• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

5.1.4 Data Common Performance Conditions (CPC)

Data ini menunjukkan karakteristik kondisi kerja yang dapat mempengaruhi kinerja operator pencetakan. Data ini dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi perusahaan. Berikut ini adalah data sembilan faktor Common Performance Conditions yang akan digunakan sebagai dasar penentuan CPC Level pada pengolahan data.

1. Adequacy of Organization

a. Sistem Komunikasi untuk Instruksi Kerja

Perusahaan ini melaksanakan produksi apabila ada pesanan dari konsumen atau disebut juga bersifat make to order sehingga bagian pemasaran merupakan bagian awal dalam penyampaian informasi yang akan menentukan pemberian instruksi kerja. Bagian pemasaran akan menerima pesanan konsumen beserta spesifikasi produk yang akan dicetak terlebih dahulu, lalu menyampaikan kepada manajer produksi mengenai pesanan tersebut. Kemudian manajer produksi dapat mengeluarkan instruksi kerja kepada operator pencetakan agar mencetak produk sesuai spesifikasi. Instruksi kerja ini disampaikan melalui

komunikasi/perintah secara langsung kemudian disusul dengan surat perintah kerja resmi yang berasal dari pimpinan percetakan.

b. Petunjuk Kerja

Sebelum memulai proses produksi, manajer produksi memberikan petunjuk kerja kepada operator pencetakan secara lisan. Manajer memberitahu dan menekankan pesanan harus sesuai spesifikasi. Kemudian manajer meminta operator mencetak sampel produk terlebih dahulu, apabila sampel tersebut telah disetujui manajer maka operator dapat menjalankan produksi atau memperbanyak produk cetakan. Selain itu, apabila proses produksi mengalami masalah yang menyebabkan produk cacat, operator harus melaporkan hal tersebut kepada manajer produksi secara langsung. Namun, sering sekali operator melaporkan hal tersebut saat proses produksi telah berlangsung dan menghasilkan banyak produk cacat sehingga manajer produksi memerintahkan untuk menghentikan produksi.

2. Working Conditions

a. Layout Produksi

Berikut ini adalah layout lantai produksi keseluruhan untuk menunjukkan letak stasiun pencetakan dan susunan ruang secara umum. Layout ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Skala 1:100 Keterangan Simbol Lubang Angin Jendela Ventilator Pintu Palet Kertas Plano Operator Meja Tinta Meja Pengepakan Kursi Keterangan Mesin Cetak SORS Simbol

1

Mesin Cetak SORM Mesin Potong 2

3

Mesin Cetak Kecil Mesin Nomor Aktien 4

5

Mesin Nomor Mesin Cetak dan Nomor 6

7

Stasiun Kerja Pencetakan Stasiun Kerja Pemotongan Stasiun Kerja Pengepakan

Stasiun Kerja Penomoran Manual Pallet Truck

14 ,29 m 0,4 m 1,17 m 0,4 m 2,5 m 14,72 m 1 2 3 4 5 6 7

b. Layout Stasiun Pencetakan

Layout ini merupakan sketsa khusus stasiun pencetakan yang

menggambarkan letak alat dan bahan yang digunakan. Layout stasiun pencetakan dapat dilihat pada Gambar 5.2.

c. Kondisi Stasiun Pencetakan

Stasiun pencetakan terletak pada satu lantai produksi dengan stasiun kerja lain tanpa dipisahkan oleh ruangan atau sekat pembatas. Stasiun pencetakan berada tegak lurus terhadap pintu masuk dan dekat jendela. Sebagian alat dan bahan diletakan di atas mesin dekat dengan wadah masing-masing dan printing plate ditumpukan dengan cara disandarkan di dinding. Kemasan kertas plano ditumpukan di meja reject bagian belakang bersamaan dengan produk berkerut. Sedangkan produk atau kertas yang sobek dibuang di samping mesin dekat tumpukan printing

plate, kemudian dipindahkan ke area meja reject bagian depan. Stasiun

pencetakan dilengkapi dengan 3 buah lampu yang terletak pada tiga titik yaitu di dinding samping dekat tumpukan printing plate, di bagian depan mesin tepat di atas tempat inspeksi/output produk, dan di bagian belakang mesin tepat di area jalannya kertas/input mesin. Tetapi pencahayaan di ketiga titik tersebut beragam yaitu berturut sebesar 107,5 lux; 192,8 lux; dan 55,4 lux karena posisi mesin terhadap jendela.

Keterangan Simbol

Delivery Pile Board

Meja Inspeksi Plate Cleaner NH-3 Spons Cairan Fountain Tiner Printing Plate Operator Keterangan Tinta Simbol Bensin Limbah Air Tinta

Skrap Air T-Handle Wrench Double-end Wrench dan

Plate Clamp Wrench

Kertas Plano Pola dan Punching Pliers

Manual Pallet Truck

Printing Plate Printing Plate Printing Plate Printing Plate T ink B ≈≈ s t KT P & G ≈≈ Skala 1:40 P rin tin g P la te P rin tin g P la te P rin tin g P la te P rin tin g P la te B T KT ink st P & G

3. Adequacy of MMI (Man-Machine Interface) and Operational Support

a. Mesin dan Peralatan

Mesin yang digunakan adalah Mesin Cetak SORS berukuran 319cm × 302cm dan dioperasikan oleh satu orang operator. Sebagian alat dan bahan yaitu spons, double-end wrench, plate clamp wrench, tinta, dan skrap diletakan di atas mesin dekat dengan wadah masing-masing. Sedangkan alat dan bahan lainnya diletakan tidak teratur di dekat mesin cetak. Hal ini sering membuat operator harus mencari untuk mengambilnya. Salah satunya adalah printing plate yang ditumpukan dengan cara disandarkan di dinding, menyebabkan operator harus memilih dan mencari plate yang akan digunakan. Spons yang digunakan untuk bahan tiner, air, bensin, dan plate cleaner NH-3 adalah sama. Air yang digunakan untuk mencuci printing plate tidak diganti secara berkala hingga air berwarna gelap atau kotor. Demikian juga air limbah yaitu sisa pencucian yang berasal dari spons dikumpul ke ember yang tidak dibuang jika belum penuh.

b. Informasi pada Panel/Tombol

Panel/tombol pada mesin cetak dilengkapi dengan keterangan dalam bentuk kata-kata menggunakan bahasa Indonesia dan simbol-simbol teknis sesuai dengan fungsinya. Panel/tombol ini dibagi atas tiga bagian besar yaitu sebagai berikut.

