• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Peradaban Modern bagi Kehidupan Manusia

NEGATIF PERADABAN MODERN

A. Dampak Peradaban Modern bagi Kehidupan Manusia

Sebenarnya peradaban (Barat) modem mempunyai pengaruh dan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Secara struktural, modernisasi mendorong peningkatan dalam kompleksitas, efisiensi, dan produktifitas perkembangan fisik mental, manusia mengalami kemajuan pesat3'. Berbagai hambatan dapat diatasi begitu juga kesulitan-kesulitan dapat ditanggulangi, teknologi dapat memberikan banyak pilihan dalam memenuhi berbagai aspek kebutuhan hidup manusia, dengan kata lain dapat dilihat dari aspek material. Prestasi yang dicapai oleh peradaban modern saat ini, telah memungkinkan manusia menikmati suatu gaya hidup yang penuh kemilau38.

Kemajuan dalam ilmu M atematika dan Fisika yang aplikasi teknologinya memberi kemampuan yang belum pernah dimiliki oleh peradaban sebelumnya. Kemajuan teknologi telah mampu mendekatkan jarak, memperdekat tempat, dan mempersingkat waktu. Dengan adanya teknologi transportasi, komunikasi, dan informasi.

Di samping itu teknologi yang canggih dapat memberikan kemudahan pada manusia untuk meningkatkan produk kerja, meringankan produk kerja, meringankan pekerjaan berat atau rutin yang membosankan dan memberikan 57 *

57M. Rusli Karim, Agama, M odernisasi dan Sekulerisasi, (Jogjakarta: Tiara Wacana, 1994), him. 32.

5iIbid., Mm. 12.

peluang pada setiap individu untuk memacu diri dalam suasana suatu yang menguntungkan secara intelektual dan psikologis.

Untuk alat-alat pertanian, pekerjaan yang biasa dikerjakan dengan tangan manusia telah diganti dengan tenaga-tenaga mesin. Alat-alat kedokteran yang semakin canggih sehingga dapat mempermudah dalam mendiagnosa penyakit dan membunuh sel-sel kanker. Dibidang Biologi dan Kimia telah dihasilkan teknologi yang dapat mempertahankan kehidupan seperti purifikasi air, pembuangan sampah, imunisasi, peningkatan pertanian, kesehatan, pengobatan, pengolahan dan penyimpanan makanan. Sedang di bidang bioteknologi menghasilkan insulin (diperlukan oleh penderita diabetes) dan interfelon (diperlukan oleh penderita kanker) yang berasal dari bakteri.

Teknologi ruang angkasa dapat menghasilkan satelit yang dapat digunakan untuk ramalan cuaca, menunjukkan masalah polusi kegagalan- kegagalan panen maupun masalah panen.

Bagi kemudahan yang disodorkan oleh modemisasi pada satu sisi telah membawa kehancuran pada sisi yang lain. Light dan Keller dalam buku Rush Karim, mengajukan beberapa dilema yang dihadapi oleh masyarakat antara lain59:

1. Dilema pertumbuhan

Yaitu meningkatnya pengaruh dan alienasi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi

2. Dilema distribusi

Ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin

3. Dilema peran kerja

Ketidakmampuan memberikan peranan sosial yang tidak memadai

Melihat dari gejala krisis manusia modern itu dengan segala kehidupan masyarakat, yang menggambarkan kemunduran (regresi) sebagai lawan dari kemajuan (progress) sebagai kenyataan sosial yang tidak bertambah. Terdapat kerusakan dalam jalinan struktur perilaku manusia dalam kehidupan masyarakat. Pertama-tama, langsung dalam level (individu) yang berkaitan

dengan motif, persepsi, termasuk di dalam konflik status dan peranan. Kedua, berkenaan dengan norma yang berkaitan dengan rusaknya kaidah-kaidah yang harus menjadi patokan kehidupan perilaku, yang oleh Dulkheim disebut dengan kehidupan tanpa acuan norma.

Pada level kebudayaan, krisis itu berkenaan dengan pergeseran nilai- nilai dan pengetahuan yang bersifat spiritual, sehingga masyarakat kehilangan keseimbangan. Masyarakat modem pemikirannya didasarkan pada rasionalis dan bertujuan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan peradaban modern ini Muhamad Kutb seorang tokoh Ikhwanul Muslimin, menyebutnya dengan istilah jahiliyah modern. Jahiliyah yang ia maksud dalam konteks ini bukan kebaikan dari pengetahuan, peradaban atau kemajuan sosial, akan tetapi suatu kejahiliyahan sebagaimana yang terdapat dalam kitab

suci A1 Q ur’an, yaitu keadaan spiritual yang menolak hidayah Ilahi dan suatu tatanan yang menampik hukum Allah60.

Muhamad Qutb memberikan karakteristik jahiliyah modern sebagai berikut61:

1) Tidak adanya iman yang sesungguhnya kepada tuhan seperti tidak ada ketahanan kepadanya dalam setiap urusan

2) Senantiasa menuruti hawa nafsu

3) Adanya berbagai thaghut yaitu segala macam ketentuan yang menyesatkan manusia dari jalan kebajikan

4) Terjadi berbagai macam penyelewengan yang menuju pada nafsu syahwat. Sedangkan Y usuf Qordlowi memberikan karakteristik pemikiran adalah sebagai berikut62:

a) Kealpaan mengenal Allah

Dalam pemikiran B arat modem tidak dikenal konsep tentang kedudukan tuhan yang jelas. Hal ini dikarenakan mereka tidak mengenal kenabian dan kewahyuan yang masuk sebagai epistimologi metafisika. Adapun puncak keaalpaan di dunia Barat dilakukan oleh Nietzche

b) Sekulerisme

Sekulerisme berasal dari kata sekuler yang memiliki dua arti utama. Pertama berarti berlangsung terns menems atau terjadi selama kurun waktu yang tidak terbatas, arti yang diambil dari bahasa klasik

60M uhamad Qutb, Jahiliyah A ba d Duapuluh, Terjem. M uham ad Tahir, (Bandung: Mizan, 1993), him. 1 6 -!;.

