• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil wawancara dari masyarakat Tuktuk Siadong, mereka mengalami perubahan hidup setelah adanya kegiatan pariwisata. Adanya kegiatan pariwisata mendatangkan pekerjaan baru bagi masyarakat. Dulunya sebagian besar masyarakat Tuktuk Siadong adalah sebagai petani dan nelayan. Petani menanam padi, jagung, kacang tanah dan ubi kayu. Nelayan menangkap ikan dengan menggunakan sampan dan jalan. Ikan yang didapat kadang tak menentu tergantung nasib dan cuaca yang mendukung. Hasil bertani dan menangkap ikan sebagian dimasak untuk

59

makanan mereka dan sebagian lagi dijual. Penghasilan sebagai petani dan nelayan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Seiring berjalannya waktu, daerah Tuktuk Siadong semakin ramai dikunjungi wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara/turis. Keadaan tersebut membuat masyarakat tertarik untuk membuka usaha perhotelan, restaurant, membuat kerajinan tangan (souvenir) seperti kaos lake toba, selempang batak (ulos), patung, gantungan kunci dan ukir-ukiran. Masyarakat berahli profesi dari petani dan nelayan menjadi membuka usaha dibidang pariwisata.

Ketika masyarakat beraktifitas sebagai petani dengan pendapatannya pas-pasan, masyarakat Tuktuk Siadong hidup Sederhana. Tetapi keadaan ini mulai berubah semenjak masyarakat berahli profesi. Penghasilan masyarakat bertambah karena banyaknya wisatawan yang berkunjung, menginap dan berbelanja.

Dengan keuntungan usaha ini, masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat di kawasan ini tergolong berpenghasilan menengah ke atas. Ini terlihat dari rumah yang dihuni sebagian masyarakat tidak lagi terbuat dari kayu, tetapi telah terbuat dari beton dan keramik. Fasilitas di dalam rumah juga sudah modern, memasak dengan menggunakan kompor gas dan rice cooker, memiliki kulkas, televisi dan barang elektronik lainnya. Masyarakat juga telah menggunakan handphone dan internet untuk komunikasi. Setiap keluarga masyarakat di kawasan ini telah memiliki 1 sampai 2 buah sepeda motor yang di gunakan untuk transportasi dan juga dapat di sewakan kepada wisatawan untuk menambah penghasilan.

60

Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, kini masyarakat mempu untuk menyekolahkan anak-anaknya hinggga keperguruan tinggi. Karena masyarakat kini menyadari pentingnya pendidikan. Sekarang banyak pemuda yang sekolah di luar daerah untuk melanjutkan pendidikannya. Tujuannya adalah agar mendapat pekerjaan yang layak.

Menurut Bapak Drs. Amon Sormin,MM, Sekretaris Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya, dampak pariwisata harus pada filosofi dasar kepariwisataan. Yang pertama adalah

pariwisata merupakan peningkatan kualitas hidup. Dengan adanya kegiatan pariwisata di

Tuktuk Siadong, maka masyarakat akan belajar menjadi masyarakat yang bisa melayani para wisatawan yang berkunjung.

Masyarakat juga harus dapat melihat peluang dari kegiatan pariwisata ini. Seperti para petani harus tahu, maklum dan memahami bahwa Tuktuk Siadong bukan hanya sekedar untuk pertanian tetapi sudah menjadi tempat kepariwisataan. Petani harus melihat itu menjadi suatu peluang agar petani lebih giat lagi bekerja. Karena hasil pertaniannya dapat di suplai kepada pengusaha hotel dan restaurant. Sehingga petani dapat membantu dalam penyediaan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh wisatawan.

Yang kedua adalah, pariwisata adalah kegiatan yang menguntungkan bagi Negara dan masyarakat penerima wisatawan. Pariwisata adalah kegiatan yang menguntungkan bagi Negara dan masyarakat penerima wisatawan. Dengan datangnya wisatawan ke daerah tujuan wisata tentu akan mengeluarkan biaya untuk memenuhi

61

kebutuhan agar dapat menikmati tempat wisata tersebut. Maka pengusaha atau masyarakat mengalami peningkatan pendapatan.

