• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN HUBUNGANNYA DENGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENDAMPING SIMANTR

Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan pendamping melakukan komunikasi dengan baik melalui pemilihan perilaku dan strategi yang tepat sesuai dengan lingkungan tempat ia berkomunikasi dengan pelaku komunikasi lainnya. Kompetensi komunikasi pendamping diukur melalui 10 indikator dan dilihat pula hubungannya dengan faktor internal dan eksternal pendamping.

Kompetensi Komunikasi Pendamping Simantri

Kompetensi komunikasi pendamping diukur berdasarkan hasil penilaian dari pendamping itu sendiri dan hasil penilaian petani yang menjadi kelompok dampingan pendamping. Tabel 16 menyajikan persentase penilaian sendiri dan penilaian petani pada kompetensi komunikasi pendamping Simantri di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Jembrana. Persentase tingkat kompetensi komunikasi pendamping Simantri di Kabupaten Klungkung tergolong tinggi, baik berdasarkan penilaian sendiri (66.7%) maupun penilaian petani (80%). Persentase tingkat kompetensi komunikasi pendamping Simantri di Kabupaten Jembrana juga tergolong tinggi, yakni 93.3 persen menurut penilaian sendiri dan 100 persen menurut penilaian petani. Deskripsi tingkat kompetensi komunikasi dijelaskan lebih rinci per indikator sebagai berikut.

Kecepatan Merespons Pesan

Kecepatan pendamping dalam merespons pesan dinilai berdasarkan kecepatan pendamping memberikan respons perkataan yang disampaikan petani. Pendamping menilai bahwa mereka merespons perkataan petani yang mereka dampingi dengan cepat. Pendamping Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Jembrana memiliki kecepatan merespons pesan yang tergolong tinggi serta dalam persentase yang tidak jauh berbeda. Hasil penilaian sendiri menunjukkan bahwa pendamping Kabupaten Klungkung memiliki persentase lebih banyak pada kategori tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Jembrana. Hasil penilaian petani menunjukkan bahwa pendamping Kabupaten Jembrana yang masuk dalam kategori tinggi lebih banyak dibandingkan pendamping Kabupaten Klungkung. Keluwesan Berperilaku

Keluwesan berperilaku pendamping dilihat dari kesesuaian pendamping dalam bertingkah laku dan kemampuan pendamping menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan kelompok dampingan. Seluruh pendamping Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Jembrana termasuk dalam kategori tinggi dalam hal keluwesan berperilaku berdasarkan penilaian sendiri. Hasil penilaian petani juga tidak jauh berbeda yang menilai sebagian besar pendamping memiliki keluwesan berperilaku, hanya 6.7 persen pendamping Kabupaten Klungkung yang memiliki kategori sedang dalam keluwesan berperilaku menurut penilaian petani.

53 Tabel 16 Persentase penilaian sendiri dan penilaian petani pada kompetensi komunikasi pendamping Simantri di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Jembrana tahun 2016

Kompetensi Komunikasi Pendamping (Y1)

Kabupaten Klungkung Kabupaten Jembrana

Penilaian Sendiri (%) Penilaian Petani (%) Penilaian Sendiri (%) Penilaian Petani (%)

Kecepatan merespons pesan

Rendah 0.0 0.0 6.7 0.0 Sedang 0.0 20.0 0.0 6.7 Tinggi 100.0 80.0 93.3 93.3 Keluwesan berperilaku Rendah 0.0 0.0 0.0 0.0 Sedang 0.0 6.7 0.0 0.0 Tinggi 100.0 93.3 100.0 100.0 Keterbukaan diri Rendah 0.0 0.0 0.0 0.0 Sedang 0.0 13.3 0.0 0.0 Tinggi 100.0 86.7 100.0 100.0

