• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA INTERAKSI SOSIAL EKONOMI BURUH (STUDY KASUS PELABUHAN SOEKARNO-HATTA KOTA MAKASSAR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POLA INTERAKSI SOSIAL EKONOMI BURUH (STUDY KASUS PELABUHAN SOEKARNO-HATTA KOTA MAKASSAR)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

IWIN APRIANSYAH 10538284213

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)

vi Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Iwin Apriansyah

NIM : 10538284213

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pola Interaksi Sosial Ekonomi Burub (Study Kasus Pelabuhan Soekarno-Hatta Kota Makassar) Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2020 Yang Membuat Pernyataan

Iwin Apriansyah

(5)

vi Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Iwin Apriansyah

NIM : 10538284213

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Judul Skripsi : Pola Interaksi Sosial Ekonomi Buruh (Study Kasus Pelabuhan Soekarno-Hatta Kota Makassar)

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas..

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3 saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar , Juli 2020 Yang membuat perjanjian

Iwin Apriansyah Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Drs. H. Nurdin, M.Pd.

NBM: 575 474

(6)

viii

“Mereka yang berdiri setelah dihantam badai,

tidak akan terusik oleh gerimis”

Karya ini kupersembahkan kepada:

Allah SWT, kedua orang tuaku tercinta, kedua saudaraku, calon istriku novi yulianti, dan sahabat- sahabatku.

Terima kasih karena tanpa henti mendukung dan menyemangati penulis untuk mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(7)

ix

Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Eliza Meiyani dan pembimbing II Jamaluddin Arifin

Masalah utama dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana Pola interaksi antara buruh dengan pengguna jasa di PT Pelindo Pelabuhan Soekarno Hatta, dan (2) bagaimana Dampak sosial ekonomi buruh di PT Pelindo pelabuhan Soekarno- Hatta?

Tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana pola interaksi buruh dengan pengguna jasa PT Pelindo pelabuhan Soekarno-Hatta. (2) Untuk mengetahui bagaimana dampak sosial ekonomi buruh PT Pelindo pelabuhan Soekarno-Hatta. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yang bertujuan memahami realitas sosial tentang pola interaksi sosial ekonomi buruh;

informan ditentukan secara snowball sampling, berdasarkan karateristik informan yang telah ditetapkan yaitu buruh pelabuhan Soekarno-Hatta. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam.

Teknik analisis data melalui berbagai tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, sedangkan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, waktu dan teknik

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) pola interaksi buruh PT Pelindo Persero menggunakan pola interaksi langsung dan tak langsung. Interaksi langsung dilakukan dengan cara buruh dan penumpang kapal bertatap muka untuk tawar-menawar upah buruh. Sedangkan pola interaksi tak langsung dilakukan dengan cara calon penumpang akan berkomunikasi dengan buruh melalui Handphone (HP). Selain antara penumpang dengan buruh, komunikasi tak langsung juga terjadi antara buruh dengan buruh, seperti ketika teman-teman 1 (satu) pekerjaan tidak mampu membawa barang-barang atau ada barang temannya penumpang tersebut. (2) dampak sosial ekonomi buruh di PT Pelindo Persero; a) dampak sosial buruh meliputi buruh di perusahaan tertentu harus tetap bekerja dalam situasi yang terancam penularan Covid-19; buruh yang bekerja meninggalkan anaknya di rumah tanpa pemantauan, sehingga membuat buruh menjadi tidak nyaman dan khawatir ketika bekerja; b) dampak ekonomi buruh meliputi buruh menetapkan tarif yang lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh mandor akibat dari berkurangnya pendapatan yang terjadi karena sedikitnya kapal penumpang yang beroperasi.

Kata kunci: Pola Interaksi, Dampak Sosial Ekonomi

(8)

x AssalamuAlaikumWr. Wb.

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke-hadirat Allah swt, yang senantiasa memberikan rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis akhirnya menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada program studi Jurusan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan selesainya tulisan ini berkat bantuan dari beberapa pihak yang dengan senang hati telah memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda M. Sasid H. Yunus dan ibundaku Nurlaela, serta saudara-saudaraku yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan dalam membantu saya baik moril maupun material, mulai ananda lahir hingga keperguruan tinggi di Jurusan Pendidikan Sosiologi (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar, yang selalu menemaniku baik suka maupun duka.

Kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof. Dr. Eliza Meiyani, M.Si. sebagai pembimbing I dan Dr. Jamaluddin Arifin, M.Pd. dosen pembimbing II. Jurusan Pendidikan Sosiologi yang senantiasa memberikan motivasi demi kelancaran penyusunan proposal hingga penulisan skripsi.

(9)

xi

Pendidikan Sosiologi, Para dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi, Kaharuddui, S.Pd.,M.Pd., PH.D sekretaris jurusan pendidikan sosiologi. Seluruh dosen serta staf Akademik FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar pada umumnya yang telah banyak mentransfer ilmunya sebagai bekal yang sangat berguna bagi penulis di hari esok. Saudara/Saudari, serta seluruh keluarga yang turut memberikan dukungan dan motivasi selama kuliah. Semua teman-teman yang banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini. Khususnya sosiologi kelas F angkatan 2013 dan calon istriku yang setia menungguku, Serta seluruh pihak yang telah membantu.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan bagi penulis sendiri dan berguna bagi pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita menuju jalan-Nya dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.

Wassalam

Makassar, Juli 2020

Iwin Apriansyah

(10)

xii

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI iv

SURAT PERNYATAAN vi

SURAT PERJANJIAN vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN viii

ABSTRAK ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xii

DAFTAR BAGAN xiv

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP 8

A. Kajian Pustaka 8

1. Penelitian Relevan 8

2. Pengertian Komunikasi 9

3. Proses Komunikasi 10

4. Pola Komunikasi 12

5. Pengertian Interaksi Sosial 15

6. Dampak Sosial Ekonomi Buruh 20

7. Buruh 23

B. Landasan Teori 27

C. Kerangka Konsep 31

BAB III. METODE PENELITIAN 33

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan 33

B. Waktu dan Lokasi Penelitian 34

C. Informan Penelitian 34

D. Fokus Penelitian 35

E. Instrument Penelitian 35

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian 36

G. Teknik Pengumpulan Data 36

H. Teknik Analisis Data 37

I. Teknik Keabsahan Data 38

(11)

xiii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 65

A. Kseimpulan 65

B. Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 69

(12)

xiv

(13)

1 A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara dengan luas wilayah yang didominasi oleh perairan. Cakupan bentang alam mempengaruhi masyarakat dalam memilih jenis pekerjaan tertentu sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.

Ada beragam aktivitas yang geluti masyarakat yang menggantungkan hidup dari wilayah laut. laut menjadi jalur yang menghubungkan antara satu daerah dengan daerah yang lain di Indonesia. Transportasi laut menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat dalam menjangkau daerah yang ada di Indonesia.