Hal ini senada dengan ungkapan bapak Silalahi salah satu masyarakat yang membuka usaha menjual kerajinan tangan (souvenir shop):

“Dulu bapak sebagai petani lahan kering yang ditanam adalah ubi kayu, kacang, jagung. Penghasilan hanya Rp 500.000,00/bulan. Sekarang bapak buka usaha menjual kerajinan tangan (souvenir) ada baju lake toba, sarung pantai, gantungan kunci dan patung. Penghasilannya Rp 2.500.000,00/bulan”26

“Dulu saya sebagai ibu rumah tangga saja. Ada usaha kecil-kecilan di rumah, jualan bensin. Pendapatan hanya 300.000/bulan. Sekarang saya kerja di hotel sebagai tukang kebun. Gaji nya lumayan lah 1.700.000/bulan.dan kadang-kadang dipanggil untuk memijat wisatawan dengan upah Rp 80.000,00/jam”.

Dan juga penuturan dari Ibu Sidabutar memang pariwisata menambah pendapatan masyarakat:

27

Banyaknya jasa pariwisata berkaitan kepada daya serap tenaga kerja. Jasa pariwisata seperti hotel, restaurant, rumah makan, café, travel,karaoke, saloon dan lainnya, tentu membutuhkan tenaga kerja. Dan rata-rata tenaga kerja yang ada di samosir masih didominasi oleh tenaga kerja yang berasal dari daerah ini (samosir). Jadi dampak pariwisata ini mempunyai arti penting dalam rangka mengatasi

Dari wawancara di atas, pariwisata memiliki dampak peningkatan pendapatan melalui kegiatan pariwisata yang beragam seperti menjual kerajinan tangan (souvenir shop), tukang kebun di hotel dan jasa pijat wisatawan.

26

Wawancara dengan masyarakat, Senin 2 Mei 2016 27

62

pengangguran karena sangat banyak jasa di bidang pariwisata dan tenaga kerja yang dibutuhkan.28

“Saat berinteraksi dengan para tamu, kita bisa bertanya tentang keadaan dan perkembangan daerah tempat tinggal para tamu yang datang. Misalnya ada tamu yang berasal dari Amerika, kita bisa bertanya bagaimana keadaan di Amerika, apa-apa saja yang ada di Amerika, bagaimana masyarakat yang ada disana. Dengan begitu kita dapat belajar bahasa inggris dan menambah wawasan”.

Selain dampak dari segi ekonomi, pariwisata juga berdampak dalam memperluas pengetahuan dan pergaulan hidup. Dengan datangnya wisatawan ke daerah Tuktuk Siadong maka pengetahuan dan pergaulan hidup masyarakat akan lebih luas. Masyarakat Tuktuk Siadong dapat berinteraksi dengan para wisatawan. Masyarakat dapat belajar bahasa nasional(Indonesia) dan bahasa inggris. Masyarakat juga bisa belajar menghargai wisatawan, menghormati budaya luar dan dapat menggunakan teknologi seperti komputer dan internet.

Pak Tamba, salah satu masyarakat juga menuturkan pendapatnya sebagai berikut:

29

Selain dari segi sosial, pariwisata juga memiliki dampak dalam pengembangan seni dan budaya. Di mana Kawasan Tuktuk di jadikan sebagai tempat pagelaran seni dan budaya dan juga penyelenggara acara kepariwisataan. Seperti event Horas Samosir Fiesta yang secara rutin setiap tahun di Open Stage Tuktuk Siadong. Adapun pagelaran seni dan budaya yang sering di tampilkan adalah seni Tari dan seni Musik Batak. Masyarakat turut membantu mengembangkan seni dan

28Wawancara dengan Sekretaris Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, Senin, 2 Mei 2016 29

63

budaya, ini terlihat dari keterampilan masyarakat Tuktuk dalam seni ukir, pahat dan kriya dan juga dapat dilihat dari souvenir shop yang menjual hasil kerajinan khas Batak seperti Ulos dan hasil ukiran kayu.