Kemampuan menjalin relasi

Rendah 0.0 0.0 0.0 0.0 Sedang 40.0 60.0 20.0 26.7 Tinggi 60.0 40.0 80.0 73.3 Interaction management Rendah 0.0 0.0 0.0 0.0 Sedang 13.3 20.0 13.3 0.0 Tinggi 86.7 80.0 86.7 100.0

Pengetahuan terhadap informasi dan materi program

Rendah 0.0 0.0 0.0 0.0 Sedang 13.3 20.0 26.7 0.0 Tinggi 86.7 80.0 73.3 100.0 Kemampuan menyampaikan pesan Rendah 0.0 0.0 0.0 0.0 Sedang 13.3 13.3 6.7 0.0 Tinggi 86.7 86.7 93.3 100.0 Kemampuan memunculkan motivasi dan partisipasi petani

Rendah 0.0 0.0 0.0 0.0 Sedang 26.7 40.0 33.3 0.0 Tinggi 73.3 60.0 66.7 100.0 Kemampuan berkomunikasi secara tertulis Rendah 0.0 0.0 0.0 0.0 Sedang 20.0 86.7 13.3 53.3 Tinggi 80.0 13.3 86.7 46.7 Kemampuan penanganan masalah Rendah 13.3 0.0 0.0 0.0 Sedang 33.3 40.0 13.3 13.3 Tinggi 53.4 60.0 86.7 86.7 Kompetensi Komunikasi Pendamping Rendah 0.0 0.0 0.0 0.0 Sedang 33.3 20.0 6.7 0.0 Tinggi 66.7 80.0 93.3 100.0

54

Keterbukaan Diri

Keterbukaan diri seorang pendamping adalah kemampuan pendamping dalam menerima informasi atau ide-ide yang disampaikan oleh orang lain terutama oleh kelompok petani dampingan. Hasil data dari kuesioner penilaian sendiri (Tabel 16) menunjukkan bahwa seluruh pendamping di kedua kabupaten memiliki keterbukaan diri dalam kategori tinggi. Hasil yang sama juga ditemukan pada penilaian petani di Kabupaten Jembrana. Penilaian petani Kabupaten Klungkung sedikit berbeda yakni 86.7 persen (13 orang) pendamping memiliki keterbukaan diri dalam kategori tinggi dan 13.3 persen (dua orang) pendamping memiliki keterbukaan diri dalam kategori sedang. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya petani yang menilai pendamping belum sepenuhnya mampu menerima ide-ide yang disampaikan oleh kelompok dampingan atau karena tidak semua pendamping sudah berinteraksi dengan seluruh anggota sehingga proses penyampaian dan penerimaan ide belum berlangsung.

Kemampuan Menjalin Relasi

Pendamping harus mampu menjalin kedekatan dengan kelompok dampingannya, baik terhadap pengurus maupun anggota. Kemampuan menjalin relasi dilihat dari kemampuan pendamping menjalin hubungan baik dengan ketua kelompok dan anggota serta frekuensi pendamping menghubungi petani melalui telepon maupun Short Message Service (SMS). Tabel 16 menunjukkan bahwa kemampuan menjalin relasi pendamping di kedua kabupaten berdasarkan penilaian sendiri dominan tergolong tinggi, yakni 60 persen di Kabupaten Klungkung dan 80 persen di Kabupaten Jembrana. Hasil penilaian petani terhadap pendamping Simantri Kabupaten Klungkung dominan tergolong sedang (60%s), sedangkan di Kabupaten Jembrana dominan tergolong tinggi (73.3%).

Hasil penilaian petani lebih rendah dibandingkan hasil penilaian sendiri karena tidak semua anggota pernah dihubungi oleh pendamping baik melalui telepon maupun SMS. Pendamping berkomunikasi melalui telepon atau SMS dengan ketua kelompok dan/atau pengurus kelompok. Komunikasi kepada anggota lebih banyak melalui ketua atau pengurus kelompok terutama dalam hal penyampaian informasi terkait Simantri. Pendamping belum melakukan komunikasi dengan anggota kelompok melalui telepon atau SMS untuk berbicara hal di luar Simantri (menjalin kedekatan personal). Pendamping menjalankan tugas secara profesional dan tidak melibatkan diri lebih jauh dengan kehidupan pribadi kelompok.

