3.1 Model yang Digunakan
Dalam melakukan penelitian terhadap dampak hutang luar negeri pemerintah, maka dipergunakan Model Rana dan Dowling (1988)14 sebagaimana dikemukakan oleh Mudrajad Kuncoro (1989), dengan beberapa penyesuaian sebagai akibat terjadinya ‘multikorelasi’ pada saat perhitungan (lihat Lampiran). Model Rana Dowling pada dasarnya merupakan persamaan simultan yang terdiri atas dua persamaan yaitu persamaan pertumbuhan (persamaan 1) dan persamaan tabungan (persamaan 2). Spesifikasi modelnya adalah sebagai berikut:
14 Diambil dari Pradumna B. Rana dan J.Malcolm Dowling Jr. The Impact of Foreign Capital on Growth: Evidence from Asian Developing Countries. The Developing Economies Vol XXVI No. 1 Maret 1988.
Persamaan Struktural
GR = a0 + a1 AID + a2 FPI + a3 S +a4 CX + a5 CLF + u ……… (1) S = a6 + a7 AID + a8 FPI + a9 CX + a10 GDPN + a11 GR + v ……….. (2) Persamaan Bentuk Ringkas
GR = 0 + 1 AID + 2 FPI + 3 S +4 CX + 5 CLF + e ……… (3) S = 6 + 7 AID + 8 FPI +9 CX + 10 GDPN + 11 GR + f ……….. (4) GR = laju pertumbuhan PDB GDPN = PDB per kapita
AID = rasio bantuan terhadap PDB CLF = laju pertumbuhan angkatan kerja FPI = rasio investasi asing swasta terhadap PDB CX = rasio ekspor terhadapPDB S = rasio tabungan domestik kotor terhadap PDB u, v, e, f = variabel gangguan ai = koefisien parameter estimasi model struktural
i = koefisien parameter estimasi bentuk ringkas
Persamaan (1) diturunkan dari model dua sektor yang membandingkan sektor ekspor dan non-ekspor. Persamaan (2) adalah tipe standar dari fungsi tabungan yang dipengaruhi oleh variabel ekspor, pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDB.
Variabel ekspor dimasukkan dalam persamaan (1) setidaknya karena ekspor menyebabkan spesialisasi produksi komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif. Sumber daya yang dihemat dapat dipergunakan untuk investasi. Makalah Akhir Semester Perekonomian Indonesia 20
Perdagangan menimbulkan manfaat dinamik seperti perluasan produksi, dan akses terhadap teknologi baru. Selain itu, perdagangan dapat digunakan untuk membiayai impor.
Kinerja ekspor juga diharapkan mempengaruhi tingkat tabungan karena (i) ekspor menimbulkan konsentrasi pendapatan; (ii) teori yang ada menunjukkan bahwa pendapatan dari ekspor cenderung ditabung; (iii) negara dengan kinerja ekspor bagus kurang menghadapi kendala langkanya devisa bagi investasi; (iv) pajak ekspor merupakan salah satu penerimaan pemerintah, sehingga cenderung menaikkan tabungan pemerintah.
Variabel pertumbuhan dimasukkan karena pertumbuhan yang cepat cenderung menyebabkan
perubahan pendapatan relatif dan pola konsumsi seumur hidup. Pendapatan per kapita mencerminkan keadaan pembangunan suatu negara, yang karenanya diharapkan menimbulkan dampak yang
menguntungkan bagi tingkat tabungan. 3.2 Metode Estimasi Model Terpilih
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi tingkat tabungan dan sebaliknya, sehingga model persamaan simultan merupakan pilihan yang sesuai untuk kebutuhan kali ini. Dalam persamaan simultan peubah bebas dapat sekaligus juga berfungsi sebagai peubah tidak-bebas dan sebaliknya. Kondisi ini menyebabkan peubah-peubah berperan ganda (sebagai peubah bebas dan tak-bebas) nilainya ditentukan secara bersama-sama (Gujarati, 1988). Teknik pendugaan (estimasi) Ordinary Least Square (OLS) tidak dapat digunakan begitu saja untuk menduga parameter simultan. Apabila OLS digunakan untuk menduga parameter persamaan simultan maka akan dihasilkan dugaan parameter yang bias dan tidak konsisten. Teknik pendugaan alternatif adalah Indirect Least Square (ILS), Two Stage Least Square (2SLS), dan Limited Information maximum Likelihood (LIML) (Pindyck dan Rubinfield, 1976).
Untuk keperluan penaksiran model Rana dan Dowling digunakan teknik 2SLS (Two-Stage Least Square). Ide dasar dibalik teknik 2SLS adalah membersihkan variabel bebas (GR, S) dari pengaruh gangguan (u, v). Sesuai dengan namanya, penerapan 2SLS mengikuti dua tahapan yaitu (i) Tahap I, gunakan OLS untuk menaksir persamaan bentuk ringkas (lihat rumus 1); (ii) Tahap Makalah Akhir Semester Perekonomian Indonesia 21
II, menggantikan GR dan S yang terdapat pada sisi kanan persamaan struktural dengan nilai taksiran GR dan S. Selanjutnya gunakan OLS untuk menaksir persamaan struktural transformasi untuk memperoleh taksiran parameter strukturalnya (Kuncoro, 1989)
Data yang dipergunakan untuk analisis adalah data tahun 1983-1996. Pertimbangan utama dalam menentukan periode ini adalah (i) bahwa sejak tahun 1985 persoalan hutang luar negeri pemerintah terasa agak serius setelah mulai terjadinya transfer netto modal keluar15; (ii) bahwa sejak tahun 1997 telah terjadi krisis ekonomi sehingga kondisi perekonomian menjadi tidak normal, sehingga
dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil analisis keseluruhan.
