• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pendidikan akhlak melalui Program Boarding School bagi Siswa Siswa

GAMBARAN UMUM SMA AL-IZZAH BOARDING SCHOOL BATU

B. Paparan Data dan Temuan Penelitian

3. Dampak Pendidikan akhlak melalui Program Boarding School bagi Siswa Siswa

3. Dampak Pendidikan akhlak melalui Program Boarding School bagi Siswa

Upaya pendidikan akhlak di SMA Al-Izzah Islamic Boarding School Batu melalui berbagai program yang dirancang, terlebih boarding school yang menjadi ciri utama sekolah sebagai fasilitas untuk keberhasilan pendidikan akhlak memiliki dampak positif bagi para santri sebgaimana yang diutarakan bapak Kepala Sekolah SMA Al-Izzah Islamic Boarding School Batu:

“Boarding school di SMA Al-Izzah bertujuan untuk membina akhlak peserta didik, karena jika di sekolah pada umumnya pendidikan akhlak hanya diberikan kepada siswa secara teori saja bu! SMA Al-Izzah memang dikonsep

Sekolah bermata pelajaran umum tetapi juga

mengedepankan pendidikan akhlak. Tuntutan lapangan pada zaman sekarang ini yang harus mencetak siswa yang unggul dalam bidang pelajaran umum dan agamanya. Sistem boarding school ini sangat mempermudah pola pendidikan akhlak untuk para santri karena selama 24 jam penuh kami dapat mengawasi aktivitas mereka. Untuk memberikan kegiatan positif bagi mereka pihak boarding school juga menjadwalkan kegiatan-kegiatan bersifat Islamiyah, sehingga anak akan terbekali dengan ketrampilan dan kebiasaan akhlakul karimah. Pada anak seusia siswa SMA saat ini banyak melakukan aktivitas yang tidak terarah dan bahkan menimbulkan kriminalitas, karena kurangnya kegiatan bahkan aktivitas yang negative. Di SMA Al izzah ini kami tidak hanya sekedar mendidik akhlak, tetapi kami juga memberikan ketrampian islami Hampir seluruh santri Al-Izzah berperilaku sangat sopan terhadap guru dan kawannya, bahkan terhadap tamu pun mereka bersedia menyapa dan menyambut. Kualitas santri-santri lulusan Al-Izzah pun lulus dengan membawa bekal tahfidz al-Qur’an. Ketika pulang mayoritas dari para santri pun membawa pengaruh baik bagi lingkungan keluarga dan teman-teman di sekitar rumahnya. Sistem boarding school juga mempermudah proses penyemaian pendidikan akhlak, karena guru secara langsung dapat memantau dan member penilaian dengan seringnya intensitas bertemu. Selain itu juga siswa selama 24 jam berada di area sekolah, mereka secara langsung mendapatkan teladan yang baik dari para

pengajar sehingga memudahkan mereka untuk mencari figure sebagai contoh. Disisi lain kami juga sedikit kesulitan untuk mencari tenaga pengajar dengan memiliki kemampuan yang baik dalam bidang agama dan

pengetahuan umumnya”45

Mengenai dampak positif demikan senada dengan yang dituturkan oleh Ustadzah Yusri Shofia selaku Kepala Asrama boarding School, selain itu beliau juga

mengungkapkan dampak negatifnya, yakni:46

“Selama diasrama bu, kegiatan para santri berjalan dengan tertib dan jarang sekali yang melakukan pelanggaran. Mereka sudah memasuki usia yang stabil untuk menghadapi adaptasi di asrama, sebagian besar pun mereka sudah terbiasa karena juga berawal ketika di SMP atau di pesantren mereka sebelumnya. Rata-rata mereka takut untuk melakukan pelanggaran karena beberapa hukuman juga memberatkan mereka. Berawal dari perasaan takut mereka dan lingkungan yang kondusif dan Islami, maka tumbuh kesadaran pada diri mereka sendiri dalam melaksanakan kegitan-kegiatan asrama tanpa harus

