• Tidak ada hasil yang ditemukan

LARANGAN ZINA PERSPEKTIF AL- QUR’AN

C. Dampak Perbuatan Zina

Al-Qur’an telah memaparkan beberapa kejahatan tertentu, yang

mempunyai dampak negatif terhadap ketertiban masyarakat. Al-Qur’an juga

telah mewajibkan dijatuhkannya sangsi hukuman-hukuman tertentu atas kejahatan-kejahatan tersebut sebagai upaya mencegah dan mengurangi terjadi berbagai kejahatan itu, yaitu berupa pelanggaran terhadap berbagai macam hukum agama seperti, pelanggaran terhadap jiwa, harta, kehormatan,

keturunan, akal, dan undang-undang umum masyarakat.8

Syariat Islam tidak hanya melarang kita untuk berzina tetapi dianjurkan untuk menjauhi zina, artinya tidak boleh mendekati hal-hal yang mengarah kepada perbuatan zina, baik itu dari menahan pandangan, kemaluan dan menjauhi tempat-tempat yang mengandung unsur perzinahan.

Ahzami Samiun Jazuli menulis bahwa perbuatan zina berarti pula tindakan pembunuhan dari berbagai perspektif: Zina pada dasarnya dalah serupa dengan tindakan pembunuhan karena zina berarti mengorbankan hidup tidak pada koridor selayaknya dan umumnya disertai oleh dorongan untuk

melarikan diri dari tanggung jawab.9 Yakni dengan melakkan aborsi,

8 Mahmud Syaltut, Al-Islaa A idatu wa Sya i atu , Penerjemah: Abdurrahman Zain, Islam, Aqidah dan Syariah (Jakarta: Pustaka Amani, 1998), hal. 37.

9Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan Al-Qu a (Jakarta: Gema Insani, 2006), hal. 238.

32

membunuh janin sebelum fase pembentukan jasadnya baik sebelum maupun

sesudah.10

Zina merupakan pembunuhan dalam konteks membunuh masyarakat. Dalam arti, jaringan nasab dan darah mulai tercerabut membaur tanpa bisa dibedakan kehormatan dan pengakuan atas status anak mulai memudar, rumput masyarakat dan jalinanya mulai tercerai berai, hingga akhirnya berujung pada kematian hubungan antara beragam komunitas. Zina juga berarti membunuh suatu lingkungan social dalam perspektif lainnya. Ini dikarenakan menganggap mudah meluapkan syahwatnya dengan cara yang justru melekatkan fenomena kehidupan berumah tangga tidak lagi mempunyai urgensitas. Padahal sebuah keluarga ialah tempat berkembang yang tepat bagi anak kecil yang mulai

tumbuh.11

Selain dari pada beberapa hal di atas. Dampak negatif yang ditimbulkan dari perbuatan zina sebenarnya telah menjadi rahasia umum bagi kita semua, karena itu dalam Islam dilarang untuk mendekati perbuatan zina, apalagi melakukannya. Karena dampak negatif yang ditimbulkan bermacam-macan

antara lain sebagai berikut:12

10

Jazuli, Pandangan Al-Qu a , hal. 238. 11 Jazuli, Pandangan Al-Qu a , hal. 238. 12

1. Zina menyebarkan penyakit kelamin

Zina merupakan penyebab timbulnya penyakit kelamin. Data selama ini menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan yang mengidap penyakit berbahaya ini adalah, mereka yang sering melakukan hubungan sex dengan gonta-ganti pasangan. Hal ini dibenarkan oleh sejumlah pakar kedokteran tingkat Internasional.

Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan tentang HIV/AIDS. Penyebaran AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan

penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin.13

Menurut dr. Batchelor dan dr. Murrel, “penyebaran penyakit siphylis

disebabkan oleh pola sex bebas.” Jhon Beaston mengatakan, “rangkuman

hasil riset menunjukkan bahwa faktor hubungan sex di luar nikah

menempati urutan teratas sebagai penyebab timbulnya penyakit kelamin.14

Penyakit kelamin merupakan salah satu penyakit yang menakutkan walaupun beberapa jenis penyakit kelamin ini bisa diobati dan tidak mengakibatkan kematian bagi penderitanya tapi angka penderita penyakit ini sangat tinggi di Indonesia terutama dialami oleh orang dengan gaya

13

A. A. Gde Muninjaya, AIDS di Indonesia: Masalah dan kebijakan Penaggulangannya (Jakarta: EGC, 1998), hal. 76.

14

34

hidup seks bebas. Sementara itu, penularan penyakit kelamin seperti sifilis, herpes dan warts dapat menular melalui sentuhan kulit.

