili (kompetensi absolut) atas objek sengketa dalam perkara a-quo adalah kewenangan peradilan tata usaha yaitu Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara a quo; ---

Menimbang, bahwa atas pertimbangan yang telah diuraikan diatas maka Hakim Ketua berkesimpulan dan bertetap dalam menguji objek sengketa a-quo berdasarkan kewenangan mengadili (kompetensi absolut) sehingga alasan hukum Tergugat II Intervensi tidak beralasan hukum dengan demikian Eksepsi ke-1 (kesatu) tentang kewenangan mengadili (kewenangan absolut) haruslah dinyatakan ditolak: ---

Menimbang, bahwa oleh karena Hakim Ketua telah

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 62 dari 81 halaman (kompetensi absolut), selanjutnya Hakim Ketua akan mempertimbangkan Eksepsi ke-2 (kedua) akan tentang tenggang waktu (daluarsa) gugatan yang diajukan oleh Tergugat II Intervensi sebagai berikut ;

---Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi “gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara ” ;---

Menimbang, bahwa Hakim Ketua mencermati gugatan yang mana Penggugat mengetahui surat keputusan yang menjadi objek sengketa dalam perkara a-quo diketahui Penggugat sejak tanggal 31 Oktober 2012 melalui bukti perkara No. 54/Pdt.G/2012/PN.PBR dan gugatan atas objek sengketa a-quo telah didaftarkan oleh Penggugat ataupun kuasanya ke Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 07 Desember 2012 sehingga dengan demikian gugatan Penggugat masih dalam tenggang waktu gugatan sesuai ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;

---Menimbang, bahwa oleh karena Eksepsi ke-2 (kedua) karena gugatan yang diajukan Penggugat masih dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh aturan perundang-undangan seperti pertimbangan di atas

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 63 dari 81 halaman maka Hakim Ketua Majelis menyatakan Eksepsi ke-2 (kedua) dari Tergugat II Intervensi haruslah dinyatakan ditolak;

---Menimbang, bahwa setelah Eksepsi ke-2 (kedua) dari Tergugat II

Intervensi telah dipertimbangkan, Hakim Ketua maka akan

mempertimbangkan Eksepsi ke-3 (ketiga) tentang tentang Penggugat tidak berkapasitas sebagai Penggugat (persona standi in judicio) dan Eksepsi ke-4 tentang objek gugatan penggugat kabur/ tidak jelas (objectum litis obscuur-libel) namun setelah dicermati dengan cermat oleh Hakim Ketua Majelis dan oleh karena Eksepsi ke-3 (ketiga) dan Eksepsi ke-4 (keempat) tersebut merupakan Eksepsi lain-lain maka akan dipertimbangkan oleh Hakim Ketua Majelis dalam pokok perkara sebagaimana akan diuraikan sebagai berikut;

---Dalam Pokok Perkara:

---Menimbang, bahwa yang menjadi objek sengketa dalam perkara a-quo adalah Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 83 Desa Minas Jaya Kabupaten Siak tertanggal 15 April 2009 Surat Ukur No. 05/MJY/2009 tertanggal 6 April 2009 seluas 20.000 m2 atas nama Suryati yang dahulu atas nama Nurbetti (sesuai Bukti T-12 dan Bukti T II Int-1); ---

Menimbang, bahwa Hakim Ketua sebelum menguji mengenai pokok perkara atas objek sengketa yang diajukan oleh Penggugat dalam gugatannya dalam perkara a-quo terlebih dahulu berkewajiban untuk mempertimbangkan tentang syarat formil keputusan tata usaha negara (beschikking) yang diajukan objek sengketa dalam perkara a quo;

---Menimbang, bahwa untuk mengetahui apakah suatu surat keputusan (beschikking) tersebut dapat diajukan sebagai objek sengketa

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 64 dari 81 halaman dalam gugatan yang diajukan pada Peradilan Tata Usaha Negara harus mengacu pada ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara yang memenuhi unsur-unsur ataupun syarat-syarat

sebagai berikut :

--- Penetapan tertulis ;

--- Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara ;