Di dalam negara berkembang seperti Indonesia, tingkat kelahiran atau pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan penyebaran penduduk yang kurang merata merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi masalah ketenagakerjaan di Indonesia yaitu kuantitas tenaga kerja yang tidak sebanding dengan lapangan atau kesempatan kerja yang ada. Atas dasar kenyataan itu maka diperlukan suatu kerja sama yang baik antara semua pihak untuk mengatasi masalah tersebut serta untuk lebih meningkatkan peranan sumber daya manusia yang besar di Indonesia dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kualitas dari masing- masing individu tersebut.

Dalam hal ini, pemerintah memberikan keleluasaan kepada para pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan industri agar dapat memberikan kesempatan kerja yang luas kepada masyarakat, sehingga diharapkan akan mengurangi pengangguran. Dan salah satu bidang yang dapat dijadikan

(14)

lahan pekerjaan salah satunya adalah bongkar muat. Salah satu sektor yang melibatkan banyak pekerjaan bongkar muat ada di pelabuhan.

Keberadaan transportasi laut, seperti transportasi kapal memberikan sumbangsih dalam peningkatan perekonomian masyarakat. Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan barang kargo maupun penumpang kedalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat- alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara.

Menurut Peraturan Pemerintah R.I Nomor : 69 Tahun 2001 Tanggal 17 Oktober 2001 tentang Kepelabuhan, dapat dikemukakan bahwa pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Di Sulawesi Selatan khususnya Kota Daeng (Makassar), pelabuhan dapat dikatakan merupakan basis utama kemajuan masyarakat kota. Untuk menunjang lancarnya aktivitas dan urgensi pelayanan bagi masyarakat yang memerlukan jasa pelayanan kapal, maka pelabuhan dilengkapi buruh pelabuhan. Buruh di pelabuhan yang kesehariannya bekerja dalam melayani bongkar muat barang

(15)

terutama dari angkutan kapal sangat penting. Kehadiran mereka sangat menunjang proses bongkar muat barang penumpang kapal.

Buruh pelabuhan kapal sebagai pengangkat barang bekerja kadangkala dengan waktu dan jam kerja yang tidak menentu, sehingga berpengaruh juga pada pendapatan yang mereka peroleh. Mereka yang berprofesi sebagai pengangkat barang harus bisa menjalin suatu hubungan yang baik dengan konsumen yang notabene merupakan penumpang dari setiap kapal yang bersandar di pelabuhan.

Dapat dikatakan bahwa keseluruhan keputusan-keputusan kondisional dan rasional yang menetapkan tindakan-tindakan yang harus dijalankan guna menghadapi setiap keadaan yang mungkin terjadi di masa depan.

Pada saat ini, dikehendaki suatu kondisi operasional pelabuhan dan kapal yang optimal, sehingga daya muat, kualitas transportasi dan efesien penggunaaan alat baik di kapal maupun di pelabuhan mencapai kinerja yang baik. Hal ini dapat di capai, dengan cara memperbesar kapasitas dan mempercepat proses penanganan muatan bongkar dan muat di dermaga konsekuensi tindakan Sehingga pelabuhan yang menjadi simpul penting dalam arus perdagangan dan distribusi barang di Indonesia maupun di dunia. Data menunjukkan delapan puluh lima persen (85%) perdagangan dunia melalui jalur laut, sementara itu perdagangan di Indonesia 90% melalui jalur laut (Arianto Patunru et.al, 2007).

Dengan kondisi tersebut pengguna jasa pelabuhan menginginkan pelayanan yang baik dari otoritas pelabuhan sebagai pengendali regulasi dan PT pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai pengendali pelayanan jasa pemanduan kapal yang akan berlabuh, sandar dan berangkat dari dan kepelabuhan. Dalam

(16)

perdagangan bebas, setiap pelabuhan dan instansi yang terkait di dalamnya baik pemerintah maupun swasta dituntut untuk meningkatkan kinerjanya. Apabila dengan adanya rencana perdagangan bebas di Indonesia dapat menyebabkan semakin ramainya kegiatan-kegiatan di pelabuhan. Untuk itu perlunya kesiapan dari setiap pelabuhan dan instansi yang terkait di dalamnya, maka harus mempersiapkan diri dalam menghadapi rencana perdagangan bebas ini, yaitu sistem perdagangan dengan perekonomian terbuka dan tanpa adanya bea masuk.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, buruh yang terdapat di pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar senantiasa menggunakan pendekatan melalui komunikasi yang beragam untuk menarik konsumen. Dalam proses penawaran jasa yang dilakukan oleh buruh tersebut berjalan dengan proses tawar menawar untuk mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak. Selain itu, dalam proses tersebut antara buruh yang satu dengan yang lain secara cekatan mendatangi setiap penumpang yang ada untuk menawarkan jasa pengangkutan barang.

Secara umum, aspek komunikasi dan interaksi antara buruh dan penumpang menjadi faktor utama dalam mendukung tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak. Secara umum komunikasi adalah suatu aktivitas yang melekat pada kehidupan manusia sebagai individu maupun hubungannya dengan manusia lainnya. Dikatakan aktivitas yang melekat dalam kehidupan manusia karena komunikasi menjadi alat yang digunakan berinteraksi satu sama lain dalam suatu kehidupan masyarakat maupun di dalam perusahaan atau organisasi seperti di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Komunikasi menjadi sangat penting

(17)

dalam kehidupan manusia bukan saja komunikasi dijadikan sebagai penyalur pesan, ide, gagasan atau buah pikirannya saja, tetapi komunikasi digunakan sebagai alat untuk mengajak atau mempengaruhi orang lain dalam hal ini penumpang kapal yang bersandar di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar.

Secara umum, buruh pengangkut barang di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar berinteraksi dengan penumpang dalam waktu yang singkat, karena ada durasi waktu yang ditentukan untuk mendapatkan penumpang. Selain itu, penumpang di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar menjadi faktor pendorong pemenuhan kebutuhan ekonomi buruh. Sehingga memberikan dampak secara langsung terhadap kebutuhan ekonomi buruh dalam kehidupan sehari-hari. Relasi yang terbangung antara buruh dan penumpang berjalan dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Berdaraskan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pola Interaksi Sosial Ekonomi Buruh (Study Kasus Pelabuhan Soekarno-Hatta Kota Makassar)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Pola interaksi antara buruh dengan pengguna jasa di PT Pelindo Pelabuhan Soekarno Hatta.

2. Bagaimana Dampak sosial ekonomi buruh di PT Pelindo pelabuhan Soekarno- Hatta?

(18)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Pola interaksi antara buruh dengan pengguna jasa PT Pelindo pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar.

2. Untuk mengetahui Bagaimana Dampak sosial ekonomi karyawan buruh PT Pelindo pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini akan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi pengembangan ilmu sosial pada umumnya dan ilmu sosiologi pada khususnya dan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang tertarik membahas tentang pola interaksi sosial ekonomi buruh.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Diharapkan bisa menjadi bahan acuan dan sekaligus mampu memberikan stimulus/ransangan untuk peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik yang terkait sehingga studi sosiologi selalu mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

(19)

b. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumbangsi pengetahuan bagi masyarakat tentang eksistensi buruh dalam berkomunikasi.

