BAB V LINGKUNGAN KERJA
Tahap 4 : Ubah nilai yang direkomendasikan sebagaimana yang diperlukan untuk memperkirakan perancangan pencahayaan lainnya
C. DATA ANTHROPOMETR
Anthropometri merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat ataupun benda-benda yang digunakan manusia. Data anthropometri digunakan dalam ergonomi untuk menentukan dimensi fisik dari tempat kerja, peralatan, furniture dan pakaian untuk meyakinkan bahwa ketidaksesuaian antara dimensi fisik dari peralatan, produk dan penggunannya dapat dihindari (Bridger, 2003). Dengan kata lain, bahwa data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan suatu produk dengan tujuan mencari kecocokan/ keserasian antara peralatan yang digunakan, produk dan manusia sebagai pengguna. Pemakaian data anthropometri mengusahakan agar semua alat disesuaikan dengan dimensi manusia. Bukan manusia menyesuaikan diri dengan alatnya. Data anthropometri secara umum dapat dibedakan atas :
Sehubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam. Posisi pengukuran ini biasanya sudah distandarkan. Contohnya: ukuran tinggi badan, tinggi siku duduk, tinggi pantat popliteal, berat badan dan lain-lain.
Gambar 6.1. Posisi Standard Pengukuran Berdiri dan Duduk
Pengukuran anthropometri statis secara umum dapat ditinjau dari dua posisi utama, baik itu duduk maupun berdiri. Menurut Pheasant (2003) bahwa posisi berdiri yang standard yaitu subjek berdiri tegak dan menatap lurus ke depan dengan bahu rileks dan tangan menggantung lurus di samping tubuh. Sedangkan posisi duduk yang standard adalah subjek duduk tegak secara horizontal pada permukaan yang datar dan pandangan lurus ke depan dengan bahu santai dan lengan tergantung bebas serta siku tertekuk pada sudut yang tepat. Berikut data standar dari bagian tubuh dan cara pengukuran dari beberapa variasi posisi tersebut (Pheasant: 2003) :
Tabel 6.1. Posisi Berdiri
NO. Data Bagian Tubuh Cara Pengukuran
1. Tinggi badan tegak (stature) Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas. Sementara subjek berdiri tegak dengan mata memandang lurus ke depan.
2. Tinggi mata (eye height) Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek berdiri tegak dan memandang lurus ke depan.
3. Tinggi bahu (shoulder height) Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak.
4. Tinggi siku (elbow height) Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar.
5. Tinggi pinggul (hip height) Ukur jarak vertikal dari lantai sampai pinggul pada saat subjek berdiri tegak.
6. Tinggi buku jari (knuckle height)
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai buku jari tengah pada saat subjek berdiri tegak.
7. Tinggi ujung jari (fingertip height)
Ukur jarak vertical dari lantai sampai ujung jari tengah pada saat subjek berdiri tegak.
Tabel 6.2. Posisi Duduk
NO. Data Bagian Tubuh Cara Pengukuran
8. Tinggi duduk (sitting height) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung atas kepala. Subjek duduk tegak dengan memandang lurus ke depan, dan lutut membentuk sudut siku-siku.
9. Tinggi mata (eye height) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung mata bagian dalam. Subjek duduk tegak dan memandang lurus ke depan.
10. Tinggi bahu (shoulder height) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.
11. Tinggi siku (elbow height) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan atas.
12. Tebal paha (thigh thickness) Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ke paha bagian atas yang tidak tertekan dan pada titik paha yang paling tebal. Biasanya terletak pada titik pertemuan antara paha dan perut.
13. Jarak pantat-lutut (buttock- knee lenght)
Ukur jarak horizontal dari bagian belakang pantat yang tidak tertekan sampai ujung lutut.
14. Jarak pantat-popliteal (fingertip height)
Ukur jarak horizontal dari bagian belakang pantat yang tidak tertekan sampai bagian belakang lutut.
15. Tinggi lutut (knee height) Ukur jarak vertikal dari lantai hingga permukaan atas lutut.
16. Tinggi popliteal (popliteal height)
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian belakang lutut.
17. Lebar bahu bideltoid (shoulder breadth: bideltoid)
Ukur lebar horizontal maksimum bahu pada tonjolan otot deltoid.
18. Lebar bahu biacromial (shoulder breadth: biacromial)
Ukur jarak horizontal bahu pada antara sisi bagian luar lengan.
19. Lebar pinggul (hip breadth) Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar
pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi kanan. 20. Tebal dada (chest) Ukur jarak maksimum horizontal dari bidang acuan
vertical hingga ke bagian depan dada.
21. Tebal perut (abdominal) Ukur jarak maksimum horizontal dari bidang acuan vertical hingga bagian depan perut. Pada posisi duduk
standard.
26. Tebal kepala (head length) Ukur jarak antara dahi dan bagian belakang kepala. 27. Lebar kepala (head breadth) Ukur lebar maksimum dari kepala pada bagian atas
telinga.
Tabel 6.3. Posisi Duduk Tangan Ke Atas
NO. Data Bagian Tubuh Cara Pengukuran 22. Panjang bahu-siku (shoulder-
elbow length)
Ukur jarak dari bagian atas bahu ke bagian bawah siku pada posisi duduk standar.
23. Panjang siku-ujung jari (elbow- fingertip length)
Ukur jarak dari belakang siku ke ujung jari tengah pada posisi duduk standar.
35. Jangkauan genggam (grip reaches)
Ukur jarak dari permukaan alas duduk hingga bagian tengah genggaman tangan dengan lengan diluruskan ke atas.