Interaction Management

Interaction management seorang pendamping dinilai dari kemampuan pendamping mengatur alur percakapan interpersonal dengan petani serta tingkat kemampuan pendamping dalam mengatur percakapan saat rapat atau diskusi kelompok. Tabel 16 menunjukkan bahwa hasil penilaian sendiri di kedua kabupaten sama yakni 13.3 persen termasuk kategori sedang dan 86.7 persen termasuk kategori tinggi. Hasil penilaian petani di Kabupaten Klungkung adalah 20 persen pendamping termasuk kategori sedang dan 80 persen termasuk kategori tinggi. Petani di Kabupaten Jembrana menilai 100 persen pendamping memiliki

interaction management dalam kategori tinggi. Hasil yang menunjukkan bahwa tingkat kompetensi komunikasi pendamping dalam hal komunikasi interpersonal

55 baik sesuai dengan hasil penelitian McCroskey dan McCroskey (1988) yakni responden merasa lebih berkompeten berkomunikasi secara interpersonal dan berbicara dengan teman. Pendamping dan petani yang sudah merasa seperti teman akan mendukung kompetensi komunikasi pendamping dalam hal interaction management, terutama kemampuan mengatur alur percakapan interpersonal. Semakin banyak petani dampingan yang dianggap teman oleh pendaming, semakin meningkat tingkat kemampuan pendamping mengatur alur percakapan atau diskusi kelompok.

Pengetahuan terhadap Informasi dan Materi Program

Pendamping dengan pengetahuan yang memadai tentang program Simantri akan menyampaikan informasi program dengan percaya diri serta mampu menjawab pertanyaan dari petani. Seseorang yang memiliki perasaan malu dan ketakutan dalam berkomunikasi akan menilai dirinya kurang berkompeten untuk berkomunikasi (Teven et al. 2010). Hasil penilaian petani dan pendamping pada Tabel 16 menunjukkan bahwa sebagian besar pendamping memiliki pengetahuan yang memadai tentang informasi dan materi program Simantri. Jumlah pendamping Kabupaten Klungkung (86.7%) dengan kategori tinggi lebih banyak dibandingkan dengan pendamping Kabupaten Jembrana (73.3%) berdasarkan penilaian sendiri. Hasil berbeda ditemukan pada hasil penilaian petani, yakni jumlah pendamping Kabupaten Jembrana (100%) dengan kategori tinggi lebih banyak dibandingkan dengan pendamping Kabupaten Klungkung (76.7%).

Pendamping sudah seharusnya memiliki pengetahuan yang memadai tentang program Simantri termasuk informasi terbaru. Hampir seluruh pendamping sudah mendapatkan pelatihan setelah dinyatakan lolos sebagai pendamping. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali juga rutin memberikan materi tentang Simantri untuk setiap pendamping dua kali sebulan.

Pengetahuan tentang program Simantri saja belum cukup bagi peningkatan kompetensi komunikasi pendamping. Pendamping juga harus aktif mencari informasi terbaru, baik tentang inovasi pertanian. Salah seorang pendamping Simantri Kabupaten Klungkung menyatakan bahwa pendamping adalah sumber utama petani apabila ada informasi teknologi terbaru yang ingin diketahui petani.

“Jadi ini sebenernya harus sama-sama kuat. Kelompok kuat, pendamping kuat. Karena kalau kelompok kuat, pendamping gak kuat, dia akan sulit mencari informasi, ya kan? Dari mana dia [petani-red] mendapatkan informasi teknologi terbaru? Ternyata fermentor ini sudah bisa dibuat. Dari mana petani tahu? kan dari ini pendamping kan. Pendamping disini yang harus lebih kuat, gitu lo, daripada petaninya.”

