• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

72

[image:1.612.110.581.123.457.2]

Peta Tuktuk Siadong

(2)
(3)

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Lundberg, Donald E., Mink H. Stavenga, M.Krishnamoorthy. 1997. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Miles, Matthew B dan A.Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia (UI) Press.

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Salim, Peter. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Modern English Press

Samsuridjal, dan Kaelany.1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa

Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Suwantoro, Gamal. 2002. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Wardiyanto, dan M Baiquni. 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata.

Bandung: Lubuk Agung.

(4)

71

__________ . 1996. Anatomi Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Sumber Internet:

pada tanggal 3 desember 2015, pukul 18:30 WIB

(5)

32 BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1Gambaran Umum Kelurahan Tuktuk Siadong

3.1.1 Demografi

Secara Administratif Kelurahan Tuktuk Siadong termasuk ke dalam Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan batas-batas wilayah terdiri dari:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Toba

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Danau Toba 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Garoga

4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Siallagan

Kelurahan Tuktuk Siadong terbagi atas 3 lingkungan yakni lingkungan pertama Huta Irnga, Lumban Holbung, Sibolopian, Jalan Gereja Atas, Lumban

Nangka, dan Lumban Bakkara. Lingkungan Dua terdiri dari Jalan Gereja Bawah, Pandan, Lumban Manurung dan Kompleks Ambaroba. Lingkungan Tiga terdiri dari Tuktuk Pulo, Sosor Galung, dan Lumban Bakara. Kelurahan Tuktuk Siadong berada

pada ketinggian 904 - 2.157 m diatas permukaan laut. Suhu rata-ratanya berkisar antara 18°- 24°C dan luas daratan Kelurahan Tuktuk Siadong 340 Ha dan luas

(6)

33 3.1.2 Kependudukan

3.1.2.1 Jumlah penduduk

Jumlah penduduk kelurahan Tuktuk Siadong sebanyak 2331 jiwa dengan laki-laki sebanyak 1047 jiwa dan perempuan sebanyak 1284 jiwa.

3.1.2.1 Penduduk berdasarkan pekerjaan

Ada beberapa jenis mata pencaharian yang digeluti oleh masyarakat Kelurahan Tuktuk Siadong seperti petani, pedagang, nelayan, pegawai negeri,

pengusaha, buruh dan lain sebagainya. Karena Kelurahan Tuktuk Siadong merupakan destinasi wisata maka banyak pengusaha membuka dan mendirikan fasilitas-fasilitas pelayanan seperti hotel, penginapan, restoran, tempat penukaran uang asing, biro

perjalanan dan saranan hiburan seperti cafe, bar dan lainnya.

Dibidang perdagangan tampak ada pembuat sekaligus penjual barang-barang

kerajinan tangan atau souvenir. Selain sebagai pedagang dan pengusaha, di Kelurahan Tuktuk Siadong juga banyak ditemui karyawan atau guide lokal yang bekerja di fasilitas pelayanan jasa kepariwisataan seperti hotel atau restoran. Untuk lebih

(7)
[image:7.612.173.467.146.405.2]

34 Tabel 3.1

Data Penduduk berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan jumlah

1 Wiraswasta 421

2 Petani/Perkebunan 288

3 Karyawan Swasta 148

4 Mengurus Rumah Tangga 84

5 PNS 44

6 Guru 10

7 Pensiunan 5

8 Dan Lain-lain 29

Jumlah 1029

Sumber: Database kel. Tuk-tuk siadong 2015

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pekerjaan sebagai wiraswastadi Kelurahan Tuktuk Siadong merupakan mata pencarian paling banyak

yakni sebanyak 421jiwa sedangkan Petani merupakan pekerjaan terbanyak kedua dengan jumlah sebanyak 288 jiwa. Para petani di daerah ini biasanya menanam padi, jagung, sayuran dan kacang-kacangan di ladang mereka. Tanaman tersebut ditanam

dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dan biasanya hanya di konsumsi sendiri dan sisahnya di jual kepada tetangga atau pasar tradisional. Buruh yang ada biasanya

(8)

35

nelayanyang dulunya salah satu matapencaharian utama setelah petani sudah jarang dilakukan oleh masyarakat.

3.1.2.2 Penduduk berdasarkan Pendidikan

Dewasa ini pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan

masyarakat. Penduduk Tuktuk Siadong juga demikian, orangtua sudah sangat sadar akan pendidikan anak-anaknya. Sebagai buktinya anak-anak mereka akan disekolahkan sampai keluar desa, kota, bahkan provinsi. Hal tersebut terjadi dikarena

Kelurahan Tuktuk Siadong belum memiliki sarana pendidikan yang lengkap. Daerah Kelurahan Tuktuk Siadong memiliki sarana pendidikan berupa gedung sekolah.

Sarana pendidikan tersebut terdiri dari 1 unit TK (taman kanak kanak) atau play group, 1 unit SD Negeri, 1 unit SD Inpres, dan 1 unit SMK. Sementara bagi anak yang ingin melanjutkan pendidikan SLTP dan SMA mereka harus sekolah di luar

Kelurahan Tuktuk Siadong. Umumnya mereka bersekolah di desa tetangga atau ibukota Kecamatan yakni Ambarita

Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam perkembangan hidup manusia. Berdasarkan data yang ditemukan dari kantor Kelurahan tuktuk Siadong, diketahui babhwa penduduk sekitar tidak ditemukan lagi yang buta aksara/huruf.

(9)
[image:9.612.170.471.147.377.2]

36 Tabel 3.3

Data Penduduk berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Terakhir Jumlah

1 SD 164

2 SLTP/Sederajat 241

3 SLTA/Sederajat 860

4 DI/II 14

5 Akademi/DIII/Sarjana Muda 29

6 DIV/Strata I 49

7 Strata II 2

Jumlah 1359

Sumber: Database Kel.Tuktuk Siadong 2015

Berdasarkan data di atas Kelurahan Tuktuk Siadong cukup memperhatikan pendidikan. Penduduk yang berkerja sebagai karyawan di hotel atau penginapan

mayoritasnya adalah lulusan SMA. Lulusan SD dan SMP biasanya bekerja sebagai petani dan buruh harian seperti di kapal, ladang, akan tetapi adapula yang bekerja di hotel dan penginapan bahkan restauran. Penduduk lulusan akademisi dan sarjana

mayoritas bekerja di instansi pemerintahan dan sebagai guru.

3.1.3 Sejarah Tuktuk Siadong sebagai Daerah Wisata

Semenjak samosir masih masuk kedalam pemerintahan Tapanuli Utara. Tuk-tuk Siadong sudah menjadi tempat wisata khususnya dalam rangka tempat pengembangan jasa usaha pariwisata di bidang perhotelan. Memang dari sisi

(10)

37

sejak tahun70_an dan puncaknya di tahun 80_an Tuk-tuk Siadong telah banyak dikunjungi Turis Mancanegara dan wisatawan Nusantara. Tetapi bukan pemerintah

yang mendesain dan memanage dari awal itu adalah inisiatif dari pengusaha sendiri dan masyarakat setempat. Namun di dalam perkembangannya pemerintah pada masa

pemerintahan Tapanuli Utara juga mempunyai inisiatif atau program pengembangan kawasan itu sekaligus menjadi kawasan wisata dan menjadi tempat pengembangan seni budaya dan juga sebagai tempat pagelaran-pagelaran baik pagelaran seni budaya

atau pagelaran kegiatan yang sifatnya kepariwisataan.

Pada masa pemerintahan Tapanuli Utara itulah dibangun “Open Stage Tuk-tuk

Siadong” sebagai tempat pengembangan Seni Budaya dan penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan. Bukan hanya Open Stage tetapi juga dibangun “Gedung Kesenian Tuk-tuk Siadong” pada tahun 80_an oleh Bupati Tapanuli Utara. Inilah yang menjadi

bukti masuknya pemerintah kekawasan ini untuk menjadikan Tuk-tuk tidak hanya sebagai tempat penginapan tetapi sekaligus sebagai tempat penggalian budaya, baik

seni tari Tortor dan juga seni-seni ukir yang banyak dilakukan masyarakat dan memang masyarakat cenderung mempunyai usaha seni termasuk usaha seni kriya dan seni pahat.