Tabel 5.2 Klasifikasi Panel/Tombol

No. Klasifikasi Panel/Tombol

1. Panel/tombol yang digunakan untuk menjalankan cetakan 2. Panel/tombol yang digunakan untuk pengaturan tinta 3. Panel/tombol yang digunakan untuk pengaturan roller plate

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa panel/tombol bagian pertama dan ketiga didominasi oleh keterangan dalam bentuk kata sehingga operator dapat dengan mudah memahami fungsi panel/tombol

tersebut. Sedangkan panel/tombol bagian kedua dilengkapi dengan simbol teknis sehingga operator harus mengetahui terlebih dahulu arti simbol. Namun, secara umum informasi dari panel/tombol dapat dengan mudah dipahami operator.

4. Availability of Procedures/Plans

a. Standard Operating Procedures (SOP)

Tidak ada Standard Operating Procedures (SOP) untuk proses pencetakan sehingga tidak ada acuan khusus bagi operator pencetakan dalam melaksanakan kegiatan produksi.

b. Dokumentasi proses pencetakan

Setiap kegiatan pencetakan meliputi proses pencetakan dan penanganan produk cacat tidak didokumentasikan secara khusus sehingga operator tidak dapat mengetahui masalah produksi yang telah terjadi sebagai penyebab produk cacat. Operator tidak dapat mengantisipasi terjadinya produk cacat karena tidak mengetahui pola terjadinya. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses produksi dan penanganan produk cacat tidak didokumentasikan sehingga operator tidak dapat merencanakan jumlah produk yang dapat dihasilkan selama jam kerja.

5. Number of Simultaneous Goals

Operator harus mengerjakan banyak tugas dalam waktu yang bersamaan karena pekerjaan yang dilakukan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi,

dimana operator harus mengoperasikan mesin, menginspeksi hasil secara rutin sambil menangani kecacatan/kesalahan, dan mengontrol agar kecacatan/kesalahan tidak terjadi lagi.

6. Available Time

Waktu yang tersedia untuk melaksanakan proses pencetakan sangat cukup disesuaikan dengan persiapan awal dan proses mesin. Hal ini dapat dilihat dari waktu yang dibutuhkan untuk sekali proses pencetakan adalah 99,24 menit dimana kapasitas mesin untuk sekali proses adalah 20 rim.

7. Time of Day

Jam kerja bagi karyawan khususnya di lantai produksi adalah Senin-Jumat pukul 09.30-16.30 (WIB) sedangkan jam lembur karyawan adalah Sabtu pukul 09.00-17.00 (WIB).

8. Adequacy of Training and Experience

Perusahaan tidak mengadakan training khusus secara berkala bagi operator. Pengetahuan akan mesin produksi diperoleh melalui transfer ilmu secara turun-temurun. Setiap operator belajar menjalankan mesin produksi dari operator senior dan mencoba sendiri. Selama ini, perusahaan melakukan

training hanya dua kali yaitu tahun 1980-an dan Mei 2013. Training ini

ada operator yang menangani mesin tersebut. Berikut ini data training yang dilakukan Perusahaan XXX dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Data Training Operator XXX

Tanggal Nama Operator Kegiatan

1980-an Operator Mesin Cetak SORS

Pengenalan mesin HEIDELBERG SORS dan pengoperasian mesin. 22 Mei 2013 s.d.

27 Mei 2013

Operator Mesin Cetak SORS

Pengenalan teknologi baru yaitu mesin cetak speed master dan pengoperasian mesin.

Operator Pembantu

Sedangkan untuk kualifikasi operator yang menangani setiap mesin produksi, perusahaan tidak menetapkan karakteristik secara khusus. Perusahaan lebih menekankan operator yang bersedia belajar dan fleksibel. Data operator yang mengoperasikan mesin produksi adalah sebagai berikut.

Tabel 5.4 Data Operator Mesin Produksi XXX

Nama Jabatan Tahun Masuk

M1 Operator Mesin Cetak SORS 1988

M2 Operator Pembantu 2004

9. Crew Collaboration Quality

Secara administratif, ada dua orang operator pencetakan yaitu operator utama dan operator pembantu. Selama ini, proses pencetakan hanya dioperasikan oleh operator utama, mulai dari proses awal sampai proses selesai. Operator pembantu hanya melakukan tugas yang dianggap perlu dan pergi membantu pekerjaan lain. Bentuk kerja sama maupun pembagian tugas kurang jelas bagi

kedua operator ini. Perusahaan menganggap proses pencetakan cukup dioperasikan oleh operator utama sehingga operator pembantu akan aktif bekerja apabila operator utama tidak bisa hadir bekerja.

5.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan CREAM

(Cognitive Reliability and Error Analysis Method). Metode ini digunakan untuk

mengidentifikasi human error dan kemungkinan kesalahan yang terjadi hingga diperoleh nilai human error probability.

5.2.1 Pengolahan Data untuk Kegiatan Proses Pencetakan

Dokumen terkait