--- Berisi tindakan hukum ;

--- Bersifat konkrit, individual dan final ;

--- dan menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata;

---Menimbang, bahwa setelah Hakim Ketua meneliti secara cermat dan berpendapat surat keputusan tata usaha negara yang menjadi objek sengketa a-quo dan dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, maka surat keputusan tata usaha negara yang dijadikan objek sengketa dalam perkara a-quo baik format, isi maupun akibat hukum yang ditimbulkan dan disimpulkan telah memenuhi unsur-unsur ataupun syarat-syarat diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, sehingga objek sengketa a-quo (sesuai Bukti T-12, Bukti T II Int-1) yang diajukan dalam gugatan oleh Penggugat ke Pengadilan Tata

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 65 dari 81 halaman Usaha Negara Pekanbaru yang menurut Hakim Ketua sudah tepat dan benar;

---Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan Hakim Ketua yang telah diuraikan di atas dengan demikian Eksepsi ke-3 (ketiga) tentang objek gugatan penggugat kabur/ tidak jelas (objectum litis obscuur-libel) yang diajukan oleh Tergugat II Intervensi haruslah dinyatakan ditolak;

---Menimbang, bahwa menurut dalil-dalil gugatannya Penggugat dalam hal merasa kepentingannya dirugikan ( Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara), oleh karena Tergugat mengeluarkan surat keputusan yang menjadi objek sengketa dalam perkara a-quo diterbitkan diatas 2 (dua) bidang hak atas tanah milik suami Penggugat masing-masing seluas 9.390 m2 yang terletak di Desa Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Kotamadya Pekanbaru, Propinsi Riau sesuai Sertipikat Hak Milik No. 141 tertanggal 02 Agustus 1995 atas nama Bustamam Yoenal (sesuai Bukti P-7) dan Sertipikat Hak Milik No. 142 tertanggal 16 Juni 1998 atas nama Bustamam Yoenal yang dahulu atas nama Drs. Zardewan (sesuai Bukti P-6) yang telah merugikan kepentingan Penggugat sehingga oleh karenanya Penggugat memohon agar keputusan objek sengketa a-quo yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut dinyatakan batal atau tidak sah oleh Pengadilan dan memohon agar memerintahkan Tergugat untuk mencabut keputusan objek sengketa tersebut ; ---

Menimbang, bahwa Penggugat merupakan istri almarhum Bustamam Yoenal (sesuai Bukti P-4 dan Bukti P-5) sebagai pewaris dan

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 66 dari 81 halaman pemegang hak terakhir dimana sebelumnya terdapat peralihan hak atas jual-beli antara almarhum Bustamam Yoenal dengan Zardewan yakni pemegang hak atas tanah yang tumpang tindih dengan objek sengketa sebelumnya (sesuai Bukti P- 6 dan Bukti P-7);

---Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil Penggugat tentang adanya kepentingan Penggugat sangat beralasan dan Hakim Ketua

berpendapat tentang kualitas Penggugat sebagai pihak yang

berkepentingan yang dirugikan atas penerbitan objek sengketa dalam perkara a-quo dapat diterima oleh Hakim Ketua terlebih Penggugat adalah merupakan istri almarhum Bustamam Yoenal (sesuai Bukti P- 4 dan Bukti P-5) dan dalam hal ini Penggugat tidak dapat menguasai tanah diatas 2 (dua) bidang hak atas tanah milik suami Penggugat masing-masing seluas 9.390 m2 yang terletak di Desa Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Kotamadya Pekanbaru, Propinsi Riau sesuai Sertipikat Hak Milik No. 141 tertanggal 02 Agustus 1995 atas nama Bustamam Yoenal (sesuai Bukti P-7) dan Sertipikat Hak Milik No. 142 tertanggal 16 Juni 1998 atas nama Bustamam Yoenal yang dahulu atas nama Drs. Zardewan (sesuai Bukti P-6) karena Tergugat menerbitkan objek sengketa a-quo atas nama Tergugat II Intervensi yaitu Suryati yang dahulu atas nama Nurbetti tanpa sepengetahuan Penggugat;