Sejak tahun 70_an masyarakat dan investor telah berusaha dari sisi usaha kepariwisataan, lalu pemerintah masuk mendukung, menopang bagaimana Tuk-tuk

(11)

38

sebagai tempat penyelenggaraan event kepariwisataan yaitu Event Horas Samosir Viesta secara rutin setiap tahun di Open Stage Tuktuk Siadong.

3.2 Gambaran Umum Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 3.2.1 Visi dan Misi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir

Visi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya dirumuskan dengan memperhatikan visi pembangunan Kabupaten Samosir yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Samosir 2011-2015 yaitu “ Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan Yang Inovatif 2015”. Maka Visi Dinas

Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten samosir 2011-2015:“Samosir Menjadi Tujuan Pariwisata Dengan Daya Tarik Berbasis Ekowisata Yang Berdaya Saing”. Dengan misi:

1. “Menata dan mengembangkan daya tarik wisata yang berdaya saing” dengan membangun sarana dan prasarana dan fasilitas terstandar di

obyek-obyek wisata unggulan yang mendukung pelestarian alam dan lingkungan. 2. “Menggali, melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan

Batak”, dengan membangun sarana dan fasilitas untuk memelihara,

(12)

39

3. “Menggali dan merekam jejak pariwisata supervulcano Gunung Toba” dengan pengusulan penetapan Geopark Toba-UNESCO dengan etalase di

Kabupaten Samosir.

4. “Menjalin kerjasama dengan stakeholders, investor dalam pengembangan

kepariwisataan” dengan membangun jejaring dan kerjasama investasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat pembangunan kepariwisataan. 5. “Melakukan promosi pariwisata yang seluas-luasnya”, dengan partisipasi

diberbagai event pariwisata, seni dan budaya dalam dan luar negeri dengan sarana promosi melalui media cetak, elekronik dan media luar ruang.

3.2.2 Tujuan Dan Sasaran

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi sebagai hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi, rumusannya menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Untuk itu tujuan

ini disusun guna memperjelas pencapaian sasaran yang ingin diraih dari masing-masing misi. Berdasarkan visi dan misi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 2011 – 2015 di atas maka dirumuskan tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatnya jumlah daya tarik wisata unggulan.

2. Terlestarikannya kesenian dan kebudayaan bangsa Batak.

(13)

40

4. Terjalinnya kerjasama pengembangan kepariwisataan dengan berbagai pihak.

5. Terlaksananya promosi kepariwisataan.

6. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia aparatur.

Sasaran merupakan bagian yang integral dalam proses perencanaan strategis suatu organisasi, sehingga harus disusun secara konsisten dengan perumusan visi, misi dan tujuan organisasi. Fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan

alokasi sumber daya organisasi dalam kaitannya dengan pencapaian kinerja yang diinginkan. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang spesifik,

terukur, dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.

Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan, maka sasaran harus

menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai. Dengan demikian apabila seluruh sasaran yang ditetapkan telah dicapai, diharapkan bahwa tujuan strategis terkait juga telah

dicapai. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka ditetapkan sasaran sebagai berikut:

1. Meningkatnya kunjungan wisatawan.

2. Tersenianya saran dan prasarana di obyek wisata unggulan. 3. Meningkatnya pelestarian dan pengembangan seni dan budaya.

(14)

41 6. Meningkatnya promosi kepariwisataan.

7. Bertambahnya kuantitas dan kualitas usaha jasa dalam bidang kebudayaan

dan pariwisata dalam rangka penyerapan tenaga kerja, peningkatan nilai tambah dan pendapatan.

8. Terlaksananya system kadernisasi dan peningkatan sumber daya aparatur serta mekanisme perjenjangan karir secara obyektif, procedural dan prestatif.

9. Meningkatnya sumber-sumber pendapatan dinas untuk daerah pada semua bidang dan jenis usaha dalam sector pariwisata dan budaya.

3.2.3Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dipimpin oleh seorang

Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekdakab Samosir. Sebagaimana ditetapkan dalam

Peraturan Bupati Samosir Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Masing-masing Jabatan, pada Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir mempunyai

fungsi sebagai berikut:

1. Merumuskan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dan pembinaan pariwisata,

(15)

42

2. Menyelenggarakan dan menyusun program pembangunan dan pengembangan pariwisata, seni dan budaya;

3. Merumuskan program kerjasama dengan pihak lain di bidang pariwisata, seni dan budaya;

4. Mengelola dan mengendalikan sumber daya, sarana prasarana pariwisata, seni dan budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Merumuskan, mengkoordinasikan penerimaan daerah di bidang pariwisata,

seni dan budaya yang bersumber dari pemerintah pusat, provinsi, daerah dan pihak lain;

6. Memberi pedoman kebijakan teknis perizinan di bidang pariwisata, seni dan budaya;

7. Membina, mengkoordinasikan dan memberikan pelayanan teknis dan

administratif kepada semua unsur di lingkungan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya;

8. Melakukan pengawasan dan penetapkan standar pelayanan minimal dalam pariwisata, seni dan budaya;

9. Mengkoordinasi, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan

petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis; 10.Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

(16)

43

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Dinas dibantu oleh: 1. Sekretaris Dinas

2. Kepala Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan 3. Kepala Bidang Pengembangan Wisata; dan

4. Kepala Bidang Pemasaran Wisata.

Sekretaris Dinas

Sekretaris Dinas mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi,

umum dan perlengkapan, keuangan, kepegawaian, perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan kerumahtanggaan dan urusan umum dinas.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Dinas mempunyai fungsi:

a. Mengumpulkan dan menyusun bahan kebijakan, program, pedoman, petunjuk teknis dan pembinaan administrasi kesekretariatan, umum dan perlengkapan,

keuangan dan kepegawaian, perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

b. Menyusun rencana dan pengelolaan kepegawaian, administrasi umum dan perlengkapan, keuangan dan kepegawaian;

c. Melaksanakan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, dokumentasi, penggandaan dan ekspedisi, hubungan masyarakat dan protokoler;

(17)

44

e. Mengkoordinasikan, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis;

f. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas;

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

Sekretaris membawahi:

a. Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;

b. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian; dan c. Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

Kepala Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan

Kepala Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan tugas di bidang seni, budaya,

museum dan kepurbakalaan, mempunyai fungsi :

a. Mengumpulkan dan menyusun bahan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dan pembinaan seni budaya, museum dan kepurbakalaan

b. Menyusun rencana program di bidang seni budaya, museum dan kepurbakalaan

(18)

45

d. Melaksanakan pembinaan, penggalian, pelestarian dan pengembangan seni budaya, museum dan kepurbakalaan

e. Menyusun rencana dan melaksanakan kemitraan dengan pihak lain dalam pembinaan, penggalian dan pengembangan seni budaya, museum dan

kepurbakalaan

f. Mengkoordinasikan, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis;

g. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

Kepala Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan membawahi: 1. Kepala Seksi Seni dan Budaya; dan

2. Kepala Seksi Museum dan Kepurbakalaan.

Kepala Bidang Pengembangan Wisata

Kepala Bidang Pengembangan Wisata mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan tugas bidang pengembangan wisata, mempunyai

fungsi:

a. Mengumpulkan dan menyusun bahan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dan pembinaan pengembangan wisata;

(19)

46

c. Menyiapkan rancangan naskah peraturan, keputusan, instruksi dan penghimpunan peraturan perundang-undangan di bidang pariwisata;

d. Melakukan pembinaan dan pengembangan usaha sarana dan jasa pariwisata serta objek wisata;

e. Mengkoordinasikan, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis; f. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala

Dinas melalui Sekretaris;

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

Kepala Bidang Pengembangan Wisata membawahi: a. Kepala Seksi Objek Wisata; dan

b. Kepala Seksi Sarana dan Jasa Pariwisata.

