• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM POKOK PERKARA:

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA (Halaman 26-54)

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

II. DALAM POKOK PERKARA:

- Menolak seluruh dalil Gugatan PARA PENGGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard);

- Menyatakan PENGGUGAT III telah melakukan wanprestasi

- Menyatakan bahwa TERGUGAT I tidak melakukan Perbuatan Melawan Hukum

- Menghukum PARA PENGGUGAT untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara a quo.

ATAU:

Apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Tergugat II telah mengajukan dan menyerahkan Jawabannya dipersidangan tertanggal 05 Nopember 2014, yang pada pokoknya sebagai berikut :

Jawaban Tergugat-II: I. DALAM PROVISI

1. Bahwa Tergugat II menolak dengan tegas dalil Para Penggugat yang pada pokoknya meminta untuk menangguhkan pelaksanaan /eksekusi dari lelang yang diadakan tertanggal 16 Desember 2014 sebagaimana tertuang dalam Risalah Lelang Nomor : 261/2014 terhadap objek lelang berupa sebidang tanah

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 27 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN seluas 221 m2 berikut bangunan dan segala sesuatu yang ada di atasnya, bukti kepemilikan SHM No.552 atas nama Baharuddin Tanjung dan Rusmala Dewi Hutagalung yang terletak di Kel. Aek Manis, Kec. Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Prov. Sumatera Utara selanjutnya disebut sebagai “objek perkara a quo”.

2. Bahwalelang terhadap objek perkara a quo adalah merupakan pelaksanaan dari Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan dan juga telah dicantumkan dalam Pasal 2 Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor: 67/2013 tanggal 04 Maret 2013 atas objek perkara a quo , yang menyatakan dengan tegas bahwa:

“Jika debitur tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi hutangnya, berdasarkan perjanjian hutang piutang tersebut di atas, kreditor selaku Pemegang Hak Tanggungan Peringkat Pertama dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama:

a. Menjual atau suruh menjual dihadapan umum secara lelang obyek Hak

Tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-sebagian

b. Mengatur dan menetapkan waktu, tempat, cara dan syarat-syarat

penjualan;

c. Menerima uang penjualan, menandatangani dan menyerahkan kwitansi; d. Menyerahkan apa yang dijual kepada pembeli yang bersangkutan;

e. Mengambil dari uang hasil penjualan itu seluruhnya atau sebagian untuk

melunasi utang debitur;

f. Melakukan hal-hal lain yang menurut undang-undang dan peraturan hukum

yang berlaku diharuskan atau menurut pendapat kreditur perlu dilakukan dalam rangka melaksanakan kuasa tersebut.”

3. Berdasarkan hal tersebut, maka PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Medan in casu Tergugat I mengajukan permohonan untuk melaksanakan lelang kepada KPKNL Padangsidimpun in casu Tergugat II, dengan Surat Permohonan Lelang Nomor : S-1272/PNM-MES/X/14 tanggal 03 Oktober 2014.

4. Bahwa berdasarkan Hasil Penelitian Kelengkapan Berkas oleh Tergugat IINomor : HPKB-305/WKN.02/KNL.0405/2014 tanggal 14 November 2014, sesuai dengan syarat-syarat yang diatur oleh ketentuan lelang, berkas permohonan lelang dimaksud telah dilampiri dengan dokumen-dokumen yang disyaratkan, sehingga secara administratif sudah lengkap dan telah memenuhi persyaratan formal untuk proses lelang.

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 28 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN 5. Bahwa oleh karena permohonan lelang terhadap objek perkara a quo telah disertai dengan surat dan dokumen yang diperlukan sehingga telah memenuhi syarat untuk dilaksanakan lelang, maka berdasarkan Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang yang dengan tegas menyatakan bahwa “Kepala KPKNL/Pejabat Lelang

Kelas II tidak boleh menolak permohonan lelang yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen persyaratan lelang sudah lengkap dan telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang”, sehingga Tergugat II selaku perantara

lelang tidak dapat menolak permohonan lelang dimaksud.

6. Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan No. 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, lelang yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak dapat dibatalkan. 7. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, jelas terbukti Tergugat II tidak dapat

membatalkan/menunda lelang eksekusi terhadap objek perkara a quo, sehingga permohonan provisi Para Penggugat harus ditolak.

DALAM EKSEPSI:

1. Bahwa dengan tegas Tergugat II menolak seluruh dalil Penggugat kecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas kebenarannya.

2. Eksepsi Tergugat II dikeluarkan sebagai Pihak

2.1. Bahwa sehubungan dengan rencana pelaksanaan lelang pada tanggal 16 Desember 2014yang akan dilakukan oleh Tergugat II atas permohonan Tergugat I terhadap objek perkara a quo berupa sebidang tanah seluas 221 m2 berikut bangunan dan segala sesuatu yang ada di atasnya, bukti kepemilikan SHM No.552 atas nama Baharuddin Tanjung dan Rusmala Dewi Hutagalung yang terletak di Kel. Aek Manis, Kec. Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Prov. Sumatera Utara tugas dan fungsi Tergugat II adalah sebagai Pejabat Perantara Lelang;

2.2. Bahwa perlu Tergugat II tegaskan bahwa Tergugat II sebagai pihak perantara lelang sesuai Surat Pernyataan dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Medan Nomor : S-1289/PNM-MES/X/2014 tanggal 3 Oktober 2014, pihak PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Medan akan bertanggung jawab dan membebaskan Tergugat II apabila timbul gugatan/tuntutan yang diajukan oleh pihak manapun;

2.3. Bahwa berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka sudah sepatutnya Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo dapat mengeluarkan Tergugat II sebagai pihak dalam perkara a quo.

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 29 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN 3. Eksepsi Persona Standi In Judicio.

3.1. Bahwa Tergugat II tegaskan, dalam Gugatan Penggugat yang ditujukan kepada Tergugat II harus dinyatakan tidak dapat diterima, sebab penyebutan Persoon Tergugat II di dalam surat Gugatan Penggugat kurang tepat dan keliru karena tidak mengkaitkan dengan Pemerintah Republik Indonesia, Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara yang merupakan Instansi atasan dari Tergugat II. 3.2. Bahwa Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Padansidimpuan

bukan merupakan badan hukum yang berdiri sendiri, melainkan badan yang merupakan bagian dari badan hukum yang disebut Negara di mana salah satu Instansi atasan dari Tergugat II adalah Pemerintah Republik Indonesia cq. Kementerian Keuangan Republik Indonesia cq. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara cq. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara. Oleh karena itu Tergugat II tidak mempunyai kualitas untuk dapat dituntut dalam perkara perdata di muka Peradilan Umum jika tidak dikaitkan dengan badan hukum induknya dan Instansi atasannya.

3.3. Bahwa kekeliruan tersebut terlihat pada halaman 2 (dua) dalam Surat Gugatan Penggugat, di mana Penggugat hanya menyebutkan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Padangsidimpuan sebagai Persoon Tergugat II dengan tidak mengkaitkan instansi atau unit atasan Tergugat II.

3.4. Dengan demikian jelas bahwa hal ini mengakibatkan Gugatan Penggugat dalam perkara a quo menjadi kurang sempurna. Oleh karena itu, berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.1424K/Sip/1975 tanggal 8 Juni 1976 tentang gugatan yang harus ditujukan kepada pemerintah pusat, maka gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima seluruhnya (Niet Ontvankelijk Verklaard). 4. Eksepsi Gugatan Kabur (Obscuur libels)

4.1. Bahwa gugatan Penggugat yang ditujukan kepada Tergugat II sebagaimana tercantum pada halaman 6 surat gugatan, dimana Penggugat mendalilkan bahwa TergugatII tidak memperhatikan syarat-syarat pelelangan yang

telahTergugat II tentukan apakah sudah terpenuhi atau belum, sebab pelelangan yang diadakan oleh Tergugat II sama sekali tidak ada diberitahukan kepada Penggugat III sebagai Debitur dan atau kepada

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 30 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN

Penggugat I dan Penggugat II sebagai Penjamin, sebab borg/barang jaminan dari Penggugat III sebagai Debitur dari Tergugat I, adalah milik Penggugat I dan Penggugat II.