Pendamping harus selalu memiliki informasi terbaru dan keterampilan menjadi hal penting selanjutnya bagi seorang pendamping. Pendamping Kabupaten Klungkung tersebut menambahkan bahwa pendamping dapat mengakses informasi di internet, memperbarui informasi teknologi yang ia ketahui, mempraktekkan teknologi yang didapat dari video di internet agar kemungkinan gagal saat dipraktekkan di depan kelompok dampingan semakin kecil. Pendamping diharapkan memiliki kesadaran untuk belajar sendiri di luar lingkungan Simantri. Pendamping tidak boleh berpuas diri pada peningkatan informasi terbaru dan peningkatan keterampilan. Pendamping juga harus

56

menguasai pemasaran, sebagaimana pernyataan salah satu pendamping Simantri Kabupaten Klungkung.

“…yang kedua selain menguasai teknologi, informasi, skill, ya pendamping harus tahun pemasaran. Itu yang penting. Ketika dia berhasil membuat teknologi, pupuk bagus, biourine bagus, dia tidak tahu pemasaran, bagaimana? Mau dibawa kemana itu produk-produk pertanian, produk- produk simantrinya? Mau dibawa kemana? Iya kan?”

Kemampuan Menyampaikan Pesan

Kemampuan menyampaikan pesan seorang pendamping dilihat dari tingkat kemampuan pendamping berbicara menggunakan bahasa yang baik, tingkat kemampuan menyampaikan pesan di waktu yang tepat dan langsung pada poinnya, serta kemampuan pendamping menyampaikan informasi dengan jelas dan mudah dipahami. Hasil penilaian sendiri pada Tabel 16 menunjukkan pendamping Kabupaten Klungkung memiliki kemampuan menyampaikan pesan pada kategori sedang sebanyak 13.3 persen dan kategori tinggi 86.7 persen. Kemampuan pendamping Kabupaten Jembrana dalam menyampaikan pesan berdasarkan hasil penilaian sendiri berada pada kategori sedang sebanyak 6.7 persen dan kategori tinggi 93.3 persen. Tabel 10 juga menunjukkan hasil penilaian petani terhadap kemampuan menyampaikan pesan para pendamping. Penilaian petani pada pendamping Kabupaten Klungkung menunjukkan hasil yang sama dengan hasil penilaian sendiri, sedangkan penilaian petani pada pendamping Kabupaten Jembrana adalah 100 persen pendamping memiliki kemampuan menyampaikan pesan dalam kategori tinggi.

Kemampuan Memunculkan Motivasi dan Partisipasi Petani

Setiap pendamping Simantri harus memiliki kemampuan untuk memunculkan motivasi petani untuk berkeinginan aktif dan bersedia hadir dalam pelaksanaan kegiatan program. Pendamping juga harus mampu meningkatkan partisipasi petani dalam hal memberikan sumbangan tenaga dan/atau ide demi kemajuan kelompok dampingan. Kemampuan pendamping dalam memunculkan motivasi dan partisipasi petani masuk dalam kategori sedang dan tinggi.

Hasil penilaian sendiri terhadap kemampuan pendamping Kabupaten Klungkung memunculkan motivasi dan partisipasi petani masuk dalam kategori sedang sebesar 26.7 persen dan kategori tinggi sebesar 73.3 persen, sedangkan hasil penilaian petani menunjukkan kategori sedang sebesar 40 persen dan kategori tinggi sebesar 60 persen. Hasil penilaian sendiri terhadap kemampuan pendamping Kabupaten jembrana memunculkan motivasi dan partisipasi petani masuk dalam kategori sedang (33.3%) dan kategori tinggi (66.7%), sedangkan hasil penilaian petani menunjukkan kategori tinggi sebesar 100 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penilaian sendiri pendamping Kabupaten Klungkung lebih besar dibandingkan penilaian petani, serta petani memberikan penilaian yang lebih besar kepada pendamping Kabupaten Jembrana dibandingkan hasil penilaian sendiri.

