• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Sosial Ekonomi Buruh di PT Pelindo Persero 1. Dampak Sosial Buruh

B. Hasil Penelitian Buruh di PT Pelindo Persero di Kota Makassar 1. Pola Interaksi Buruh PT Pelindo Persero

2. Dampak Sosial Ekonomi Buruh di PT Pelindo Persero 1. Dampak Sosial Buruh

Pandemi corona virus disease (Covid-19) yang melanda banyak negara termasuk Indonesia berdampak luas berbagai sektor industri. Akibatnya perusahaan tidak dapat menjalankan operasionalnya seperti biasa, bahkan ada juga yang mengalami penutupan perusahaan. Kondisi tersebut berdampak terhadap pelaku hubungan industrial seperti kalangan buruh dan pengusaha.

Wakil Ketua Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia (KPBI) Jumisih mengatakan buruh mengalami beban dan tekanan yang luar biasa berat dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Jumisih mencatat sedikitnya 4 persoalan yang dihadapi buruh di tengah pandemi Covid-19. Antara lain;

1. sebagian besar buruh yang bekerja di PT Pelindo persero merupakan Kendati pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tapi faktanya masih ada perusahaan yang beroperasi. Hal ini menyebabkan buruh di perusahaan tertentu harus tetap bekerja dalam situasi yang terancam penularan Covid-19. Misalnya, buruh dengan jumlah ratusan sampai ribuan bekerja di satu tempat yang sama secara berdesakan dan tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang memadai.

2. setelah bekerja, Jumisih memaparkan buruh mendampingi anak-anak mereka yang belajar secara daring di rumah. Dalam situasi ini, buruh yang bekerja meninggalkan anaknya di rumah tanpa pemantauan, sehingga

membuat buruh menjadi tidak nyaman dan khawatir ketika bekerja. Hal ini berpotensi melanggar hak anak atas perlindungan dan keamanan.

3. sebagian buruh sudah dirumahkan tanpa mendapat upah penuh, bahkan ada yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak tanpa pesangon. Ironisnya, kinerja petugas pengawas ketenagakerjaan sangat lambat dan seolah tidak peduli dengan kondisi tersebut. Persoalan ini mempengaruhi kemampuan ekonomi buruh dan keluarganya karena tak jarang buruh bertindak sebagai pencari nafkah utama. Bantuan pemerintah yang katanya ditujukan untuk pekerja yang dirumahkan dan mengalami PHK, menurut Jumisih sampai saat ini belum diterima buruh. Bahkan ada pandangan yang menyebut bantuan ini bukan untuk buruh yang merupakan pendatang.

4. Akibat kondisi itu membuat pendapatan buruh merosot. Jumisih mencatat tidak sedikit buruh yang berpotensi terusir dari rumahnya karena tidak sanggup membayar uang sewa. “Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak pulang kampung, tapi keberadaan buruh yang ada di Makassar tidak mendapat perlindungan yang baik,” kata dia ketika dikonfirmasi, Jumat (24/4/2020).

Buruh merupakan suatu fenomena yang terjadi di kalangan PT Persero di pelabuhan soekarno hatta kota Makassar, pola interaksi menjalin tali persaudaraan yang erat kaitannya dengan beberapa buruh yang ada di kawasan pelabuhan, baik merupakan secara individu maupun dengan secara kelompok dalam menjalin intraksi yang hubungan yang sangat erat.

Secara historis dalam menjalani interksi dengan pengguna jasa secara individual maupun secara kelompok yang kuat dalam menawarkan tarif yang akan disepekati oleh beberapa buruh dan Pengguna jasa yang datang dari berbagai kalangan baik yang datangnya dari berbagai daerah terutama orang-orang bugis sendiri, sehingga dapat berintraksi dengan menggunakan bahasa isyarat yang sering di lakukan oleh orang Bugis/Makassar khususnya Seperti yang dikatakan oleh:

“Menurut (Daeng Soja 38 Tahun), Sebelum datangnya kapal dari daerah lain kami parah buruh saling melakukan interaksi dari berbagai kalangan buruh, setiba kapal datang di Pelabuhan soekarno hatta kami para buruh yang di tugaskan atau diberih Shif bersiap2 di Pesisir pelabuhan untuk melayani pengguna jasa, untuk terjalin tawar menawar untuk dapat mengangkat barangnya”

“Seperti yang dikatakan lagi oleh (Daeng Soja), Bahwa di pelabuhan Soekarno Hatta, kami para buruh saling berebutan dengan pengguna jasa yang datangnya dari berbagai kalangan daerah, baik dari Bima itu sendiri.”

Dari hasil Kutipan diatas, Saya dapat menarik kesimpulan bahwa buruh yang ada dalam bentuk Shif ada yang di Pagi hari dan ada yang di siang hari dengan jangka waktu yang di tentukan oleh mandor, Mandor disini bertujuan untuk mengawasi parah buruh yang ditugaskkan untuk melayani pengguna jasa yang berdatangan, Seperti yang dikatakan oleh mandor sendiri.

Rahmat Taufiq (Selaku Mandor di kawasan PT Persero Pelabuhan Soekarno hatta Mengatakan”

“Buruh yang ada di pelabuhan wajib mengkuti perintah apa yang saya perintahkan jadi buruh disini patut, taat dan

jujur dalam menjalankan tugasnya sebagai buruh jika ada yang melanggar aturan yang saya berlakukan di Pelabuhan Soekarno hatta tidak segan mengambil keputusan untuk di PHK”

Jadi buruh yang ditugaskan tidak semenah-menah mengambil keputusan karna sebenarnya ada pengawasan buruh adalah Mandor yang ditugasan oleh pihak PT Pesero Soekarno hatta.

Buruh adalah salah satu sprit pengguna jasa yang ada di kawasan pelabuhan dan jika di ibaratkan dalam teori (Max Weber) mengatakan bahwa dalam struktural antara mandor adalah pemilik modal sedangkan buruh adalah ajudan dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan Adapun yang di katakana oleh;

“(Bahar, 45 Tahun) Kami disini dek para buruh di awasi ketat oleh mandor yang di tugaskan untuk melayani pengguna jasa yang datang karna pengguna jasa disini kami mengibaratkan dia adalah Bos/raja jadi kami para buruh harus taat dan jujur menjalani tugas.”

Seperti yang dikatakan oleh bahar tidak jauh beda yang dikatakan oleh

“(Abdul, 35 tahun). Yang mengatakan bahwa kami selaku buruh yang aktif dalam menjalankan tugas yang penuh dengan tekanan mandor, mandor yang sebagai tiang landasan kami untuk mendapatkan pekerjaan yang se-utuhnya sebagai buruh, jadi kami di awasi ketat”

Dengan hasil wawancara hasil peneliti dan informan yang diatas bahwa buruh yang bekerja di Pelabuhan soekarno hatta memiliki tekanan khusus dari pihak yang diberikan tugas untuk mengawasi buruh yang bertugas di kawasan pelabuhan, jadi buruh tersebut tidak semenah-menah mengambil keputusan dalam mentukan harga yang telah di tawarkan oleh

pengguna jasa, buruh ditekan dengan aturan yang berlaku di PT Persero Soekarno Hatta.

Dokumen terkait