• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Penurunan Harga Internasional 10 (sepuluh) Komoditas

Untuk mengetahui komoditas ekspor utama mana yang memberikan dampak terbesar terhadap perekonomian akibat perubahan harga internasional (pwe) maka dilakukan simulasi II (penurunan harga) dan simulasi III. (kenaikan harga). Simulasi II dan III dilakukan dengan melakukan simulasi perubahan harga internasional setiap komoditas ekspor utama secara parsial dengan besaran shock

yang sama yaitu turun (simulasi II) dan naik (simulasi III) sebesar 25 persen. Simulasi II dilakukan dengan memberikan shock penurunan harga internasional secara parsial untuk setiap komoditas ekspor utama dengan persentase penurunan sebesar 25 persen (pwe = 0,75). Simulasi II digunakan untuk melihat besaran dampak (persen) penurunan harga internasional di masing- masing sektor tersebut terhadap perekonomian yaitu dengan mengukur dampak simulasi terhadap ekspor dan output masing-masing sektor dan dampak terhadap perekonomian (total ekspor, total output) dan pendapatan masing-masing golongan rumah tangga.

6.3.1 Dampak Penurunan Harga Internasional Masing-masing Komoditas Ekspor Utama terhadap Ekspor dan Output Sektoral

Perubahan harga yang terjadi di pasar dunia berdampak berbeda beda terhadap kinerja sektor yang harga produknya berfluktuasi di pasar internasional. Simulasi II dilakukan untuk melihat berapa besar dampak di masing masing

74

sektor untuk nilai ekspor dan nilai output sektor bersangkutan akibat adanya penurunan harga internasional (pwe) dengan tingkat penurunan yang sama yaitu sebesar 25 persen untuk setiap sektor.

Dari hasil simulasi II, shock dengan menurunkan harga internasional terhadap masing-masing komoditas sangat tergantung kepada parameter parameter eksponen fungsi CET (elastisitas), share dan efisiensi ekspor terhadap output domestik masing-masing komoditas. Dampak simulasi II terhadap ekspor dan output di masing-masing komoditas dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4 Dampak Penurunan Harga Internasional Masing-masing Komoditas Ekspor Utama terhadap Ekspor dan Output Sektoral.

Ekspor Output

Komoditas ekspor utama Nilai awal Perubahan Nilai awal Perubahan

(Rp milyar) ( persen) (Rp milyar) ( persen)

(1) (2) (3) (4) (5)

Batu bara (KOD6) 38 835 -23,95 51 220 -18,95

Minyak bumi (KOD7) 106 131 -11,17 157 182 -2,21

Biji tembaga (KOD8) 43 387 -31,23 48 646 -9,21

Minyak hewani dan nabati

KOD11) 41 609 -23,46 87 347 -8,42

Pakaian jadi (KOD13) 28 971 -12,85 54 424 -2,47

Barang elektronik (KOD16) 26 439 -19,36 33 049 -3,92

Logam dasar bukan besi

(KOD17) 46 551 -25,20 124 076 -1,83

Kimia dasar (KOD19) 21 125 -15,66 45 252 -2,79

Gas alam cair (KOD20) 79 277 -20,29 84 634 -39,53

Karet remah (KOD21) 22 613 -13,67 29 949 -10,10

Sumber: Diolah dari hasil penghitungan SAM-Based CGE, simulasi II.

Pada simulasi II ini, dampak terbesar terhadap masing-masing output terjadi pada komoditas gas alam cair. Penurunan harga internasional gas alam cair sebesar 25 persen menurunkan output gas alam cair sebesar 39,53 persen. Sebagian besar produksi gas alam cair adalah untuk ekspor (93,67 persen) dan parameter eksponen fungsi CET (constant elasticity of transformation) gas alam cair juga sangat besar (3,50) dibanding komoditas lainnya. Penurunan harga internasional gas alam cair menurunkan ekspor gas alam cair sebesar 20,29 persen.

75 Penurunan harga komoditas internasional sebesar 25 persen untuk komoditas pertambangan lainnya seperti batu bara dan biji tembaga pada simulasi II ini berdampak pada penurunan output yang cukup besar untuk kedua jenis komoditas pertambangan tersebut. Penurunan output batu bara dan biji tembaga akibat penurunan harga internasional komoditas tersebut sebesar 25 persen adalah sebesar 18,95 persen dan 9,21 persen. Nilai parameter eksponen fungsi CET untuk kedua komoditas tersebut juga relatif besar (2,25). Dampak penurunan harga internasional terhadap penurunan ekspor biji tembaga adalah yang terbesar yaitu 31,23 persen sementara batu bara sebesar 23,95 persen.

