• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LANDASAN TEOR

7 1 Jenis Kemasan Kertas

3.8. Dasar-dasar AHP

Struktur dalam AHP adalah struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam. AHP memperhitungkan Validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. AHP memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi- obyektif dan multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif.

Thomas L Saaty berpendapat, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan

prioritas (Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical

Consistency). Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan

dipecahkan untuk mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponenkomponen yang mendukung pencapaian tujuan. Proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Memilih kriteria-kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

12

Theory and Applications of the Analytic Network Process: Decision Making with Benefits,

a. Lengkap

Lengkap yang dimaksud adalah kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan.

b. Operasional

Operasional yang dimaksud adalah bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga dapat menghayati terhadap alternatif yang ada, disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi.

c. Tidak berlebihan

Tidak berlebihan yang dimaksud adalah menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.

d. Minimum

Minimum yang dimaksud adalah diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah pemahaman terhadap persoalan, serta menyederhanakan persoalan dalam analisis.

3.8.1. Decomposition

Proses decomposition dinamakan hierarki, Ada dua jenis hirarki, yaitu hirarki lengkap dan hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada semua tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak, demikian maka dinamakan hirarki tidak lengkap. Prinsip hirarki adalah dengan

menggambarkan dan menguraikan secara hirarki, dengan cara memecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah-pisah.

Decomposition memperinci pengetahuan, pikiran kita yang kompleks ke dalam bagian elemen pokoknya, lalu bagian ini dipecah lagi ke dalam bagian- bagiannya, dan seterusnya secara hirarkis. Penjabaran tujuan hirarki yang lebih rendah pada dasarnya ditujukan agar memperoleh kriteria yang dapat diukur. Walaupun sebenarnya tidaklah selalu demikian keadaannya. Hal ini tentu mungkin lebih menguntungkan bila menggunakan tujuan pada hirarki yang lebih tinggi dalam proses analisis. Semakin rendah dalam menjabarkan suatu tujuan, semakin mudah pula penentuan ukuran obyektif dari kriteria-kriterianya. Akan tetapi, ada kalanya dalam proses analisis pengambilan keputusan tidak memerlukan penjabaran yang terlalu terperinci, maka salah satu cara untuk menyatakan ukuran pencapaiannya adalah dengan menggunakan skala subyektif.

3.8.2. Comparatif Judgement

Comparatif Judgement membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua

elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. Dalam melakukan penialaian terhadap

elemen-elemen yang diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan, yakni:

b. Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, perlu dipahami tujuan yang diambil secara umum, dalam penyusunan skala

kepentingan, saat menggunakan patokan pada tabel 3.1. di bawah ini: Tabel 3.1. Dasar Perbandingan Kriteria

Intensitas

Kepentingan Defenisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangnya sama

besar pada sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit lebih

penting ketimbang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya.

5 Elemen yang satu essensial atau

sangat penting ketimbang elemen lainnya

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu

elemen atas elemen lainnya.

7 Satu elemen jelas lebih penting

dari elemen lain

Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak lebih penting

ketimbang elemen lainnya

Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat

penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua

pertimbangan berdekatan

Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan

dengan aktivitas j, maka j mempunyai kebalikannya bila

dibandingkan dengan i

Sumber: AHP (Analytic Hierarchy Process) Thomas L. Saaty

Penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya

jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen I, disamping itu, perbandingan dua

elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting, jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang

diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal

dan elemen-elemen diagonalnya sama dengan 1.

3.8.3. Synthesis of Priority

Setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen vectornya

untuk mendapatkan local priority. Matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada setiaptingkat, maka mendapatkan global priority harus sintesis antara local

priority. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur

sintesis dinamakan priority setting.

3.8.4. Logical Consistency

Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi., kedua makna menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Konsisten sempurna sulit untuk didapatkan, dalam kehidupan, misalnya dalam berbagai kehidupan khusus sering mempengaruhi preferensi sehingga keadaan dapat berubah jika buah apel lebih disukai daripada jeruk dan jeruk lebih disukai daripada pisang, tetapi orang yang sama dapat lebih menyukai pisang daripada apel, tergantung pada waktu, musim, dan lain-lain.

Konsistensi sampai kadar tertentu dalam menetapkan prioritas untuk setiap unsur adalah perlu sehingga memperoleh hasil yang benar dalam dunia nyata. Rasio ketidakkonsistenan maksimal yang dapat ditolerir 10%.

Dokumen terkait