Penyakit Kelamin seperti sifilis, hepatitis B dan HIV juga dapat menular melalui ibu yang telah dijangkiti virus tersebut kepada bayinya ketika dalam rahim atau sewaktu dilahirkan. Pemakai narkoba dengan pemakain

jarum suntik bersama-sama dapat juga dijangkiti penyakit kelamin.15

Ancamannya akibat penyakit kelamin juga cukup serius bagi penderitanya seperti kemandulan, sumbatan kemaluan, impotensi, keguguran, bayi lahir

cacat, hamil diluar kandungan, kanker mulut rahim (cervical cancer)

bahkan kematian.

2. Anak lahir di luar nikah

Dampak negatif dari sex bebas adalah anak haram yang tidak jelas. Celia

S. Deschim mengatakan, “Saya tidak heran atas lonjakan besar jumlah

penderita penyakit kelamin serta kelahiran anak-anak haram, karena itu semua merupakan konsekuensei logis dari realitas yang terjadi di masyarakat saat ini.

Anak-anak yang lahir di luar nikah banyak memunculkan problem tentang siapa yang mengasuh mereka, siapa yang harus mengawasi, siapa yang harus memberikan cinta sebagai hak asuh mereka, dan siapa yang harus memperhatikan dan membimbing mereka ke jalan yang lurus.

15

Faisal Yatim, Macam-Macam Penyakit Menular dan Pencegahannya: Demam Berdarah, Demam Tipus dan Tipoid, Diare, Disentri, Hipatetis, Toxoplasmosis, Rubella, PMS HIV/AIDS, Antrax, Rabies (Jakarta: Buku Obor, 2004), hal. 47.

Adapun status hukum zina sebenarnya telah jelas disebutkan dalam

Al-Qur’an tentang haramnya perbuatan ini. Oleh karena itu dalam masalah ini

yang lebih difokuskan adalah status hukum anak zina.

Anak zina menurut pandangan Islam, adalah suci dari segala dosa, karena kesalahan itu tidak dapat ditunjukkan kepada anak tersebut, tetapi kepada

kedua orang tuanya (yang tidak sah menurut hukum).16

Oleh karena itu, anak hasil zina pun harus diperlakukan secara manusiawi, diberi pendidikan, pengajaran dan keterampilan yang berguna untuk bekal hidupnya di masa depan. Tanggung jawab mengenai segala keperluan anak itu, baik materil maupun spiritual adalah ibunya yang melahirkannya

dan keluarga ibunya itu.17

Mengenai status anak zina ini ada 2 pendapat, yaitu:

Menurut Imam Malik dan Syafi’i, anak yang lahir setelah enam bulan dari

perkawinan ibu bapaknya, anak itu dapat dinasabkan kepada bapaknya. Akan tetapi jika anak itu dilahirkan sebelum enam bulan dari perkawinan ibu bapaknya, maka dinasabkan kepada ibunya saja, karena diduga ibunya telah melakukan hubungan badan dengan orang lain, sedangkan batas

16Syafi’i Hadzami, Taudhîhul Adhillah: Penjelasan Tentang Dalil-dalil Muamalah (Muamalah, Nikah, Jinayah, Makanan/Minuman dan lain-lain) v. 6 (Jakarta: Kompas Gramedia, 2010), hal. 237.

17

Ali Hasan, Masail fiqih al-haditsah masalah masalah kontemporer hukum Islam

36

waktu hamil, minimal enam bulan. Artinya tidak ada hubungan

kewarisan antara anak zina dengan ayahnya.18

Anak zina adalah anak yang lahir akibat hubungan intim yang dilakukan tanpa adanya hubungan yang sah bukan suami istri. Secara personaliti, anak tersebut tidak mendapatkan dosa dari perbuatan yang dilakukan orang tuanya, dan tidak pula berkewajiban ikut menanggung dosa kedua orang tuanya. Kendati demikian, Islam tetap memandang anak hasil zina itu tidak secara menyeluruh dapat memiliki hak-hak yang sama terhadap orangtuanya, sebagaimana yang didapatkan oleh anak yang lahir dari hubunagn perkawinan yan sah. Sebagai akibat kelahirannya yang melalui jalan yang diharamkan Islam, dari hak yang tidak bisa diperolehnya adalah hak nasab dengan bapak biologisnya, dan ketiadannya nasab diantara mereka berdua.