---Menimbang, bahwa setelah Hakim Ketua mencermati gugatan baik jawab-menjawab oleh para pihak baik Penggugat, Tergugat maupun Tergugat II Intervensi berikut pembuktian dalam pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh para pihak termasuk pemeriksaan setempat oleh Hakim Ketua serta kesimpulan masing-masing maka Hakim Ketua

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 67 dari 81 halaman berpendapat dan berkesimpulan dengan adanya penerbitan objek sengketa a-quo sehingga mengakibatkan adanya tumpang tindih antara objek sengketa dalam perkara a-quo diatas hak atas tanah milik Penggugat yang menurut Hakim Ketua Majelis berdasarkan keyakinan serta pengetahuannya yang berpendapat kepentingan Penggugat dirugikan masih ada sebelum diuji mengenai pokok perkara terutama terkait yurisdiksi kewenangan penerbitan objek sengketa oleh Tergugat. Dan dengan demikian mengenai Eksepsi ke-4 (keempat) tentang Penggugat tidak berkapasitas sebagai Penggugat (persona standi in judicio) yang diajukan Tergugat II Intervensi telah terjawab dan haruslah dinyatakan ditolak ;--- Menimbang, bahwa dalam hal ini sesuai uraian di atas serta hemat Hakim Ketua alasan hukum kepentingan dirugikan (point d’ interest, point d’action) sehingga Penggugat mengajukan gugatan oleh Penggugat dimana kepentingan merasa dirugikan sejak diketahui adanya penerbitan objek sengketa diatas 2 (dua) bidang hak atas tanah milik suami Penggugat masing-masing seluas 9.390 m2 yang terletak di Desa Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Kotamadya Pekanbaru, Propinsi Riau sesuai Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 141 tertanggal 02 Agustus 1995 atas nama Bustaman Yoenal (sesuai Bukti P-7) dan Sertipikat Hak Milik No. 142 (SHM) tertanggal 16 Juni 1998 atas nama Bustaman Yoenal yang dahulu atas nama Drs. Zardewan (sesuai Bukti P-6) yang diterbitkan Badan Pertanahan Kotamadya Pekanbaru sehingga Hakim Ketua akan mempertimbangkan tentang pokok perkara sebagai berikut;---

Menimbang, bahwa selanjutnya Hakim Ketua setelah mencermati gugatan, jawaban, replik, duplik serta konklusi (kesimpulan) yang diajukan

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 68 dari 81 halaman

oleh para pihak ternyata pokok permasalahan yang harus

dipertimbangkan dalam perkara a-quo dimana Penggugat dalam gugatannya dalam tuntutannya dalam gugatan dalam perkara a-quo telah memenuhi ketentuan atau syarat formil mengajukan gugatan sesuai Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara dimana keputusan tata usaha negara (beschikking) yang dijadikan dalam objek sengketa a-quo dinyatakan batal/ tidak sah dengan alasan dalam penerbitannya Tergugat telah melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik;---

Menimbang, bahwa dengan demikian Hakim Ketua berpendapat landasan hukum terkait objek sengketa dalam perkara a-quo secara ex tunc pengujiannya (toetsings-gronden) baik dari segi kewenangan, prosedur dan substansi harus sesuai peraturan perundang-undangan saat diterbitkannya objek sengketa;

---Menimbang, bahwa menurut hemat Hakim Ketua ternyata yang menjadi pokok permasalahan dalam perkara a-quo ternyata tumpang-tindih keputusan tata usaha negara (beschikking) yaitu berupa 2 (dua) Sertipikat Hak Milik (SHM) yang didalilkan oleh para pihak oleh karena batas wilayah sehingga terdapat kesalahan yurisdiksi kewenangan penerbitannya secara yuridis formal dan/ atau apakah Tergugat berwenang dalam menerbitkan objek sengketa dalam perkara a quo sementara telah terdapat 2 (dua) bidang hak atas tanah milik suami Penggugat masing-masing seluas 9.390 m2 yang terletak di Desa Muara