Kepala Bidang Pemasaran Wisata

Kepala Bidang Pemasaran Wisata mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan tugas di bidang pemasaran wisata, mempunyai fungsi:

a. Mengumpulkan dan menyusun bahan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dalam promosi wisata dan penyuluhan wisata;

b. Menyusun rencana di bidang pemasaran wisata;

(20)

47

d. Menyusun rencana dan melaksanakan pemasaran wisata di dalam dan luar negeri;

e. Menyiapkan bahan/sarana promosi dan penyuluhan wisata; f. Melaksanakan promosi dan penyuluhan wisata;

g. Mengkoordinasikan, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis; h. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala

Dinas melalui Sekretaris;

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

Kepala Bidang Pemasaran Wisata membawahi: a. Kepala Seksi Promosi Wisata ; dan b. Kepala Seksi Penyuluhan Wisata

3.2.4 Struktur Organisasi

Stuktur Organisasi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 22 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Samosir, dan Peraturan

Bupati Samosir Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Masing-masing Jabatan pada Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir

(21)

48 1. Kepala Dinas

2. Sekretaris:

a. Subbag Umum dan Perlengkapan b. Subbag Keuangan dan Kepegawaian

c. Subbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

3. Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan, terdiri dari: a. Seksi Seni dan Budaya

b. Seksi Museum dan Kepurbakalaan 4. Bidang Pengembangan Wisata , terdiri dari:

a. Seksi Objek Wisata

b. Seksi Sarana dan Jasa Pariwisata 5. Bidang Pemasaran Wisata, terdiri dari:

a. Seksi Promosi Wisata b. Seksi Penyuluhan Wisata 21

21

(22)

49 BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1Pembangunan Pariwisata Samosir

Pariwisata merupakan komoditas andalan sekaligus komoditas strategis dan

primadona di Kabupaten Samosir. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Samosir memiliki keindahan alam yang luar biasa dan mempunyai peninggalan sejarah/situs dengan keragaman budaya dan seni serta merupakan tanah leluhur/asal-muasal bagi

seluruh etnis Batak se-dunia. Disamping itu sektor pariwisata adalah sektor yang mempunyai efek keterkaitan yang kuat terhadap kegiatan ekonomi lainnya. Pada

keterkaitan ke belakang pariwisata dapat sebagai penarik bagi kegiatan industri kecil kerajinan sebagai produk wisata dan usaha pertanian berbasis agribisnis untuk menopang kebutuhan jasa akomodasi wisata. Sementara keterkaitan ke depan industri

pariwisata akan mendorong komoditas-komoditas lainnya berkembang, seperti jasa perhotelan, restoran/rumah makan, biro perjalanan, agen periklanan dan berbagai

sektor informal di masyarakat. Oleh karena itu, industri pariwisata memiliki potensi nyata sebagai mesin pertumbuhan ekonomi di daerah sebagai penggerak perekonomian di masyarakat dalam peningkatan pendapatan masyarakat serta

(23)

50

Potensi pariwisata di wilayah Kabupaten Samosir meliputi:

1. Wisata Pantai. Dengan keindahan Danau Toba yang didukung oleh pantai

yang ada di hampir semua pinggiran daratan Kabupaten Samosir merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan berbagai kegiatan seperti : jet ski,

volly pantai, dayung sampan, renang dan olah raga pantai lainnya.

2. Wisata Budaya. Di Kabupaten Samosir terkenal dengan asal-muasal bagi semua orang batak sehingga banyak terdapat situs budaya dan adat-istiadat

yang sangat unik dan menarik yangdapat dijadikan sebagai objek tujuan wisata seperti : Batuhobon dan Perkampungan Si Raja Batak di Kecamatan

Sianjur Mula-mula, makam Raja Sidabutar yang berada di Tomok, meja persidangan Siallagan di Ambarita serta wisata budaya Tari Tradisional, Tortor dan Sigale-gale, yang berada di Tomok Kecamatan Simanindo.

3. Wisata Alam. Alam Kabupaten Samosir yang didominasi pegunungan, menciptakan suatu panorama alam yang indah, sangat berpotensi dijadikan

sebagai wisata alam antara lain: Danau Sidihoni (danau di atas danau), Pea Porogan di Salaon berada di Kecamatan Ronggur Nihuta; Mata Air Tanjungan di Tomok, Pemandangan indah Tuktuk Siadong, Pulau Tao dan

Pulau Malau berada di Kecamatan Simanindo; Tano Ponggol, Pemandian Air Panas berada di Kecamatan Pangururan; Pemandangan Indah dari

(24)

51

Harian, Air Terjun Bonan Dolok di Kec. Sianjur Mula-mula, Panjat Tebing di Kec. Onan Runggu, dan Mata Air Pemandian Boru Saroding di Kec.

Sitio-tio. Alam Kabupaten Samosir juga sangat sesuai dikembangkan sebagai arena olah raga tantangan (gantole, sepeda gunung, festival

layang-layang, HASH dan lain-lain).

4. Wisata Rohani. Beberapa tempat di Kabupaten Samosir mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai wisata rohani seperti : Pegunungan Pusuk Buhit

yang saat ini sudah banyak dikunjung untuk wisata rohani yang berada di Kecamatan Pangururan dan Gua Maria yang berada di Kecamatan Palipi.

Potensi daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Samosir telah menarik banyak wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten Samosir. Besarnya daya tarik wisata, Kabupaten ini memiliki potensi usaha

pariwisata dalam skala besar yang siap ditawarkan kepada para investor. Mengingat besarnya peluang yang dimiliki oleh sektor industri pariwisata dalam pembangunan

(25)

52 4.2 Pariwisata di KawasanTuktuk Siadong

Tuktuk Siadong telah lama sebagai tempat wisata khususnya tempat

pengembangan jasa usaha pariwisata dibidang perhotelan dan restaurant. Pada tahun 80-an kawasan Tuktuk Siadong telah banyak dikunjungi wisatawan Mancanegara

(Turis) dan wisatawan nusantara. Sejak itu kawasan Tuktuk Siadong dijadikan sebagai pusat konsentrasi Turis.

Kawasan Tuktuk Siadong merupakan salah satu destinasi unggulan Kabupaten

Samosir, karena dari sisi geografisnya sangat strategis. Kawasan ini dapat ditempuh sekitar 30-40 menit dengan menggunakan kapal penyeberangan yang terdapat di

Parapat. Biaya penyeberangan hanya Rp 15.000,00. Selama di perjalanan, panorama alam perairan Danau Toba dan perbukitan hijau akan memanjakan mata.Kawasan Tuktuk Siadong mempunyai panorama alam yang sangat menarik, seperti panorama

Danau Toba yang membentang dengan luas, perbukitan Danau Toba yang menjulang dengan nuansa hijau, serta suasana khas Budaya Batak.

Beberapa aktifitas yang dapat dilakukan wisatawan untuk menikmati liburan adalah jalan kaki atau bersepeda keliling Tuktuk, menikmati makanan khas batak seperti ikan natinombur, ikan Arsik, Saksang, Panggang, Manuk Napinadar,

(26)
[image:26.612.116.589.146.648.2]
(27)

54

Selain sebagai tempat penginapan, kawasan Tuktuk Siadong dijadikan tempat penggalian seni budaya baik seni tari, musik ,seni ukir, seni kriya, seni pahat dan juga

sebagai pengembangan seni budaya dan tempat pagelaran kegiatan pariwisata (tourist event)yang dilakukan di Open Stage Tuktuk Siadong dan juga Gedung Kesenian

[image:27.612.136.497.252.644.2]

Tuktuk Siadong.22

Gambar 4.2

Open Stage dan Gedung Kesenian Tuktuk Siadong

(28)

55

Keterangan: Pagelaran seni tari dan musik di open stage dan gedung kesenian

Tuktuk Siadong.

Dari gambar di atas dapat kita lihat Open Stage dan Gedung Kesenian Tuktuk

Siadong sebagai tempat pengembangan dan pagelaran seni budaya Batak seperti pertunjukan seni tari Tortor batak dan seni musik Gondang batak. Pemerintah Kabupaten Samosir menjadikan open stage Tuktuk Siadong sebagai penyelenggaraan

kegiatant Horas Samosir Fiesta secara rutin.23

23 Wawancara dengan sekretaris dinas pariwisata, bapak Drs. Amon Sormin,MM, senin 2 mei 2016 Dari data kunjungan wisatawan, Kabupaten Samosir mengalami peningkatan

setiap tahunnya pada tahun 2011 sebanyak 132.144 orang, tahun 2012 sebanyak 144.827, tahun 2013 sebanyak 149.779, tahun 2014 sebanyak 174.945 dan 2015 sebanyak 171.912 orang. Begitu pula di kawasan Tuktuk Siadong, jumlah kunjungan

(29)
[image:29.612.117.533.175.510.2]

56 Tabel 4.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Dan Wisatawan Mancanegara Ke Hotel Tahun 2012-2015 Kabupaten Samosir.