15 Transfer netto modal keluar terjadi jika cicilan hutang luar negeri lebih besar dari pada jumlah hutang baru pada tahun yang sama.
3.3 Hasil Pengujian Empiris dan Analisis
Hasil pengujian empiris (tabel rinci pada Lampiran) menunjukkan terjadinya proses multikorelasi pada kedua persamaan, sehingga kemudian dilakukan penanganan untuk menghindari terjadinya ‘bias’ pada hasil penelitian. Langkah yang dilakukan adalah dengan mengeluarkan variabel nilai ekspor dari persamaan. Hal ini diasari pada pertimbangan bahwa hasil ekspor pada dasarnya akan meningkatkan tabungan, sehingga variabel niali ekspor terwakili melalui variabel tabungan domestik. Adapun hasil pengujian empiris sebagai berikut:
Persamaan Struktural
G = 6,835657 – 48,00141 AID + 7,966811 FPI + 16,66595 S + 0,045485 CLF … (1)
(0,0295) (0,1866) (0,7647) (0,3061) (0,6569)
S = - 0,040233 + 0,175923 AID + 0,687149 FPI + 0,000000 GDPN + 0,001024 G … (2)
(0,5331) (0,8031) (0,1237) (0,0116) (0,8519)
Persamaan Bentuk Ringkas
G = - 7,636502 + 51,81765 AID + 3,545690 FPI + 0,000001 GDPN - 0,046275 CLF .. (3)
S = 0,0480528 – 0,228984 AID – 0,690780 FPI – 0,000000 GDPN + 0,000047CLF …(4) Makalah Akhir Semester Perekonomian Indonesia 22
3.3.1 Analisis Hasil Estimasi Persamaan Pertumbuhan
Dari hasil estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi (G) diperoleh nilai R2 sebesar 73,08 persen yang berarti keseluruhan variabel bebas yang tercakup dalam persamaan cukup mampu menjelaskan variasi pertumbuhan ekonomi.
Bila dilihat dampak dari masing-masing variabel, maka tidak terlihat adanya variabel yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Walaupun tidak signifikan, tetapi ternyata pengaruh hutang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi adalah negatip. Hasil ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian baik di luar negeri seperti yang dihasilkan oleh Rana Dowling sendiri, maupun di Indonesia seperti yang dihasilkan oleh Sritua Arief dan Mudradjad Kuncoro. Hal ini berarti bahwa terjadi ketidakefisienan dalam penggunaan hutang luar negeri pemerintah. Karena ketidaktersediaan data yang lebih rinci, maka tidak dapat dijelaskan secara tepat penyebab
ketidakefisienan ini. Tetapi berdasar pada sinyalemen Dowling dan Hiemenz, berdasar kajiannya terhadap negara-negara di Asia, yang menyatakan bahwa sebab ketidakefisienan ini adalah (i) hutang luar negeri umumnya diperuntukkan bagi pembangunan ‘social overhead capital’ ternyata telah dialokasikan untuk memperbesar konsumsi pemerintah dalam bentuk kenaikan gaji pegawai negeri, memperbesar angkatan bersenjata, atau diinvestasikan dalam bentuk proyek padat modal dan prestisius seperti industri pesawat terbang; (ii) kebijaksanaan yang menitikberatkan strategi industrialisasi substitusi impor di sektor pertanian dan industri yang dibarengi pengawasan
pemerintah yang ketat terhadap aktivitas ekonomi, akan meningkatkan COR dan berarti menurunkan produk marjinal dari hutang luar negeri (Kuncoro, 1989)
Kemungkinan lain dari pengaruh negatip tersebut adalah meningkatnya sumber hutang yang berasal dari kreditur swasta. Hal ini terjadi karena Indonesia mulai dianggap sebagai negara yang cukup maju perekonomiannya, sehingga hutang luar negeri dengan bunga rendah sudah mulai sulit didapatkan. Sementara pada saat yang bersamaan kewajiban pengembalian hutang semakin membesar, akibatnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi (Arief, 1987).
Dari hasil estimasi persamaan tabungan (S) diperoleh nilai R2 sebesar 88,8 persen yang berarti keseluruhan variabel bebas yang tercakup dalam persamaan cukup mampu menjelaskan variasi pertumbuhan ekonomi.
Bila dilihat dampak masing-masing variabel bebas secara sendiri-sendiri, terlihat bahwa hanya variabel pendapatan per kapita yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tabungan domestik. Koefisien hasil regresi yang positip dari hutang luar negeri menunjukkan bahwa walaupun
pengaruhnya tidak signifikan tetapi hutang luar negeri telah berfungsi sebagai pelengkap tabungan domestik dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang relatif berseberangan dengan penelitian Kuncoro (1989) yang menunjukkan bahwa bantuan, ekspor, dan pertumbuhan angkatan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap tabungan.
3.3.3 Analisis Dampak
Penggunaan persamaan simultan memungkinkan kita untuk mengetahui dampak langsung dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Besarnya dampak total (dampak langsung dan tidak langsung) diperoleh dari koefisien persamaan bentuk ringkas, sedang dampak langsung diperoleh dari koefisien model struktural.
Hasil persamaan bentuk ringkas ternyata sedikit berbeda dengan hasil persamaan struktural. Dampak total hutang luar negeri ternyata positip terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara terhadap
tabungan domestik berdampak negatip.
IV. KESIMPULAN dan IMPLIKASI KEBIJAKAN