Kemampuan Berkomunikasi secara Tertulis

Kemampuan berkomunikasi tertulis seorang pendamping diukur dari kemampuan pendamping memilih bahasa, kejelasan isi pesan, serta pesan tertulis

57 yang mudah dipahami. Pesan tertulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Short Message Service (SMS) yang dikirimkan pendamping kepada petani. Hasil penilaian sendiri para pendamping menunjukkan bahwa 20 persen pendamping Kabupaten Klungkung masuk dalam kategori sedang dan 80 persen pendamping termasuk dalam kategori tinggi. Pendamping Kabupaten Jembrana juga memberikan penilaian sendiri yakni 13.3 persen pendamping masuk dalam kategori sedang dan 86.7 persen pendamping masuk kategori tinggi.

Hasil penilaian petani menunjukkan bahwa sebagian besar (86.7%) pendamping Kabupaten Klungkung memiliki kemampuan berkomunikasi secara tertulis dalam kategori sedang dan 13.3 persen dalam kategori tinggi. Hasil penilaian petani terhadap pendamping Kabupaten Jembrana adalah 53.3 persen pendamping masuk dalam kategori sedang dan 46.7 persen masuk dalam kategori tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa petani di kedua kabupaten cenderung menilai kemampuan menyampaikan pesan tertulis dalam kategori sedang. Kategori sedang yang dimaksud disini adalah banyak petani ragu untuk memberikan penilaian karena sebagian besar petani belum pernah mendapatkan SMS dari pendamping. Hanya ketua atau pengurus lainnya yang pernah melakukan komunikasi melalui SMS.

Kemampuan Penanganan Masalah

Pelaksanaan program Simantri tidak terlepas dari permasalahan yang dihadapi kelompok, termasuk masalah teknis, masalah internal kelompok, dan masalah eksternal kelompok. Masalah teknis yang biasanya dihadapi kelompok adalah peralatan pembuatan biourine dan biogas yang rusak, masalah pengadaan air dan listrik, serta masalah pemasaran hasil produk Simantri di setiap kelompok. Masalah internal kelompok yang dimaksud seperti keaktifan anggota kelompok dalam kegiatan-kegiatan Simantri dan perbedaan pendapat antar anggota. Masalah eksternal dalam penelitian ini adalah masalah kelompok dengan pihak luar kelompok. Pendamping bertugas untuk membantu petani menemukan solusi dari setiap permasalahan kelompok tersebut.

Hasil penilaian sendiri bagi pendamping Kabupaten Klungkung menunjukkan sebanyak 13.3 persen pendamping dalam kategori rendah dalam penyelesaian masalah, 33.3 dalam kategori sedang, dan 53.4 persen pendamping dalam kategori tinggi. Apabila dibandingkan dengan hasil penilaian petani, tidak ada yang menilai pendamping dalam kategori rendah, 40 persen tergolong kategori sedang, dan 60 persen dalam kategori tinggi. Penilaian pendamping Kabupaten Jembrana ternyata memiliki hasil yang sama antara penilaian sendiri dengan penilaian petani, yakni 13.3 persen termasuk kategori sedang dan 86.7 persen dalam kategori tinggi.

Mencantumkan permasalahan yang ada merupakan salah satu bagian dari laporan yang setiap bulan disetorkan pendamping ke Sekretariat Simantri. Setiap pendamping memiliki cara tersendiri dalam menangani permasalahan yang ada di unit Simantri. Pada umumnya, permasalahan-permasalahan yang ada di unit akan coba diselesaikan pertama oleh kelompok tani atau kelompok penerima bantuan Simantri itu sendiri. Permasalahan yang umumnya diselesaikan oleh kelompok sendiri adalah masalah internal kelompok. Permasalahan yang lebih besar akan dibantu oleh pendamping dalam menyelesaikannya, misalnya permasalahan teknis yakni sapi yang sakit atau peralatan pengolahan pupuk organik yang mengalami

