• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses kalibrasi terhadap parameter-parameter yang diperoleh dari kerangka data SNSE maupun yang berasal dari luar kerangka data SNSE untuk menghasilkan kondisi yang ekuilibrium, dalam model SAM Based CGE dilakukan dengan membentuk variabel dummy yaitu variabel COSTGAP dan variabel WALRASREP. Parameter yang dihasilkan dari suatu model dikatakan dapat menghasilkan kerangka data (SNSE) berada dalam kondisi ekuilibrium jika variabel COSTGAP dan variabel WALRASREP menghasilkan nilai nol atau mendekati nol.

Sebagian besar parameter dalam penghitungan CGE berdasarkan model SAM-Based CGE adalah berasal dari kerangka data SNSE Indonesia yang telah dimodifikasi. Selain parameter yang berasal dari kerangka data SNSE, penghitungan parameter dengan model SAM-Based CGE juga memerlukan beberapa parameter dan variabel eksogen yang berasal dari luar kerangka data SNSE Indonesia 2005. Parameter dan variabel eksogen yang berasal dari luar kerangka data SNSE dan digunakan dalam model ini adalah jumlah tenaga kerja, harga, serta elastisitas Armington dan elastisitas transformasi.

Jumlah tenaga kerja untuk menghitung harga (upah) tenaga kerja merupakan parameter yang diperoleh diluar kerangka SNSE 2005. Berdasarkan tabel satelit dalam publikasi SNSE Indonesia tahun 2005 (seperti terlihat pada Tabel 5.4), jumlah tenaga kerja Indonesia pada tahun 2005 adalah sebanyak 95 467,70 ribu orang.

Parameter wfa adalah harga atau upah/balas jasa faktor produksi (tenaga kerja dan kapital) menurut lapangan usaha. Harga/upah faktor tenaga kerja sektor pertanian adalah terendah dibandingkan sektor lainnya. Harga upah per tenaga kerja, pada tahun 2005, untuk sektor pertanian tanaman pangan, sektor perkebunan dan sektor peternakan, kehutanan dan perikanan masing-masing sebesar Rp 5 487 ribu, Rp 11 176 ribu dan Rp 16 384 ribu . Sementara harga tenaga kerja tertinggi terjadi di sektor pertambangan yaitu sebesar Rp 74 403 ribu.

66

Selanjutnya, harga balas jasa faktor kapital di setiap sektornya menggunakan harga relatif sebesar 1,00 (numeraire).

.Harga berbagai komoditas yang digunakan dalam model SAM-Based

CGE merupakan harga relatif (seperti; harga komoditas domestik, komoditas impor, komoditas ekspor, dan sebagainya). Karena kerangka data SNSE adalah berbentuk nilai yang merupakan perkalian dari kuantitas dan harga, maka untuk menghasilkan analisis yang konsisten seperti perilaku agen ekonomi yang diasumsikan akan menentukan kuantitas suatu produk dengan harga tertentu (price given) sehingga harus dipisahkan antara harga dan kuantias untuk setiap variabel (komoditas). Namun tanpa informasi tambahan tentang harga atau kuantitas maka untuk memisahkan harga dari kuantitas untuk setiap variabel dapat diatasi dengan menganggap nilai nominal dalam SNSE adalah sebagai nilai riil dari kuantitas untuk tahun dasar (base year) yaitu memperlakukan harga untuk sebagian besaran komoditas sebagai satu (unity). Perlakuan ini secara teoritis konsisten karena fokus analisis adalah riil ekonomi dimana masalah moneter diabaikan. Dengan demikian maka data SNSE diperlakukan sebagai nilai kuantitas yang diukur dalam harga dasar (base-year price) dengan indeks harga unity untuk setiap variabel. Parameter harga tersebut adalah harga nilai tukar (EXR), harga dari aktivitas/sektor, PA(A), harga domestik untuk konsumsi domestik, PD(C), harga ekspor, PE(C), untuk komoditas (C) dalam rupiah, harga impor, PM(C), untuk komoditas (C) dalam rupiah, harga komposit PQ(C) komoditas (C) serta harga produsen untuk komoditas (C), PX(C), masing-masing digunakan harga relatif yaitu sebesar 1,000. Sementara, harga nilai tambah (VA) untuk aktivitas/sektor (a), PVA(A), diperoleh dari PVA(A) = SUM(F, SAM(F,A)) / (SAM(A,'TOTAL') /PA(A)).