Selain dampak positif ada juga dampak negatif dari kegiatan pariwisata. Jika kita berbicara dampak negatif, kita harus bisa batasi bahwa dampak negatif kepariwisataan sangat relatif. Karena pada saat kita mengatakan negatif maka menjadi negatif. Contoh kecil kalau orang bule datang tentu mereka punya gaya hidup yang berbeda misalnya dari cara berpakaian. Ada yang mengatakan negatif, ada juga yang tidak. Konsekuensi logis dari daerah wisata adalah masyarakatnya harus memahami perbedaan.30

“Kadang masih ada masyarakat dan wisatawan yang membuang sampah ke danau. Kalau lagi nyuci ke danau plastik deterjen di buang aja di pinggiran danau. Kalau wisatawan biasanya wisatawan lokal yang biasa buang sampah sembarangan ”.

Adapun dampak negatif dari pariwisata adalah yang pertama dari segi lingkungan. Kurang pedulinya masyarakat maupun wisatawan terhadap lingkungan. Sehingga saat ini air Danau Toba telah tercemar. Akibatnya banyak tumbuh eceng gondok dan banyaknya ikan yang mati. Seperti penuturan Ibu Sidabutar salah satu masyarakat:

31

Yang kedua adalah dari segi budaya. Akibat interaksi dengan wisatawan khususnya turis masyarakat Tuktuk Siadong meniru budaya kebarat-baratan. Selain

30

Wawancara dengan sekretaris dinas pariwisata, bapak Drs. Amon Sormin,MM, senin 2 mei 2016 31

64

bahasa, gaya berpakaian dan meminum minuman beralkohol menjadi hal yang ditiru oleh masyarakat khususnya para pemuda di Tuktuk Siadong. Setiap malam minggu, para pemuda pergi ke diskotik dan pub. Seperti yang diungkapkan Pak Tamba salah satu masyarakat:

“Masyarakatkhususnya pemuda yang sering berinteraksi dengan para turis biasanya berambut panjang (gondrong), mengenakan anting pada telinganya dan memakai kacamata hitam pada siang hari, terutama anak muda berprofesi sebagai tour guide”.32

“Dulu, cara berpakaian masyarakat selalu berpakaian yang tertutup dan sopan. Kadang memakai sarung. Sangat berbeda dengan sekarang, khusus nya anak remaja yang meniru gaya bule. Berpakaian terbuka. Didukung dengan pernyataan ibu Sidabutar:

33

32

Wawancara dengan masyarakat, senin 9 Mei 2016 33

Wawancara dengan masyarakat, 27 April 2016

Akibatnya banyak terjadi penyimpangan sosial seperti hamil diluar nikah, berantam akibat mabuk, pencurian, memakai narkoba, perselingkuhan dan penyalahgunaan teknologi.

Budaya gotong-royong juga sudah mulai pudar karena beragam mata pencaharian dan munculnya persaingan bisnis. Hasil wawancara, apabila ada acara adat, beberapa masyarakat terkadang lebih mengutamakan untuk berdagang daripada mengikut acara adat tersebut.Masyarakat sudah mulai mementingkan diri sendiri. Rasa

kepedulian terhadap sesama juga sudah berkurang. Masyarakat yang dulu memiliki

65 BAB V ANALISIS DATA

Analisis dampak Sosial Ekonomi

1. Dampak terhadap pendapatan masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Tuktuk Siadong, pendapatan masyarakat meningkat akibat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya.(dampak positif)

2. Dampak terhadap kesempatan kerja

Peluang kesempatan masyarakat dalam bekerja sangat tinggi karena sektor wisata membuka dan memperluas lapangan kerja baru atau usaha. Sehingga dapat mengurangi pengangguran.(dampak positif)

3. Dampak terhadap bidang kesenian dan budaya.

a. Berkembangnya kesenian dan budaya batak dengan adanya Open Stage Tuktuk Siadong dan Gedung Kesenian Tuktuk Siadong Kesenian sebagai tempat pengembangan dan penyelenggaraan seni dan budaya. (Dampak Positif)

b. Dari hasil wawancara, masyarakat khususnya pemuda meniru budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya lokal (batak) seperti cara berpakaian, rambut gondrong, pemakaian anting bagi laki-laki dan minum minuman beralkohol. (Dampak negatif)