(20)

8 A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Relevan

Masnawati (2015) “Analisis stratifikasi social ekonomi buruh pelabuhan penyeberangan kecematan pagimana kabupaten luwuk.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mempengaruhi terjadinya suatu perkembangan atau penurunan taraf hidup atau strata social yaitu, (a) rendahnya pendidikan, (b) adanya pengaplikasian interaksi sosial yang saling membutuhkan dan menguntungkan antara buruh, (c) memiliki etos kerja/work ethics yang dibangun sejak dini yang ada dalam diri individu, (d) pendapatan yang belum memadai dimana pada umumnya hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Maharani Zefrina Rahmatullah (2017) “pengaruh hubungan kerja terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga buruh.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kerja memiliki pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan umah tangga buruh.

Lovvi Malino (2018) “relasi sosial buruh dan majikan.” Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis mengenai relasi buruh dan majikan pada usaha industri rumah tangga pembuatan kemplang di kampong Sekip Rahayu Kelurahan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

Metode yang digunakan penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dengan tehnik wawancara, dan dokumentasi.

(21)

2. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, commumunico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Zamroni (2009:4) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Oleh karena itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lain (Mulyana dan Solatun, 2008:4).

Menurut Steven dalam Effendi dan Onong (1986:34) Mengatakan bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme member reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Pakahitu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitanya, Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D.

Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.

Menurut Bungin (2007:57) Dalam sosiologi komunikasi dijelaskan bahwa komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan gerak -gerik atau sikap, perilaku, dan

(22)

perasaan -perasaan sehingga seseorang membuat reaksi -reaksi terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami.

Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat natural yang biasakita alami dan tidak kita sadari sehingga menimbulkan kesamaan yang bersifat kolektif yang mempengaruhi pemikiran kita mengenai komunikasi. Dalam mulyana (2007:46) Komunikasi menyatakan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Komunikasi sebagai penciptaan makna, proses transaksional simbolik yang melibatkan orang - orang memberikan makna. Ketertarikan umum terhadap komunikasi telah berkembang dengan begitu pesatdi dunia yang bergerak cepat ini.

3. Proses Komunikasi

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bias terdiri dari satu orang, tetapi bias jugadalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisdisebut source, sender atau encoder.

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat satau propaganda. Dalam

(23)

bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.

Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bias bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antar pribadi pancaindra dianggap sebagai media komunikasi.Selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bias terdiri dari satu orang atau lebih, bias dalam bentuk kelompok, partai atau Negara.Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa inggria disebut audience atau receiver.Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dailah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biasa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau

(24)

penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan sesorang sebagai akibat penerimaan pesan.

Tanggapan balik yang beranggapan bahwa upanbalik sebenarnya adalah suatu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum yang smpai penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalamu gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal-hal seperti ini menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

Lingkungan atau situasi ialah factor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimesi waktu.

4. Pola Komunikasi

Menurut Widjaja (1993:33) Pola adalah sebuah sistem maupun cara kerja sesuatu yang memiliki bentuk dan struktur tetap. Pada tingkat masyarakat, komunikasi biasanya berpola dalam bentuk-bentuk fungsi, kategori ujaran dan sikap konsepsi tentang bahasa dan penutur.

Komunikasi berpola menurut peran tertentu dan kelompok tertentu dalam suatu masyarakat, tingkat pendidikan, wilayah geografis, dan ciri-ciri organisasi sosial lainnya. Pada tingkat individual, komunikasi berpola pada tingkat ekspresi dan interpretasi kepribadian.

(25)

Menurut Rakhmat (1994:25) Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi akan timbul pola, model, bentuk, dan juga bagian-bagian kecil yang berkaitan eratdengan proses komunikasi.

Menurut Canggara pola komunikasi terdiri dari beberapa macam yaitu :

a) Pola Komunikasi Primer

Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang verbal dan nirverbal. Lambang verbal yaitu bahasa, yang paling sering digunakan karena bahasa mampu mengungkapkan pikiran komunikator. Sedangkan lambang nirverbal yaitu lambang yang di gunakan dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, namun merupakan isyarat dengan menggunakan anggota tubuh antara lain; kepala, mata, bibir, tangan dan sebagainya.

(26)

b). Pola Komunikasi Sekunder

Pola Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media pertama.

Komunikator yang menggunakan media kedua ini karena yang menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak jumlahnya.

Dalam proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi informasi yang semakin canggih.

c). Pola Komunikasi Linear

Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu titik ketitik yang lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi, dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia.

Dalam proses komunikasi ini, pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.

d). Pola Komunikasi Sirkular

Sirkular secara harfiah berati bulat, bundar, atau keliling. Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam polakomunikasi seperti ini, proses

(27)

komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara komunikator dan komunikan.

5. Pengertian interaksi sosial a) Pengertian Interaksi Sosial

Menurut Sahrul (2001:67) interaksi sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam masyarakat. Interaksi sosial berarti hubungan dinamis antar individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Bentuknya seperti kerja sama, persaingan, pertikaian, tolong-menolong dan gotong-royong.

Soerjono Soekanto mengatakan interaksi sosial adalah kunci dari seluruh kehidupan sosial, maka tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi kehidupan bersama. Menurut Soekanto(1990:54) Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakat.

Misalnya di Indonesia sendiri membahas mengenai interaksi-interaksi sosial yang berlangsung berbagai suku bangsa, golongan agama.

Dengan mengetahui dan memahami perihal tersebut dapat menimbulkan atau mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tertentu.

(28)

b) Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Menurut Soekanto (2003:60) Berbicara mengenai syarat-syarat terjadinya interaksi sosial, maka suatu interaksi sosial tidak akan dapat terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu (1) Kontak Sosial (Social Contact) merupakan hubungan sosial yang terjadi baik secara fisik maupun non fisik. (2). Komunikasi adalah memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak tubuh maupun sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Individu yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh individu lain tersebut. Jadi komunikasi merupakan suatu proses dimana satu sama lainnya saling mengerti maksud atau perasaan masing-masing, tanpa mengerti maksud atau perasaan satu sama lainnya tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi.

c) Bentuk-bentuk Interaksi sosial

Menurut Saptono (2006:72-77) Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).

Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian, dimana penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi (acomodation). Ada pula bentuk interaksi yang menyangkut dua kebudayaan bercampur menjadi satu, dalam hal ini dinamakan asimilasi (assimiliation).

(29)

1) Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah usaha bersama antar-manusia untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain, kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sosial individu atau kelompok berusaha saling menolong untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan proses sosial yang paling banyak terjadi di masyarakat.