58

sedikit kerusakan. Permasalahan yang lebih rumit dan tidak bisa diselesaikan oleh kelompok dan pendamping, maka pendamping dapat mencari bantuan kepada Tim Teknis Kabupaten, Sekretariat Simantri, atau instansi terkait. Salah satu contoh permasalahan yang rumit adalah di salah satu Simantri Kabupaten Jembrana yang kondisi lahannya sering tergenang air sehingga sulit melakukan pembuatan instalasi biogas karena air yang mudah merembes ke dalam bangunan (kubang). Kondisi tersebut membuat penyelesaian pembangunan terlambat. Pendamping kemudian menanyakan solusi kepada BPTP dan PT Biru agar instalasi biogas tetap dapat dibangun dan dapat berfungsi nantinya. Pendamping juga sering menemui Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali untuk dapat memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Akhirnya, solusi ditemukan dan biogas dapat beroperasi sampai pada saat peneliti datang ke lapangan. Kondisi tersebut dipaparkan oleh Tim Koordinator Simantri Kabupaten Jembrana sebagai berikut.

Pas mendirikan bangunan, nah waktu mendirikan biogas itu air ngembah. Setelah kegiatan selesai, baru ada penyelesaian. Sebelumnya kangak selesai- selesai nika. Sepantesnya kegiatan sudah selesai nika, sudah selesai 100 persen, ini belum punya Adi. Adi be bingung ye. Agak susah kan karna alam itu kan. Akhirnya minta ke BPTP teknologi, bagaimana penyelesaiannya. Kontak juga biru-nya [PT. Biru], coba cari solusi biar airnya tidak merembes. Soalnya kan susah kalau ada air. Diuji coba akhirnya, pakai terpal

nika, supaya gak rembes, baru di beton. Lama itu, banyak juga ngabisin terpal. Kalau gak begitu, rugi juga, gak jalan biogasnya.”

Jumlah Simantri yang semakin banyak memerlukan tenaga lebih untuk membantu melakukan monitoring dan mempercepat penanganan masalah di lapangan. Sekretariat Simantri kemudian membentuk Tim 11 yang direkrut dari koordinator pendamping Simantri untuk membantu penanganan masalah di Simantri. Pembentukan Tim 11 telah disetujui oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali (Distan Prov Bali 2015b). Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pemantapan dan Pengembangan Simantri (PPTK Simantri) menyatakan “Kita juga bentuk di pendamping itu Tim 11. Kita rekrut pendamping Simantri yang mampu, yang rajin, yang mau menangani masalah Simantri. Kita namakan Tim 11”. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan koordinator pendamping Simantri tingkat provinsi, yakni “Nah, Tim 11 itu dulunya mantan koordinator [pendamping] provinsi sama kabupaten. Itu yang diangkat menjadi Tim 11, untuk membantu dinas, seperti monitoring, bintek.”

Perbandingan Kompetensi Komunikasi antara Pendamping Simantri Kabupaten Klungkung dan Pendamping Simantri Kabupaten Jembrana

Tabel 17 menunjukkan nilai mean rank, Uhitung, dan Utabel, hasil analisis

komparatif antara tingkat kompetensi komunikasi pendamping Simantri Kabupaten Klungkung dengan tingkat kompetensi komunikasi pendamping Simantri Kabupaten Jembrana.

Hasil analisis komparatif tingkat kompetensi komunikasi pendamping berdasarkan penilaian sendiri menunjukkan nilai Uhitung lebih besar dari Utabel,

kecuali pada indikator kemampuan penanganan masalah. Hal tersebut memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kompetensi komunikasi pendamping antara pendamping Kabupaten Klungkung dan

59 pendamping Kabupaten Jembrana berdasarkan penilaian sendiri, kecuali pada indikator kemampuan penanganan masalah. Nilai mean rank pendamping Kabupaten Jembrana (18.30) pada indikator kemampuan penanganan masalah lebih besar dari nilai Kabupaten Klungkung (12.70). Hal ini menandakan bahwa tingkat kemampuan penanganan masalah pendamping Kabupaten Jembrana lebih tinggi dibandingkan pendamping Kabupaten Klungkung berdasarkan penilaian sendiri.