Tabel 6.4. Posisi Berdiri Tangan Ke Atas
NO. Data Bagian Tubuh Cara Pengukuran 24. Panjang lengan atas (upper
limb length)
Ukur jarak dari bahu ke ujung jari dengan siku dan pergelangan tangan lurus.
25. Panjang bahu-genggaman (elbow height)
Ukur jarak dari bahu ke bagian tengah genggaman tangan dengan siku dan pergelangan tangan lurus. 34. Jangkauan genggam vertikal
(vertical grip reaches)
Ukur jarak vertikal dari lantai hingga bagian tengah genggaman tangan dengan lengan diluruskan ke atas. 36. Jangkauan genggaman
horizontal (horizontal grip reaches)
Ukur jarak horizontal dari puunggung ke bagian tengah genggaman dengan tangan dinaikkan sejajar dengan bahu.
Tabel 6.5. Posisi Berdiri Dengan Kedua Tangan Direntangkan
NO. Data Bagian Tubuh Cara Pengukuran
32. Rentangan tangan (span) Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horizontal ke samping sejauh mungkin.
33. Rentangan siku (elbow span) Ukur jarak antara kedua ujung luar siku pada saat tangan dilipat di depan dada dan kedua ujung jari bertemu.
Tabel 6.6. Ukuran Telapak Tangan Dan Kaki
NO. Data Bagian Tubuh Cara Pengukuran 28. Panjang telapak tangan (hand
length)
Ukur jarak dari pergelangan tangan ke ujung jari tengah dengan tangan posisi lurus dan kaku.
29. Lebar telapak tangan (hand breadth)
Ukur ukur lebar maksimum telapak tangan pada posisi tangan lurus dan kaku
30. Panjang telapak kaki (foot length)
Ukur jarak dari bagian belakang tumit ke ujung jari kaki terpanjang.
31. Lebar telapak kaki (footbreadth)
Ukur lebar maksimum horizontal telapak kaki pada bagian terlebar.
Gambar 6.7. Ukuran Telapak Tangan Dan Kaki
b) Anthropometri fungsional/ dinamis
Sehubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat seorang pekerja melaksanakan kegiatannya. Contoh: sudut putar pergelangan tangan, sudut putar kepala, dan lain sebagainya.
Gambar 6.8. Variasi Sudut Putar Anggota Tubuh Manusia Sumber: Ergonomic and design a reference guide, 2006.
Tabel 6.7. Pengukuran Anthropometri Dinamis
NO. Data Bagian Tubuh Cara Pengukuran
1. Putaran lengan Ukur sudut putaran lengan tangan bagian bawah dari posisi awal sampai ke putaran maksimum. Posisi awal lengan tangan bagian bawah ditekuk ke kiri semaksimal mungkin, kemudian diputar ke kanan sejauh mungkin. Kemudian putar dari posisi awal ke kiri sejauh mungkin. 2. Putaran telapak tangan Ukur sudut putaran cengkraman jari tangan. Posisi awal,
jari-jari mencengkram batang tengah busur. Kemudian diputar ke kanan sejauh mungkin (pergelangan dan lengan tangan tetap diam). Lalu dengan cara yang sama diputar ke kiri sejauh mungkin.
3. Sudut telapak kaki Ukur sudut putaran vertikal telapak kaki. Posisi awal, telapak kaki diputar ke bawah sejauh mungkin. Kemudian busur dikalibrasikan ke 0o.. Setelah itu kaki dinaikkan setinggi mungkin. Hitung sudut putaran
Variasi dimensi anthropometri sering kali menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan dalam meghasilkan rencana system kerja yang “fit” untuk pengguna. Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan dimensi tubuh manusia. Faktor-faktor tersebut antara lain :
v Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun (pria) dan 17 tahun (wanita). Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
v Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dibagian dada dan pinggul.
v Rumpun dan suku bangsa
Perbedaan suku bangsa merupakan salah satu faktor yang membedakan dimensi tubuh manusia. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh D.F. Roberts menunjukkan bahwa kelompok suku Pigmi di afrika tengah merupakan kelompok manusia terpendek dengan tinggi badan rata-rata 143,8 cm. Sementara
kelompok manusia tertinggi yang pernah tercatat adalah kelompok suku Nilote Utara di Sudan bagian Selatan dengan tinggi badan rata-rata 182,9 cm.
v Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh
Kemampuan untuk memberikan nutrisi yang baik untuk golongan ekonomi menengah ke atas memungkinkan masa pertumbuhan dan kesehatan anak-anak pada kelas sosioeekomoni ini lebih baik dari kelas sosio ekonomi dibawahnya.
v Pekerjaan atau aktivittas sehari-hari
Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari seseorang juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan variasi ukuran tubuh manusia.
v Kondisi waktu pengkuran
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi fisik aktual pada saat pengukuran. Pertimbangan-pertimbangan tersebut meliputi: apakah subjek yang diukur menggunakan pakaian atau tidak. Jika berpakaian, apakah bahan pakaiannya ringan atau berat. Apakah subjek yang diukur bertelanjang kaki atau tidak.
Tabel 6.8. Data Estimasi Anthropometri Usia 19-65 Tahun di Inggris (semua dimensi dalam mm kecuali berat badan, Kg)
Tabel 6.9. Data Estimasi Anthropometri Usia 19-65 Tahun di Amerika (semua dimensi dalam mm kecuali berat badan, Kg)
Tabel 6.10. Data Estimasi Anthropometri Pekerja Industri di Hongkong (semua dimensi dalam mm kecuali berat badan, Kg)
Tabel 6.11. Data Estimasi Anthropometri Pengemudi di Prancis (semua dimensi dalam mm kecuali berat badan, Kg)