Masyarakat yang sangat kompetitif pun tidak akan dapat berjalan, jika tidak ada kerja sama di dalamnya. Kerja sama dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa disadari oleh pihak-pihak yang bekerja sama. contoh, pengendara motor di jalan raya sering tidak menyadari bahwa dirinya tengah bekerja sama dengan pengendara sepeda motor lainnya dengan cara saling menjaga jarak yang aman serta saling tetap di jalur masing-masing. Di lain pihak, ada juga kerja sama yang dilakukan secara sengaja dan diketahui oleh para pihak yang bekerja sama. Misalnya, kerja sama yang dilakukan penduduk desa dalam membangun rumah ibadah. Setiap bentuk interaksi sosial dapat berpengaruh kepada pribadi dan masyarakat yang bersangkutan.

Kerja sama cenderung memunculkan pribadi yang sensitif pada orang lain, memperhatikan orang lain, merasa aman, tenang, dan kalem serta tidak agresif. Masyarakat yang menjunjung tinggi kerja sama dan menghindari kompetisi dan konflik cenderung

(30)

tenang dan teratur, dengan sedikit tekanan emosi atau rasa tidak aman, serta relatif rendah tingkat perubahan sosialnya.

2) Persaingan (Competition)

Persaingan adalah usaha untuk melakukan sesuatu secara lebih baik dibandingkan orang atau kelompok lain dalam mencapai tujuan. Persaingan hanya akan muncul apabila sesuatu dibutuhkan dan diinginkan oleh dua atau lebih pihak, dan sesuatu tersedia dalam jumlah yang terbatas sehingga tak semua kebutuhan dan keinginan dapat dipenuhi. Kedua hal itu merupakan syarat terjadinya persaingan.

3) Pertikaian (Conflict)

Konflik adalah proses di mana orang atau kelompok berusaha memperoleh sesuatu (imbalan tertentu) dengan cara melemahkan atau menghilangkan pesaing atau kompetitor lain, bukan hanya mencoba tampil lebih baik seperti dalam kompetisi.

Konflik dapat bersifat terbuka dan menggunakan kekerasan seperti perkelahian, pengeboman, dan pembakaran, dan dapat juga terjadi secara tersembunyi dengan menggunakan jasa dukun santet, tipu daya, atau pihak ketiga.

4) Akomodasi (Acomodation)

Akomodasi adalah proses penyelesaian suatu masalah yang bersifat sementara waktu antara pihak-pihak yang sedang atau

(31)

mempunyai potensi untuk berkonflik, dalam ini kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya.

5) Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi adalah proses peleburan beberapa kebudayaan menjadi satu, sehingga akar konflik yang bersumber pada perbedaan kebudayaan terhapus. Misalnya, keluarga pendatang yang setelah beberapa generasi menyerap budaya penduduk asli, dan sekaligus memberi sedikit unsur budayanya kepada penduduk asli. Jika tidak ada perbedaan ras atau agama yang mencolok, biasanya para pendatang akan terasimilasi secara budaya dan diterima secara sosial.

d) Jenis-jenis Interaksi Sosial

Sebagaimana yang terlihat pada definisi interaksi sosial diatas, interaksi sosial selalu melibatkan dua orang atau lebih. Oleh karena itu, terdapat tiga jenis interaksi sosial, yaitu:

1). Interaksi antara Individu dengan Individu Pada saat dua individu bertemu, walaupun tidak melakukan kegiatan apa-apa, namun sebenarnya interaksi sosial telah terjadi apabila masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan dalam diri masing-masing. Seperti minyak wangi, bau keringat, bunyi sepatu ketika berjalan, dan hal-hal lain yang bisa mengundang reaksi orang lain. Interaksi jenis ini selain tidak harus konkret seperti telah dijelaskan di atas, juga bisa sangat konkret.

(32)

Wujudnya antara lain berjabat tangan, saling bercakap-cakap, saling menyapa, dan lain-lain.

2). Interaksi antara Kelompok dengan Kelompok Interaksi jenis ini terjadi pada kelompok sebagai satu-kesatuan, bukan sebagai pribadi-pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Maksudnya kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu-kesatuan yang berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. Contohnya pertandingan antartim kesebelasan sepak bola.

3). Interaksi antara Individu dengan Kelompok

Menurut Belajar (2013:05) Interaksi antara individu dengan kelompok menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok. Bentuk interaksi ini berbeda-beda sesuai dengan keadaan. Contohnya seorang guru yang mengawasi murid-muridnya yang sedang mengerjakan ujian. Dalam hal ini seorang guru sebagai individu berhubungan dengan murid- muridnya yang berperan sebagai kelompok.

6. Dampak Sosial Ekonomi Buruh

Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan

(33)

apa yang dipengaruhi. (KBBI Online, 2010) Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.

Dalam setiap keputusan yang diambil seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri baik dampak positif maupun negatif.

Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Menurut Scott dan Mitchell dampak merupakan suatu transaksi sosial dimana seorang atau kelompok orang digerakkan oleh seseorang atau kelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan.

a. Pengertian Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti berkenaan dengan masyarakat (KBBI,2010:1454) Menurut Departemen Sosial, kata sosial adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komunitas, sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat.

Sehingga dengan demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari seorang individu yang terikat pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti terdapat hak dan kewajiban dari masing- masing individu yang saling berfungsi satu dengan lainnya sosial adalah

(34)

cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Namun jika dilihat dari asal katanya, sosial berasal dari kata ”socius” yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan secara bersama-sama.

b. Pengertian Ekonomi

Ekonomi sendiri adalah sebuah cabang ilmu sosial yang berobyek pada individu dan masyarakat, secara etimologis dapat diartikan ekonomi terdiri dari dua suku kata bahasa Yunani yaitu oikos dan nomos yang berarti tata laksana rumah tangga (Rosyidi,2009:5). Untuk melihat defenisi ekonomi secara utuh Rosyidi (2009:7) mendefinisikan nya sebagai “Ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai kemakmuran.

Lebih lanjut kita dapat melihat definisi lain seperti yang diungkap Silk (dalam Rosyidi, 2009:27) :“Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan (Wealth) dan merupakan suatu bagian yang penting dari pada studi tentang manusia. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang telah dibentuk oleh kerjanya sehari-hari, serta sumber- sumber material yang mereka dapatkan”. Dari semua uraian tentang ekonomi diatas dapat dilihat bahwa ekonomi adalah studi tentang individu dan masyarakat yang mengkaji tentang pemenuhan kebutuhan individu dan masyarakat yang terdiri dari berbagai hierarkis kebutuhan dan keinginan masyarakat.

(35)

Dimana dari konsep diatas menghasilkan beberapa unsur untuk mendukung konsep tersebut namun kesemuanya itu apabila ditelaah tetap mengacu kepada satu konsep yaitu kemampuan akses terhadap pemenuhan terhadap pemenuhan tingkatan-tingkatan kebutuhan dan keinginan manusia yang bermuara kepada kemakmuran seseorang, kemampuan akses tersebut diwujudkan melalui pendapatan seseorang dan kekayaannya yang bertujuan untuk pemenuhan berbagai tingkatan kebutuhan dan keinginannya tersebut. Aspek- aspek yang mendukung kearah pemenuhan kebutuhan tersebut tergolong dalam unsur indikator penentuan tingkatan ekonomi seseorang di dalam masyarakat.

c. Faktor Penentu Sosial Ekonomi

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini uraiannya dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan jenis pekerjaan.

