• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MEDIASI DALAM PENYELESAIAN PERCERAIAN A.Profil Pengadilan Agama Depok

1. Dasar Pembentukan

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan kota Depok yang berawal dari satu wilayah Kecamatan Depok berkembang menjadi kota Adminstratif sebgai bagian

dari Kabupaten Bogor kemudian menjadi Kota Depok, dibentuk pula

PengadilanAgama Depok berlaqndaskan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2002 tanggal 28 Agustus 2002. Pengadilan Agama Depok diresmikan pada tanggal 25 juni 2003 oleh Walikota Depok di Balai Kota Depok dan mulai menjalankan fungsinya sejak tanggal 1 Juli 2003. Selain itu yang menjadi dasar pertimbangan perlunya dibentuk Pengadilan Agama Depok adalah antara lain:

a. Depok telah menjadi sebuah Pemerintahan Kota, yang berdiri sendiri

lepas Pemkab. Bogor yang perlu dibentuk/adanya sebuah Pengadilan Agama sesuai Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989.

b. Perkara-perkara yang harus diselesaikan oleh PA Cibinong, 55%nya

berasal dari penduduk yang berdomisili di Depok, sesuai hasil studi kelayakan.

c. Untuk melaksanakan asas cepat dalam penyelesaian perkara, karena

Pemerintah Kota Depok harus menempuh jarak yang jauh ke PA Cibinong.

d. Jumlah penduduk yang beragama Islam di Depok telah

mencapai…(…%) dari jumlah penduduk Kota Depok. 68

2. Yurisdiksi

68

49

Wilayah hukum (yurisdiksi) Pengadilan Agama Depok semula tunduk dan menjadi kewenangan relatif Pengadilan Agama Cibinong. Namun setelah berdiri sendiri berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Pengadilan Agama Depok dan diresmikan operasionalnya oleh Bapak Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelengaraan Haji Departemen Agama Republik Indonesia pada tanggal 25 Juni 2003 M, bertepatan dengan tanggal 24 Rabiul Awal 1424 H, maka wilayah Pemerintah Kota Depok juga

merupakan wilayah hukum di Pengadilan Agama Depok69.

Selama tiga tahun beroperasi, Pengadilan Agama Depok berkantor di Jl. Bahagia Raya No. 11 dengan mengontrak rumah penduduk, kemudian pada tangal 20 Februari 2007, Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bagir Manan, meresmikan kantor Pengadilan Agama Depok yang baru di Bandung bersamaan dengan peresmian kantor Pengadilan Agama Bandung. Kantor Pengadilan Agama Depok yang baru tersebut, berdiri di atas tanah hibah Pemrintah Kota Depok seluas 1.417 m2 dengan luas bangunan 600 m2 yang beralamat di Jl. Boulevard Sektor Anggrek Grand Depok City (d.h. Kota Kembang), Depok, dan sejak tanggal 1 Maret 2007 seluruh aktivitas pelayanan dipindahkan dari kantor Pengadila Agama yang lama

ke kantor Pengadilan Agama yang baru tersebut.70

Berdasarkan Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia, nomor 039/SEK/SK/IX/2008, tentang Peningkatan Kelas Pada 19 (Sembilan belas)

69

Jejen Nursalim,” Sejarah Pengadilan Agama Depok”. Artikel diakses pada 2 Agustus 2010 dari http://padepok.pta-bandung.net.

70

Jejen Nursalim,” Sejarah Pengadilan Agama Depok”. Artikel diakses pada 2 Agustus 2010 dari http://padepok.pta-bandung.net.

50

Pengadilan Agama Kelas II Menjadi Kelas IB, tertanggal 17 September 2008, Pengadilan Agama Depok yang semula kelas II kemudian menjadi Kelas IB.

a. Letak Geografis dan luas wilayah Pengadilan Agama Depok

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00”- 6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o 55’ 30” Bujur Timur. Secara geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan

wilayah Jabotabek.71

Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai

wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar sekitar 200,29 km2.72

Kondisi geografinya dialiri sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub Satuan Wilayah Aliran Sungai. Disamping itu pula terdapat pula 25 situ. Data luas pada Tahun 2005 sebesar 169,68 Ha, dengan kualitas air rata-rata buruk akibat tercemar.

Kondisi tofografinya berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang landai menyebabkan banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan

71

Selayang Pandang Pengadilan Agama Depok,2005, h.4

72

51

cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan menuju utara: Kali

Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan Kali Cikeas.73

b. Kompetensi Absolut dan Relatif Pengadilan Agama Depok

Kompetensi absolut yaitu kekuasaan Pengadilan yang berhubungan dengan jenis perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama Depok. Adapun kompetensi absolut Pengadilan Agama mengacu pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Pasal 49, yaitu:

1) Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan

menyelesaikan perkara-perkara di tiingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:

a) Perkawinan

b) Kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam

c) Wakaf dan shadaqah

2) Bidang perkawinan yang dimaksud dalam ayat (1) huruf (a) ialah

hal-hal yang diatur dalam dalam atau berdasarkan Undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku.

3) Bidang kewarisan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf (a)

ialah penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris, penetuan mengenai harta peniggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris dan melaksanakan pembagian harta peniggalan tersebut.

4) Bidang Ekonomi Syari’ah

73

52

Sedangkan yang dimaksud dengan kompetensi relatif yaitu kekuasaan Pengadilan Agama Depok dalam mengadili berdasarkan wilayah atau daerah yurisdiksinya. Adapun kompetensi relatif Pengadilan Agama Depok adalah seluruh wilayah yang secara administratif di naungi oleh Kotamadya Depok,

Kompetensi relatif ini memiliki arti sangat penting sehubungan dengan pengadilan manakah seseorang akan mengajukan perkara dan sehubungan hak eksepsi tergugat.

3. Struktur Organisasi Pengadilan

Struktur organisasi Pengadila Agama Depok adalah Sebagai berikut:

1. Pimpinan:

Ketua : Dra. Nia Nurhamidah R, M.H.

Wakil Ketua : Drs. H. Toha Mansyur, S.H.,M.H.

Panitera sekretaris : Drs. H. Asop Ridwan, M.H

2. Tenaga Fungsional:

Para Hakim yaitu:

1. Drs. Azid Izuddin. M.H.

2. Dra. Taslimah. M.H

3. Drs. Sarnoto. M.H.

4. Dra. Sulkha Harmiyanti. S.H.

5. Drs. Agus Abdullah. M.H.

6. Dra. Hj.Siti Nadirah

53

8. Dra. Nurmiwati

3. Kepaniteraan/Kesekretariatan:

a. Panitia Sektretaris dibantu oleh:

Wakil Panitera : Endang Ridwan, S.ag.

Panitera Muda Pemohon : Mumu, S.H., M.H.

Panitera Muda Gugatan : M. Ali Apriddy, S.H.

Panitera Muda Hukum : Drs. E. Arifudin

Serta beberapa orang Panitera Pengganti dan Jurusita Pengganti, sesuai dengan

Pasal 26 ayat (2) UU No. 7 Tahun 1989.74

b. Sekretaris dibantu oleh:

Wakil Sekretaris : H. Supjadin, S.ag.

Kepala Urusan Kepegawaian : Indra Ari Setiawan, S.H.

Kepala Urusan Keuangan : Siti Aisah, S.H.

Kepala Urusan Umum : Mataris, S.H.

Dokumen terkait