Tabel 17 Nilai mean rank, Uhitung, dan Utabel pada perbandingan kompetensi

komunikasi pendamping Simantri di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Jembrana berdasarkan penilaian sendiri tahun 2016

Kompetensi komunikasi pendamping Mean rank Uhitung Utabel (n1=n2=15, α=5%) Utabel (n1=n2=15, α=10%) Kabupaten Klungkung Kabupaten Jembrana

Kecepatan merespons pesan 15.47 15.53 112.00 64 72

Keluwesan berperilaku 15.97 15.03 105.50 64 72

Keterbukaan diri 15.93 15.07 106.00 64 72

Kemampuan menjalin relasi 14.70 16.30 100.50 64 72

Interaction management 15.27 15.73 109.00 64 72

Pengetahuan terhadap informasi dan materi program

15.50 15.50 112.50 64 72

Kemampuan menyampaikan pesan

15.60 15.40 111.00 64 72

Kemampuan memunculkan motivasi dan partisipasi petani

14.80 16.20 102.00 64 72 Kemampuan berkomunikasi secara tertulis 15.07 15.93 106.00 64 72 Kemampuan penanganan masalah 12.70 18.30 70.50* 64 72 Kompetensi komunikasi pendamping 13.47 17.53 82.00 64 72

Keterangan: * berbeda nyata pada α = 10%

Hasil analisis komparatif tingkat kompetensi komunikasi pendamping berdasarkan penilaian petani (Tabel 18) menunjukkan nilai Uhitung yang lebih

besar dari Utabel, kecuali pada lima indikator. Kelima indikator tersebut yakni

keluwesan berperilaku, kemampuan menjalin relasi, interaction management, kemampuan menyampaikan pesan, dan kemampuan memotivasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kompetensi komunikasi pendamping Klungkung dengan kompetensi komunikasi pendamping Jembrana berdasarkan penilaian petani pada indikator keluwesan berperilaku, kemampuan menjalin relasi, interaction management, kemampuan menyampaikan pesan, dan kemampuan memotivasi.

Nilai Uhitung indikator keluwesan berperilaku berdasarkan penilaian petani

adalah 53.50. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai Utabel (n1=n2=15, α=5%) sehingga

dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan keluwesan berperilaku antara pendamping Klungkung dengan Jembrana berdasarkan penilaian petani pada taraf nyata 95 persen. Nilai mean rank keluwesan berperilaku pendamping berdasarkan penilaian petani terlihat rata-rata nilai pendamping di Kabupaten Jembrana (19.43) lebih besar dibandingkan Kabupaten Klungkung (11.57). Hal tersebut

60

menandakan pendamping Kabupaten Jembrana lebih luwes berperilaku dibandingkan pendamping Kabupaten Klungkung berdasarkan penilaian petani. Tabel 18 Nilai mean rank, Uhitung, dan Utabel pada perbandingan kompetensi

komunikasi pendamping Simantri di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Jembrana berdasarkan penilaian petani tahun 2016

Kompetensi komunikasi pendamping Mean rank Uhitung Utabel (n1=n2=15, α=5%) Utabel (n1=n2=15, α=10%) Kabupaten Klungkung Kabupaten Jembrana