8) Buruh

a. Pengertian buruh

Menurut KBBI (1995:158) Buruh menurut kamus bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah. Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau

(36)

imbalan dalam bentuk lain. Menurut Budiono(2009:5) Dengan dipadankannya istilah pekerja dengan buruh merupakan kompromi setelah dalam kurun waktu yang amat panjang dua istilah tersebut bertarung untuk dapat diterima oleh masyarakat, Pada zaman feodal atau zaman penjajahan Belanda dahulu yang dimaksudkan buruh adalah orang-orang pekerja kasar seperti kuli, tukang, dan lain-lain.

Menurut Zaeni(2007:19-20) Orang-orang ini oleh pemerintah Belanda dahulu disebut dengan blue collar(berkerah biru), sedangkan orang-orang yang mengerjakan pekerjaan halus seperti pegawai administrasi yang bisa duduk dimeja di sebut dengan white collar(berkerah putih). Menurut Husni (2001:22) Dalam perkembangan hukum perburuhan di Indonesia, istilah buruh diupayakan untuk diganti dengan istilah pekerja, karena istilah buruh kurang sesuai dengan kepribadian bangsa, buruh lebih cenderung menunjuk pada golongan yang selalu ditekan dan berada di bawah pihak lain yakni majikan Istilah pekerja secara yuridis baru ditemukan dalam Undang-undang No 25Tahun 1997 tentang ketenagakerjaan.

Menurut undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat. Sedangkan pemberi kerja adalah perorangan, pengusaha badan hukum atau badan lainnya yang

(37)

mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Tenaga pekerja atau buruh yang menjadi kepentingan pengusaha merupakan sesuatu yang sedemikian melekatnya pada pribadi pekerja/buruh sehingga pekerja atau buruh itu selalu mengikuti tenaganya ketempat dimana dipekerjakan, dan pengusaha kadang kala seenaknya memutuskan hubungan kerja pekerja/buruh karena tenaganya sudah tidak diperlukan lagi. Menurut Zaeni (2007:17) Oleh karena itu, pemerintah dengan mengeluarkan peraturan perundang-undangan, turut serta melindungi pihak yang lemah (Pekerja/buruh) dari kekuasaan pengusaha, guna menempatkan pada kedudukan yang layak sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

b. Bentuk-bentuk Buruh

Buruh merupakan orang yang bekerja untuk orang lain yang mempunyai suatu usaha kemudian mendapatkan upah atau imbalan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Upah biasanya diberikan secara harian maupun bulanan tergantung dari hasil kesepakatan yang telah disetujui.

Budiono (2009:29) Buruh terdiri dari berbagai macam, yaitu:

1) Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja 2) Buruh Kasar, buruh yang menggunakan tenaga fisiknya karena tidak

mempunyai keahlian dibidang tertentu.

3) Buruh musiman, buruh yang bekerja hanya pada musim-musim tertentu (misalnya buruh tebang tebu)

(38)

4) Buruh pabrik, buruh yang bekerja di pabrik

5) Buruh tambang, buruh yang bekerja di pertambangan

6) Buruh tani, buruh yang menerima upah dengan bekerja dikebun atau di sawah orang lain.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 1angka 15 ditegaskan bahwa hubungan antara pengusaha dengan pekerja atau buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur, upah, dan perintah. Undang- undang No 13 Tahun 2003 pasal 1 ayat 30 bahwa upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu kesepakatan.

Kalangan buruh itu terdiri dari dua jenis:

1) Para pekerja merdeka, yaitu orang-orang yang bekerja dengan bayaran khusus. Mereka itu seperti para pengelola industry kerajinan yang memiliki tempat khusus, juga pemilik bisnis atau profesi yang memiliki kantor sendiri.

2) Para pekerja sekunder (lapisan kedua), yaitu orang-orang yang bekerja untuk memperoleh upah atau gaji tertentu, seperti para buruh di lahan pertanian, perindustrian, sector perdagangan, serta berbagai layanan lainnya, apakah pekerjaan itu untuk pribadi-pribadi tertentu atau untuk Negara.24Kedua jenis pekerja ini merupakan sumber kekuatan kerja dalam Negara. Pembahasan tentang hak-hak buruh dalam system ekonomi modern hanya lebih difokuskan pada pekerja jenis kedua,

(39)

yaitu mereka yang tidak bekerja dengan memperoleh bayaran khusus.

Islam memberikan perhatian pada pekerja jenis kedua ini dengan menetapkan hak-hak yang adil bagi mereka sekaligus menjaminkan mereka kehormatan dan kehidupan yang menyenangkan.

B. Landasan Teori

Teori Interaksi Simbolik merupankan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interaksi simbolik. Interaksi simbolik merupakan salah satu perspektif teori yang baru muncul setelah adanya teori aksi (action theory) yang dipelopori dan dikembangkan oleh Max Weber. Teori interaksi simbolik berinduk pada perspektif fenomenologis. Istilah fenomenologis merupakan satu istilah generik yang merujuk pada semua pandangan ilmu sosial yang menganggap kesadaran manusia dan makna obyektifnya sebagai titik sentral untuk memperoleh pengertian atas tindakan manusia dalam sosial masyarakat.

Tokoh teori interaksi simbolik diantaranya George Herbert Mend, Herbert Blumer, Wiliam James, Charles Horton Cooley. Teori interaksi simbolik menyatakan bahwa interaksi sosial adalah interaksi simbol.

Manusia berinteraksi dengan yang lain dengan cara menyampaikan simbol yang lain memberi makna atas simbol tersebut. Simbol atau tanda yang diberikan oleh manusia dalam melakukan interaksi mempunyai makna- makna tertentu, sehingga dapat menimbulkan komunikasi atau saling mempengaruhi. Pada awal perkembangannya, interaksi simbolik lebih

(40)

menekankan studinya tentang perilaku manusia pada hubungan interpersonal, bukan pada keseluruhan kelompok atau masyarakat.

Proporsi paling mendasar dari interaksi simbolik adalah perilaku dan interaksi manusia itu dapat dibedakan, karena ditampilkan lewat simbol dan maknanya. Mencari makna dibalik yang sensual menjadi penting di dalam interaksi simbolis. Dalam umiarso dan Elbadiansyah (2014:186) pada hakikatnya, esensi interaksionisme simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran symbol (lambang) yang di beri makna.

Menurut Rogers dalam M. Eric Harramain (2009) Teori interaksional simbolik tidak bisa dilepaskan dari pemikiran George Herbert Mead (1863-1931). Mead membuat pemikiran orisinal yaitu “The Theoretical Perspective” yang merupakan cikal bakal “Teori Interaksi Simbolik”. Dikarenakan Mead tinggal di Chicago selama lebih kurang 37 tahun, maka perspektifnya seringkali disebut sebagai Mahzab Chicago.

