• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Psikologi Wisata di Kabupaten Karo

POTENSI GUA LIANG DAHAR

4.3 Dampak Psikologi Wisata di Kabupaten Karo

Bila kita tinjau dari sudut pandang psikologi wisata ke potensi yang ada pada Gua Liang Dahar maka dapatlah kita temukan bahwa dampak pembangunan pariwisata negatif pada banyak negara yang sedang membangun. Sebuah contoh ditemukan di Po-lynesia Prancis, sebuah negara kecil di Pasifik selatan yang terdiri dari Tahiti serta gugus kepulauan Taumotu. Polynesia Prancis ini adalah teritorial Prancis yang mempunyai pemerintah sendiri. Hasil perkebunan kelapa pernah merupakan komoditi perdagangan yang menguntungkan, tetapi permintaan akan kelapa turun drastis pada 1960-an.

Untuk mendukung serta membantu perekonomian daerah tingkat II Kabupaten Karo maka perlu kiranya para pemimpin yang berkecimpung dalam dinas kepariwisa-taan Kabupaten Karo mendirikan badan resmi untuk mendukung dan mempromosikan pembangunan hotel dan menyedia-kan insentif keuangan bagi bisnis–bisnis yang berhu-bungan dengan pariwisata padda umumnya dan padda khususnya di Gua Liang dahar. Dengan menyetujui untuk memperkerjakan paling sedikit lima tenaga kerja lokal, sebuah hotel dapat beroperasi dengan fasilitas bebas pajak selama dua tahun. Setelah itu, hotel tersebut akan membayar pajak dengan tarif rendah bila di bandingkan dengan

bisnis jenis lainnya. Pemerintah juga menawarkan tingkat pinjaman bunga ren-dah untuk hotel–hotel baru yang dibangun.

Untuk melihat ke negeri luar bias kita temukan tentang insentif yang menarik banyak pengembang dari Eropa, Amerika, dan Jepang, dan dengan cepat pulau ini dipenuhi oleh resor hotel dan kondominium. Akomodasi jenis ini memungkinkan Tahiti dan pulau–pulau lainnya seperti Moorea, Bora–Bora, dan Raiatca, menjadi tuan rumah dari tiga juta pengunjung yang datang kesana tiap tahunnya. Uang yang dibelanjakan oleh tiap wisatawan ini mengakibatkan penigkatan tajam taraf hidup penduduk setempat, memungkinkan para penduduk asli kawasan polinesia membeli barang–barang produksi negara barat seperti mesin pendingin, televisi, dan mobil. Pajak yang dibayar oleh tamu hotel menyediakan uang yang cukup membangun sekolah, klinik, dan pabrik pembang-kit tenaga listrik.

Bersamaan dengan menyebarnya modernisasi diseluruh pulau–pulau tersebut, orang–orang Polinesia mengalmi perubahan derastis. Bahkan di kawasan yang paling terpencil sekalipun, hampir setiap desa sekarang ini hampir mempunyai video dan televisi. Kombinasi unik pakaian ala barat dan gaya berpakian penduduk setempat dapat dilihat diseluruh pelosok negara. Di pulau–pulau lainnya penduduk setempat seringkali menggunakan tas dari plastik untuk berbelanja sebagai pakaian atau sebagai topi. Di pelabuhan Papeete, wanita Tahiti dapat dilihat mengenakan pakaian tradisional pareo– dikenakan melilit pada rok dan BH gaya Eropa.

Mengendarai sepeda motor atau mobil dengan kecepatan tinggi menjadi sesuatu yang populer untuk mengisi waktu luang. Akibatnya, sekarang ini wilayah Polinesia

Perancis memiliki angka kecelakaan di jalan raya yang berakibat fatal yang paling tinggi di dunia.

Sebagaimana digambarkan pada contoh–contoh ini, pariwisata akan dapat mem-pengaruhi tidak hanya cara bagaimana orang–orang hidup dan bekerja, tetapi juga bagaimana mereka berpikir, berpakaian, dan bertindak. Sayangnya, akibatnya pemba-ngunan pariwisata tidak selalu positf. Di Polinesia Perancis banyak proyek bapemba-ngunan dilakukan hanya untuk mendapatkan uang dari pemerintah. Sejumlah proyeh tersebut tidak pernah diselesaikan, dan banyak uang yang dicuri atau dibawa lari oleh kontrak-tor–kontraktor yang tidak jujur. Hal yang paling dramatik dan merupakan contoh dan tindakan yang tidak jujur ini ditemukan di Bora–Bora, yang oleh pengarang James Michener pernah dinamakan sebagai “pulau–pulau paling indah di Bumi”. Lereng– lereng indah dan dramatik di pulau ini, yang pernah memukau imajenasi banyak penjelajah, sekarang dipenuhi oleh bangunan hotel yang tidak pernah diselesaikan.

