• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tridarma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bentuk pengabdian pada masyarakat. KKN merupakan suatu kegiatan yang sudah diprogramkan oleh lembaga perguruan tinggi. Hal ini dipandang perlu untuk mengimplementasikan hasil studi dan penelitian yang dilakukan mahasiswa selama berada di bangku kuliah. Hal ini dikarenakan kegiatan KKN memiliki manfaat dan tujuan yang sangat besar bagi kelangsungan kehidupan masyarakat, sehingga mahasiswa akan memperoleh pengetahuan serta pengalaman langsung di dalamnya.

Selain itu, KKN dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat dalam berbagai bidang ilmu, sosial, budaya, keagamaan maupun dalam bidang yang lainnya. Dengan demikian, program KKN dapat menyentuh masyarakat secara langsung serta membantu program pemerintah daerah. Untuk mencapai tujuan itu, setiap anggota kelompok KKN yang merupakan mahasiswa-mahasiswi dari berbagai fakultas dan jurusan, menerapkan program berdasarkan kemampuan mereka masing-masing.

Salah satu aspek tridarma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat, maka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melaksanakan program KKN, dengan menerjunkan mahasiswa-mahasiswinya ke daerah pedesaan untuk mengabdi dan membantu perkembangan masyarakat desa.

Mahasiswa/i berperan sebagai motivator, katalisator, inovator, serta pihak yang membantu menyelesaikan masalah yang dituangkan ke dalam 3 bidang pokok: keagamaan, lintas sektoral/umum, dan bidang khusus.

Dewasa ini, menjadi daerah yang maju di bidang pendidikan, ekonomi, teknologi, bangunan, dan infrastruktur merupakan impian dari setiap masyarakat di berbagai daerah di seluruh Indonesia, tidak terkecuali Desa Leuwibatu yang terletak di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

Desa Leuwibatu merupakan salah satu desa yang masih terbilang desa tertinggal, karena dilihat dari sudut pandang lima bidang di atas, desa ini masih terbilang kurang cukup baik.

2 | Senyum Leuwibatu Menyambut Maju

Pada sektor pendidikan desa ini bisa dibilang tertinggal. Hal ini dapat dibuktikan dengan sedikitnya lembaga pendidikan, terlebih lagi yang berstatus formal. Di desa ini ada beberapa pesantren salaf yang tidak terdapat lembaga pendidikan formal di dalamnya. Sedangkan lembaga pendidikan formal hanya terdiri dari lima Sekolah Dasar (SD) yang berbasis negeri dan swasta, dua Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan tidak terdapat lembaga pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang setara.

Sedangkan pada sektor ekonomi juga jauh dikatakan stabil, karena mayoritas pendapatan masyarakat di desa ini mengandalkan hasil pertanian yang hanya diperoleh beberapa bulan sekali. Hanya sedikit masyarakat yang berwirausaha dan budi daya ternak. Oleh karena itu, masyarakat di desa ini memiliki tingkat perekonomian yang cukup rendah.

Adapun di sektor teknologi juga bisa dibilang tertinggal, karena alat-alat tradisional yang masih banyak dipakai masyarakat setempat untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari. Untuk membajak sawah, hanya ada satu dua orang yang menggunakan traktor di setiap kampungnya, sementara yang lain menggunakan sapi atau kerbau. Untuk menebang pohon masih banyak yang hanya menggunakan kapak dan alat-alat tradisional lainnya. Pengguna gadget di desa ini pun masih terbilang sedikit, karena kami hanya menemukan beberapa orang pengguna gadget di setiap perkumpulan masyarakat.

Pada sektor bangunan, letak ketertinggalan desa ini terlihat dari masih banyaknya rumah-rumah bilik yang terbuat dari ayaman bambu sebagai hunian masyarakat setempat. Meskipun juga terdapat bangunan yang bertembok bata yang berlokasi di pinggir-pingir jalan utama sepanjang jalan di desa ini.

Sedangkan ketertinggalan dalam hal infrastruktur terlihat dengan akses jalan yang masih terdiri dari jalan berbatu. Sementara jalan yang diaspal hanya untuk jalan utama, dan itupun tidak mencakup keseluruhan jalan ke perkampungan yang ada di desa ini. Selain itu, jembatan penyeberangan sungai yang menghubungkan antar kampung masih berupa jembatan gantung yang sebagian sudah cukup memprihatinkan dan berpotensi membahayakan bagi penggunanya.