Dalam terminologi yang dipikirkan Mead menurut Almira Isnanda dkk (2012 :3), setiap isyarat non verbal dan pesan verbal yang dimaknai berdasarkan kesepakatan bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu interaksi merupakan satu bentuk simbol yang mempunyai arti yang sangat penting.

Menurut Umiarso dan Elbadiansyah (2014:3) interaksional simbolik merupakan segala sesuatu yang berkenaan dengan manusia yang

(41)

merupakan suatu proses bukan sesuatu yang stabil. Oleh sebab itu, ia memiliki konstruksi teori yang berlandaskan pada pengamatan atas sesuatu yang di ekspresikan manusia meliputi penampilannya, gerak-geriknya, dan bahasa simbolik yang muncul dalam situasi sosial, sehingga para interaksionis mengambil cara pandang akan masyarakat dari bawah sebagaiman situasi-situasi yang diciptakan oleh individu-individu tersebut melalui interaksi.

Dari kedua pengertian tersebut interaksinal simbolik adalah suatu bentuk penafsiran atau pemaknaan terhadap segala interaksi baik yang sifatnya verbal maupun non verbal yang dilakukan oleh individu terhadap individu lain dengan melakukan pengamatan terhadap situasi sosial di sekitarnya.

Sesuai dengan pemikiran-pemikiran Mead dalam Primada Qurrota Ayun (20015:4) ada tiga definisi yang diuraikan untuk menjelaskan teorinya yaitu :

a. Mind (pikiran)

Kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol yang mempunyai makna sosial yang sama untuk merespon apa yang kita lihat kemudian untuk di fikirkan dalam benak kita. Dengan menggunakan bahasa dan berinteraksi dengan orang lain, kita akan mengembangkan apa yang kita pikirkan dan menghasilkan makna. Dalam hal ini mind (pikiran) mengacu pada segala tindakan yang dilakukan individu selalu

(42)

melibatkan proses mental, artinya bahwa antara aksi dan reaksi manusia terhadap suatu proses atau fenomena social yang ia lihat selalu melibatkan pikiran atau kegiatan mental.

b. Self (diri pribadi)

Kemampuan untuk memahami diri sendiri dari perspektif orang lain. Melalui pandangan orang lain terhadap kita, kita akan mengetahui lebih jauh tentang pribadi kita sendiri dan membayangkan bagaimana kita dilihat orang lain. Melalui diri, seseorang dapat menjadi orang yang telah mencerminkan mereka dalam banyak interaksi yang telah dilakukan dengan orang lain. Self (diri pribadi) terbentuk dari banyaknya interaksi dan sosialisasi yang dialami manusia sehingga mampu membentuk dirinya.

c. Society (Masyarakat)

Sarana hubungan sosial yang diciptakan oleh manusia, dimana Masyarakat terdiri atas sebuah jaringan interaksi sosial dimana anggota- anggotanya menempatkan makna bagi tindakan mereka dan tindakan orang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Kita tidak dapat berkomunikasi tanpa berbagi makna dari simbol-simbol yang kita gunakan. Melalui jaringan sosial yang di ciptakan individu ini menciptakan sebuah pertukaran simbol-simbol dan menghasilkan pemaknaan.

(43)

C. Kerangka Konsep

Pelabuhan soekarno-hatta kota makassar adalah pelabuhan yang terketak di tengah kota makassar adalah pelabuhan yang dikelola oleh pt pelindo iv (persero) dan diperuntukkan bagi kapal-kapal penumpang dan barang.Buruh merupakan orang yang bekerja untuk orang lain yang mempunyai suatu usaha kemudian mendapatkan upah atau imbalan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan gerak -gerik atau sikap, perilaku, dan perasaan-perasaan sehingga seseorang membuat reaksi -reaksi terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami. Interaksi sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini uraiannya dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan jenis pekerjaan. Berikut akan digambarakan dalam bagan berikut:

(44)

Bagang 2.1 Kerangka Pikir

Pelabuhan Soekarno-Hatta Kota Makassar

Buruh

Hasil/Capaian Komunikasi

Pola interaksi Dampak sosial ekonomi

Asosiatif Disosiatif

(45)

33 A. Jenis penelitian dan Pendekatan

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan sosial manusia. Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan memahami suatu masalah interaksi sosial ekonomi buruh yang didasarkan pada penyusunan suatu gambaran yang kompleks dan menyeluruh menurut pandangan yang rinci dari para informan serta dilaksanakan di tengah setting alamiah.

Bogdan dan Taylor (1992) dalam Basrowi dan Suwandi (2008:1) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dilakukan dengan menggunakan data empiris. Alasan digunakannya pendekatan ini adalah karena penelitian ini ingin lebih memahami secara lebih mendalam mengenai Pola interaksi sosial ekonomi buruh pada pelabuhan Soekarno Hatta. Alasan digunakannya jenis penelitian studi kasus adalah karena metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian deskriptif, dimana metode kualitatif ini dalam pelaksanaannya dapat dilakukan melalui studi kasus maupun studi komparasi.

(46)

Berdasarkan hal tersebut, jenis penelitian studi kasus ini dipilih juga karena sifat kecenderungannya yang biasa memperhatikan permasalahan mengenai mengapa suatu interkasi sosial ekonomi buruh, karena dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah bagaiman pola interaksi buruh dan bagaiman sosial ekonomi buruh di pelabuhan Seokarno-Hatta. Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti ada dua, yaitu Pola interkasi dan Sosial ekonomi buruh.

B. Waktu dan lokasi penelitian

Waktu dalam penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yaitu dari maret-april 2020. Lokasi penelitian yaitu di Pelabuhan Soekarno-Hatta Kota Makassar.

Penelitian ini dilakukan pelabuhan Soekarno-Hatta kelurahan butung ,kecamatam wajo kota makasar Sulawesi selatan, penetuan analisis ini didasarkan pada pertimbagan objektif,

C. Informan Penelitian

Untuk memperoleh data secara reprensentatif, maka diperlukan informan kunci yang memahami dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji.dalam penelitian informan yang peneliti maksud adalah para aktor yang terlibat dalam analisis Pola Interaksi Sosial Ekonomi Buruh (Study Kasus Pelabuhan Soekarno-Hatta Kota Makassar)”

Adapun informan tersebut adalah buruh pelabuhan Soekarno-Hatta sebanyak 4 orang, adapun informan pendukung 2 orang serta pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.

(47)

D. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif gejala itu bersifat holistik atau menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan.makna yang terkandung di dalamnya adalah kita tidak akan menetapkan penelitian kita hanya berdasar pada variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang akan kita teliti meliputi aspek tempat,pelaku,dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergi. Fokus penelitian mempunyai makna batasan penelitian,karena dalam lapangan penelitian banyak gejala yang menyangkut tempat, pelaku dan aktifitas, kita teliti semua. Untuk menentukan pilihan penelitian maka harus membuat batasan yang dinamakan fokus penelitian. Adapun fokus dalam penelitian ini yaitu meneliti tentang pola interaksi dan dampak sosial ekonomi buruh di Pelabuhan Soekarno-Hatta Kota Makassar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data (Burhan Dan Bungin,2013:71). Yang menjadi instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Sebagai instrument utama dalam penelitian ini, maka peneliti mulai tahap awal penelitian sampai pada hasil peneliti ini seluruhnya dilakukan oleh peneliti. Selain itu, untuk mendukung tercapainya hasil penelitian maka peneliti menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan.