Dampak Budaya Pariwisata yang merupakan salah satu akibat pariwisata yang paling positf adalah kesadaran lintas budaya–meningkatkan saling pengertian antara bangsa–bangsa dari negara dan latar belakang budaya yang berbeda. Kesempatan untuk bertukar pengetahuan, cita–cita, dan tradisi lebih terbuka lebar yang sifatnya lrbih dewa-sa bila dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Di dewa-samping hanya sekedar memuaskan rasa ingin tahusaja bagi, pariwisata juga akan dapat mempromosikan keinginan baik secara internasional dan pertukaran nilai–nilai budaya.

Untuk keperluan statistik, persatuan Bangsa–bangsa membagi negara-negara di dunia ini menjadi dua kategori, yaitu: negara maju dan negara yang sedang membangun. Negara maju yang sudah dan yang sudah termasuk semua negara di Amerika Utara dan

Eropa, begitu juga jepang, Australia, Selandia Baru, dan bekas Uni Soviet, maka Negara yang sedang membangun adalah negara yang relatif miskin secara ekonomi dan kurang menguasai teknologi maju. Negara–negara kategori ini berlokasi di Afrika, timur jauh, Karibia, daratan Asia, dan kawasan pasifik kecuali Australia dan Selandia Baru.

BAB V

KESIMPULAN

Setelah penulis selesai menulis dari bab awal hingga bab akhir yang merupakan kesimpulan atas tulisan ini maka dapat lah dibuat kesimpulan sebagai berikut :

Gua Liang Dahar yang terletak di desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo adalah sangat unik dan menarik. Gua ini benar mempunyai potensi yang sangat besar untuk menawan hati para calon wisatawan domestik maupun manca Negara.

Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Karo perlu memberikan suatu perhatian terhadap objek wisata ini, yaitu dengan suatu program perencanaan pemugaran untuk gua tersebut adalah meliputi pembuatan jalan dari semen yang merupakan tangga dari atas mulut gua di sepanjang leher gua hingga sampai di dasar lantai gua.

Pemerintah juga perlu membangun jalan yang bersamaan dari desa Lau Buluh hingga mulut gua agar para calon wisatawan dapat pergi ke sana dengan memakai kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Selanjutnya tempat masyarakat berjalan untuk keper-luan para pengunjung dan tempat parkir.

Pemerintah perlu juga mengundang para jutawan yang mulia dan dermawan untuk membangun hotel sebagai tempat para wisatawan bermalam.

Dari atas atap gua dan sekitarnya akan dapat dinikmati suatu pemandangan alam yang hijau dan sangat indah, karena atap gua itu merupakan tempat yang paling tinggi bila dibandingkan dengan areal pertanian rakyat di sekitar, sehingga pemandangan akan ter-bentur pada bukit barisan yang menuju kearah Aceh.

Di akhir kesimpulan ini penulis dapat menyatakan bahwa gua ini dapat menimba pemasukan pendapatan daerah dan devisa yang tinggi.

Setelah penulis kertas karya ini selesai menguraikan mengenai seluk beluk Gua Liang Dahar yang berada di desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo, maka tibalah saatnya untuk memberikan saran kepada para pembaca kertas karya ini. Satu, penulis baru sadar bahwa di Indonesia yang kaya akan objek wisata ini terdapat banyak sekali daerah yang tak kalah menariknya bila dibandingkan dengan hal lain di tempat lain belum pernah dipikirkan oleh pemerintah setempat. Jadi berkenaan dengan kejadian yang ditemukan oleh penulis kertas karya ini maka dia memberikan saran kepada mahasiswa junior yang akan menyelesaikan studinya di Departemen Pariwisata Fakultas Sastra USU berkeinginan untuk menulis hal yang belum pernah ditulis oleh orang lain. Dua, penulis dalam kesempatan ini menghimbau kepada pemerintah daerah Tingkat II Kabupaten Karo, khususnya di bidang kepariwisataan agar dapat dengan segera membuat suatu rancangan tentang pemugaran serta mengenalkan Guan Liang Dahar kepada khalayak ramai/ luas agar arus wisatawan domestic serta dari manca-negara banyak yang merencanakan kunjungannya ke sana pada hari libur yang akan dating. Jika pemerintah berpendapat bahwa dana yang diperlukan untuk pemugaran atau peremajaan gua tersebut, tentu saja dia dapat melaksanakannya secara bertahap, yaitu membangun dari factor penunjang yang sangat krusial, antara lain: sarana jalan dari desa Lau Buluh ke mulut gua tersebut, anak tangga menyelusuri gua, ditambah dengan bebe-rapa depot kecil dan sederhana. Tiga, masyarakat desa Lau Buluh juga diharapkan dapat memberikan layanan yang layak kepada setiap pengunjung gua tersebut, karena dengan banyaknya pengunjung yang akan pergi ke sana, baik itu dari dalam negeri ataupun luar negeri akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa pada khususnya, dan pe-merintah pada umumnya.

Dokumen terkait