4.2. Bahwa dalil ini adalah dalil yang mengada-ada dan terkesan asal-asalan karena Penggugat sama sekali tidak menyebutkan persyaratan-persyaratan lelang mana yang tidak dipenuhi, sehingga jelaslah bahwa gugatan penggugat terdapat kerancuan/keragu-raguan yang menimbulkan ketidakjelasan/ketidakpastian/kabur (obscuur libels), maka sangatlah tepat dan beralasan apabila Tergugat II mohon agar gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat II mohon agar eksepsi diterima dan menolak dalil-dalil gugatan Penggugat.

DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa apa yang diuraikan dalam eksepsi tersebut di atas, mohon dianggap telah menjadi satu kesatuan dalam pokok perkara ini, serta Tergugat II dengan tegas menolak seluruh dalil Penggugat, kecuali terhadap apa yang diakui secara tegas kebenarannya.

2. Bahwa sebelumnya perlu Tergugat II jelaskan mengenai lelang dan pengaturannya berdasarkan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai prinsip-prinsip lelang sehingga Majelis Hakim dalam memutuskan perkara a quo didasarkan dengan ketentuan-ketentuan lelang dan proses pelelangan di Indonesia.

3. Lelang diatur dalam Vendu Reglement, Ordonantie 28 Februari 1908

Staatsblad 1908:189 yang kemudian beberapa kali diubah, terakhir dengan Staatsblad 1941:3, dan Vendu Instructie, Staatsblad 1908 No. 190.

4. Bahwa berdasarkan Pasal 1 Vendu Reglement, Ordonantie 28 Februari 1908

Staatsblad 1908:189, penjualan di muka umum adalah pelelangan dan

penjualan barang yang diadakan di muka umum dengan penawaran harga yang makin meningkat, dengan persetujuan harga yang makin meningkat atau dengan pemasukan harga dalam sampul tertutup, atau kepada orang-orang yang diundang atau sebelumnya diberitahu tentang pelelangan atau penjualan itu, atau diizinkan untuk ikut serta, dan diberi kesempatan untuk menawar harga, menyetujui harga yang ditawarkan atau memasukkan harga dalam sampul tertutup.

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 31 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN 5. Bahwa secara organisasi, tugas pelayanan lelang telah dilakukan oleh unit lelang di bawah Kementerian Keuangan semenjak tahun 1955. Menteri Keuangan sendiri diberikan kewenangan untuk membuat peraturan teknis lebih lanjut mengenai lelang. Peraturan teknis mengenai lelang yang berlaku saat ini adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April 2010 jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 106/PMK.06/2013 tanggal 26 Juli 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. 6. Bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (1) PMK No. 93/PMK.06/2010 – sejalan

dengan pengaturan dalam Vendu Reglement – lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului dengan pengumuman lelang.

7. Bahwa dalam pelaksanaan lelang, para pihaknya terdiri dari penjual, pembeli, dan Pejabat Lelang selaku pelaksana lelang. Penjual adalah orang, badan hukum/usaha atau instansi yang berdasarkan peraturan perundang-undangan atau perjanjian berwenang untuk menjual barang secara lelang. Penjual dapat berstatus pemilik barang, kuasa pemilik barang atau orang/badan yang oleh Undang-undang atau peraturan yang berlaku diberi kewenangan untuk menjual barang yang bersangkutan.

8. Pembeli dalam lelang adalah orang atau badan hukum/badan usaha yang telah memenuhi syarat untuk mengikuti lelang. Dalam proses pelelangan, orang atau badan hukum/badan usaha tersebut mengajukan penawaran tertinggi yang mencapai atau melampaui nilai limit, dan kemudian disahkan sebagai pemenang lelang oleh Pejabat Lelang.