(48)

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yatu data yang menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang di amati.

Adapun sumber data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data menurut burhan bungin, (2013:129) yaitu : 1. Data Primer, yaitu data yang di kumpulkan oleh peneliti sendiri atau

dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah di kumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.

2. Data Sekunder, yaitu data yang di kumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri.Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi maupun dari berbagai sumber lainnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan beberapa teknik, diantaranya :

1. Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ini dimana penelitian atau pengamatan melihat situasi penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan menggali data melalui pengamatan secara langsung dan mendalam terhadap obyek yang diteliti.

(49)

2. Wawancara

Menurut James dan Dean dalam Paizaluddin dan Ermalinda (2013:130) wawancara adalah suatu kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi di samping mendapatkan gambaran yang menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang penting.

3. Dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berupa dokumen baik dokumen tertulis maupun hasil gambar. “Menurut Lexy J. Moleong dalam Paizaluddin dan Ermalinda (20013:135) dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Data yang diperoleh dari dokumen ini bias digunakan untuk melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil wawancara dan observasi.

H. Teknik Analisis Data

Bogdam dalam Sugiyono (2016:244) Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, penjabaran kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga muda dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) Reduksi data, semua data yang diperoleh dilapangan akan ditulis dalam bentuk uraian secara lengkap dan

(50)

banyak. Kemudian data tersebut direduksi yaitu data dirangkum, membuat kategori, memilih hal-hal yang pokok dan penting yang berkaitan dengan masalah. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dari hasil wawancara dan observasi. (2) Display data, dan bagian-bagian detailnya dapat dipadukan dengan jelas. (3). Vervikasi, yaitu membuat kesimpulan dari data yang telah didisplay sebelumnya sehingga lebih muda di- pahami dan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang ada di lapangan.

I. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dalam penelitian ini yaitu triangulasi.

Triangulasi dalam pemeriksaan keabsahan data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tringulasi teknik tringulasi sumber dan tringulasi waktu.

Teknik keabsahan data dalam penelitian ini, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Triangulasi sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu, untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakuakan pengecekan dengan wawancara, obsevasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

(51)

39 A. Gambaran Umum PT. Pelindo Persero 1. Profil Perusahaan

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau Pelindo IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kepelabuhanan, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Indonesia (PP) NO. 59, tanggal 19 Oktober 1991, tentang Pengalihan bentuk Perseroan Umum (Perum) Pelabuhan IV menjadi Perseroan Terbatas (Persero) yang anggaran Dasarnya diaktakan dengan akta No. 7, tanggal 1 Desember 1992 oleh Notaris Imas fatimah, sh, Notaris di Jakarta Kami beroperasi di Indonesia bagian timur yang tersebar di 11 provinsi dan berkantor pusat di Makassar.

Wilayah operasional kami terdiri dari 17 pelabuhan cabang, 3 anak perusahaan, dan 1 afiliasi. yang tersebar dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) sangat menyadari kondisi wilayah hinterland yang berada di timur yang sangat membutuhkan pengembangan infrastruktur dan tenaga yang cakap dan ahli. Untuk itu, Perseroan terus berinvestasi mengembangkan dan meningkatkan layanan dengan dukungan fasilitas dan peralatan yang optimal dan SDM yang handal, Saat ini segmen usaha perseroan adalah penyediaan dan pelayanan kolam pelabuhan dan

(52)

perairan untuk lalu lintas dan tempat berlabuhnya kapal termasuk jasa yang berhubungan dengan pemanduan dan penundaan kapal., serta kebutuhan logistik kapal seperti bahan bakar dan air.

Penyediaan dermaga dan fasilitasnya untuk tambat kapal serta bongkar muat petikemas dan cargo, termasuk jasa terminal penumpang, terminal petikemas, dan terminal car, pergudangan, dan lapangan multi-purpose juga tersedia. Perseroan juga membuka kerjasama pengelolaan pelabuhan dengan pihak pemerintah dan swasta, penyelenggaraan depo, fumigasi, kawasan pabean dan tempat penimbunan sementara. Rupa-rupa jasa lainnya dapat dilihat di lihat secara lengkap. di www.inaport4.co.id

Perseroan resmi meluncurkan logo baru pada tanggal 15 agustus 2014, sebagai bentuk semangat dan komitmen untuk melakukan perubahan dan perbaikan demi menyongsong masa depan dengan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan. Adapun visi dan misi dibawah ini sebagai berikut;

1. Visi “Menjadi perusahaan pengelola pelabuhan yang terintegrasi, berdaya saing tinggi, dan bertaraf internasional”

2. Misi

1. Menjadi penggerak dan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia Timur.

2. Menyediakan Jasa kepelabuhan dan non-kepelabuhan (penunjang) yang terintegrasi dengan berorientasi pada kepuasan dan loyalitas pelanggan.

(53)

3. Menciptakan transformasi untuk mendorong pengembangan professional dan personal bagi kesejahteraan karyawan.

4. Meningkatkan nilai tambah bagi Stakeholder internal dan eksternal secara berkelanjutan.

5. Memaksimalkan nilai pemegang saham secara berkelanjutan (Shareholder).

2. Sejarah Singkat Perusahaan Pendirian

Secara efektif keberadaan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mulai sejak penandatanganan Anggaran Dasar Perusahaan oleh Sekjen Dephub berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah, SH No 7 tanggal 1 Desember 1992.

Menilik perkembangan kebelakang di masa awal pengelolaannya, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan yang semakin maju.

Tahun 1957-1960

Pada masa awal kemerdekaan, pengelolaan pelabuhan berada dibawah koordinasi Djawatan Pelabuhan. seiring dengan adanya nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan milik Belanda dan dengan dikeluarkannya PP No.

19/1960, maka status pengelolaan pelabuhan dialihkan dari Djawatan Pelabuhan berbentuk badan hukum yang disebut Perusahaan Negara. (PN) Tahun 1960-1963

Berdasarkan PP No. 19 tahun 1960 tersebut pengelolaan pelabuhan umum diselenggarakan oleh PN pelabuhan I-VIII. Di kawasan Timur Indonesia

(54)

sendiri terdapat 4 (empat)PN Pelabuhan yaitu : PN Pelabuhan Banjarmasin, PN Pelabuhan Makassar, PN Pelabuhan Bitung dan PN Pelabuhan Ambon.

Tahun 1964-1969

Pada masa order baru, pemerintah mengeluarkan PP 1/1969 dan PP 19/1969 yang melikuidasi PN Pelabuhan menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) yang di pimpin oleh Administrator Pelabuhan sebagai penanggung jawab tunggal dan umum di pelabuhan. Dengan kata lain aspek komersial tetap dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh Lemabaga Pemerintah yang disebut Port Authority.

