• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Implementasi Program Griya Peduli PMI Kota Surakarta Terhadap Pemenuhan Hak Kesehatan Bagi ODGJ

Program Griya Peduli yang dilaksanakan oleh PMI Kota Surakarta dimaksudkan untuk membimbing dan merawat ODGJ yang mengalami gangguan kejiwaan agar tercipta perubahan yang lebih baik sehingga fungsinya sebagai manusia dapat dilaksanakan kembali dengan baik. Sesuai dengan maksud tersebut maka disusunlah kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi dua pelayanan yakni pelayanan medis dan pelayanan nonmedis. Setelah dilaksanakan pelayanan medis dan pelayanan nonmedis, diharapkan terjadi dampak yang terlihat pada ODGJ yang dirawat.

Berdasarkan hasil penelitian maka dampak dari program Griya Peduli telah peneliti ringkas sebagai berikut:

1. Perubahan kesehatan

Temuan penelitian nampak bahwa dari segi kesehatan terdapat perubahan gaya hidup ODGJ yang lebih baik. Perubahan gaya hidup yang lebih baik menunjang terpenuhinya hak ODGJ pada Pasal 70 UU No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa yakni hak mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa yang terjangkau, mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar, mendapatkan informasi kesehatan jiwa secara jujur, mendapatkan obat psikofarmaka, memberikan persetujuan atas tindakan medis yang dilakukan, mendapatkan jaminan tidak ditelantarkan dan commit to user

didiskriminasi serta mendapatkan kebutuhan sosial sesuai tingkat gangguan jiwanya.

Perubahan gaya hidup ODGJ yang lebih baik dapat mengembangkan kondisi jiwa yang baik sehingga muncul dampak berupa perubahan dalam kondisi kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan informasi yang disampaikan Hearn dan Buffardi yang mengutip United Nation Development Group (UNDG) bahwa dampak merujuk pada perubahan pengetahuan, keterampilan, kondisi hidup dan kesehatan bagi nak-anak, orang dewasa, keluarga maupun komunitas (2016: 8).

2. Perubahan pengetahuan

Perubahan pengetahuan yang terlihat pada ODGJ adalah ODGJ yang tahu dan mampu melakukan kemampuan hidup dasar seperti membersihkan lingkungan bangsal dengan menyapu dan mengepel, membantu menyiapkan makanan, mencuci piring, menyiram tanaman, membukakan pintu gerbang, mengangkat tandu seorang lansia yang akan dirujuk ke rumah sakit serta kemandirian ketika mandi. Kemampuan yang dimiliki ODGJ tersebut hasil dari bimbingan yang dilaksanakan oleh PMI Kota Surakarta melalui program Griya Peduli. Fakta ini selaras dengan pendapat US Agency for International Development (USAID) bahwa dampak adalah hasil atau pengaruh yang disebabkan oleh proyek atau program (2009: 5).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di atas nampak bahwa selama ODGJ dirawat dan dibimbing di LKS Griya Peduli muncul perubahan terkait dengan kemampuan dasarnya sebagai manusia perlahan-lahan mulai terlatih kembali. Dengan demikian jika upaya bimbingan terus dilakukan maka tidak mungkin jika ODGJ mampu berkarya dengan lebih baik lagi.

3. Perubahan keterampilan

Perubahan keterampilan nampak pada kemampuan berkomunikasi ODGJ yang cukup baik. Hal ini terlihat ketika peneliti mengajak berbicara langsung kepada ODGJ yang sudah cukup baik kondisinya. ODGJ tersebut tidak lari maupun takut melainkan diam di tempat layaknya sudah kenal dengan peneliti. Dari percakapan yang terjadi antara peneliti dan ODGJ commit to user

tersebut nampak bahwa ODGJ tersebut lancar mengucapkan satu demi satu kata dan pembicaraannya nyambung. Selain itu juga ada ODGJ yang menyapa peneliti terlebih dahulu sambil tesenyum dan menundukan kepala.

Peristiwa lain yang menunjukkan perubahan dari segi sosial terjadi ketika ODGJ yang lain tiba-tiba memanggil peneliti saat akan melakukan wawancara dengan salah satu informan. Masih dengan ODGJ yang sama, pada hari berikutnya ketika peneliti datang, ODGJ tersebut langsung membukakan pintu gerbang dan reflek bertanya mau cari siapa.