9. Bahwa hak dari seorang penjual dalam pelelangan adalah: a. Menentukan cara penawaran lelang

b. Menetapkan besarnya uang jaminan bagi peserta lelang sesuai dengan ketentuan.

c. Menetapkan harga limit.

d. Menetapkan syarat-syarat lelang tambahan jika perlu

e. Menambah pengumuman lelang dengan menggunakan media lainnya. f. Menerima hasil bersih lelang (pokok lelang)

g. Menerima uang jaminan dalam hal pemenang lelang mengundurkan diri. h. Meminta salinan risalah lelang berikut bukti-bukti terkait dan/atau Grosse

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 32 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN i. Mengusulkan pemandu lelang (afslagher)

j. Meminta pembatalan lelang sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10. Bahwa kewajiban dari seorang penjual dalam pelelangan adalah:

a. Mengajukan Permohonan/permintaan lelang ke KPKNL atau Balai Lelang. b. Melengkapi syarat-syarat dokumen-dokumen yang diperlukan.

c. Menguasai secara fisik barang bergerak yang akan dilelang, jika barang bergerak yang dilelang.

d. Mengadakan pengumuman lelang di surat kabar harian setempat dan atau media cetak/elektronik lainnya atau melalui selebaran/undangan.

e. Memperlihatkan atau menyerahkan asli dokumen kepemilikan kepada Pejabat Lelang paling lambat 1(satu) hari kerja sebelum pelaksanaan lelang.

f. Membayar biaya pengurusan Surat Keterangan Tanah (SKT) dan Bea Lelang Penjual.

g. Menyerahkan barang dan dokumennya kepada pemenang lelang.

h. Menandatangani Risalah Lelang dalam hal lelang barang tidak bergerak. i. Membayar Pajak Penghasilan Final atas Pengalihan Hak atas Tanah

dan/atau Bangunan (Pajak Penghasilan Pasal 25) sepanjang barang yang dilelang berupa tanah/tanah dan bangunan.

j. Menaati tata tertib lelang.

11. Bahwa kewajiban dari seorang Pembeli Lelang adalah membayar harga lelang, Bea Lelang dan Uang Miskin serta pungutan lainnya. Sedangkan hak pembeli lelang adalah menguasai objek lelang yang dibelinya beserta dokumen kepemilikannya, setelah dilakukannya kewajiban pembayaran lelang dan pajak atau pungutan sah lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.

12. Bahwa hak dari pejabat lelang adalah sebagai berikut:

a. meneliti dokumen persyaratan lelang dan dokumen barang yang akan dilelang

b. menegur dan/atau mengeluarkan peserta dan atau pengunjung lelang apabila melanggar tata tertib pelaksanaan lelang

c. menghentikan pelaksanaan lelang untuk sementara waktu apabila diperlukan dalam rangka menjaga ketertiban pelaksanaan lelang;

d. menolak melaksanakan lelang apabila tidak yakin akan kebenaran formal berkas persyaratan lelang

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 33 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN f. meminta bantuan aparat keamanan apabila diperlukan

g. mengesahkan Pembeli Lelang

h. membatalkan Pembeli Lelang yang wanprestasi 13. Bahwa kewajiban pejabat lelang adalah sebagai berikut:

a. meneliti dokumen persyaratan lelang

b. membuat bagian Kepala Risalah Lelang sebelum lelang dimulai

c. membacakan bagian Kepala Risalah Lelang di hadapan peserta lelang sebelum lelang dimulai, kecuali dalam lelang yang dilakukan melalui media elektronik

d. memimpin pelaksanaan lelang

e. membuat Minuta Risalah Lelang dan menyimpannya

f. membuat Salinan dan Kutipan Lelang menyerahkan kepada yang berhak g. meminta dari Pembeli bukti Pelunasan Harga Lelang, Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan/atau Bangunan, dan pungutan-pungutan lain yang diatur sesuai peraturan perundang-undangan dan meneliti keabsahannya;

h. membuat administrasi pelaksanaan lelang

i. memberikan pelayanan jasa lelang sesuai dengan peraturan perundang-undangan lelang

14. Bahwa Tergugat II dengan tegas menolak dalil/alasan gugatan Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum, karena telah melakukan pelelangan atas borg/barang jaminan dari pinjaman Penggugat III kepada Tergugat I, padahal pelaksanaan lelang tersebut belum memenuhi kriteria-kriteria/syarat-syarat untuk dapat dilelang. Perlu Tergugat II tegaskan, dalam pelaksanaan lelang yang dilakukan oleh Tergugat II selalu tunduk pada ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip lelang sebagaimana yang telah Tergugat II uraikan di atas. Berkenaan dengan hal tersebut, tidak ada satu dasar hukum dan fakta hukum apapun yang dapat dijadikan alasan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana didalilkan Penggugat dalam gugatannya.