dioprak-oprak. Sifat kebersamaan timbul dan

menumbuhkan sikap disiplin mereka, karena santri yang satu dengan satunya akan terkait dalam melaksanakan kegiatan. Sebagaimana contoh ada kebiasaan puasa senin dan kamis atau pun ibadah sunnah lainnya seperti sholat tahajjud, kami sebagai pembina hanya mengingatkan itupun hanya pada awal mereka masuk, selanjutnya mereka akan melaksanakan sendiri dengan kesadarannya, bahkan mereka akan mengajak teman-teman mereka. Kegitan-kegiatan di asrama seperti tahfidz, halaqah, muhadatsah, muhadharah, muhasabah, dan dzikir serta sholat berjamaah membawa mereka pada kebiasaan-kebiasaan positif tanpa terganggu arus negative dari lingkungan luar. Kebiasaan-kebiasaan tersebut terbawa hingga mereka di rumah, bahkan mereka tidak segan mengajak keluarga untuk mengerjakan kebiasaan yang mereka bawa dari asrama seperti sholat berjama’ah tepat waktu, sholat malam, serta puasa sunnah. Para santri dengan tinggal di Boarding School ini bu mereka lebih mandiri, karena mereka di sini tinggal sendiri

45

Hasil wawancara dengan Kepala Boarding Al-Izzah Islamic Boarding School: Ustadzah Yusri Shofia, M..Si. Pada hari Senin, 23 November 2015.

46

Hasil wawancara dengan Kepala Boarding Al-Izzah Islamic Boarding School: Ustadzah Yusri Shofia, M..Si. Pada hari Senin, 23 November 2015.

tanpa wali mereka, sehingga mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi selama di boarding school. Setiap pagi santri dengan kesadarannya akan mengerjakan aktivitas sesuai dengan jadwal tanpa harus dioprak-oprak musyrifah, musyrifah hanya tinggal mengecek kesiapan santri. Mereka pun juga terbiasa rapi dan tertib untuk kebersihan lingkungan Boarding Schoolnya, sehingga tidak ada sama sekali barang-barang berserakan. Benar bu! Di samping itu ada pula dampak negativnya, namun tidak banyak. Terkadang mereka merasa jenuh dengan kegiatan sehari-hari yang monoton, kedua hiburan yang mengasikkan bagi mereka juga tidak bisa mereka dapatkan, namun kami mengganti huburan tersebut dengan menayangkan film-film atau kisah yang bersifat Islami. Selain itu, mengadakan kegiatan-kegiatan yang menghibur seperti bakti sosial atau tadabbur alam, sehingga mungkin dapat menghibur kejenuhan mereka. Terkadang juga ada santri yang menginginkan pulang, karena mungkin tidak kerasan. Selain itu orang tua pun tidak bisa mengawasi seratus persen jadi pengawasan sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah.”

Peneliti juga mewawancara santri agar peneliti dapat mengetahui dampak sistem Boarding School dari sudut pandang peserta didik

sebagaimana yang diterangkan siswa kelas XII IPA 1 Alya Izzaz Andini

47

“Saya senang sekolah di sini ustadzah, menjadikan saya lebih baik dan juga lebih faham tentang agama. Ustadzah-ustadzahnya juga telaten dalam mengajari kami. Walaupun sebenarnya kami lelah karena terforsir dengan kegiatan yang penuh dari pagi hingga malam, tetapi peraturan di Al-Izzah menjadikan kami hidup lebih tertib. Kami pun terkadang merasa bosan dengan kegiatan yang sama disetiap harinya, kadang-kadang ada juga keinginan menonton tv atau membaca novel. Jika kami ketahuan membaca novel maka akan dirampas oleh musrifah. Iya ustadzah, kebiasaan-kebiasaan di asrama dan sekolah secara spontan kami bawa di rumah, bahkan dalam pergaulan pun yang dulunya teman laki-laki berani memanggil dengan menyentuh, sekarang sudah tidak lagi. Kami pun di luar

47

Hasil wawancara dengan siswa kelas XII IPA 1 SMA Al-Izzah Islamic Boarding School: Alya Izzaz Andini . Pada hari Kamis, 12 November 2015.

sekolah juga selalu berpakaian muslimah, karena kami sudah terbiasa dan jika tidak demikian maka kami merasa malu atau merasa risih. Di rumah saya juga sering mengajak bapak ibu untuk bangun malam untuk melaksanakan sholat tahajjud bersama. Karena kami di sisni sudah tidak di damping orang tua ustadzah dan lebih sering bergaul dengan teman-teman sebaya juga banyak kadang masalah pertemanan yang kami alami juga perasaan sedih jauh dari orang tua, tetapi kami juga tidak mau patah semangat bahkan teman lah yang sering menolong kami dalam kesusahan kaena kamipun dalam keadaan yang sama jauh dari orang tua, jadi kebersamaan kami lebih dekat.