Rangkaian pengamatan yang peneliti lakukan tersebut menunjukkan bahwa selama jangka waktu tertentu dirawat di LKS Griya Peduli, ODGJ mengalami perbaikan yang lebih baik. Fungsi sosial mereka sebagai manusia sedikit demi sedikit mulai terbentuk kembali. Hal ini sesuai dengan pernyataan Belcher dan Palenberg yang mengutip pendapat Organization for Economic Co-operation and Development bahwa dampak adalah perubahan jangka panjang yang dihasilkan dari campur tangan pengembangan (2018:

479). Jika lingkungan di LKS Griya Peduli semakin ditingkatkan kualitas kekeluargaan serta ditopang dengan kegiatan yang lebih komperhensif dan masif maka ODGJ dapat kembali produktif di masyarakat. Sebagai contoh saat ini terdapat aktivis yang memperjuangkan hak ODGJ yakni Agus Sugianto. Agus Sugianto merupakan mantan ODGJ yang pernah dipasung namun saat ini sudah produktif bahkan sedang menjalankan studi master di Australia.

Berdasarkan Pasal 3 UU No. 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa, dinyatakan bahwa upaya kesehatan jiwa yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dapat menjamin setiap orang untuk mencapai kualitas hidup yag baik, menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari tekanan, ketakutan dan gangguan lain yang menyebabkan gangguan kesehatan iwa. Selain itu upaya kesehatan jiwa juga memberikan kesempatan kepada ODGJ untuk dapat memperoleh haknya sebagai warga negara. Jika melihat hasil penelitian ini maka sudah ada dampak yang muncul berkaitan dengan diselenggarakannya program commit to user Griya Peduli sesuai dengan tujuan

dilaksanakannya upaya kesehatan jiwa sesuai Pasal 3 UU No. 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa.

Selain berdampak dalam pemenuhan hak kesehatan bagi ODGJ terlantar, implementasi program Griya Peduli ini memunculkan lingkungan yang inklusif. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan di keluarga dan masyarakat secara luas agar keberadaan ODGJ tidak didiskriminasi melainkan harus dirangkul dan dibantu agar kondisi ODGJ tersebut dapat membaik dan dapat kembali berkarya di masyarakat. Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Hannah Arendt dalam Naila Kabeer (2004: 4) bahwa pencarian pengakuan yang dilakukan oleh kelompok rentan disebut sebagai “hak untuk memiliki hak”, untuk diakui sebagai manusia seutunya terlepas dari perbedaan yang ada, dan juga warga negara seutuhnya.

Berkaitan dengan hal tersebut maka masyarakat yang inklusif dan sadar akan keberagaman akan memberikan hal bagi kelompok istimewa yang dalam konteks ini adalah ODGJ untuk mendapatkan hak kesehatan sebagai bagian dari warga negara Indonesia. Adanya kepemilikan hak kesehatan ini memunculkan tanggung jawab pemerintah untuk menjamin terpenuhinya hak kesehatan bagi semua warga negara termasuk ODGJ terlantar. Namun untuk di wilayah Kota Surakarta peran ini dilakukan oleh organisasi kepalangmerahan yakni PMI Kota Surakarta yang pada dasarnya bukan bagian dari pemerintah. Akan tetapi selama ini keberjalanan program juga berkoordinasi dengan pemerintah setempat seperti Dinas Sosial.

Selain itu muncul juga pengakuan untuk ODGJ bahwa mereka tetaplah manusia seutuhnya walaupun terdapat perbedaan yang melekat pada diri ODGJ.

Meskipun ODGJ memiliki perbedaan dari segi kesehatan jiwa namun keadaaan ini bukan alasan untuk mendiskriminasi keberadaan mereka. ODGJ terlantar yang dirawat di LKS Griya Peduli mendapatkan perlakuan yang memanusiakan manusia dengan diberikannya pelayanan medis dan pelayanan nonmedis. Selain dampak untuk ODGJ, adanya program Griya Peduli ini juga menjadi wadah edukasi bagi masyarakat luas untuk memberikan penanganan yang tepat bagi ODGJ dengan merawatnya dan membawanya berobat ke fasilitas kesehatan commit to user

bukan malah menelantarkannya. Jadi program Griya Peduli ini membawa dampak pada tiga aspek yang semuanya mengacu pada pemenuhan hak kesehatan bagi ODGJ terlantar.

Berkaitan dengan pelaksanaan program Griya Peduli maka hasil penelitian ini mampu memberikan sudut pandang baru terkait dengan hak warga negara dari perspektif kelompok istimewa yakni ODGJ atau disabilitas mental.

Selaras dengan teori differential citizenship dimana hak waga negara dapat dilihat dari konteks yang berbeda-beda. Adanya kesadaran terhadap perbedaan yang ada di dalam masyarakat maka akan melahirkan inclusive citizenship yang akan melahirkan masyarakat yang meghargai keberadaan kelompok yang istimewa dalam konteks ini ODGJ dengan memberikan upaya khusus agar mereka dapat setara dengan warga negara normal pada umumnya baik dalam aspek hak dan kewajibannya.

3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Implementasi Program

Dokumen terkait