15. Bahwa yang menjadi pokok gugatan Penggugat dalam gugatannya adalah pelaksanaan lelang atas sebidang tanah seluas 221 m2 berikut bangunan dan segala sesuatu yang ada di atasnya, bukti kepemilikan SHM No.552 atas nama Baharuddin Tanjung dan Rusmala Dewi Hutagalung yang terletak di Kel. Aek Manis, Kec. Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Prov. Sumatera Utara yang menurut Penggugat adalah tidak sah menurut hukum.

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 34 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN 16. Bahwa lelang yang dipermasalahkan oleh Penggugat tersebut termasuk dalam Lelang Eksekusi, yaitu lelang untuk melaksanakan putusan/penetapan pengadilan, dokumen-dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, dan/atau melaksanakan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam perkara a quo, pelaksanaan lelang adalah Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan.

17. Bahwa perlu Tergugat II tegaskan pelaksanaan lelang terhadap objek perkara a

quo merupakan pelaksanaan dari Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan

dan juga telah dicantumkan dalam Pasal 2 Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor : 67/2013 tanggal 4 Maret 2013 atas objek perkara a quo , yang menyatakan dengan tegas bahwa:

“Jika debitur tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi hutangnya, berdasarkan perjanjian hutang piutang tersebut di atas, kreditor selaku Pemegang Hak Tanggungan Peringkat Pertama dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama:

a. Menjual atau suruh menjual dihadapan umum secara lelang obyek Hak

Tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-sebagian

b. Mengatur dan menetapkan waktu, tempat, cara dan syarat-syarat

penjualan;

c. Menerima uang penjualan, menandatangani dan menyerahkan kwitansi;

d. Menyerahkan apa yang dijual kepada pembeli yang bersangkutan;

e. Mengambil dari uang hasil penjualan itu seluruhnya atau sebagian untuk

melunasi utang debitur;

f. Melakukan hal-hal lain yang menurut undang-undang dan peraturan hukum

yang berlaku diharuskan atau menurut pendapat kreditur perlu dilakukan dalam rangka melaksanakan kuasa tersebut.”

18. Berdasarkan hal tersebut, maka PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Medan in casu Tergugat I selaku Pemegang Hak Tanggungan Peringkat Pertama (I) mengajukan permohonan untuk melaksanakan lelang kepada KPKNL Padangsidimpun in casu Tergugat II, dengan Surat Permohonan Lelang Nomor: S-1272/PNM-MES/X/14 tanggal 03 Oktober 2014. 19. Bahwa atas permohonan tersebut di atas, Tergugat I telah melampirkan

dokumen-dokumen sebagai berikut: 1) Surat Permohonan lelang;

S-1293/PNM-PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 35 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN MES/X14 tanggal 03 Oktober 2014;

3) Fotocopy sesuai aslinya Perjanjian Kredit Nomor : 006/ULM-SBLG/PK-MMR/II/2013 tanggal 14 Februari 2013;

4) Fotocopy sesuai aslinya Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) Nomor : 67/2013 tanggal 04 Maret 2013;

5) Fotocopy sesuai aslinya Sertifikat Hak Tanggungan yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Sibolga yang berkepala “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA’’ Nomor : 77/2013tanggal 19 Maret 2013;

6) Fotocopy sesuai aslinya Sertifikat Hak Milik Nomor : 552/Aek Manis yang merupakan sertifikat hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan;

7) Surat Pernyataan Nomor : S-1289/PNM-MES/X/2014 tanggal 03 Oktober 2014;

8) Surat Peringatan I Nomor : S-008/PNM-MES-SBLG/I/2014 tanggal 2 Januari 2014;

9) Surat Peringatan II Nomor : S-009/PNM-MES-SBLG/I/2014 tanggal 6 Januari 2014;

10) Surat Peringatan III Nomor : S-059/PNM-MES-SBLG/III/2014 tanggal 3 Maret 2014;