Tahun 1969- 1983

Pengelolaan Pelabuhan dalam likuiditas dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan PP 1/1969 dan PP 18/1969.

Dengan adanya penetapan itu, pelabuhan dibubarkan dan Port Authority digantikan oleh BPP.

Tahun 1983-1992

Status pelabuhan dalam likuidasi yang di kenal dengan BPP berakhir dengan keluarnya PP 11/1983 dan PP 17/1983 yang menetapka bahwa pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum).

Tahun 1992 – sekarang

Dilandasi oleh pertimbangan peningkatan efisiensi dan efektifitas perusahaan serta dengan melihat perkembangan yang dicapai oleh perum

(55)

pelabuhan IV, pemerintah menetapkan melalui PP 59/1991 bahwa pengelolaan pelabuhan di wilayah Perum Pelabuhan IV dialihkan bentuknya dari Perum menjadi (Persero). selanjutnya Perum Pelabuhan Indonesia Iv beralih menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV. Sebagai Persero, pemilikan saham PT Pelabuhan Indonesia IV yang berkantor pusat di jalan Soekarno No. 1 Makassar sepenuhnya dikuasai oleh Pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan Republik Indonesia dan pada saat ini telah di alihkan ke Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

B. Hasil Penelitian Buruh di PT Pelindo Persero di Kota Makassar 1. Pola Interaksi Buruh PT Pelindo Persero

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan disekitarnya. Dengan menggunakan naluri, perasaan, keinginan dan sebagainya, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pada awalnya manusia hidup secara sendiri-sendiri (solitaire), namun pada perkembangannya, karena menyadari tidak dapat hidup sendiri atau tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya, maka manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. (Nofiawaty,2012)

Hubungan antara sesama disebut relasi atau relation. Relasi sosial juga disebut hubungan sosial merupakan hasil dari interaksi (rangkaian tingkah laku) yang sistematik antara dua orang atau lebih. Relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu lain yang saling mempengaruhi. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok

(56)

manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Seperti yang telah dikemukakan oleh Blumer dalam (Swistantoro, 2012) bahwa interaksi dijambatani oleh penafsiran-penafsiran, oleh kepastian makna dari tindakan-tindakan orang lain (Swistantoro, 2012).

Menurut Max Weber (dalam Swistantoro 2012) arti suatu hubungan sosial ialah dapat disepakati atas dasar persetujuan mutual, yang artinya pada pihak terlibat dalam suatu hubungan.

Dengan dapat memuat perjanjian mengenai prilaku dimasa depan, dengan demikian setiap dalam keadaan normal dan selama prilaku rasional akan dianuti oleh pihak lain dengan siapa dia berhubungan dan menyesuaikan diri dengan pemahamannya terhadap kesepakatan yang ada namun untuk sebagian prilaku berorientasi pada nilai-nilai artinya diawajib mentaati yang ada.

Hubungan antar sesama dalam istilah sosiologi disebut sebagai relasi atau relation. Relasi sosial merupakan hubungan sosial yang dipergunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dimana dua orang atau lebih terlibat dalam seperti apa yang akan di terjadi antara buruh dan pengguna jasa di pelabuhan soekarno hatta. Pola interaksi buruh yang terlibat di palabuhan memiliki hubungan yang sangat dengan sesama buruh lainya.

Buruh adalah Tenaga kerja bongkar muat (TKBM) merupakan bagian dalam kesuksesan distribusi barang di pelabuhan. TKBM ambil bagian dengan skill yang mereka miliki dari pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh mandor TKBM. Kuantitas TKBM menjadi salah satu halangan karena mereka harus

(57)

berbagi dalam pekerjaan secara bergiliran. Hal ini membuat mereka mencari pekerjaan lain untuk mengisi tenggang waktu dalam menunggu giliran kerja di pelabuhan. Salah satu pilihan tenaga kerja bongkar muat adalah menjadi tenaga serbaguna bagi PT. Pelindo Persero.

Informan dalam penelitian ini adalah buruh angkut di Pelabuhan Soekarno Hatta. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak empat orang dengan jenis kelamin laki-laki dan tingkat pendidikan tertinggi adalah SMA.

Umur termuda dan tertua informan, yakni 20 tahun dan 46 tahun.

Pengetahuan dalam penelitian adalah sesuatu yang diketahui informan sehubungan dengan komunikasi atau pola interaksi Buruh dengan Pengguna Jasa, Adapun kutipan dari informan sebagai berikut:

“Menurut saya (BHR, 45 tahun) kedatangan pengguna Jasa saya melambaikan tangan ataupun memberikan kode dan isyarat lain kepada Pengguna Jasa yang baru tiba di pelabuhan soekarno hatta, adapun mengenai kedatangan kapal sangat minim akibat virus covid-19.”

“Menurut saya (Abd, 35 tahun) Kalo saya pada saat kapal tiba bersiap-siap mencari penumpang dengan menyapa dan kadang kala penumpang juga yang mencari kami tapi biasanya saya yang duluan menyapa penumpang dengan menggunakan bahasa, kemudian saya menanyakan arah atau tujuan.”

“Menurut saya (Furkan,40 tahun). Ketika ada penumpang saya berpura-pura untuk mendekati dan berkomunikasi atau berinteraksi langsung dengan sopan santun pada penumpang tersebut.”

“Menurut saya”(Daeng Soja, 38 tahun) ketika saya ingin mendapatkan pengguna jasa langsung menawarkan tarif harga pengguna jasa.”

Referensi

Dokumen terkait

Program Hibah Peningkatan Kualitas Rencana Pengembangan-PTS merupakan hibah penguatan kapasitas institusi yang ditujukan untuk mendorong PTS dalam memperbaiki rencana

Setelah mendapatkan nilai koreksi antara data pengukuran dan perhitungan yang di butuhkan untuk validasi dari perhitungan transmisi loss (TL) pada kabin maka akan

Gereja gotik umumnya memiliki dua menara lonceng yang terdapat pada bagian kiri dan kanan, namun ada juga yang memiliki satu atau tiga menara lonceng.. Pada bagian puncak

Unit Simpan Pinjam membuat Surat Permohonan Pinjaman / Kredit Koperasi (SPPKK), Surat persetujuan, Tanda Terima dibuat rangkap dua, sehingga bagian bendahara, dan

Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua salah satu secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua salah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Pengaruh model pembelajaran discovery dengan pendekatan saintifik (PDPS) terhadap hasil belajar fisika peserta didik;

Analisis merupakan penelaahan atau penelitian yang lebih mendetail dengan melakukan suatu percobaan yang menghasilkan kesimpulan dari penguraian suatu sistem yang utuh

terdapat berbagai tacit knowledge yang terdapat dalam delapan mesin untuk delapan kegiatan utama, yaitu persiapan perekaman, perekaman naskah, pengembangan