NO BULAN

Jumlah Wisatawan/Tahun

2012 2013 2014 2015

WN WM WN WM WN WM WN WM

1 Januari 3.435 973 3.066 1.102 4.624 512 3.957 947

2 Pebruari 2.344 925 3.089 1.354 2.674 483 1.440 2

3 Maret 2.187 1.171 1.505 1.909 3.235 811 2.887 658

4 April 3.303 1.033 2.539 1.038 2.814 889 3.937 982

5 Mei 3.320 1.341 2.204 1.514 2.555 928 4.743 867

6 Juni 3.840 1.052 3.643 1.154 1.700 729 3.700 1.843

7 Juli 2.544 1.086 2.886 1.184 3.714 910 7.582 1.419

8 Agustus 4.594 1.407 6.271 1.424 3.042 1.521 4.486 1.030

9 September 1.862 1.197 2.393 1.215 1.700 1.468 2.712 866

10 Oktober 2.602 1.459 3.227 1.254 0 0 2.021 585

11 Nopember 2.148 1.066 2.580 1.241 0 0 5.829 1.300

12 Desember 4.833 1.368 6.024 1.722 0 0 8.701 1.287 Jumlah 37.012 14.078 39.427 16.111 26.058 8.251 51.995 11.786

TOTAL 51.090 55.538 34.309 63.781

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan budaya (diolah peneliti)

Keterangan: WN= Wisatawan Nusantara WM= Wisatawan Mancanegara

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2012, wisatawan

nusantara maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke hotel sebanyak 51.090 orang, tahun 2013 sebanyak 55.538 orang, pada tahun 2014 sebanyak 34.309 orang (jumlah kunjungan tidak terdaftar pada bulan Oktober, Nopember dan

(30)

57

Dengan bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan di Samosir, hotel/akomodasi di kawasan Tuktuk Siadong juga bertambah.Pada tahun 2011 jumlah

58 akomodasi dengan jumlah kamar 1.382 dan pada tahun 2015 bertambah menjadi 81 akomodasi dengan jumlah kamar sebanyak 1.790.Jumlah Restaurant/rumah makan

juga bertambah. Pada tahun 2011 berjumlah 28 dan pada tahun 2015 bertambah menjadi 42. Jadi Usaha hotel dan restoran 95 % berada di kawasan Tuktuk Siadong.24

Adanya peluang usaha hotel dan restaurant di kawasan ini akan mendatangkan

investor-investor yang akan berinvestasi, hal ini tentunya akan meningkatkan pendapatan pemerintah dan pendapatan masyarakat. Dengan bertambahnya

akomodasi/penginapan dan restaurant/rumah makan di Kawasan Tuktuk Siadong tentunya akan menyerap tenaga kerja. Jumlah penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Samosirpada tahun 2010 sebanyak 4.555 orang dan tahun 2014 sebanyak 6.500

orang.25

1. Souvenir shop, menjual benda kerajinan khas Batak, seni ukir dan pahat dengan bahan dasar kayu.

Selain bidang usaha perhotelan dan restoran, banyak jenis usaha yang di

lakukan masyarakat Tuktuk Siadong seperti:

2. Rental mobil, rental motor dengan harga Rp 35.000,00/jam dan rental sepeda Rp 8.000,00/jam.

3. Jasa transportasi seperti kapal penyeberangan dan Travel.

24Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

(31)

58

4. Jasa penyucian pakaian (laundry) dan layanan pemijatan (massege). 5. Penyewaan Banana boat, speed boat, sepeda air dan Ban renang.

6. Tour Guide 7. Money Chager

Tuktuk Siadong merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang selalu ramai

dikunjungi turis lokal maupun wisatawan mancanegara.Dalam rangka memperlancar

sarana transportasi darat, sekaligus sebagai upaya meningkatkan jumlah kunjungan

arus wisatawan maka pemerintah melakukan perbaikan ruas jalan lingkar Tuktuk

Siadong dengan memperlebar jalan, mengaspal dan membuat trotoar. Selain itu di

bangun TIC (Tourist Information Center) di Tuktuk untuk meningkatkan layanan

informasi wisata di kawasan Tuktuk Siadong dan Samosir.

4.3 Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Tuktuk Siadong

Berdasarkan hasil wawancara dari masyarakat Tuktuk Siadong, mereka mengalami perubahan hidup setelah adanya kegiatan pariwisata. Adanya kegiatan

pariwisata mendatangkan pekerjaan baru bagi masyarakat. Dulunya sebagian besar masyarakat Tuktuk Siadong adalah sebagai petani dan nelayan. Petani menanam padi, jagung, kacang tanah dan ubi kayu. Nelayan menangkap ikan dengan menggunakan

(32)

59

makanan mereka dan sebagian lagi dijual. Penghasilan sebagai petani dan nelayan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Seiring berjalannya waktu, daerah Tuktuk Siadong semakin ramai dikunjungi wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara/turis. Keadaan tersebut membuat

masyarakat tertarik untuk membuka usaha perhotelan, restaurant, membuat kerajinan tangan (souvenir) seperti kaos lake toba, selempang batak (ulos), patung, gantungan kunci dan ukir-ukiran. Masyarakat berahli profesi dari petani dan nelayan menjadi

membuka usaha dibidang pariwisata.

Ketika masyarakat beraktifitas sebagai petani dengan pendapatannya

pas-pasan, masyarakat Tuktuk Siadong hidup Sederhana. Tetapi keadaan ini mulai berubah semenjak masyarakat berahli profesi. Penghasilan masyarakat bertambah karena banyaknya wisatawan yang berkunjung, menginap dan berbelanja.

Dengan keuntungan usaha ini, masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat di kawasan ini tergolong berpenghasilan menengah ke atas. Ini terlihat

dari rumah yang dihuni sebagian masyarakat tidak lagi terbuat dari kayu, tetapi telah terbuat dari beton dan keramik. Fasilitas di dalam rumah juga sudah modern, memasak dengan menggunakan kompor gas dan rice cooker, memiliki kulkas, televisi dan

barang elektronik lainnya. Masyarakat juga telah menggunakan handphone dan internet untuk komunikasi. Setiap keluarga masyarakat di kawasan ini telah memiliki 1

(33)

60

Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, kini masyarakat mempu untuk menyekolahkan anak-anaknya hinggga keperguruan tinggi. Karena masyarakat kini

menyadari pentingnya pendidikan. Sekarang banyak pemuda yang sekolah di luar daerah untuk melanjutkan pendidikannya. Tujuannya adalah agar mendapat pekerjaan

yang layak.

Menurut Bapak Drs. Amon Sormin,MM, Sekretaris Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya, dampak pariwisata harus pada filosofi dasar kepariwisataan. Yang pertama adalah

pariwisata merupakan peningkatan kualitas hidup. Dengan adanya kegiatan pariwisata di

Tuktuk Siadong, maka masyarakat akan belajar menjadi masyarakat yang bisa melayani para wisatawan yang berkunjung.

Masyarakat juga harus dapat melihat peluang dari kegiatan pariwisata ini. Seperti para petani harus tahu, maklum dan memahami bahwa Tuktuk Siadong bukan hanya sekedar untuk pertanian tetapi sudah menjadi tempat kepariwisataan. Petani

harus melihat itu menjadi suatu peluang agar petani lebih giat lagi bekerja. Karena hasil pertaniannya dapat di suplai kepada pengusaha hotel dan restaurant. Sehingga

petani dapat membantu dalam penyediaan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh wisatawan.

Yang kedua adalah, pariwisata adalah kegiatan yang menguntungkan bagi

(34)

61

kebutuhan agar dapat menikmati tempat wisata tersebut. Maka pengusaha atau masyarakat mengalami peningkatan pendapatan.