Hal di atas berakibat terhadap hak-hak yang lain diantaranya tidak memiliki nasab dengan ayah biologisnya, anak hasil zina tidak diwarisi dan mewarisi terhadap ayah biologisnya,dikarenakan ketiadaan nasab, ayah biologisny tidak wajib memberi nafkah kepadanya, ayah biologisnya bukan mahram bagi anak itu, ayah biologisnya tidak bisa menjadi wali anak itu dalam pernikahan jika dia wanita.

Hubungan diluar nikah atau zina adalah munculnya perbuatan dalam arti

yang sebenar – benarnya dari seorang yang baligh, berakal sehat, sadar

18 Gus Arifin, Menikah Untuk Bahagia: Fiqh Nikah dan Kamasutra Islami (Jakarta: Kompas Gramedia, 2010), hal. 277.

bahwa yang dilakukannya itu perbuatan haram, dan tidak dipaksa. Para ulama mazhab sepakat bahwa, bila zina terbukti, maka tidak ada hak waris

mewarisi antara anak yang dilahirkan melalui perzinaan dengan orang –

orang yang lahir dari mani orangtuanya. Sebab, anak itu secara syar’i tidak

memiliki kaitan nasab yang sah dengannya.19

Anak zina di nisbahkan kepada ibu yang mengandungnya, itupun bukan dal hakikatnya. Sementara ulama berpendapat, bahwa manusia akan di panggil dengan menisbahkan namanya kepada ibunya. Hal ini bakan saja sebagai penghormatan kepada Isa putra Maryam as., tetapi juga untuk

menutup malu anak – anak zina. Pendapat ini didasarkan oleh pemahaman

ayat 71 surah Al-Isrâ’ dengan memahami kata imam pada ayat tersebut

dalam arti bentuk jamak dari umm (Ibu).20

3. Kehidupan rumah tangga berantakan

Dampak yang ditimbulkan akibat zina sangat besar, bukan hanya menyangkut kredibilitas seseorang, melainkan juga kehidupan rumah tangga, bahkan masyarakat. Dengan kata lain, akses dari perbuatan zina dan perselingkuhan sangat besar, di antaranya ketidak jelasnya garis keturunan, terputusnya hubungan darah, hancurnya kehidupan rumah

19

Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab (Jakarta: Basrie Press, 1994), hal. 113.

20 Shihab, M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui, hal. 512.

38

tangga, tersebarnya penyakit kelamin, penyebaran virus, dan rusaknya

tatanan sosial.21

Salah seorang dari pasangan suami istri yang sah ketika melakukan

perbuatan zina dengan orang lain, bukan hanya melanggar syari’at yang

telah terkandung dalam Al-Qur’an. Tetapi juga merusak hubungan

hubungan rumah tangga tersebut.

Jika perbuatan zina sudah banyak merebak di masyarakat, maka bagi remajanya menikah adaah pilihan nomor sekian, bahkan enggan. Kalaupun harus menikah maka itupun harus sudah tua. Sejumlah pakar barat

menegaskan fenomena ini. “kehidupan kota cenderung melemahkan

semangat untuk menikah, karena mereka mendapatkan banyak jalan untuk

melampiaskan hawa nafsu mereka.22

Selain dari pada statement di atas, Ini sudah jelas. Jika salah satu dari pasangan suami istri berbuat zina lantas ketahuan, maka akibatnya adalah terganggunya keharmonisan rumah tangga tersebut. Kecuali jika mereka memang pasangan dayyus. Yaitu mereka tidak lagi memiliki rasa cemburu, sehingga akan merasa biasa-biasa saja ketika sedang melihat pasangannya berbuat zina dengan orang lain. Walaupun di depan matanya. Tapi yang normal, tentu tidak demikian. Bahkan seorang suami akan

21

Anang Haris Himawan, Bukan Salah Tuhan Mengajab: Ketika Perzinaan Menjadi Berhala Kehidupan (Solo: Tiga Serangkai, 2007), hal. 19.

nekad menyiram muka isterinya dengan air keras yang panasnya sepanas api cemburu yang membakar hatinya.

Ketika dilihatnya sang isteri berselingkuh (berzina) dengan pria lain. Ingat kan, berita heboh yang sempat menggegerkan mass media ketika itu? Seorang isteri yang cantik mukanya jadi seram karena luka bakar akibat disiram air keras oleh suaminya. Atau ada juga seorang isteri tega memotong kelamin suaminya gara-gara dia memergoki sang suami berzina

dengan wanita lain.23

Dokumen terkait