Selanjutnya, elastisitas perdagangan yang digunakan dalam model ini adalah elastisitas Armington yaitu elastisitas antara komoditas impor dan komoditas domestik (CES) dan elastisitas transformasi yaitu elastisitas antara komoditas ekspor dan komoditas domestik (CET). Sebagian besar angka elastisitas diperoleh dari hasil penelitian terdahulu yaitu sebagaimana ditulis oleh Anabi et al, (2006) yang dilakukan oleh Devarajan terhadap perekonomian Indonesia. Namun karena klasifikasi yang terbatas (17 sektor) dan tidak saling terkait maka digunakan pula hasil

67

penelitian oleh antara lain Dervis, Lofgren, Sadoulet serta Kapuschinski seperti terlihat pada Tabel 6,1.

Elastisitas CES dan CET merupakan parameter eksternal yang diperoleh dari hasil studi yang dilakukan oleh Devarajan et.al. 1993 di Indonesia. Selain itu digunakan pula nilai elastisitas CES maupun CET yang berasal dari studi yang dilakukan oleh Dervis di Turki dan Kamerun, Sadoulet di Ekuador, Kapuscinski di Pilipina dan penelitian di negara lain yang sesuai dengan kondisi Indonesia menurut sektor/komoditas. Berkaitan dengan tidak tersedianya data elastisitas CET sigmat (c) maupun Armington/CES sigmaq (c) yang sesuai dengan komoditas dan sektor yang digunakan dalam penelitian ini maka selanjutnya dilakukan penyesuaian terhadap nilai CES dan CET setiap komoditas tersebut untuk memperoleh kondisi ekuilibrium perekonomian. Ketidak tersediaan estimasi yang berkaitan dengan elastisitas CET sigmat(c) maupun Armington/CES sigmaq (c), beberapa peneliti menggunakan estimasi yang bersifat subjektif/arbitrary seperti dilakukan oleh peneliti peneliti lainnya (Burniaux et al, 2007).

Devarajan et al.1993, dalam penelitiannya tentang dampak shock term of trade terhadap nilai tukar dan neraca perdagangan dengan model 123-CGE

menggunakan nilai elastisitas Armington (CES) dan CET sebesar antara 0.4 sampai dengan 2.0 (Annabi et al, 2006). Secara lengkap nilai sigma (t) dan sigma (q) masing-masing komoditas di Indonesia yang digunakan dalam model ini merupakan kombinasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Deravajan, Darvis, Lofgren, Tourinho serta Kapuschinski (Annabi et al, 2006) seperti terlihat pada Tabel 6.1.

Model SAM-Based CGE juga menggunakan parameter yang diperoleh dari kerangka data SNSE Indonesia 2005. Hasil pengolahan dengan perangkat lunak GAMS ver 3.2 menghasilkan penghitungan parameter parameter yang berasal dari kerangka SNSE Indonesia antara lain rho (ρ), deltaq (C), deltat (C) dan sebagainya. Rho (ρ) adalah eksponen fungsi Armington atau fungsi transformasi komoditas (C). Deltaq (C) merupakan parameter share fungsi Armington untuk komoditas C dan deltat (C) adalah parameter share fungsi CET untuk komoditas C. Selanjutnya, parameter aq dan at merupakan parameter shift

68

optimal dalam rasio kuantitas antara kuantitas komoditas impor dengan komoditas domestik atau komoditas ekspor dengan komoditas domestik akibat perubahan harga relatif akan tergantung kepada parameter sigma (σ) dan rho (ρ).

Tabel 6.1 Elastisitas Transformasi (Sigmat (C)) dan Elastisitas Armington (Sigmaq (C)) menurut Komoditas.