Sebagai upaya mewujudkan orientasi pembangunan di atas, terutama untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka pemerintah senantiasa proaktif mencermati segala permasalahan yang

Senyum Leuwibatu Menyambut Maju | 3 timbul seraya memberikan pembinaan dan bantuan fasilitas, guna mendorong dan memotivasi seluruh lapisan masyarakat agar turut serta dalam pelaksanaan pembangunan, sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat. Dalam hal pemberdayaan masyarakat, hendaknya setiap upaya yang dilakukan dapat menyentuh kelompok sasaran utama. Kelompok sasaran utama dari setiap upaya dalam rangka pemberdayaan masyarakat adalah memberdayakan setiap keluarga atau rumah tangga, karena keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam kehidupan masyarakat.

Keberadaan keluarga atau rumah tangga yang menjadi target sasaran utama dari setiap upaya pemberdayaan masyarakat mayoritas berada di lingkungan pedesaan. Hal ini merupakan tantangan dan sekaligus menjadi peluang pemerintah, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan, tokoh masyarakat maupun kelompok masyarakat lain yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan kelompok masyarakat lainnya, hendaknya memanfaatkan peluang tersebut untuk pemberdayaan masyarakat dengan bertitik tolak pada prioritas kebutuhan untuk menggunakan segala daya upaya, menentukan kebijakan yang tepat dan bermanfaat bagi keluarga atau rumah tangga sebagai unit terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya di daerah pedesaan. Selain itu juga keterlibatan desa-desa dalam persaingan dan kemajuan kabupaten/kota merupakan suatu hal yang mutlak dan penting. Dengan kata lain, perkembangan dan kemajuan desa-desa merupakan andil yang sangat besar dalam menentukan kemajuan dan daya saing kabupaten/kota dengan kota lainnya.

Sebenarnya permasalahan ini merupakan tugas penting bagi pemerintah daerah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di daerahnya. Strategi dan partisipasi yang proaktif dari pemerintah daerah merupakan obligatory yang sifatnya mutlak dilakukan demi pemberdayaan dan perkembangan masyarakat khususnya yang hidup di daerah pedesaan.

Namun, hal ini bukan berarti bahwa permasalahan ini hanya merupakan tugas pemerintah daerah saja, tetapi juga merupakan kewajiban bersama lapisan masyakat termasuk perguruan tinggi, dalam hal ini adalah para mahasiswanya.

Terlepas dari itu semua, kami sebagai mahasiswa/i lintas fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, melakukan kegiatan KKN tahun akademik 2015/2016 yang bertempat di Desa Leuwibatu, Kecamatan

4 | Senyum Leuwibatu Menyambut Maju

Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, di bawah bimbingan Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen pembimbing.

Buku ini kami beri judul Senyum Leuwibatu Menyambut Maju, karena kami berpikir bahwa sebagai akademisi, sudah menjadi tanggung jawab kami untuk membawa sebuah perubahan yang nyata untuk orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kami. Tak kami pungkiri dengan hanya beranggotakan sebelas orang, sulit rasanya bagi kami untuk membawa banyak perubahan yang signifikan bagi masyarakat Desa Leuwibatu. Namun, dengan menyadari segala keterbatasan kami, bukan berarti hal ini membuat kami lantas berpangku tangan dan tak melakukan hal apapun untuk sesama. Segala daya dan upaya dari masing-masing anggota kelompok KKN 111 GENESA telah terkerahkan sepenuhnya demi mengemban sebuah tugas mulia, membawa kemajuan untuk Desa Leuwibatu tercinta. Tak mudah memang, tak sedikit pula peluh dan tenaga yang kami kuras untuk mengemban tugas mulia ini. Namun satu hal yang menjadi pelipur setiap lara dalam dada, yang menjadi penawar setiap luka, yang menjadi tenaga di setiap lelah adalah senyum mereka yang selalu merekah setiap kali mereka berpapas muka dengan kami. Layaknya senyum-senyum itu tercipta bersama tangan terbuka mereka menyambut kemajuan yang kami usahakan.