Berbeda dengan komoditas pertambangan batu bara dan biji tembaga, dampak penurunan harga internasional minyak bumi terhadap output minyak bumi relatif kecil (2,21 persen) sementara akibat simulasi II, ekspor menurun sebesar 11,17 persen. Komoditas minyak bumi adalah kontributor ekspor Indonesia terbesar. Selain itu, penggunaan komoditas minyak bumi untuk konsumsi domestik ini juga relatif besar (80,35 persen). Nilai parameter eksponen fungsi CET komoditas minyak bumi ini juga relatif kecil (2,00).

6.3.2 Dampak Penurunan Harga Internasional Masing-masing Komoditas Ekspor Utama terhadap Total Perekonomian

Dampak penurunan harga internasional, secara parsial, untuk masing- masing komoditas terhadap total perekonomian (total kuantitas ekspor dan total kuantitas output) dapat dilihat pada Tabel 6.5. Secara parsial, penurunan harga komoditas pertambangan seperti batu bara, minyak bumi, biji tembaga, logam dasar dan gas alam cair di pasar internasional justru meningkatkan kuantitas total ekspor dan total output kecuali minyak bumi. Komoditas-komoditas tersebut mempunyai net ekspor yang besar sehingga keterkaitan terhadap output domestik relatif kecil. Net ekspor gas alam cair sebesar 93,67 persen dan batu bara 75,55 persen. Sementara net ekspor minyak bumi relatif kecil (23,26 persen). Selain itu, kontrak jual beli komoditas pertambangan di pasar internasional adalah kontrak jangka panjang. Demikian pula dalam perdagangan industri berat seperti logam dasar bukan besi.

76

Tabel 6.5 Dampak Penurunan Harga Internasional Masing-masing Komoditas Ekspor Utama terhadap Total Perekonomian

Perubahan setelah simulasi (persen) Harga komoditas internasional

yang disimulasi Total ekspor Total output

Batu bara (KOD6) 0,78 0,23

Minyak bumi (KOD7) 0,09 -1,16

Biji tembaga (KOD8) 0,75 0,28

Minyak hewani dan nabati KOD11) -1,15 -1,88

Pakaian jadi (KOD13) -0,79 -1,35

Barang elektronik (KOD16) -3,48 -4,16

Logam dasar bukan besi (KOD17) 0,76 0,20

Kimia dasar (KOD19) -2,02 -2,44

Gas alam cair (KOD20) 1,60 0,11

Karet remah (KOD21) 0,00 -0,39

Sumber: Diolah dari hasil penghitungan SAM-Based CGE, simulasi II

Dampak penurunan harga internasional untuk sektor dengan keterkaitan dengan produksi domestik tinggi cenderung memberikan dampak negatif cukup besar terhadap perekonomian seperti produk elektronik dan kimia dasar. Penurunan harga internasional produk elektronik sebesar 25 persen menyebabkan total output secara nasional menurun sebesar 4,16 persen, demikian pula penurunan harga internasional komoditas kimia dasar menurunkan total output sebesar 2,44 persen. Komoditas elektronik dan kimia dasar tersebut mempunyai struktur input biaya antara terbesar dibandingkan dengan komoditas lainnya. Rasio biaya antara terhadap total input barang elektronik sebesar 76,90 persen dan struktur input antara produk kimia dasar adalah 76,08 persen .

Selanjutnya dampak simulasi II untuk masing masing komoditas terhadap perekonomian secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 6.6. Semua komoditas ekspor yang mengalami penurunan harga internasional, menurunkan PDB secara nominal kecuali penurunan harga internasional biji tembaga. Dampak terbesar adalah penurunan harga komoditas kimia dasar menurunkan PDB sebesar 1,27 persen dan komoditas minyak bumi menurunkan PDB sebesar 0,77 persen.

77 Tabel 6.6 Dampak Penurunan Harga Internasional Masing-masing Komoditas Ekspor Utama terhadap Beberapa Indikator Makro Ekonomi (Persen)

Penurunan Harga (25 persen) pada Masing-masing Komoditas Indikator Makro Ekonomi Batu bara Minyak bumi Biji Tem- baga Minyak hewani dan nabati Pakaian jadi Brng elektro- nik Logam dasar bukan besi Kimia dasar Gas alam cair Karet remah (1) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) GDPMP1 -0,06 -0,77 0,05 -0,31 -0,28 -0,30 -0,25 -1,27 -0,39 -0,05 PRVCON -0,05 -1,74 0,13 -1,24 -1,35 -3,25 -0,02 -2,71 -0,49 -0,49 GOVCON 0,00 1,85 0,00 1,79 1,66 4,99 -0,43 1,54 0,00 0,73 INVEST -0,10 1,83 -0,12 1,69 1,69 5,04 -0,51 1,53 -0,21 0,76 EXP 0,02 -0,49 0,01 -0,73 0,18 0,96 -0,37 -0,98 -0,01 0,21 IMP 0,04 0,11 0,02 -0,81 -0,09 0,14 -0,11 -1,23 0,07 0,11