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 69 dari 81 halaman Fajar, Kecamatan Rumbai, Kotamadya Pekanbaru, Propinsi Riau sesuai Sertipikat Hak Milik No. 141 tertanggal 02 Agustus 1995 atas nama Bustamam Yoenal (sesuai Bukti P-7) dan Sertipikat Hak Milik No. 142 tertanggal 16 Juni 1998 atas nama Bustamam Yoenal yang dahulu atas nama Drs. Zardewan (sesuai Bukti P-6) diatas suatu hak atas tanah yang sama dengan penerbitan objek sengketa dalam perkara a-quo; ---

Menimbang, bahwa Hakim Ketua setelah memperhatikan pemeriksaan perkara a-quo baik sejak pemeriksaan persiapan, pembacaan gugatan oleh Penggugat, jawab-menjawab oleh para pihak baik Tergugat maupun Tergugat II Intervensi bahwa yang menjadi pokok

permasalahan dalam perkara a-quo adalah tentang yurisdiksi

kewenangan Badan atau pejabat tata usaha negara dikaitkan dengan penerbitan objek sengketa a-quo yang mengakibatkan tumpang tindih objek sengketa dalam perkara a-quo dengan hak atas diatas 2 (dua) bidang hak atas tanah milik suami Penggugat masing-masing seluas 9.390 m2 yang terletak di Desa Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Kotamadya Pekanbaru, Propinsi Riau sesuai Sertipikat Hak Milik No. 141 tertanggal 02 Agustus 1995 atas nama Bustamam Yoenal (sesuai Bukti P-7) dan Sertipikat Hak Milik No. 142 tertanggal 16 Juni 1998 atas nama Bustaman Yoenal yang dahulu atas nama Drs. Zardewan (sesuai Bukti P-6);----

---Menimbang, bahwa Hakim Ketua dalam menilai terlebih dahulu menguji keabsahan (rechmatigheid-toetsing) penerbitan objek sengketa dalam perkara a-quo dimana objek sengketa a-quo apakah merupakan kewenangan Tergugat yaitu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Siak atau tidak;

---Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 70 dari 81 halaman Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta dan kebenaran materiil terkait Bukti T-6 dan Bukti T-10 dikaitkan keterangan saksi Ardiansyah yang diperoleh dalam persidangan baik saat pemeriksaan setempat (gerechtelijke plaatselijk onderzoek) dikaitkan Bukti 6, Bukti P-7, Bukti P-9 dan P-10 ternyata menurut Hakim Ketua terdapat kesalahan yurisdiksi kewenangan oleh Tergugat terkait ketentuan titik-titik koordinat batas wilayah antara Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru (dahulu

Kotamadya Pekanbaru) dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Siak;---

-Menimbang, bahwa oleh karena pengujian pada Peradilan Tata Usaha Negara dilakukan menurut keadaan pada waktu keputusan (beschikking) itu ditetapkan, tanpa perlu memperhatikan perbuatan-perbuatan yang terjadi setelah keputusan itu dilaksanakan serta peraturan

perundang-undangan setelah keputusan (beschikking) tersebut

ditetapkan;---

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah sesuai Pasal 1 ayat 1 bahwa peta dasar teknik yang memuat penyebaran titik-titik koordinat sesuai dasar teknik dalam cakup wilayah tertentu dan Bab II mengenai Pengukuran dan Pemetaan khususnya Pasal 52 jo Pasal 53 jo Pasal 55 jo Pasal 60 jo Pasal 61 jo Pasal 62 jo Pasal 63 jo Pasal 65 jo Pasal 106 dan 107 Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Tahun 1999;---

Menimbang, bahwa oleh karena tindakan administrasi oleh Tergugat atas penerbitan suatu keputusan tata usaha negara

