• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PERCOBAAN

3.3 Pembuatan Pereaksi

3.3.6 Dapar fosfat pH 6,8

Dimasukkan 50,0 ml kalium dihidrogen fosfat 0,2 M kedalam labu tentukur 200 ml, kemudian ditambahkan dengan NaOH 0,2 N sebanyak 22,4 ml

lalu diencerkan dengan akua bebas CO2 hingga 200 ml (Ditjen POM., 1995).

3.4 Penentuan Kurva Serapan Dan Linieritas Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak Dalam Larutan NaOH 0,1 N

3.4.1 Pembuatan larutan induk baku I (LIB I)

Ditimbang natrium diklofenak baku sebanyak 75 mg, dimasukkan kedalam labu 100 ml. Ditambahkan larutan NaOH 0,1 N, dikocok sampai larut dan ditambahkan lagi larutan NaOH 0,1 N sampai garis tanda. Konsentrasi teoritis

750 μg/ml.

3.4.2 Pembuatan larutan induk baku II (LIB II)

Dipipet 10 ml LIB I dimasukkan kedalam labu 50 ml, ditambahkan larutan NaOH 0,1 N, dikocok sampai larut dan ditambahkan lagi larutan NaOH 0,1 N

24

3.4.3 Penentuan kurva serapan natrium diklofenak dalam larutan NaOH 0,1N

Dipipet 6 ml LIB II dimasukkan ke dalam labu 50 ml, ditambahkan larutan NaOH 0,1 N, dikocok sampai larut dan ditambahkan lagi dengan NaOH 0,1 N

sampai garis tanda. Konsentrasi teoritis 18 μg/ml.

3.4.4 Penentuan linieritas kurva kalibrasi natrium diklofenak dalam larutan NaOh 0,1 N

Pipet LIB II (150 μg/ml) berturut-turut 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml, 6 ml, masing-masing masukkan kedalam labu tentukur 50 ml ditambahkan larutan NaOH 0,1 N sampai garis tandasehingga diperoleh konsentrasi berturut-turut 6

μg/ml, 8 μg/ml, 10 μg/ml, 12 μg/ml, 14 μg/ml. Masing-masing larutan diukur serarpannya menggunakan spektrofotoneter UV pada panjang gelombang maksimum.

3.5 Evaluasi Tablet

3.5.1 Uji penetapan kadar natrium diklofenak

Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 75 mg natrium diklofenak (penimbangan serbuk dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan), dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml. Kemudian ditambahkan NaOH 0,1 N, dikocok hingga larut dan dicukupkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda. Kemudian disaring, 10 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,6 ml filtrat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Tablet natrium diklofenak mengandung zat berkhasiat tidak kurang dari

25

90,0% dan tidak lebih dari hingga 110,0% dari yang tertera pada etiket (USP 30, 2007). Pengujian pada sediaan lainnya dilakukan dengan cara yang sama.

3.5.2 Uji kekerasan tablet

Alat : Hardness Tester (Copley)

Cara : Diambil 6 tablet, masing-masing diletakkan pada tempat yang tersedia pada alat dengan posisi tidur, alat diatur, kemudian ditekan tombol start. Pada saat tablet pecah angka yang tertera pada layar digital dicatat. Syarat kekerasan tablet salut 10-20 kg (Abu-Izza, et al, 2004).

3.5.3 Uji friabilitas

Alat : Roche Friabilator (Erweka)

Cara : Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu, dicatat beratnya (a gram). Tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator, lalu alat dijalankan selama 4 menit (100 kali putaran). Setelah batas waktu yang telah ditentukan tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu, lalu ditimbang beratnya (b gram).

Friabilitas (F) = (a – b)/a x 100%

Ketetuan umum : Kehilangan berat < 1%.

3.5.4 Uji waktu hancur

Alat : Disintegration Tester (Copley)

Cara : Pengujian dilakukan terhadap 6 tablet. Dimasukkan 1 tablet masing-masing tabung dari keranjang. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan

lambung buatan LP bersuhu 370 + 20 sebagai media. Setelah alat dijalankan

selama 1 jam, angkat keranjang dan amati semua tablet, tablet tidak hancur, retak atau menjadi lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan

26

selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan masing-masing monografi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka hanya selama batas waktu yang dinyatakan dalam monografi. Angkat keranjang dan amati semua tablet, semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya. Tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna (Ditjen POM, 1995).

Persyaratan : waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet SR < 2 jam dan untuk tablet salut enterik < 1 jam. Pengujian pada tablet yang lain dilakukan dengan cara yang sama.