Hal ini senada dengan ungkapan bapak Silalahi salah satu masyarakat yang membuka usaha menjual kerajinan tangan (souvenir shop):

“Dulu bapak sebagai petani lahan kering yang ditanam adalah ubi kayu, kacang, jagung. Penghasilan hanya Rp 500.000,00/bulan. Sekarang bapak buka usaha menjual kerajinan tangan (souvenir) ada baju lake toba, sarung pantai, gantungan kunci dan patung. Penghasilannya Rp 2.500.000,00/bulan”26

“Dulu saya sebagai ibu rumah tangga saja. Ada usaha kecil-kecilan di rumah, jualan bensin. Pendapatan hanya 300.000/bulan. Sekarang saya kerja di hotel sebagai tukang kebun. Gaji nya lumayan lah 1.700.000/bulan.dan kadang-kadang dipanggil untuk memijat wisatawan dengan upah Rp 80.000,00/jam”.

Dan juga penuturan dari Ibu Sidabutar memang pariwisata menambah pendapatan masyarakat:

27

Banyaknya jasa pariwisata berkaitan kepada daya serap tenaga kerja. Jasa pariwisata seperti hotel, restaurant, rumah makan, café, travel,karaoke, saloon dan

lainnya, tentu membutuhkan tenaga kerja. Dan rata-rata tenaga kerja yang ada di samosir masih didominasi oleh tenaga kerja yang berasal dari daerah ini (samosir). Jadi dampak pariwisata ini mempunyai arti penting dalam rangka mengatasi

Dari wawancara di atas, pariwisata memiliki dampak peningkatan pendapatan melalui kegiatan pariwisata yang beragam seperti menjual kerajinan tangan (souvenir

shop), tukang kebun di hotel dan jasa pijat wisatawan.

26

Wawancara dengan masyarakat, Senin 2 Mei 2016 27

(35)

62

pengangguran karena sangat banyak jasa di bidang pariwisata dan tenaga kerja yang dibutuhkan.28

“Saat berinteraksi dengan para tamu, kita bisa bertanya tentang keadaan dan perkembangan daerah tempat tinggal para tamu yang datang. Misalnya ada tamu yang berasal dari Amerika, kita bisa bertanya bagaimana keadaan di Amerika, apa-apa saja yang ada di Amerika, bagaimana masyarakat yang ada disana. Dengan begitu kita dapat belajar bahasa inggris dan menambah wawasan”.

Selain dampak dari segi ekonomi, pariwisata juga berdampak dalam memperluas pengetahuan dan pergaulan hidup. Dengan datangnya wisatawan ke

daerah Tuktuk Siadong maka pengetahuan dan pergaulan hidup masyarakat akan lebih luas. Masyarakat Tuktuk Siadong dapat berinteraksi dengan para wisatawan. Masyarakat dapat belajar bahasa nasional(Indonesia) dan bahasa inggris. Masyarakat

juga bisa belajar menghargai wisatawan, menghormati budaya luar dan dapat menggunakan teknologi seperti komputer dan internet.

Pak Tamba, salah satu masyarakat juga menuturkan pendapatnya sebagai berikut:

29

Selain dari segi sosial, pariwisata juga memiliki dampak dalam

pengembangan seni dan budaya. Di mana Kawasan Tuktuk di jadikan sebagai tempat pagelaran seni dan budaya dan juga penyelenggara acara kepariwisataan. Seperti

event Horas Samosir Fiesta yang secara rutin setiap tahun di Open Stage Tuktuk Siadong. Adapun pagelaran seni dan budaya yang sering di tampilkan adalah seni Tari dan seni Musik Batak. Masyarakat turut membantu mengembangkan seni dan

28Wawancara dengan Sekretaris Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, Senin, 2 Mei 2016 29

(36)

63

budaya, ini terlihat dari keterampilan masyarakat Tuktuk dalam seni ukir, pahat dan kriya dan juga dapat dilihat dari souvenir shop yang menjual hasil kerajinan khas

Batak seperti Ulos dan hasil ukiran kayu.

Selain dampak positif ada juga dampak negatif dari kegiatan pariwisata. Jika

kita berbicara dampak negatif, kita harus bisa batasi bahwa dampak negatif kepariwisataan sangat relatif. Karena pada saat kita mengatakan negatif maka menjadi negatif. Contoh kecil kalau orang bule datang tentu mereka punya gaya

hidup yang berbeda misalnya dari cara berpakaian. Ada yang mengatakan negatif, ada juga yang tidak. Konsekuensi logis dari daerah wisata adalah masyarakatnya harus memahami perbedaan.30

“Kadang masih ada masyarakat dan wisatawan yang membuang sampah ke danau. Kalau lagi nyuci ke danau plastik deterjen di buang aja di pinggiran danau. Kalau wisatawan biasanya wisatawan lokal yang biasa buang sampah sembarangan ”.

Adapun dampak negatif dari pariwisata adalah yang pertama dari segi lingkungan. Kurang pedulinya masyarakat maupun wisatawan terhadap lingkungan.

Sehingga saat ini air Danau Toba telah tercemar. Akibatnya banyak tumbuh eceng gondok dan banyaknya ikan yang mati. Seperti penuturan Ibu Sidabutar salah satu

masyarakat:

31

Yang kedua adalah dari segi budaya. Akibat interaksi dengan wisatawan khususnya turis masyarakat Tuktuk Siadong meniru budaya kebarat-baratan. Selain

30

Wawancara dengan sekretaris dinas pariwisata, bapak Drs. Amon Sormin,MM, senin 2 mei 2016 31

(37)

64

bahasa, gaya berpakaian dan meminum minuman beralkohol menjadi hal yang ditiru oleh masyarakat khususnya para pemuda di Tuktuk Siadong. Setiap malam minggu,

para pemuda pergi ke diskotik dan pub. Seperti yang diungkapkan Pak Tamba salah satu masyarakat:

“Masyarakatkhususnya pemuda yang sering berinteraksi dengan para turis biasanya berambut panjang (gondrong), mengenakan anting pada telinganya dan memakai kacamata hitam pada siang hari, terutama anak muda berprofesi sebagai tour guide”.32

“Dulu, cara berpakaian masyarakat selalu berpakaian yang tertutup dan sopan. Kadang memakai sarung. Sangat berbeda dengan sekarang, khusus nya anak remaja yang meniru gaya bule. Berpakaian terbuka. Didukung dengan pernyataan ibu Sidabutar:

33

32

Wawancara dengan masyarakat, senin 9 Mei 2016 33

Wawancara dengan masyarakat, 27 April 2016

Akibatnya banyak terjadi penyimpangan sosial seperti hamil diluar nikah, berantam akibat mabuk, pencurian, memakai narkoba, perselingkuhan dan

penyalahgunaan teknologi.

Budaya gotong-royong juga sudah mulai pudar karena beragam mata pencaharian dan munculnya persaingan bisnis. Hasil wawancara, apabila ada acara

adat, beberapa masyarakat terkadang lebih mengutamakan untuk berdagang daripada mengikut acara adat tersebut.Masyarakat sudah mulai mementingkan diri sendiri. Rasa

kepedulian terhadap sesama juga sudah berkurang. Masyarakat yang dulu memiliki

(38)

65 BAB V ANALISIS DATA

Analisis dampak Sosial Ekonomi

1. Dampak terhadap pendapatan masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Tuktuk Siadong, pendapatan masyarakat meningkat akibat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya.(dampak positif)

2. Dampak terhadap kesempatan kerja

Peluang kesempatan masyarakat dalam bekerja sangat tinggi karena sektor

wisata membuka dan memperluas lapangan kerja baru atau usaha. Sehingga dapat mengurangi pengangguran.(dampak positif)

3. Dampak terhadap bidang kesenian dan budaya.

a. Berkembangnya kesenian dan budaya batak dengan adanya Open Stage Tuktuk Siadong dan Gedung Kesenian Tuktuk Siadong Kesenian sebagai

tempat pengembangan dan penyelenggaraan seni dan budaya. (Dampak Positif)

b. Dari hasil wawancara, masyarakat khususnya pemuda meniru budaya luar

yang tidak sesuai dengan budaya lokal (batak) seperti cara berpakaian, rambut gondrong, pemakaian anting bagi laki-laki dan minum minuman