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 71 dari 81 halaman (beschikking) terdapat kesalahan wilayah atau yurisdiksi kewenangan seperti dalam perkara a-quo sehingga Hakim Ketua berkesimpulan tindakan administrasi telah terbukti secara sah dan menyakinkan dimana Tergugat telah melanggar atau melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatig-overheidgedaad) bahkan berdasarkan keyakinan Hakim Ketua serta fakta-fakta di persidangan maupun bukti-bukti yang diajukan para pihak yang bersengketa baik keterangan maupun keterangan saksi Ardiansyah saat di persidangan dan disesuaikan pula keterangannya saat pemeriksaan setempat (gerechtelijke plaatselijk onderzoek) atas objek sengketa, saksi Ardiansyah yang mengetahui benar keadaan hukum objek sengketa dan juga merupakan juru-ukur pada Kantor Pertanahan Kabupaten Siak dan telah memberikan keterangan sesuai keahliannya bidang teknis pengukuran dan pemetaan serta sebelumnya telah mengetahui keadaan hukum objek sengketa dalam perkara a-quo sesuai keterangannya saat pemeriksaan sebagai saksi di persidangan dan menyatakan objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat berada di antara titik-titik koordinat 040’0”LU dan 10126’0”BT (Bukti P-10, Bukti T-9) yang merupakan wilayah atau yurisdiksi kewenangan Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru dan tidak merupakan wilayah atau yurisdiksi

kewenangan dari Kantor Pertanahan Kabupaten Siak untuk

menerbitkannya yakni Tergugat sebagai Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Siak ;---

Menimbang, bahwa menurut Hakim Ketua berdasarkan kebenaran materiil yang diuraikan di atas terkait objek sengketa a-quo dimana telah terbukti tidak termasuk wilayah atau yurisdiksi kewenangan Kantor

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 72 dari 81 halaman Pertanahan Kabupaten Siak namun merupakan yurisdiksi kewenangan Kepala Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru dengan pengertian telah terdapat kekeliruan atau kesalahan petunjuk pelaksanaan maupun teknis atas tindakan administrasi dari Tergugat berkaitan dengan yurisdiksi kewenangan dimana titik-titik kordinat yang ada pada surat ukur atas objek sengketa a-quo;

---Menimbang, bahwa yang menurut Hakim Ketua dalil-dalil para pihak baik Penggugat dalam alasan gugatan (fundamen petendi) serta jawab-menjawab dari pihak Tergugat, maupun Tergugat II Intervensi yang selalu berpatokan pada patok tapal batas (batas wilayah) semata hanya berdasarkan logika tetapi menurut Hakim Ketua seyogyanya harus berdasarkan ketentuan titik-titik koordinat berdasarkan ketentuan aturan perundang-undangan yang berlaku serta dikaitkan dengan keadaan hukum saat diterbitkannya objek sengketa;---

Menimbang, bahwa meskipun ada perubahan ketentuan aturan perundang-undangan yang berlaku serta dikaitkan dengan keadaan hukum atas keputusan tata usaha negara (beschikking) tidak serta-merta ditiadakan bahkan kewajiban dari Tergugat untuk melakukan perubahan atas keputusan tata usaha negara (beschikking) tersebut sehingga sangat tidak beralasan hukum apabila Tergugat tidak mengetahui tentang surat tanda bukti hak milik sebelumnya dalam perkara a-quo yakni sudah milik Penggugat yang secara administratif dan pada pokoknya Tergugat tidak mempunyai kewenangan untuk menerbitkan objek sengketa a-quo terkait wilayah atau yurisdiksi kewenangan dari Kepala Kantor Pertanahan Pekanbaru dahulu hingga saat sekarang ini sehingga merupakan tindakan

Putusan Nomor : 47/G/2012/PTUN-Pbr. Halaman 73 dari 81 halaman

administrasi Tergugat merupakan perbuatan melawan hukum

(onrechtmatig-overheidgedaad) oleh Tergugat;---

Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan uraian

pertimbangan diatas sehingga Hakim Ketua menyimpulkan penerbitan oleh Tergugat atas objek sengketa dalam perkara a-quo tidak berwenang untuk menerbitkannya dan telah melanggar ketentuan perundang-undangan yang telah diuraikan diatas dimana tindakan administrasi dalam penerbitan keputusan tata usaha negara (beschikking) oleh badan/ pejabat tata usaha negara tidak hanya berdasarkan kebijakannya ataupun inisiatif semata tanpa memperhatikan ketentuan peraturan

Dokumen terkait