66

4. Dampak terhadap pengetahuan dan pergaulan hidup masyarakat

Dari hasil wawancara, masyarakat yang berinteraksi dengan wisatawan akan menambah pengetahuan dan pergaulan hidup. Masyarakat dapat belajar bahasa nasional (Indonesia) dan bahasa inggris. Masyarakat juga bisa belajar menghargai wisatawan, menghormati budaya luar dan dapat menggunakan teknologi seperti komputer dan internet (dampak positif)

5. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat

Dari hasil wawancara, hubungan antara masyarakat kurang erat akibat keberagaman mata pencaharian, adanya persaingan bisnis dan gotong royong sudah jarang dilakukan. Masyarakat yang dulunya memiliki rasa kebersamaan berubah menjadi masyarakat individual. (dampak negatif)

6. Dampak terhadap penyimpangan sosial

Banyak terjadi penyimpangan sosial seperti hamil diluar nikah, perkelahian akibat mabuk, memakai narkoba, perselingkuhan dan penyalahgunaan teknologi karena meniru budaya luar/barat dan kebebasan individu yang tidak tunduk lagi terhadap norma adat yang berlaku. (dampak negatif)

7. Dampak terhadap pembangunan

Dengan berkembangnya pariwisata di kawasan Tuktuk Siadong, pembangunan sarana dan prasarana juga berkembang cepat. Seperti pembangunan jalan dan pembangunan TIC (Tourist Information Center) untuk meningkatkan pelayanan informasi wisata di Kawasan Tuktuk Siadong.

67 BAB VI PENUTUP 6.1Kesimpulan

Dampak kegiatan pariwisata di kawasan Tuktuk Siadong sebagai daya tarik wisata sangat berpengaruh pada aspek sosial dan ekonomi. Dampak terhadap aspek ekonomi cenderung positif, yaitu angka pengangguran yang semakin berkurang karena semakin banyak lapangan kerja yang terbuka dan adanya perekrutantenaga kerja. Denganadanya pengembangan pariwisata ini menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai kesempatan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Sedangkan dampak terhadap kegiatan sosial budaya cenderung negatif karena terkontaminasinya nilai – nilai budaya setempat dengan adanya kedatangan pengaruh budaya luar daerah yang dibawa oleh wisatawan yang berkunjung ke Tuktuk Siadong.

Berdasarkanhasilpenelitiandan analisisyangdilakukanolehpenelititentang Dampak Pariwisata terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Tuktuk Siadong maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dampak positif

a. Meningkatnya pendapatan masyarakat

b. Terbukanya peluang usaha kepada masyarakat setempat dan mengurangi pengangguran.

68

c. Berkembangnya kesenian dan budaya batak.

d. Menambah dan berkembangnya pola piker, pengetahuan dan pergaulan hidup masyarakat.

e. Pembangunan sarana dan prasarana dilakukan untuk mendukung kegiatan pariwisata.

2. Dampak negatif

a. Hubungan masyarakat mejadi kurang erat akibat keberagaman mata pencaharian dan persaingan yang semakin ketat.

b. Penyimpangan sosial semakin tinggi karena lebih menekankan pada kebebasan individu.

6.2Saran

Adapunsaran yangdapatdisampaikandari hasiltemuandan analisisDampak Pariwisata terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Tuktuk Siadong adalah:

1. Kepada masyarakat supaya menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan dan selalu melestarikan kawasan Danau Toba.

2. Kepada masyarakat supaya tetap menjaga budaya 3S ( Senyum, Sapa dan Salam) agar wisatawan senang dan nyaman berada di Tuktuk Siadong. 3. Kepada masyarakat agar dapat membedakan perilaku yang baik dan buruk

agar tidak terjerumus kepada penyimpangan sosial.

4. Pemerintah bersama masyarakat melakukan gotong-royong setiap jumat membersihkan kawasan Danau Toba dan jalan lingkar Tuktuk Siadong.

69

5. Kepada Pemerintah agar membuat peraturan mengenai pelarangan pembuangan limbah oleh Hotel dan Restaurant langsung ke Danau Toba. 6. Pemerintah secara rutin membuat acara kepariwisataan di Tuktuk Siadong

28 BAB II

Dokumen terkait