(39)

66

4. Dampak terhadap pengetahuan dan pergaulan hidup masyarakat

Dari hasil wawancara, masyarakat yang berinteraksi dengan wisatawan akan

menambah pengetahuan dan pergaulan hidup. Masyarakat dapat belajar bahasa nasional (Indonesia) dan bahasa inggris. Masyarakat juga bisa belajar

menghargai wisatawan, menghormati budaya luar dan dapat menggunakan teknologi seperti komputer dan internet (dampak positif)

5. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat

Dari hasil wawancara, hubungan antara masyarakat kurang erat akibat keberagaman mata pencaharian, adanya persaingan bisnis dan gotong royong

sudah jarang dilakukan. Masyarakat yang dulunya memiliki rasa kebersamaan berubah menjadi masyarakat individual. (dampak negatif)

6. Dampak terhadap penyimpangan sosial

Banyak terjadi penyimpangan sosial seperti hamil diluar nikah, perkelahian akibat mabuk, memakai narkoba, perselingkuhan dan penyalahgunaan

teknologi karena meniru budaya luar/barat dan kebebasan individu yang tidak tunduk lagi terhadap norma adat yang berlaku. (dampak negatif)

7. Dampak terhadap pembangunan

Dengan berkembangnya pariwisata di kawasan Tuktuk Siadong, pembangunan sarana dan prasarana juga berkembang cepat. Seperti

(40)

67 BAB VI PENUTUP 6.1Kesimpulan

Dampak kegiatan pariwisata di kawasan Tuktuk Siadong sebagai daya tarik

wisata sangat berpengaruh pada aspek sosial dan ekonomi. Dampak terhadap aspek ekonomi cenderung positif, yaitu angka pengangguran yang semakin berkurang karena semakin banyak lapangan kerja yang terbuka dan adanya perekrutantenaga

kerja. Denganadanya pengembangan pariwisata ini menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai kesempatan

untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Sedangkan dampak terhadap kegiatan sosial budaya cenderung negatif karena terkontaminasinya nilai – nilai budaya setempat dengan adanya kedatangan pengaruh

budaya luar daerah yang dibawa oleh wisatawan yang berkunjung ke Tuktuk Siadong.

Berdasarkanhasilpenelitiandan analisisyangdilakukanolehpenelititentang Dampak Pariwisata terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Tuktuk Siadong maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dampak positif

a. Meningkatnya pendapatan masyarakat

b. Terbukanya peluang usaha kepada masyarakat setempat dan mengurangi

(41)

68

c. Berkembangnya kesenian dan budaya batak.

d. Menambah dan berkembangnya pola piker, pengetahuan dan pergaulan

hidup masyarakat.

e. Pembangunan sarana dan prasarana dilakukan untuk mendukung kegiatan

pariwisata.

2. Dampak negatif

a. Hubungan masyarakat mejadi kurang erat akibat keberagaman mata

pencaharian dan persaingan yang semakin ketat.

b. Penyimpangan sosial semakin tinggi karena lebih menekankan pada

kebebasan individu.

6.2Saran

Adapunsaran yangdapatdisampaikandari hasiltemuandan analisisDampak Pariwisata terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Tuktuk Siadong adalah:

1. Kepada masyarakat supaya menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan dan selalu melestarikan kawasan Danau Toba.

2. Kepada masyarakat supaya tetap menjaga budaya 3S ( Senyum, Sapa dan

Salam) agar wisatawan senang dan nyaman berada di Tuktuk Siadong. 3. Kepada masyarakat agar dapat membedakan perilaku yang baik dan buruk

agar tidak terjerumus kepada penyimpangan sosial.

(42)

69

5. Kepada Pemerintah agar membuat peraturan mengenai pelarangan pembuangan limbah oleh Hotel dan Restaurant langsung ke Danau Toba.

(43)

28 BAB II

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor, Penelitian kualitatif diartikan sebagai salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.19

19

Jusuf Soewadji. Pengentar Metedologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2012. Hal 51 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif yang diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau

perilaku yang diamati dari dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau organisasi.

Dengan penelitian kualitatif, peneliti berharap mampu memahami suatu

fenomena atau gejala sosial dengan lebih benar dan lebih objektif, dengan cara mendapatkan gambaran yang lengkap tentang bagaimana Dampak Pariwisata

(44)

29 3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tuk-Tuk Siadong, Kecamatan

Simanindo, Kabupaten Samosir dan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir.

3.3Informan Penelitian

Menurut Moleong (2002:90), informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian secara factual.

Informan akan memberikan keterangan melalui wawancara mendalam, yang terdiri dari:

a. Informan Kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun informan kunci penelitian ini adalah Sekretaris Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir.

b. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun informan kunci penelitian ini adalah masyarakat

Tuktuk Siadong.

c. Informan Tambahan, mereka yang dapat memberi informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Yang menjadi informan

(45)

30 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan peneliti gunakan adalah:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dapat

dilakukan dengan cara: a. Wawancara.

b. Pengamatan atau observasi

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat

mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:

1. Studi Dokumentasi 2. Studi Kepustakaan.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Humberman.20

20

(46)

31 1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi

data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga

kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga

memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data

(47)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor yang berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu dalam memberikan kontribusi bagi

pendapatan suatu daerah maupun bagi masyarakat. Dengan kontribusi yang di berikan ini, pemerintah daerah memiliki tambahan pemasukan dalam rangka pembangunan proyek-proyek maupun kegiatan lain di wilayahnya. Sebagai salah satu sektor

pembangunan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, pariwisata dianggap sebagai suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah – wilayah tertentu yang mempunyai potensi/ daya tarik wisata.

Peranan pariwisata dalam pembangunan pada garis besarnya berintikan tiga segi, yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), segi sosial (penciptaan

lapangan kerja) dan segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kita bagi wisatawan).

Selain peran yang dimilikinya, pariwisata dalam proses perkembangannya

juga mempunyai dampak atau pengaruh dibidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap

(48)

2

ekonomi, sehingga masyarakat setempat ikut terlibat dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata.

Demikian juga dengan salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Sumatera Utara yaitu PulauSamosir. Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik di tengah

Danau Toba. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis. Pulau Samosir sendiri terletak dalam wilayah Kabupaten samosir yang

baru dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba-Samosir.Kabupaten Samosir mempunyai obyek wisata natural yang dinilai mempunyai potensi yang

cukup tinggi dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan asli daerah dan pendapatan masyarakat.

Sesuai denganvisi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Samosir Tahun 2011-2015 yaitu “Samosir Menjadi Daerah TujuanWisata

Lingkungan yang Inovatif 2015“ Dengan kondisi tersebut maka Samosir semakin

dipacu untuk meningkatkan kualitas kawasan dengan pembangunan dan perbaikan sarana serta prasarana penunjang wisata. Hal ini bertujuan agar jumlah wisatawan yang berkunjung ke dalam kawsan semakin meningkat.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Samosir Ombang Siboro, banyak hal telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Samosir untuk mendorong pertumbuhan industri

(49)

3

maskapai penerbangan Citilink, Airasia dan Lion Air.1 Dampaknya adalah adanya peningkatan jumlah kunjungan Wisatawan ke Samosir pada tahun 2011-2015. Jumlah

wisatawan yang berkunjung ke Samosir pada tahun 2011 sebanyak 132.629 orang, tahun 2012 sebanyak 143.032 orang, tahun 2013 sebanyak 149.779 orang, tahun 2014

sebanyak 171.087 dan pada tahun 2015 sebanyak 171.912 orang.2

Adanya peningkatan kunjungan wisatawan dan aktivitas pariwisata yang berlangsung di dalam kawasan, secara tidak langsung telah menimbulkan pengaruh

terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Adanya kunjungan wisatawan di suatu tempat menyebabkan terjadinya interaksi sosial antara masyarakat setempat dengan wisatawan yang dapat mengakibatkan perubahan pola atau tata nilai

kehidupan masyarakat. Selain menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial, pada kenyataannya, kegiatan pariwisata juga berpengaruh pada aspek ekonomi yaitu

terbukanya peluang atau kesempatan kerja di dalam kawasan yang dapat Hal ini tentu meningkatkan pendapatan masyarakat maupun pendapatan daerah.