No Komoditas Sigmat (CET) Sigmaq (CES) Keterangan* (1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Pertanian tanaman pangan (KOD1) Pertanian tanaman lainnya (KOD2) Peternakan dan hasil-hasilnya (KOD3)

Kehutanan dan perburuan (KOD4) Perikanan (KOD5)

Batu bara (KOD6) Minyak bumi (KOD7) Biji tembaga (KOD8)

Pertambangan mineral dan logam lainnya (KOD9)

Pertambangan dan penggalian lainnya (KOD10)

Minyak hewani dan minyak nabati (KOD11)

Industri makanan lainnya, minuman dan tembakau (KOD12)

Pakaian jadi (KOD13)

Industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit selain pakaian jadi (KOD14)

Industri kayu & barang dari kayu (KOD15)

Barang elektronika (KOD16)

Logam dasar bukan besi (KOD17) Industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam dan industri selain barang elektronika (KOD18)

Kimia dasar (KOD19) Gas alam cair (KOD20) Karet remah (KOD21)

Industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, semen (KOD22) Jasa jasa (KOD23)

0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,80 1,00 0,80 0,90 0,60 0,60 1,20 0,40 0,50 0,60 0,60 2,00 2,00 0,50 0,40 0,50 0,49 0,40 0,60 0,60 0,60 0,60 0,40 0,40 0,60 0,90 0,90 0,90 0,66 0,90 0,90 0,90 0,90 0,60 0,60 0,90 0,60 0,90 0,60 0,60 0,40 Pertanian:Indonesia CET=0,6; CES=0,6 (Devarajan)

Pertambangan Turki CET/ CES = 0,3-1,0 (Dervis) Tambang mineral Ekuador CES/CET= 1,3-1,9(Sadaulet RH)

Pertambangan lainnya Kamerun CET=0,6; CES=0,9 (Devarajan)

Oils dan fats Pilipina CES= 0,72 (Kapuschinski) Ind. Makanan Indonesia CET=1,2;CES=0,9 (Deravajan)

Tekstil Indonesia: CET= 0,6; CES=0,9 (Devarajan)

Ind. kayu Indonesia: CET =0,6;CES=0,9 (Devarajan) Brg elektr Indonesia: CET =0,6;CES=0,6 (Devarajan)

Non metal, Kertas dsj

Indonesia CET =2,0; CES= 0,6 (Devarajan)

Non metal, Mesir CET =1,5;CES=0,9(Lofgren) Kimia, Indonesia CET =0,5;CES=0,6 (Devarajan) Produk minyak, Brasil: CES=1,2 (Tourinho) Jasa, Indonesia CET =0,4;CES=0,4 (Devarajan)

69

. Dengan nilai sigmaq (C) dan sigmat (C) tertentu dan diketahui bahwa eksponen dari fungsi CET, rhot (C), adalah sama dengan 1 / sigmat (C) + 1 dan eksponen dari fungsi Armington, rhoq (C), adalah sama dengan 1/sigmaq (C) – 1, maka hasil penghitungan menunjukkan semakin besar sigma (σ) maka rho (ρ) menjadi semakin kecil. Sehingga tingkat substitutabilitas dan transformabilitas sangat tergantung kepada σ (sigma)dan ρ (rho), (Sanchez C, M.V, 2004). Secara keseluruhan eksponen fungsi Armington (CES), rhoq (C) dan eksponen fungsi CET rhot (C) dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2 Eksponen Fungsi Armington (rhoq) dan Eksponen Fungsi CET (rhot)

No Sektor produksi rhoq (C) rhot (C)

(1) (2) (3) (4)

1 Pertanian tanaman pangan 0,667 2,667

2 Pertanian tanaman lainnya 0,667 2,667

3 Peternakan dan hasil-hasilnya 0,667 2,667

4 Kehutanan dan perburuan 0,667 2,667

5 Perikanan 1,500 2,667

6 Batu bara 1,500 2,250

7 Minyak bumi 0,667 2,000

8 Biji tembaga 0,111 2,250

9 Pertambangan mineral dan logam lainnya 0,111 2,111

10 Pertambangan dan penggalian lainnya 0,111 2,667

11 Minyak hewani dan minyak nabati 0,515 2,667

12 Industri makanan, minuman & tembakau 0,111 1,833

13 Pakaian jadi 0,111 3,500

14 Industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit selain pakaian jadi 0,111 3,000

15 Industri kayu & barang dari kayu 0,111 2,667

16 Barang elektronika 0,667 2,667

17 Logam dasar bukan besi 0,667 1,500

18 Industri lainnya 0,111 1,500

19 Kimia dasar 0,667 3,000

20 Gas alam cair 0,111 3,500

21 Karet remah 0,667 3,000

22 Industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, Semen 0,667 3,041

23 Jasa-jasa 1,500 3,500

70

6.2 Dampak Perubahan Harga Internasional Sepuluh Komoditas Ekspor

Dokumen terkait