11) Surat Keterangan mengenai Rincian Hutang debitur Arliana Dewi Tanjung Nomor : S-1290/PNM-MES/X/14 tanggal 3 Oktober 2014;

12) Surat Penetapan Nilai Limit Lelang Nomor : S-1291/PNM-MES/X/14 tanggal 03 Oktober 2014;

13) Daftar barang yang akan dilelang Nomor : S-1294/PNM-MES/X/14 tanggal 03 Oktober 2014;

20. Bahwa berdasarkan Hasil Penelitian Kelengkapan Berkas oleh Tergugat IINomor : HPKB-305/WKN.02/KNL.0405/2014 tanggal 14 November 2014, sesuai dengan syarat-syarat yang diatur oleh ketentuan lelang, berkas permohonan lelang dimaksud telah dilampiri dengan dokumen-dokumen yang disyaratkan, sehingga secara administratif sudah lengkap dan telah memenuhi persyaratan formal untuk proses lelang.

21. Bahwa oleh karena permohonan lelang terhadap objek perkara a quo telah disertai dengan surat dan dokumen yang diperlukan sehingga telah memenuhi syarat untuk dilaksanakan lelang, maka berdasarkan Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang yang dengan tegas menyatakan bahwa “Kepala KPKNL/Pejabat Lelang

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 36 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN

Kelas II tidak boleh menolak permohonan lelang yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen persyaratan lelang sudah lengkap dan telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang”, sehingga Tergugat II selaku

perantara lelang tidak dapat menolak permohonan lelang dimaksud . Atas dasar hal tersebut Kepala KPKNL Padangsidimpuan (in casu Tergugat II) mengeluarkan surat Nomor : S-1271/WKN.02/KNL.04/2014 tanggal 14 November 2014 hal Penetapan Jadwal Lelang yang ditujukan kepada PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Medan in casu Tergugat I. 22. Bahwa dengan telah ditetapkannya jadwal lelang dan sesuai dengan

ketentuan dalam Pasal 41 Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 93/PMK.06/2010, maka Penjual dalam hal ini Tergugat I berkewajiban untuk mengumumkan rencana pelaksanaan lelang dimaksud dan memberitahukan rencana pelaksanaan lelang tersebut kepada debitur.

23. Bahwa dengan adanya penetapan jadwal lelang sesuai surat Kepala KPKNL Padangsidimpuan Nomor : S-1271/WKN.02/KNL.04/2014 tanggal 14 November 2014 tersebut di atas, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Medan in casu Tergugat I telah menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Pengumuman Lelang Pertama Eksekusi Hak Tanggungan tanggal 17 November 2014 melalui selebaran, dan Pengumuman Lelang Kedua Eksekusi Hak Tanggungan tanggal 2 Desember 2014 yang dimuat di surat kabar harian Sinar Indonesia Baru. Pengumuman lelang yang telah dilakukan oleh Tergugat I kepada kepada khalayak ramai tersebut guna memenuhi asas publisitas yang bertujuan untuk mengumpulkan peminat serta memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang berkeberatan atas pelaksanaan lelang tersebut.

24. Bahwa selain itu Tergugat I juga telah memberitahukan rencana pelaksanaan lelang tersebut kepada pihak debitur sesuai dengan surat Nomor : S-314/PNM-MES-SBLG/XII/2014 tanggal 3 Desember 2014.

25. Selanjutnya untuk pelelangan berupa tanah atau tanah dan bangunan wajibdilengkapi dengan SKT dari Kantor Pertanahan setempat, persyaratan ini telah terpenuhi yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keterangan Pendaftaran Tanah yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Sibolga Nomor : 08/SKPT/2014 tanggal 25 November 2014.

26. Bahwa pada pelaksanaan lelang objek perkara a quo Pejabat Lelang yang melaksanakan lelang telah membuat beritaacara lelang berupa Risalah Lelang Nomor : 261/2014 tanggal 16 Desember 2014.

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

Halaman 37 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN 27. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka Tergugat II dengan tegas menolak dalil/alasan Penggugat yang tercantum pada halaman 6 surat

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA (Halaman 26-54)

Dokumen terkait