61 Ibid., him. 26.

62Y usuf Qordlowi, Islam Peradaban M asa Depan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), him.

untuk menyebutkan gejala yang terus menerus berlangsung selama berabad-abad pendinginan sekitar bumi. Sedangkan arti yang kedua adalah non spiritual, yang tidak ada hubungannya dengan unsur-unsur keagamaan atau kerohanian sebagai satu doktrin. Dengan demikian agama menjadi jauh dari kehidupan sosial dan hanya merupakan keyakinan yang bersifat

pribadi sementara. c) Materialisme

Peradaban modern secara tidak langsung telah membuka pintu lebar-lebar bagi materialisme baik suatu pemikiran maupun gaya hidup. Materialisme sebagai suatu pemikiran yaitu hanya mempercayai segala suatu yang berkaitan dnegan materi keberadaan dan mengingkari hal-hal yang bersifat metafisik, seperti adanya Tuhan dan para rosul, serta tidak meyakini adanya nilai-nilai ideal yang berada di atas manfaat, sebab semua tidak dapat dilihat oleh indra dan berada di luar jangkauan pengamatan serta eksperimen ilmiah rasional.

d) Konflik

Perantara sifat yang melekat dalam peradaban barat modem adalah peradaban yang mempunyai sifat konflik tidak mengenal perdamaian, ketenteraman, dan cinta kasih. Konflik tersebut telah meresap dalam setiap dimensi kehidupan manusia, baik berupa konflik antar sesama manusia dengan alam maupun manusia dengan Tuhannya.

Sedangkan kehidupan sosial yang dapat ditemui antara lain urbanisasi yang terus meningkat, pertumbuhan pusat indrustri,

individualisme, pengkotakan keluarga, hilangnya keseimbangan psikologi merupakan penyakit umum yang terjadi di kota-kota besar. Selain itu ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan ciri menonjol dan memegang peranan penting dalam dunia modem. Dari ilmu pengetahuan tentang

dunia fisik dan penerapannya dalam berbagai bidang, mulai dari kedokteran, industri maupun komunikasi.

Kebudayaan barat modern yang mengilhami dan dijadikan kiblat kehidupan modern oleh bangsa-bangsa lain di muka bumi ini, sebenarnya akan melahirkan petaka atau krisis kemanusiaan yang serius, disebutkan oleh arogansinya untuk membangun kehidupan dan peradaban umat manusia tanpa bingkai agama dan Tuhan. Tuhan bahkan telah lama ‘diusir’ jauh-jauh dari kehidupan manusia modem.

Demikian akan permasalahan dan sumber prahara kehidupan dan modern yang bermutu dari pendewaan rasio manusia dan materi dalam paham humanisme terus-menerus. Sedang melemahnya peran agama merupakan ciri menonjol dari peradaban modem. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memang telah mendorong kemajuan peradan manusia, terutama pada aspek materialnya03.

Dalam kehidupan lapisan bawah, kehidupan kota dan mobilitas sosial yang keras dengan segala macam himpitannya melahirkan individu yang teralienasi, untuk manusia-manusia yang terasing, yang merasa terpinggirkan dan tersisih dari percaturan kehidupan. Perasaan tersaingi ini 63

menjadi semakin ekstrim manakala pada saat yang sama terjadi pertunjukan kemewahan yang diperagakan oleh kelompok lapisan sosial atas yang serba berkecukupan dalam situasi ketimpangan sosial, maka lahirlah patologi sosial, lapisan masyarakat yang sakit secara sosial.

Perasaan tersaingi dan cemburu yang mencekam, melahirkan

desakan dan ledakan psiko-sosial yang eksplosif, yang diantaranya ekspresinya berwujud dalam perilaku menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Di situ bertemu faktor situsional dengan

dorongan-dorongan nafsu manusiawi yang alamiah untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan seks, tuntutan perut, dan lain sebagainya. Apabila orang lain dapat melakukan korupsi atau perampokan hak-hak orang lain - begitu perasaan dan logika sepihak mereka yang terasing

dalam kehidupan masyarakat bawah - maka dirinya pun tentu boleh melakukan hal yang serupa dalam wilayah jangkauannya. Atau dengan pembenaran situasional yang mendesak, mereka seakan berhak melakukan tindakan kekerasan, demi mempertahankan hidup yang serba terdesak dan terhimpit.

Salah satu penyebab utama merosotnya moral dan peranan agama

dalam peradaban modern adalah karena agama dianggap tidak mempunyai kontribusi langsung dalam mengejar kehidupan fisik-material. Bahkan ditandaskan oleh Mehden yang dikutip oleh R ush Karim bahwa banyak ilmuwan sosial Amerika yang menilai agama sebagai faktor negatif dalam

proses modemisasi. Agama bagi mereka adalah sebagai penghambat

dalam meraih modemisasi64.

Dokumen terkait