Kecepatan merespons pesan 13.80 17.20 87.00 64 72

Keluwesan berperilaku 11.57 19.43 53.50** 64 72

Keterbukaan diri 12.83 18.17 72.50 64 72

Kemampuan menjalin relasi 11.37 19.63 50.50** 64 72

Interaction management 12.23 18.77 63.50** 64 72

Pengetahuan terhadap informasi dan materi program

13.17 17.83 77.50 64 72

Kemampuan menyampaikan pesan

12.43 18.57 66.50* 64 72

Kemampuan memunculkan motivasi dan partisipasi petani 12.17 18.83 62.50** 64 72 Kemampuan berkomunikasi secara tertulis 13.33 17.67 80.00 64 72 Kemampuan penanganan masalah 13.53 17.47 83.00 64 72 Kompetensi komunikasi pendamping 11.67 19.33 55.00** 64 72

Keterangan: *berbeda nyata pada α = 10%

**

berbeda nyata pada α = 5%

Nilai Uhitung hasil analisis komparatif kemampuan menjalin relasi

berdasarkan penilaian petani adalah 50.50. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai Utabel (n1=n2=15, α=5%) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan

kemampuan menjalin relasi antara pendamping Kabupaten Klungkung dengan pendamping Kabupaten Jembrana berdasarkan penilaian petani pada taraf nyata 95 persen. Nilai mean rank kemampuan menjalin relasi pendamping berdasarkan penilaian petani di Kabupaten Jembrana adalah 19.63, lebih besar dibandingkan Kabupaten Klungkung (11.37). Hal tersebut menandakan pendamping Kabupaten Jembrana memiliki kemampuan menjalin relasi yang baik dengan petani dampingan mereka dibandingkan pendamping Kabupaten Klungkung berdasarkan penilaian petani.

Nilai Uhitung hasil analisis komparatif interaction management berdasarkan

penilaian petani adalah 63.50. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai Utabel (n1=n2=15, α=5%) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan kemampuan menjalin relasi antara pendamping Kabupaten Klungkung dengan pendamping Kabupaten Jembrana berdasarkan penilaian petani pada taraf nyata 95 persen. Nilai mean rank interaction management pendamping berdasarkan penilaian petani di Kabupaten Jembrana adalah 18.77 lebih besar dibandingkan Kabupaten Klungkung (12.23). Pendamping Kabupaten Jembrana memiliki interaction

61

management yang lebih baik dengan petani dampingan mereka dibandingkan pendamping Kabupaten Klungkung berdasarkan penilaian petani.

Nilai Uhitung hasil analisis komparatif kemampuan menyampaikan pesan

berdasarkan penilaian petani adalah 66.50. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai Utabel (n1=n2=15, α=10%) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan

kemampuan menyampaikan pesan antara pendamping Kabupaten Klungkung dengan pendamping Kabupaten Jembrana berdasarkan penilaian petani pada taraf nyata 90 persen. Nilai mean rank kemampuan menyampaikan pesan pendamping berdasarkan penilaian petani di Kabupaten Jembrana adalah 18.57 lebih besar dibandingkan Kabupaten Klungkung (12.43). Pendamping Kabupaten Jembrana lebih mampu menyampaikan pesan dengan baik dibandingkan pendamping Kabupaten Klungkung berdasarkan penilaian petani.

Nilai Uhitung hasil analisis komparatif kemampuan memunculkan motivasi

dan partisipasi petani berdasarkan penilaian petani adalah 62.50. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai Utabel (n1=n2=15, α=5%) sehingga dapat disimpulkan terdapat

perbedaan signifikan kemampuan menjalin relasi antara pendamping Kabupaten Klungkung dengan pendamping Kabupaten Jembrana berdasarkan penilaian petani pada taraf nyata 95 persen. Nilai mean rank kemampuan menjalin relasi pendamping berdasarkan penilaian petani di Kabupaten Jembrana adalah 18.83 lebih besar dibandingkan Kabupaten Klungkung (12.17). Pendamping Kabupaten Jembrana memiliki kemampuan memunculkan motivasi dan partisipasi petani yang lebih baik dengan petani dampingan mereka dibandingkan pendamping

Dokumen terkait