Sumber: Diolah dari hasil penghitungan SAM-Based CGE, simulasi II Keterangan:

- GDPMP1 = PDB nominal Indonesia - INVEST = investasi dan perubahan inventori - PRVCON = konsumsi akhir rumah tangga - EXP = ekspor

- GOVCON = konsumsi akhir pemerintah - IMP = impor

6.3.3 Dampak Penurunan Harga Internasional Masing-masing Komoditas Ekspor Utama terhadap Pendapatan Rumah tangga

Dampak adanya kontraksi harga di industri/sektor terhadap penerimaan rumah tangga tidak hanya dipengaruhi oleh banyaknya industri/sektor tersebut menyerap tenaga kerja (labor absorbtion), namun juga dipengaruhi oleh biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja (labor cost) atau mempunyai keterkaitan dengan industri domestik yang tinggi (Samimi dan Shahryar, 2009). Industri dengan tingkat penyerapan tenaga kerja tinggi atau biaya untuk tenaga kerjanya tinggi dalam struktur inputnya cenderung memberikan dampak relatif besar terhadap penerimaan rumah tangga.

Secara total, penyerapan 10 komoditas ekspor utama terhadap tenaga kerja yang tersedia adalah sangat kecil Penyerapan terbesar terjadi di sektor pakaian jadi yaitu sebesar 0,71 persen. Namun demikian, penurunan harga internasional terhadap sektor dengan penyerapan tenaga kerja besar tidak selalu berdampak besar pula terhadap penerimaan rumah tangga. Meskipun penyerapan tenaga kerja di sektor yang menghasilkan komoditas pakaian jadi adalah paling besar (0,71 persen) diantara 10 komoditas yang diteliti, namun dampak penurunan harga internasional untuk komoditas tersebut akan menurunkan penerimaan rumah tangga hanya sebesar 0,11 persen. Sementara, sektor yang menghasilkan minyak

78

nabati dan minyak hewani dengan penyerapan tenaga kerja yang lebih rendah (0,43 persen) dari industri pakaian jadi, akan menurunkan penerimaan rumah tangga paling besar yaitu 1,51 persen. Apabila dilihat dari biaya tenaga kerja dalam struktur input sektoral, maka biaya tenaga kerja antara industri pakaian jadi dan sektor minyak nabati dan minyak hewani memperlihatkan bahwa biaya tenaga kerja sektor minyak nabati dan hewani tersebut adalah yang terbesar (17,15 persen), sementara biaya tenaga kerja sektor pakaian jadi adalah lebih rendah dari minyak nabati dan hewani yaitu sebesar 14,27 persen.

Penurunan harga internasional sektor kimia dasar dengan penyerapan tenaga kerja cukup tinggi (0,25 persen), di antara 10 (sepuluh) komoditas ekspor utama, menyebabkan penurunan penerimaan rumah tangga cukup besar. Penurunan harga internasional komoditas kimia dasar sebesar 25 persen menyebabkan penerimaan rumah tangga turun 1,49 persen. Hal ini terjadi karena keterkaitan sektor kimia dasar dengan industri domestik juga tinggi. Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu produk dari kimia dasar.

Tabel 6.7 Dampak Penurunan Harga Internasional Masing-masing Komoditas Ekspor Utama terhadap Pendapatan Rumah tangga

Peneri

maan Perubahan Harga (25 persen) pada masing-masing komoditas Institusi awal (Rp milyar) Batu bara Mny. bumi Biji tem- baga Minyak hewani dan nabati Pak. jadi Brg elektro- nik Logam dasar bukan besi Kimia dasar Gas alam cair Karet remah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) RT1 548 427 -0,12 -0,38 -0,06 -0,83 -0,07 0,07 -0,22 -1,09 -0,12 -0,04 RT2 623 269 -0,12 -0,41 -0,06 -1,09 -0,09 0,04 -0,19 -1,29 -0,20 -0,04 RT3 1 770 631 -0,11 -0,36 -0,07 -1,86 -0,13 -0,05 -0,01 -1,69 -0,45 -0,02 Total RT 2 942 329 -0,11 -0,37 -0,07 -1,51 -0,11 -0,01 -0,08 -1,49 -0,34 -0,03 Gov 433 730 -0,09 -0,48 -0,05 -1,71 -0,28 -0,39 0,00 -1,76 -0,55 -0,08 Sumber: Diolah dari hasil penghitungan SAM-Based CGE, simulasi II.

6.4 Dampak Kenaikan Harga Internasional 10 (sepuluh) Komoditas Ekspor

Dokumen terkait