3.5.5 Uji keseragaman kandungan

Satu tablet digerus lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml dan dilarutkan dan diencerkan dengan larutan NaOH 0,1 N hingga garis tanda. Kemudian disaring, 10 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 0,4 ml filtrat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen hingga diperoleh konsentrasi. Larutan ini lalu diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 276 nm. Tablet memenuhi persyaratan dalam keseragaman kandungan jika kadarnya terletak antara 85% hingga 115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0%. Jika tidak memenuhi syarat maka dilakukan uji 20 satuan tambahan, dan persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 yang terletak diluar rentang 85% hingga 115% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 80% hingga 120% dari yang tertera pada etiket dan

27

simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8 % (Ditjen POM, 1995). Pengujian pada sediaan lainnya dilakukan dengan cara yang sama.

3.5.6 Uji disolusi

Tahap asam

Untuk menguji laju disolusi tablet dilakukan dengan menggunakan alat Dissolution Tester.

Medium : 900 ml asam klorida 0,1N

Alat : tipe 2 (metode dayung)

Kecepatan putaran : 50 rpm

Cara : Prosedur setelah 2 jam, angkat tiap tablet (bagian terbesar tablet jika tablet tidak utuh lagi) dari masing-masing wadahnya. Lakukan uji seperti terterapada tahap dapar. Tambahkan 20 ml natrium hidroksida 5 N pada asam klorida 0,1 N yang tersisa dalam tiap wadah, aduk selama 5 menit. Tentukan jumlah

C14H10Cl2NnaO2 yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot dan serapan

Larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 276 nm.

Tahap dapar

Medium : 900 ml dapar posfat pH 6,8

Alat : tipe 2 (metode dayung)

Kecepatan putaran : 50 rpm

Cara : Prosedur setelah 45 menit lakukan penetapan jumlah C14H10Cl2NnaO2,

yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu encerkan dengan media disolusi, dan bandingkan dengan serapan larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 276 nm.

28

Toleransi harus larut tidak kurang dari 75% (Q) C14H10Cl2NnaO2, dari jumlah

yang tertera pada etiket ( Ditjen POM, 2014).

Pengujian pada mikro kapsul dilakukan dengan menggunakan metode keranjang. Kriteria penerimaan zat aktif yang larut dengan disolusi dapat di lihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kriteria penerimaan zat aktif yang larut dengan disolusi

Tahap Jumlah yang diuji Kriteria Penerimaan

S1 6 Rata-rata tidak kurang dari Q + 5%

S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2) adalah

sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q- 15%.

S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2 + S3)

adalah sama dengan atau lebih besar dari Q tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q- 15% dan tidak satu unitpun yang lebih kecil dari Q-25%.

3.5.7 Analisis data secara statistik

Kadar zat aktif sebenarnya yang terkandung dalam sampel dapat diketahui menggunakan uji distribusi t. Data diterima atau ditolak dihitung dengan menggunakan metode standar deviasi dengan rumus:

SD = Σ( X – χ )²

Ƞ - 1

Keterangan: X = nilai dari masing-masing pengukuran

χ = rata-rata dari pengukuran

Untuk mencari thitungdigunakan rumus :

thitung= X – χ

29

Parmar, (2009) mengatakan sebagai dasar penolakan data hasil uji analisis

adalah thitung ≥ tTabel atau thitung < = tTabel. Untuk menentukan kadar zat aktif dalam

sampel dengan taraf kepercayaan 99%, α = 0.01, dk= n-1, dapat digunakan rumus:

Kadar sebenarnya : µ = χ ± t0,5αdk x (SD/ √n )

Keterangan ;

χ = Interval kepercayaan kadar sampel

�� = Kadar rata-rata sampel

SD = Standar Deviasi

dk = derajat kebebasan (dk = n-1)

α = taraf kepercayaan

n = jumlah perlakuan

3.5.7.1 Uji statistik terhadap evaluasi waktu hancur

Evaluasi dari sediaan tablet natrium diklofenak dibandingkan secara in

vitro. Data dibandingkan menggunakan uji anova dengan signifikansi (p< 0,05).

Analisis statistik dilakukan menggunakan program SPSS 18.0.

3.5.7.2 Uji statistik terhadap profil pelepasan obat

Profil pelepasan obat sediaan tablet natrium diklofenak dibandingkan secara in vitro. Data dibandingkan menggunakan uji anova dengan signifikansi (p < 0,05). Analisa statistik dilakukan menggunakan program SPSS 18.0.s

30

Dokumen terkait