Selain promosi, Pemkab Samosir juga melakukan berbagai upaya untuk

meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dan pelaku usaha pariwisata, juga peningkatan kualitas obyek dan sarana/prasarana penunjang wisata. Pemerintah

setempat melakukan sosialisasi dan pembinaan mengenai pelayanan yang baik bagi wisatawan, baik terhadap para penjual souvenir dan makanan serta pelayan-pelayan di hotel dan restoran.

1

http://hariansib.co/view/Opini/88763/10-Tahun-Samosir-Belum-Jadi-Kabupaten-Pariwisata.html#.VtZsT0_dUmw diakses rabu, 10 februari 2016 jam 11:40 2

(50)

4

meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pariwisata akan membawa berbagai hal yang menguntungkan dan sekaligus merugikan. Walaupun sebenarnya tujuan

pemerintah memajukan suatu daerah wisata adalah untuk kemakmuran dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat.

Sektor pariwisata memberi kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Kontribusi sektor pariwisata tidak dinyatakan secara spesifik. Namun perdagangan, Hotel dan Restoran dianggap mewakili pariwisata, maka kontribusi PDRBnya pada

tahun 2014 sebesar 280.814,19 dan pada tahun 2015 sebesar 319.248,29 . Jauh dari kontribusi pertanian yaitu pada tahun 2014 sebesar 1.664.181,46 dan pada tahun 2015

sebesar 1.881.745,45.3

Berdasarkan pernyataan diatas, maka diperlukan adanya suatu penelitian untuk mengetahui dampak aktivitas pariwisata yang terdapat di dalam kawasan yang

berkaitan dengan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat setempat. Dengan adanya studi ini diharapkan dampak-dampak yang ditimbulkan yakni perubahan kehidupan Pulau samosir merupakan unggulan Pariwisata Sumatera Utara, dengan potensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya. Banyak obyek wisata yang

berpotensi layak dikunjungi dan juga masih dalam tahap pengembangan. Salah satunya adalah kawasan Tuktuk Siadong yang dikenal sebagai pusat konsentrasi turis.

Banyak hotel, restoran, homestay, guesthouse dan fasilitas lainnya di tempat ini tentunya dengan harga dan tarif yang terjangkau. Adanya kegiatan periwisata di kawasan ini akan berdampak terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat.

3

(51)

5

sosial-ekonomi masyarakat setempat dapat diketahui, hal tersebut perlu dilakukan karena masyarakat merupakan unsur yang sangat penting untuk mendukung

keberhasialn pengembangan suatu wilayah .

Mengacu pada latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Dampak Pariwisata Terhadap Sosial – Ekonomi Masyarakat

di Kelurahan Tuk-Tuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimanadampak pariwisata terhadap

sosial-ekonomi masyarakat di Kelurahan Tuk-Tuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasasran utama yang ingin dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dampak pariwisata terhadap sosial-ekonomi masyarakat di kawasan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak. Manfaat yang

(52)

6

1. Secara ilmiah bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasandan berfikir secara ilmiah dan melatih kemampuan penulis dalam

pembuatan karya ilmiah.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmiah

dan menjadi sumber referensi tambahan bagi mahasiswa .

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi kebijakan bagi pemerintah Kabupaten Samosir dan lebih aktif menggali sumber-sumber

pendapatan dari masyarakat khususnya dibidang pariwisata.

1.5Kerangka Teori

Secara sederhana teori dapat diartikan sebagai abstraksi dari realitas. Teori dapat menjelaskan seperangkat gejala-gejala empiris. Teori dapat terdiri dari

sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual mengorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistimatis.

Snelbecker mendefinisikan teori sebagai seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data dasar yang dapat diamati) dan berfungsi

sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.4

4

Lexy J Moleong.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offiset.2002.hal 34

(53)

7

definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variebel.5

1.5.1 Pengertian Dampak

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teori sebagai perangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu

pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan Variabel.

Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Dampak secara

sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan

timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.

Dampak ditimbulkan oleh interaksi antara manusia dan sumber daya dalam proses pemenuhan kebutuhan. Suatu rencana kegiatan pembangunan akan dinilai mempunyai dampak positif bila kegiatan tersebut berdaya guna tinggi. Sebaliknya,

rencana kegiatan itu akan dinilai berdampak negatif bila ternyata komponen kegiatan pembangunan itu lebih menyebabkan kerusakan, kerugian atau penurunan kualitas

5

(54)

8

pada rona lingkungan, baik fisik maupun nonfisik, termasuk lingkungan sosial, ekonomi dan budaya.

1.5.2 Pembangunan Pariwisata

Pembangunan destinasi pariwisata merupakan upaya terpadu dan

sistematik dari seluruh komponen pariwisata dalam rangka menciptakan, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan pariwisata serta kemudahan pergerakan wisatawan di destinasi pariwisata. Maksud dengan pembangunan pariwisata , antara

lain pemberdayaan masyarakat, pembangunan daya tarik wisata, pembangunan prasarana, penyediaan fasilitas umum, serta pembangunan fasilitas pariwisata secara

terpadu dan berkesinambungan. Pembangunan destinasi pariwisata meliputi : 1. Perwilayahan pembangunan destinasi pariwisata;

2. Pembangunan daya tarik wisata;

3. Pembangunan aksesibilitas pariwisata;

4. Pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata;

5. Pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata; serta 6. Pengembangan investasi di bidang pariwisata.

Menurut Kusudianto, pengembangan suatu destinasi wisata meliputi

sebagian besar dari sumber daya fisik atau komponen produk wisata. Yang tidak kalah penting adalah analisis para pengunjung, kebijaksanaan harga, destinasi saingan

(55)

9

destinasi. Suatu rencana fisik kepariwisataan harus terintegrasi dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dari suatu daerah.6

Tujuan dari pembangunan pariwisata berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

Tahun 2010-2025 adalah mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional, meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata, mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan

media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggungjawab, serta mengembangkan kelembagaankepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu

mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan industri pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.7

1. Penguatan struktur (fungsi, hierarki dan hubungan ) industri pariwiata;

Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011 dijelaskan

bahwa pembangunan industri pariwisata meliputi :

2. Peningkatan daya saing produk pariwisata yang meliputi daya tarik wisata, daya saing fasilitas pariwisata, dan daya saing aksesibilitas;

3. Pengembangan kemitraan usaha pariwisata yang diwujudkan dalam bentuk

skema kerja sama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat;

6

Prof. Ir. Kusudianto Hadinoto. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. (Jakarta: UI Press, 1996), hal. 21

7

(56)

10

4. Penciptaan kredibilitas bisnis dengan menerapkan standarisasi dan sertifikasi usaha pariwisata; serta

5. Pengembangan tanggungjawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya dengan mendorong tumbuhnya ekonomi hijau.

Strategi perkembangan pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu

pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu

2. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat. Hal ini merupakan hal penting karena sebagai hal pengalaman pada beberapa daerah tujuan wisata, apabila tidak melibatkan masyarakat setempat, akibatnya tidak

ada sumbangsih ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar.

3. Kegiatan promosi harus beraneka ragam, selain dengan mencanangkan cara

kampanye dan program Visit Indonesia Year seperti yang sudah dilakukan sebelumnya. Kegiatan promosi juga perlu dilakukan dengan membentuk system informasi yang handal dan membangun kerjasama yang baik dengan

pusat informasi pada Negara – Negara lain terutama pada Negara yang berpotensi.

(57)

11

alama. Karena era kekinian lah objek wisata yang alami dan tradisional yang menjadi sasaran wisatawan asing. Daerah ini masih banyak ditemukan

didaerah luar jawa seperti daerah pedaleman papua atau Kalimantan

5. Pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta dan

pemerintah daerah setempat, dengan system terbuka, jujur dan adil. Kerja sama ini penting karena untuk mempelancar pengelolah secara professional dengan mutu pelayanan yang memadai.

6. Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua daerah tujuan wisata yang ada diseluruh Indonesia.

7. Mengajak masyarakat sekitar daerah tujuan wisata agar menyadari peran, fungsi dan manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang - peluang yang tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat

menguntungkan secara ekonomi.

8. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik untuk

menunjang kelancaran pariwisata. misalnya dengan pengadaan perbaikan jalan, telepon, internet dan pusat pembelanjaan disekitar lokasi daerah wisataPariwisata.

Pembangunan pariwisata juga termasuk dalam hal pembangunan kelembagaan kepariwisataan, yaitu upaya terpadu dan sistematik dalam rangka

(58)

12

penyelenggaraan kegiatan pariwisata di destinasi pariwisata. Upaya pembangunan kelembagaan kepariwisataan meliputi : penguatan organisasi kepariwisataan,

pembangunan sumber daya manusia pariwisata, dan penyelenggaraan penelitian dan penyelenggaraan.

Pembangunan pariwisata dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat, antara lain :

1. Pertumbuhan ekonomi global;

2. Kemudahan akomodasi;

3. Transportasi dan informasi; serta

4. Keamanan dan kenyamanan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan pariwisata merupakan upaya yang dilakukan secara terus menerus kearah yang lebih

baik yang dilakukan secara terpadu yang menyangkut seluruh komponen pariwisata, yaitu hal-hal yang menyangkut pemberdayaan masyarakat, pembangunan daya tarik wisata, pembangunan prasarana, penyediaan fasilitas umum serta pembangunan

fasilitas pariwisata secara terpadu dan berkesinambungan.

1.5.3 Pariwisata

1.5.3.1 Pengertian Pariwisata

(59)

13

berputar-putar, lengkap. Dan wisata, berarti perjalanan, berpergian (travel). Atas dasar itu, maka kata pariwisata diartikan sebagai perjalan yang dilakukan berkali-kali

dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris disebut “tour” sedangkan untuk pengertian jamak dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.

Herman V. Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria, tahun 1910 memberi batasan pariwisata sebagai berikut: “kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara

langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau Negara”.8

Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof.Hunzieker dan Prof.K.Krapt yaitu: kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan

tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu. Batasan yang

diberikan oleh Prof.Hunzieker dan Prof.K.Krapt ini merupakan batasan yang diterima secara ofisial oleh The Association Internationale des Experts Scientifique du Tourisme (AIEST).9

Kemudian Prof. Salah Wahab (Mesir) dalam bukunya yang berjudul An Introduction on Tourism Theory mengemukakan bahwa batasan pariwisata

8

Oka A Yoeti. Pengantar Ilmu Pariwisata.Bandung: Angkasa.1996. hal 114-115

9

(60)

14

hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala yang terdiri dari 3 unsur yaitu manusia (man), orang yang melakukan perjalanan wisata; Ruang (space), daerah atau

ruang lingkup tempat melakukan perjalanan; dan Waktu (time), waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata.10

a) Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

Dari beberapa batasan diatas, terdapat beberapa faktor penting yang ada dalam batasan suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor yang dimaksud ialah:

b) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.

c) Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan

pertamasyaan atau rekreasi.

d) Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat

tersebut.11

Berdasarkan faktor-faktor diatas maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata

adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk

10

Ibid hal 116

11

(61)

15

menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam.

1.5.3.2 Manfaat Pariwisata

Manfaat pariwisata yang paling utama adalah bagi orang secara pribadi

sebagai sarana hiburan. Dalam waktu-waktu liburan umpamanya kita perlu melepaskan diri dari suasana tegang dan kelelahan akibat pekerjaan sehari-hari. Berwisata ke pantai atau pegunungan akan menimbulkan rasa segar sehingga kita siap

untuk bekerja kembali.

Lebih dari sebagai sarana hiburan, sebenarnya pariwisata dan hal-hal yang

berhubungan dengannya merupakan salah satu sumber devisa bagi Negara. Sebagai contoh, objek-objek wisata biasanya menarik pajak dari setiap pengunjung dalam bentuk karcis masuk. Ini lebih tampak pada wisata asing, mereka datang dengan

belanja yang cukup besar sehingga menambah pemasukan devisa. Belanja wisatawan yang berupa valuta asing tersebut akan makin memperkuat neraca pembayaran

Negara tujuan.

Negara juga menerima pajak-pajak dari sektor usaha yang bersangkut-paut dengan kepariwisataan. Dari pajak industri perhotelan saja tidak sedikit pajak yang

disumbangkan kepada Negara. Industri hotel memerlukan daging, telur, sayur, alat-alat dekorasi dan lain-lain. Hal ini merangsang usaha-usaha peternakan, pertanian,

(62)

16

wisatawan. Dalam putaran selanjutnya, perusahaan-perusahaan tersebut memerlukan makanan ternak, pupuk atau bahan baku dekorasi sehingga menumbuhkan rangkaian

kegiatan ekonomi lain.

Wisatwan-wisatawan yang membeli souvenir barang-barang seni akan

merangsang kegiatan kreasi seni sehingga senima-seniman memerlukan bahan-bahan tertentu untuk ungkapan kreasi seninya berupa: kayu, cat, kertas, amplas, dan lain-lain. Para pengrajin terangsang pula untuk memproduser barang-barangnya lebih

banyak lagi. Toko souvenir akan tumbuh sebagai penyalur barang-barang kreasi seni maupun produksi pengrajin.

Disamping menggiatkan kehidupan ekonomi, pariwisata juga menjadi pendorong dalam pengembangan seni budaya. Beberapa wisatawan, baik wisatawan asing maupun domestik sengaja mengunjungi suatu daerah hanya untuk menyaksikan

pertunjukan seni budaya untuk ini kedatangan wisatawan biasanya bertepatan pada acara-acara kebudayaan yang diadakan di waktu-waktu tertentu. Sebagai salah satu

daya tarik tujuan wisata, acara seni dipertunjukkan secara umum, seperti seni tari daerah tertentu. Keinginan wisatawan untuk menyaksikan suatu seni budaya adalah didorong oleh rasa ingin mengetahui, mengagumi atau menyelami seni budaya dari

daerah yang dikunjungi. Mereka ingin melihat sesuatu yang jarang, berkepribadian asli tetapi indah. Kebutuhan ini akan mendorong pengembangan kreasi, penggalian,

(63)

17

Pariwisata juga bermanfaat pada pemeliharaan lingkungan. Hal ini bisa terwujud bila pembinaannya dilakukan secara baik dan seimbang. Wisatawan ingin

menghindar dari suara gaduh dan kebisingan, ingin menghirup udara bersih dan segar, tidak seperti suasana kehidupan sehari-hari yang menjenuhkan. Daerah-daerah

tersebut biasanya berupa pantai, gunung-gunung, pedesaan, hutan-hutan, padang-padang perburuan dan lain sebagainya. Gairah wisatawan yang demikian akan mendorong pemeliharaan lingkungan alam.

Manfaat lain dari pariwisata adalah memperluas lapangan dan kesempatan kerja. Kesempatan kerja dan kesempatan usah

Gambar

Gambar Gedung Kesenian Dan Open Stage Tuktuk Siadong
Tabel 3.1
Tabel 3.3
Gambar 4.1 Peta Tuktuk Siadong
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengembangan objek wisata Pulau Merah memberikan dampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Sumberagung yang

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dampak yang terjadi pada masyarakat, dari aspek sosial ekonomi dan budaya setelah adanya pariwisata air terjun

Kawasan wisata Pulau Liukang Loe yang berada di Kabupaten Bulukumba memerlukan suatu studi untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari aktivitas pariwisata yang

Kajian tiga aspek dampak tersebut diantaranya mengacu pada aspek kondisi lingkungan ekonomi, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik kawasan pariwisata

Keberadaan Objek Wisata Batu Kursi Siallagan terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Siallagan Pindaraya Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Wisata Batu Kursi Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Siallagan Pindaraya Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.” Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah

Perkembangan kawasan pariwisata Sanur berpengaruh pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang telah mengalami pergeseran dari non pariwisata ke pemberi jasa

rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu dampak sosial ekonomi pariwisata Obyek Wisata Umbul Brintik bagi masyarakat sekitar.Lokasi Penelitian ini pada Obyek